Anda di halaman 1dari 24

PERENCANAAN MODEL BISNIS INDUSTRI ROTI

“TIROTI-KU”
Sebagai Tugas Kelompok Matakuliah Rekayasa Sistem Agroindustri

TIP B – 2015
Nama Anggota:
Kelompok 3
Sayidati Zulaikhah 151710301023
Rizka Faridhatul Hasanah 151710301029
Aldo Priambodo 151710301052
Difa Ferzia 151710301072

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan bisnis Indonesia semakin menuju ke arah yang positif. Hal
ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri yang muncul dari skala besar
hingga skala kecil. Industri yang paling banyak berkembang ialah industri
pertanian yang meliputi juga industri pangan. Industri pangan memiliki peranan
penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data menunjukkan bahwa
pertumbuhan dan nilai investasi di sektor pangan selalu meningkat dalam
beberapa tahun terakhir (Gapmmi, 2016). Salah satu industri pangan yang
memiliki prospek bagus kedepannya ialah industri roti.
Pada keadaan lapang, industri roti nyatanya banyak diminati oleh para
pembisnis atau pengusaha. Hal ini disebabkan budaya masyarakat Indonesia yang
mulai suka mengonsumsi roti dan menjadikan roti sebagai suguhan utama yakni
biasanya pada acara formal ataupun non formal. Meningkatnya industri roti di
Indonesia maka mengakibatkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar
industri. Ketatnya persaingan menuntut para pembisnis memberikan pelayanan
dan kualitas yang memuaskan bagi pelanggannya. Adapun persaingan industri roti
memiliki cakupan yang luas, diantaranya ialah rasa yang disajikan, harga yang
ditawarkan, inovasi produk, dan layanan yang diberikan kepada konsumen.
Persaingan tersebut merupakan ancaman yang besar bagi perusahaan industri
pendatang baru maupun pemain lama karena akan berdampak pada nilai
keuntungan perusahaan yang didapatkan. Sehingga hal ini dibutuhkan model
bisnis yang sesuai dan cocok untuk industri roti yang dijalankan sehingga dapat
bersaing ataupun bertahan dikalangan masyarakat.
Menurut McQuillan dan Scott (2015) model bisnis mengartikulasikan
prespektif alternative yang mendefinisikan bagaimana sebuah perusahaan dapat
menciptakan dan memberikan nilai kepada pelangga, serta mengubah pemasukkan
menjadi keuntungan. Selain itu, model bisnis memiliki posisi diantara strategi
bisnis dan proses bisnis. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa model bisnis
merupakan suatu presepsi dari strategi perusahaan dalam bentuk yag konkret.
Produk roti TIROTI-KU sebagai industri roti yang baru, maka dibutuhkan
model bisnis yang sesuai agar memiliki keuntungan dan nilai lebih dibandingkan
dengan produk roti lainnya. Sehingga kelompok kami membuat model bisnis
untuk industri roti TIROTI-KU agar mengetahui sejauh mana tahapan industri
dapat menjadikan industri yang efektif, efisien, dan dapat diterima oleh
masyarakat atau konsumen.

1.2 Tujuan Penulisan


Mengetahui perencanaan model bisnis proses dari produk roti TIROTI-KU
dengan mencakup kegiatan rantai pasok umum dan porter, model bisnis BMC,
pengembangan industri, dan sistem pmasaran yang akan diterapkan.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pemodelan Bisnis Proses Roti TIROTI-KU

Aspek Kunci Input Proses Output Outcome

SPV Outlet Departement


 Memiliki SPG/SPB SOP Pemasaran store
pilihan produk
yang
bervariasi dan
menarik Penjualan
 Memiliki produk roti
segmen Labeling Produk TIROTI-KU
produk yang Display mercahandiser Display meningkat dan
beragam, mendapatkan
mulai untuk costumer loyal
kegiatan pesta,
pengajian,
sampai Daftar Barang
kebutuhan dan Harga
sehari-hari Gudang Daftar Store Stock di
Suplier Daftar Order dan Distributor lokal
Repeat Order

Gambar Proses Jasa Pada Industri Roti TIROTI-KU

Pada gambar diatas, yakni memperlihatkan proses dari jasa di industri roti
TIROTI-KU. Hal yang pertama yakni aspek kunci dengan keinginan atau harapan
keunggulan dari produk roti TIROTI-KU yakni dapat memiliki produk yang
bervariasi sehingga banyak pilihan. Hal ini nantinya akan memudahkan jenis roti
yang dibutuhkan oleh konsumen atau yang diinginkan. Kemudian pada input,
dibutuhkan beberapa macam jenis sebagai penunjang diantaranya ialah terdapat
SPG sebagai orang yang nantinya akan melakukan pemasaran produk roti
TIROTI-KU, display yakni sebagai hal yang nantinya kan dijadikan identitas atau
cirri khas dari produk roti TIROTI-KU, dan gudang supplier sebagai tempat
penyimpanan roti yang nantinya akn dikirim ke distributor.
Setelah itu terdapat proses yang meliputi outlet dengan dibuatnya SOP
penjualan atau pemasaran, kemudian ada labeling sebagai label yang digunakan
nantinya pada produk roti TIROTI-KU, dan terdapat daftar barang serta harga
sebagai alat dalam membantu pengecekan atau pengawasan kesediaan produk roti.
Sehingga hal tersebut nantinya akan mempunyai output yang diharapkan yakni
diantaranya departemen store sebagai tempat atau outlet resmi dari industri roti
TIROTI-KU untuk berjualan roti yang fresh cooking dan dapat menerima
pesanan, output selanjutnya yakni produk display yang nantinya produk akan
memiliki ciri khas tersendiri dan beda dari produk roti lainnya sehingga
memudahkan konsumen untuk mengenali, yang terakhir yakni outpunya ialah
distributor lokal yang nantinya akan menjadi tempat berjualan secara tidak
langsung artinya pindah tangan atau sebagai reseller dari penjualan produk roti
TIROTI-KU. Semua hal tersebut nantinya akan memiliki outcome atau luaran
yang diharapkan dari industri roti TIROTI-KU yakni dapat meningkatkan
penjualan produk dengan mendapatkan costumer loyalti yang baik dari konsumen.
2.2 Model Rantai Pasok
2.2.1 Model Rantai Pasok Umum Industri Roti TIROTI-KU

Penghasil tepung
terigu

Keterangan:
= product flow
Penghasil telur = cash flow
= information flow

Penghasil susu
full krim Industri Grosir,
Roti supermarket,
Distributor pedagang- Konsumen
TIROTI- lokal
KU eceran, pasar
tradisio/nal
Penghasil gula

Caracteristic:
Penghasil garam Collectivity: transaksi
Transparan
Struktur: kontrak
Penghasil
margarin

Gambar Model Rantai Pasok Industri Roti TIROTI-KU

Berdasarkan gambar rantai pasok diatas, maka terdapat 3 bagian yakni


alur proses jalannya produk roti, alur jalannyapemasukan uang, dan alur jalurnya
informasi produk. Alur yang pertama yakni jalannya produk, industri roti
TIROTI-KU mendapatkan bahan baku dalam proses pembuatan roti dari beberapa
penghasil jenis bahan baku atau supplier pemasok bahan baku diantaranya tepung
terigu, telur, susu full krim, gula, garam, dan margarine. Kemudian semua jenis
bahan baku tersebut masuk dalam industri roti TIROTI-KU untuk dilakukan
proses pengolahan dan pengemasan. Industri roti TIROTI-KU setelah membuat
produk roti yakni melakukan kegiatan pengiriman produk melalui distributor lokal
yang meliputi grosir, supermarket, pedagang eceran, dan pasar tradisional. Produk
yang telah dimasukan ke distributor atau telah didapatkan oleh distributor lokal
kemudian produk akan disalurkan kepada konsumen.
Sedangkan alur jalannya pemasukan uang yakni dari konsumen sebagai
sumber pendapatan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Uang akan
disalurkan ke distributor lokal sebagai biaya beli produk roti konsumen di
distributor lokal. Distributor lokal ini akan memberikan uang kepada pihak
industri roti TIROTI-KU sebagai biaya pembelian roti. Industri roti TIROTI-KU
akan membayar dari masing-masing supplier pemasok bahan baku. Sehingga
nantinya pemasok akan mendapatkan uang dari industri roti TIROTI-KU sebagai
biaya pembelian bahan baku.
Alur jalan terakhir yakni alur jalannya informasi, yang dimulai dari
konsumen sebagai tujuan atau sasaran utama dalam memasarkan produl. Oleh
sebab itu keinginan konsumen inilah nantinya yang akan dijadikan sebagai
informasi berapa jumlah kebutuhan produk roti TIROTI-KU yang akan
diproduksi oleh perusahaan. Alur informasi ini akan disampaikan oleh konsumen
kepada distributor lokal yang nantinya distributor lokal juga akan menyampaikan
kebutuhan dan keinginan roti yang diharapkan oleh konsumen. Sedangkan
industri roti TIROTI-KU nantinya akan menerima informasi sebagai masukan
untuk melakukan kegiatan jumlah produksi dan pengembangan kedepannya.
Industri roti TIROTI-KU dengan mengetahui infomasi kebutuhan roti yang akan
diproduksi maka, industri roti TIROTI-KU telah mengetahui informasi kebutuhan
jumlah bahan baku yang akan digunakan sehingga nantinya kebutuhan jumlah
bahan baku akan disampaikan kepada supplier sebagai pemenuh bahan baku
indusstri.
Rantai pasok industri roti TIROTI-KU ini mempunyai beberapa
karakteristik diantaranya adanya kegiatan transaksi mulai dari produk, uang, dan
informasi, kemudia adanya transparansi atau keterbukann sebagai penunjang
kemudahan produksi, dan adanya sistem kontrak terhadap suplier bahan baku agar
industri tersebut dapat selalu memebuhi kebutuhan bahan baku yang akan
digunakan. Adanya karakteristik ini pada sistem rantai pasok industri roti
TIROTI-KU maka diharapkan kegiatan rantai pasok dapat bekerja dengan baik
serta lebih mudah dan efisien.
2.2.2 Kegiatan dalam Industri Roti TIROTI-KU
2.2.2.1 Alur Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku

Gambar Standar Operasi Prosedur Penerimaan Bahan Baku hingga Produksi


Industri Roti TIROTI-KU

Adapun Standar Operasi Prosedur penerimaan hingga penyimpanan bahan


baku hingga produksi dari industri roti TIROTI-KU terdapat bagian-bagian yang
dalam sistem diantaranya sebagai berikut.
1. Bagian Gudang :
- Melakukan pengecekan dan membuat laporan persediaan barang baku
- Menyimpan barang jadi yang siap dijual
2. Bagian pembelian Bahan Baku:
- Menentukan pemesanan barang
- Membuat surat permintaan barang baku
- Memeriksa barang yang telah dipesan
- Membuat faktur pengirimana barang
- Membuat surat retur pembelian
3. Bagian Pemasok:
- Menyiapkan pesanan barang
- Membuat faktur penjualan barang
- Menerima surat retur jika terdapat kesalahan pengiriman barang
4. Bagian Produksi:
- Menerima bahan baku
- Mengolah bahan baku
- Membuat laporan bahan jadi
5. Bagian Manajemen:
- Membuat laporan produksi barang
2.2.2.2 Diagram Alir Pembuatan Roti TIROTI-KU

Tepung terigu

Telur, susu full krim,


Pencampuran ragi, gula, garam, dan
margarin

Fermentasi I
T = 900C, t = 60 menit
RH = 80-85%

Karbondioksida Pengempisan adonan

Penimbangan
adonan
W = 10 gram

Pembentukan dan Bahan isian


Pengisian adonan

Fermentasi II
T = 400C, t = 30 menit
RH = 80-85%

Tempering
T = 270C, t = 5 menit

Baking
Uap Panas T = 180-2000C,
t = 25-30 menit

Roti

Pengemasan produk roti TIROTI-KU

Gambar Diagram Alir Pembuatan Roti TIROTI-KU


Gambar diatas merupakan diagram alir pembuatan roti TIROTI-KU.
Bahan baku utama dalam pembuatan produk roti TIROTI-KU ialah tepung terigu.
Selain itu juga terdapat bahan tambahan lainnya sebagai pendukung rasa, tekstur,
arom, daya kembang, dan kelembutannya. Bahan pendukung terdiri dari beberapa
diantara lainnya ialah telur, susu full krim, gula, garam, margarine, dan ragi.
Tahapan yang pertama yakni melakukan pencampuran dari bahan utama dengan
bahan pendukung secara homogen atau rata. Setelah itu dilakukan kegiatan
fermentasi dengan suhu 900C dan waktu 1 jam, agar ragi yang diberikan dalam
adonan dapat membuat adanya kegiatan mikroorganisme sehingga nantinya
adonan bisa mengembang. Apabila adonan telah mengembang maka dilakukan
pengempisan atau penghilangan udara berupa karbondioksida akibat hasil dari
fermentasi dalam adonan. Setelah itu dilakukan penimbangan adonan seberat 10
gram untuk 1 produk dan dilakukan berulang-ulang sampai adonan yang telah
dibuat habis. Adonan seberat 10 gram kemudian dilakukan pengisian sesuai rasa
yang ada pada produk roti TIROTI-KU. Kemudian setelah masing-masing adonan
terisi dilakukan fermentasi kedua dengan suhu 400C dan waktu 30 menit agar
adonan dapat mengembang. Setelah itu dilakukan tempering dengan suhu 270C
dan waktu 5 menit untuk menghentikan kegiatan fermentasi. Dilanjutkan dengan
baking atau pemasakan dengan suhu 180-2000C dan waktu 25-30 menit.
Kemudian produk roti TIROTI-KU telah jadi dan dilakukan kegiatan
pengemasan.

2.3 Model Rantai Porter Industri Roti TIROTI-KU

Gambar Rantai Porter Industri Roti TIROTI-KU


Gambar rantai porter atau rantai nilai diatas ialah gambaran atau rangkaian
kegiatan yang dilakukan di industri roti TIROTI-KU dalam menghasilkan produk
dan layanan. Pada industri roti TIROTI-KU terdapat bagian utama yakni
diantaranya kegiatan operasional (yang meliputi produksi QC (Quality Control),
dan seleksi roti sebelum dikemas), kegiatan outbond logistic (yang meliputi
pengemasan beserta QC nya, dan bagian distribusi), kegiatan pemasaran atau
marketing and sales (yang meliputi adanya website, media sosial, mitra kerja, dan
iklan komersif), sedagkan bagian utama terakhir yakni ada kegiatan service atau
layanan (yang meliputi hal keramahan, profesionalitas, tanggungjawab, dan
kesabaran). Kemudian terdapat kegiatan pendukung untuk mendukung kegiatan
yang ada pada industri roti TIOTI-KU yakni meliputi infrastruktur perusahaan,
HRD (Human Research Development), teknologi, dan pembelian. Masing-masing
kegiatan itu nantinya akan terdapat bagian-bagian sesuai dengan gambar rantai
porter diatas.

2.4 Bussines Model Canvas (BMC) Industri Roti TIROTI-KU


1. Customer Segments
Dalam menjalankan roda bisnisnya, pertama-tama organisasi harus
menetapkan siapa yang harus dilayani. Pelanggan dari TIROTI-KU sebenarnya
dari semua kalangan mulai dari anak kecil – tua terutama dari kalangan muda
tetapi banyak juga orang tua yang memesan kue tart dan roti, pelanggan yang
membeli kue tart kebanyakan dari mahasiswa yang merayakan acara ulang
tahunnya atau ibu – ibu muda. Jadi selama ini pengelompokan pelanggan dari
TIROTI-KU secara umum dan bukan khusus.
2. Value propositions
Value propositions yang diteliti difokuskan pada mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan perusahaan, mengetahui kemampuan perusahaan
menerapkan nilai dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, bagaimana perusahaan
mampu meningkatkan kinerja dan menciptakan brand images yang baik bagi
perusahaan serta dalam hal penetapan harga. Adapun nilai – nilai yang terdapat
dalam elemen ini terkait dengan value propositions adalah sebagai berikut:
1. Newness
TIROTI-KU bersedia memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum
pernah diterima sebelumnya TIROTI-KU sangat berhati – hati dan memastikan
apa yang diinginkan pelanggan.
2. Performance
TIROTI-KU menyelesaikan pesanan dengan tepat waktu bahkan sebelum
waktu yang dijanjikan. TIROTI-KU juga meminta masukan berupa kritik dan
saran kepada para pelanggan sebagai upaya perbaikan untuk ke depannya.
3. Customization
Dalam hal ini TIROTI-KU juga menyesuaikan produk yang dibuat dengan
value yang menjadi keinginan konsumen.
4. Getting the job done
TIROTI-KU menjadi partner bagi pelanggan dengan cara membantu
dalam hal menyediakan konsumsi berupa kue, roti untuk berbagai acara seperti
acara bulanan, arisan, ulang tahun dan masih banyak lagi.
5. Brand
Brand/status TIROTI-KU dimata para pelanggannya adalah suatu usaha
rumahan/home industry yang memproduksi aneka kue dan roti dengan kualitas
yang baik. Jika dilihat dari logo yang digunakan sebagai identitas usaha TIROTI-
KU belum konsisten dalam menggunakan merk atau logonya.
6. Price
Value proposition perusahaan dalam menerapkan harga produknya
disesuaikan dengan biaya produksi kue yang dipesan. Harga yang ditetapkan atas
pertimbangan TIROTI-KU sendiri, apabila terdapat potongan atas harga kue)
yang dipesan maka kualitas yang diberikan akan tetap sama dan tidak akan
dibedakan.
7. Cost Reduction
TIROTI-KU membantu pelanggan mengurangi biaya yang dikeluarkan
dengan membeli kue di TIROTI-KU, karena dalam hal penetapan harga ada
beberapa produk TIROTI-KU yang ternyata lebih murah daripada pesaing
lain.
8. Risk Reduction
Dengan memesan di TIROTI-KU maka dapat mengurangi biaya akibat
kegagalan yang mungkin bisa terjadi apabila pelanggan membuat kuenya sendiri.
9. Accessibility
TIROTI-KU menyediakan sistem delivery untuk kue atau roti yang
dipesan dengan ditambah ongkos kirim sebesar Rp 30.000 (bagi lokasi yang jauh
dari tempat TIROTI-KU).
10. Design
TIROTI-KU memberikaan kebebasan bagi pelanggannya dalam
menentukan desain kue yang diinginkan. Pelanggan dapat berkonsultasi mengenai
penentuan desain yang cocok sesuai dengan tema yang diinginkan.
3. Channels
Channels merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan Value
Proposition kepada Customer Segment yang dilayani. Cara yang digunakan
TIROTI-KU untuk menjangkau pelanggan dapat melalui saluran distribusi
secara langsung yaitu dapat membeli secara langsung di toko dan melalui sosial
media. TIROTI-KU melakukan penjualan tidak langsung melalui toko resmi yang
didirikan oleh TIROTI-KU dan bekerjasama dengan partner stores yang menjual
produk TIROTI-KU. Awareness pada TIROTI-KU dapat dengan memberikan
promosi seperti menyebarkan brosur di dekat toko atau memberikan promosi
melalui sosial media, dengan cara tersebut akan lebih menyadarkan pelanggan
akan adanya TIROTI-KU. Evaluation didapat dari kritik dan saran yang
disampaikan pelanggan sehingga dapat mengetahui kelemahan TIROTI-KU.
Jangkauan delivery yang dilakukan oleh TIROTI-KU sebatas daerah lokal.
4. Revenue streams
Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari
masing – masing segmen pasar. Aliran pendapatan yang dimiliki oleh TIROTI-
KU yaitu pendapatan transaksi (transaction revenues), yaitu pendapatan yang di
hasilkan dari pelanggan dengan satu kali pembayaran. Untuk aliran pendapatan
yang berupa pendapatan yang berulang (recurring revenues) juga dimiliki oleh
Tirotti–Ku. Aliran pendapatan yang dihasilkan oleh TIROTI-KU diperoleh dari
hasil penjualan produk saja. Sehingga cara yang dilakukan dalam menghasilkan
aliran pendapatan yaitu dengan melalui penjualan aset. Penjualan aset ini adalah
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan aset atau produk fisik. Penjualan dari
produk yang berupa produk kue tart dan roti. Penetapan harga yang ditetapkan
TIROTI-KU yaitu dinamis (dynamic pricing).
5. Customer Relationship
TIROTI-KU akan mempertahankan hubungannya dengan pelanggan yaitu
berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk membangun
hubungan yang baik antara pelanggan dengan TIROTI-KU maka dapat dilakukan
dengan elemen personal assistance. Personal assistance terbentuk dari adanya
interaksi dan komunikasi antara pelanggan dengan karyawan yang melayani
TIROTI-KU.
6. Key resources
Key resources merupakan sumber daya utama yaitu berupa sumber daya
manusia, teknologi, finansial dan sumber daya fisik yang harus dimiliki
perusahaan untuk menjalankan bisnis. Sumber daya fisik yang dimiliki TIROTI-
KU yaitu tanah dan gedung, mobil untuk alat transportasi pengantaran produk,
mesin untuk memotong adonan, oven, mixer, proofing, alat potong roti, rak – rak
untuk menaruh adonan, kipas angin, air – conditioner dan tentunya komputer
untuk mengelola data TIROTI-KU. Sumber daya manusia yang ada di Tirotti
Bakery sesuai dengan yang ada di struktur organisasi, yaitu bagian marketing,
kasir, produksi, dan administrasi. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan toko
bakery tidak sedikit. Pemilik dari TIROTI-KU sukses diusia muda untuk
membuka toko bakery, dengan modal yang dikumpulkan sendiri. Hal itu
merupakan suatu kebanggaan tersendiri dari pemilik TIROTI-KU.
7. Key activities
Key activities adalah aktifitas utama yang harus dikuasai perusahaan untuk
menjalankan bisnis. Dalam industri manufaktur (manufacture industries)
komponen aktifitas terbagi menjadi tiga bagian yaitu pengadaan bahan baku,
proses, dan pemasaran. Aktivitas utama yang dilakukan oleh TIROTI-KU yaitu
produksi dan proses, yaitu memproduksi roti dan kue tart dan proses
penjualannya. Proses pembelian dan pembayaran pada TIROTI-KU secara
khusus pada kue tart dan roti yaitu pelanggan memesan produk yang diinginkan,
kemudian dari pihak TIROTI-KU mengirimkan pilihan untuk rasa atau bentuk apa
yang diinginkan pelanggan, dan menanyakan pesanan tersebut untuk tanggal
berapa, dikirimkan kemana, nomor telepon dan alamat jika pelanggan mau
pesanannya dikirim.
8. Key partner
Key Partners merupakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan
untuk mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan
tersebut.TIROTI-KU memiliki kerja sama dengan supplier yang di butuhkan.
Tidak hanya supplier saja tetapi TIROTI-KU juga bekerjasama dengan partner.
Adanya kerjasama dengan satu supplier saja tidaklah cukup, jika bahan baku dari
supplier yang pertama habis, maka TIROTI-KU perlu membeli bahan baku di
supplier lainnya. Selain dengan supplier TIROTI-KU juga bekerja sama dengan
partner yang lain yaitu dengan kafe Origin dan kafe Common Grounds.
9. Cost structure
Cost Structure adalah komposisi biaya untuk mengoperasikan bisnis dalam
mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Fokus struktur
biaya TIROTI-KU lebih pada cost driven. Cost driven lebih memfokuskan pada
upaya perusahaan sebisa mungkin untuk meminimalisir biaya. Biaya – biaya
yang dikeluarkan dapat dilihat dari biaya tetap dan biaya variabel. Untuk biaya
tetap TIROTI-KU mengeluarkan untuk biaya sewa gedung, biaya telepon,
biaya gaji karyawan setiap bulannya, lalu biaya air, listrik. Untuk biaya
variabel yaitu seperti biaya iklan di sosial media, endorse – endorse, bahan baku
dll.
BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) TIROTI–KU

Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Relationships Customer Segment

Produksi dan proses Personal assistance,


Bekerja sama dengan Membuat kue komunikasi yang baik antara Terdiri dari semua
penjualan kue dan roti karyawan dan pelanggan
supplier (bahan baku kering, Membuat
Kalangan mulai
dan packaging) dan . kue Tart bentuk 3D
Key Resources Channels dari anak kecil
partner (Gojek, kafe sesuai keinginan
hingga orang tua
Origin, dan kafe pelanggan, Desain
Sumber Daya Manusia, Sosial Media,
Common Grounds) unik, Gratis ongkir.
Sumber Daya Fisik,
Sumber Daya Keuangan Retailer di Kafe–Kafe

Cost Structure Revenue Streams

Cost – driven. Biaya yang Dari penjualan produk, pendapatan


dikeluarkan terdiri dari biaya tetap dari satu kali transaksi. Penetapan
dan biaya variabel harga yang diberikan kepada
pelanggan bersifat dinamis
.
.
2.4 Pengembangan Industri Roti TIROTI-KU
Pengembangan industri TIROTI-KU menggunakna analisis SWOT.
Analisis SWOT digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi pasar dan
keadaan posisi perusahaan dipasar. Hal ini tentunya menjadi kegiatan manajemen
untuk menyesuaikan perusahaan dengan keadaan dipasar. Penilaian ini dapat
menjadi dasar untuk memperbaiki model bisnis secara bertahap atau dapat
melakukan pembaharuan model bisnis perusahaan dalam bentuk inovasi model
bisnis. Cara yang paling efektif dalam melakukan perbaikan yaitu dengan
mengobinasikan analisis SWOT dan business model canvas. Analisis SWOT
terdapat empat prespektif dalam menilai elemen – elemen suatu model bisnis
yaitu kekuatan dan kelemahan sebuah perusahaan dan mengidentifikasi ancaman
dan peluang bagi perusahaan.
1. Customer Segments
Kekuatan pada elemen ini yaitu TIROTI-KU sudah memiliki pelanggan
yang tersegmentasi dengan baik karena tidak membeda – bedakan pelanggan.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah pelanggan berpindah ke pesaing lain
karena adanya kue yang sama yang ditawarkan oleh pesaing. Peluang untuk
mencapai segment pelanggan baru yaitu pelanggan yang ada dikalangan
pemerintahan, pejabat – pejabat. Sedangkan ancamannya adalah semakin banyak
pesaing yang membuka toko bakery dan pelanggan semakin memiliki banyak
pilihan untuk membeli kue
2. Value Propositions
Kekuatan dari elemen ini yaitu pelanggan merasa puas dengan produk
dan layanan yang diberikan TIROTI-KU . Sedangkan untuk kelemahannya adalah
TIROTI-KU masih belum memiliki pelanggan yang melakukan pembelian yang
rutin. Peluang dari elemen ini yaitu membuka cabang baru di luar Jember, agar
pelanggan yang mau membeli bisa langsung memesan. Sedangkan untuk
ancamannya yaitu pesaing yang membuka kue dan menawarkan harga yang lebih
murah dari pada TIROTI-KU .
3. Channels
Kekuatan elemen ini adalah saluran distribusi yang sudah efektif karena
sudah memiliki alat transportasi sendiri untuk mengantarkan pesanan ke
pelanggan. Sedangkan untuk kelemahannya adalah jika mengirim dengan
menggunakan Gojek, kebanyakan produk rusak sampai di tempat tujuan. Peluang
dari elemen ini yaitu dengan menambah alat transportasi sehingga pada saat
mengirimkan pesanan bisa sampai dengan tepat waktu. Sedangkan untuk ancaman
dari elemen ini masih belum ada.
4. Customer Relationships
Kekuatan dari elemen ini yaitu TIROTI-KU memiliki hubungan yang
kuat dengan pelanggan karena TIROTI-KU sering memberikan diskon – diskon
kepada pelanggan. Kelemahan dari elemen ini yaitu TIROTI-KU masih belum
terkenal di luar Jember. Peluang dari elemen ini adalah dengan meningkatkan
ketertarikan pelanggan dengan TIROTI-KU . Untuk ancamannya yaitu dapat
terganggunya hubungan antara pelanggan dengan TIROTI-KU dikarenakan
desain yang diminta tidak sesuai dengan yang diinginkan.
5. Revenue Streams
Keuntungan dalam elemen ini yaitu TIROTI-KU memiliki keuntungan
yang besar dalam menjual kue dan roti. Harga yang ditetapkan oleh Tirotti Bakery
sudah cukup dapat membuat pelanggan tertarik dan sudah dapat dijangkau oleh
pelanggan. Sedangkan untuk kelemahannya adalah TIROTI-KU sulit untuk
memprediksi pendapatan, karena pendapatan yang masuk tergantung dari banyak
atau tidaknya pemesanan. Peluang yang dimiliki dari elemen ini adalah memiliki
kemungkin untuk membuka franchise agar mendapatkan pendapatan yang
berulang. Sedangkan untuk ancamannya adalah TIROTI-KU hanya bergantung
pada satu aliran pendapatan saja, yaitu dari penjualan produk.
6. Key Resources
Kekuatan yang dimiliki oleh elemen ini yaitu dapat mempredikisi sumber
daya yang diperlukan oleh TIROTI-KU dang memiliki supplier tetap.
Kelemahannya adalah sumber daya utama dapat ditiru oleh pesaing, kualitas
bahan baku dapat dengan mudah ditiru pesaing karena supplier juga menawarkan
produk – produk mereka ke toko bakery lainnya. Peluang yang dari elemen ini
adalah mencari supplier bahan baku yang lebih murah, mungkin bisa memesan
dari luar Jember tetapi tetap memiliki kualitas yang sama. Ancaman dari elemen
ini yaitu semakin banyaknya pesaing sehingga membuat bahan baku yang susah
didapatkan.
7. Key Activities
Kekuatan dari elemen ini adalah kualitas pelaksanaan sistem produksi
dalam TIROTI-KU sudah cukup baik, adanya strandardisasi dalam pembuatan
produk. Kelemahan dari tingkat efisiensi dalam pembuatan produk membutuhkan
waktu yang cukup lama, proses produksi yang kemungkinan bisa di tiru oleh
pesaing. Peluang dari elemen ini adalah adanya mesin – mesin baru yang lebih
canggih. Sedangkan untuk ancamannya adalah ancaman terganggunya aktivitas
produksi dikarenakan dari pihak supplier yang terlambat dalam pengiriman, jika
TIROTI-KU memesan dalam jumlah yang banyak.
8. Key Partnerships
Kekuatan dari elemen ini adalah kemampuan bekerjasama dengan mitra
usaha TIROTI-KU sudah cukup berhasil. Bahan baku yang dijual supplier ke
TIROTI-KU memiliki kualitas yang bagus sehingga produk yang dihasilkan
memiliki penjualan yang baik. Sedangkan untuk kelemahan dari elemen ini adalah
tidak ada perjanjian tertulis antara TIROTI-KU dengan para mitranya. Peluang
dari elemen ini adalah membuat perjanjian tertulis dengan para mitra TIROTI-KU
, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman atau permasalahan yang
lain. Sedangkan ancaman dari elemen ini adalah adanya ancaman untuk
kehilangan salah satu mitra usaha, jika terjadi kesalahpahaman
9. Cost Structures
Kekuatan dari elemen cost structures ini masih belum ada. Kelemahannya
yaitu biaya yang dikeluarkan tidak dapat diprediksi. Karena jika banyak yang
memesan maka akan semakin banyak juga biaya yang dikeluarkan dan begitupun
sebaliknya. Peluang yang ditawarkan dari elemen ini adalah TIROTI-KU
dapat melakukan pengurangan biaya dengan memiliki alat transportasi sendiri,
sehingga tidak perlu membayar orang untuk mengirimkan pesanan dan produk
yang dipesan tiba di tempat dengan selamat. Untuk ancamannya yaitu adanya
biaya yang tidak terduga.
2.5 Sistem Pemasaran atau Penjualan Industri Roti TIROTI-KU
Costumer Bagian Penjualan Bagian Gudang Bagian Pengiriman Bagian Keuangan Pimpinan

Daftar Pesanan Surat permintaan produk Bersama Bersama E


Start B
kwitansi produk

C E SOP 1 SOP 2
Memesan Membuat surat Mengecek
permintaan persediaan
Produk
produk produk Surat Data produk
jalan yang dikirim Kwitansi
Membuat
penjualan
kwitansi
Daftar Pesanan penjualan
Surat Permintaan Data persediaan
Produk produk yang dipesan
Menandatangi
Bersama kwitansi
Mengirim
F Kwitansi produk ke Kwitansi
dan Produk Data Persediaan penjualan
customer
Produk yang Dipesan
Kwitansi yang
Surat Jalan Bersama telah
SOP 3 kwitansi ditandatangai
Surat Membuat
dan produk
jalan laporan
Membuat
keuangan
Surat Order
Penjualan Data D
Mengupdate
data produk stock F
Melakukan
Pembayaran A Laporan
Laporan
SOP 1 keuangan 1
keuangan 1
Data produk yang Bersama G
SOP 2 B Laporan
dikirim produk
SOP 3 keuangan 2
Data Pembayaran
Data 4
2 pembayaran
E 3

G End
Membuat
Surat Jalan
F
Bersama
kwitansi
Surat Jalan Kwitansi yang telah
ditandatangani

C
PROSEDUR PEMASARAN
1. Customer memesan produk roti dengan cara mencatat pesanan yang
diinginkan rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke bagian penjualan dan
lembar kedua sebagai arsip pembayaran.
2. Bagian penjualan menerima pesanan dan membuatkan surat permintaan
produk yang nantinya akan dikirim ke bagian gudang. Selain itu, bagian
penjualan juga membuat surat pemesanan penjualan sesuai dengan SOP
beserta tanda bukti seperti kwitansi rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke
bagian gudang dan lembar kedua dikirim ke bagian keuangan.
3. Bagian gudang membuat surat pengiriman produk. Berdasarkan surat
pengiriman produk, bagian gudang membuat bukti permintaan dan
pengeluaran produk rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke bagian
keuangan beserta produk dan kwitansi yang diminta dan lembar kedua
disimpan sebagai arsip.
4. Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran produk, bagian gudang
membuat laporan persediaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama
dikirim ke bagian keuangan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
5. Bagian keuangan menerima surat pengiriman produk yang nantinya akan
dibuatkan kwitansi pembayaran dan menjadi laporan keuangan. Laporan
keuangan itu nanti akan diserahkan pada pimpinan beserta dengan
kwitansi penjualan dan laporan keuangan.
Jobdesc atau Uraian Kegiatan (Operating List) untuk Transaksi
Pemasaran:
1. Customer:
- Memesan produk yang diinginkan
- Membayar produk yang dipesan
2. Bagian Penjualan
- Membuat surat permintaan produk
- Menerima laporan persediaan produk dari bagian gudang
3. Bagian Gudang
- Mengecek persediaan produk
- Memperbarui data produk
- Menerima surat permintaan produk dari bagian penjualan
4. Bagian Pengiriman
- Menerima surat pengiriman produk beserta bahan baku dari gudang
- Mengirim produk ke customer
5. Bagian Keuangan
- Menerima bukti permintaan dan pengeluaran produk dari bagian
pengiriman
- Membuat bukti pembayaran
- Membuat laporan keuangan
6. Pimpinan
- Mendatangani kwitansi
- Memeriksa laporan keuangan dan alur keselurahan kegiatan
- Menerima laporan permintaan dan pengeluaran barang dari bagian
keuangan
- Membuat keputusan-keputusan dalam perusahaan/organisasi.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Industri roti TIROTI-KU mempunyai model bisnis yang mencakup bukan
hanya dari segi internal industri melainkan juga secara umum. Hal ini berfungsi
untuk mengetahui setiap jalannya kegiatan aktivitas baik aktivtas rantai pasok,
rantai nilai, SOP mulai penerimaan bahan baku hingga pemasaran produk yang
ada pada industri roti TIROTI-KU. Adanya BMC juga membantu industri roti
TIROTI-KU dalam melakukan kegiatan analisa sehingga dapat digunakan untuk
melakukan kegiatan pengembangan industri itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai