MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Nama anggota:
Azisa A. Semmagga
Murniati Jasia
Aini Dwiyanti Sulfa
Annisa Fitriah Jamal
Nurul Octavia Zulkarnain
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
Latar Belakang..........................................................................................................3
Rumusan masalah......................................................................................................5
Tujuan penulisan.......................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
Eksistensi dan Protektif Jabatan Guru.......................................................................6
Makna Jabatan Guru Sebagai Jabatan Fungsional....................................................8
BAB III.......................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
Kesimpulan:............................................................................................................10
Saran :......................................................................................................................10
Daftar Pustaka:……………………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Guru profesional merupakan pondasi awal suatu keberhasilan dalam suatu
institusi pendidikan, peserta didik yang berhasil dan sukses merupakan
sumbangsih dari jasa seorang guru. Menurut Rice dan Bishoprick (dalam Bafadal
2008:5) Guru Profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisasi guru oleh kedua
pasangan penulis tersebut dipandang sebagai suatu proses yang bergerak dari
ketidaktahuan (ignorance) menjadi tahu, dari ketidakmatangan (immanurity)
menjadi matang, dari diarahkan orang lain (other-directedness) menjadi
mengarahkan diri sendiri. Dalam dunia pendidikan guru yang diposisikan sebagai
praktis pendidik memiliki kewajiban mencerdaskan dan membimbing peserta
didik kearah yang lebih baik serta kegiatan guru dalam pendidikan akan dinilai
dan dievaluasi oleh seorang Kepala Sekolah atau tim Supervisi yang ada di
Sekolah.
Profesionalisme yang berkaitan dengan kompetensi guru dijabarkan dalam UU
No.14 tahun 2005 (dalam Janawi 2011:46) dalam isinya (1) Guru adalah guru
profesional dengan tugas utama mendidik mengajar dan mengarahkan melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
formal, pendidikan dasar dan menengah,
(2) Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber pengahasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi, (3) Pengakuan kedudukan guru sebagai
tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat
pendidik, hal-hal yang bersifat lebih teknis dan penjabaranya dapat
diperhatikan melalui PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pentingnya menjaga dan mengembangkan keprofesionalan Guru diperlukan
adanya kegiatan Supervisi. Menurut Dictionary of Education Good Carter (dalam
Sahertian 2000:17) Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulasi menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan
pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Dengan demikian kegiatan
pendidikan dalam sekolah akan diketahui kesalahan atau kekurangan guru dalam
kegiatan pengajaran serta dapat menyusun strategi pemecahan masalah guna
tercapainya tujuan pembelajaran.
MIM PK Kartasura merupakan sekolah program khusus yang dikelola dengan
sangat matang oleh Kepala Madrasah yaitu Ustadz Nasrul Harahap yang
bekerjasama dengan semua staf guru dan karyawan. Dalam pengelolaanya
terdapat struktur organisasi sekolah dengan Kepala Madrasah sebagai jabatan
tertinggi dan dibawahnya terdapat Sekertaris, Kepala Tata Usaha, Waka
Kesiswaan, Guardian Angel (Pembantu kepala sekolah dalam hal Supervisi),
Waka Sarpras, Waka Humas dan Co.Majalah. Supervisi di MI Muhammadiyah
PK Kartasura dipimpin Kepala Madrasah dan dibantu oleh GA (Guardian Angel)
sebagai Supervisor dengan tugas menyampaikan hasil kinerja guru dalam
mengajar kepada kepala madrasah. Kegiatan supervisi di MIM PK Kartasura telah
berlangsung secara continue sesuai jadwal kalender akademik di sekolah2 kali
tiap semester, dalam kegiatanya supervisor mengamati dan menilai kinerja guru
dalam kegiatan belajar mengajar, piket dan kedisiplinan guru serta kelengkapan
menyusun administrasi. melalui kegiatan supervisi diharapkan guru dapat
memperbaiki pengajaran dan menjadi guru yang memiliki kompetensi
professional.
Supervisi pada sekolah negeri biasanya hanya sebagai formalitas dengan
kepala sekolah dan Pengawas Sekolah (PS) sebagai supervisornya, dengan
kegiatan supervisi yang terjadwal maka guru biasanya mempersiapkan
administrasi sebagai kelengkapan mengajar guru dengan sistem kejar kebut
semalam, hal ini membuktikan kurangnya profesional guru dalam menjalankan
wewenang dengan disiplin, begitu pula di MIM PK Kartasura masih ada guru
yang kurang disiplin baik dari segi kelengkapan administrasi, disiplin datang, atau
hal kreatifitas. Namun dengan adanya kekurangan membuat Kepala Madrasah
untuk dapat merubah guru yang bermasalah dengan mencari solusi bersama
dengan kegiatan supervisi, dengan gaya supervisi kepala Madrasah yang
membangun peneliti ingin meneliti dengan judul Peran Supervisi Kepala Sekolah
dalam Mewujudkan Profesionalisme Guru di MIM PK Kartasura.
Rumusan masalah
1. Apa yang dimksud dengan guru
2. Apa makna jabatan guru
3. Aktivitas apa yang mesti dilakukan oleh guru
4. Bagaimana ruanglingkup kegiatan atau aktivitas guru
Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan guru
2. Untuk mengetahui makna jabatan guru
3. Untuk mengetahui aktivitas apa ayng mesti dilakukan oleh guru
4. Untuk mengetahui ruang lingkup kegiatan atau aktivitas guru
Manfaat penulisan
1. Bagi penulis, sebagai sarana menambah pengetahuan mengenai dunia keguru
2. Bagi pembaca, sebagai sumber pengetahuan mengenai dunia keguruan
3. Sebagai gambaran dan acuan agar lebih baik lagi dalam menyelesaikan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut undang undang No.41 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peseta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencariannya, profesinya) mengajar (moeliono, 1988:288).
Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan
tenaga professional yang bertuas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, seta melakukan penelitian dan pengabdiak kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik dan perguruan tinggi. Pendiidk yang mengajarkan pada
satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang
mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen (Pasal 39 ayat 2 dan 3
No. 20/2003).
Aktivitas pendiidikan yang mesti dilakukan oleh guru, yakni mengikuti dan
memperoleh ijazah formal, mengikuti dan memperoleh surat tammat
pendidikan dan latihan (STTPL) kedinasan. Aktivitas PMB atau BP meliputi
aktivitas melaksanakan PMB atau praktik atau melaksanakan proses PB,
melaksanakan tugas terpencil, melaksanakan tugas di sekolah. Aktivitas
penunjang PMB/PB meliputi aktivitas melaksanakan pengabdian pada
masyarakat dan melaksanakan kegiatan pendukung pendidikan.
Unsur-unsur yang dinilai dalam perolehan angka kresit terdiri dari unsur
utama (meliputi aktivitas pendidikan, PMB atau BP dan pengembangan
profesi) minimal 70% dan unsur penunjang (aktivitas penunjang PMB dan BP)
maksimal 30%. Basar kecilnya angka kredit itu (kedua unsur) ditentukan juga
oleh pendidikan terakhir yang dicapai oleh sorang guru. Penilai itu dilakukan
oleh tim yang terdiri dari tiga tingkat; tim pusat dipimpin oleh menteri bagi
golongan IV/a s.d II/d dan tim kabupaten/kotamadya oleh kakandep bagi
golongan II/a s.d II/d.
System angka kredit bagi jabatan fungsional guru berlainan dengan jabatan
structural sehingga jenjang kepangkatan (IV/e) yang kadang-kadang
berpengaruh dan bermakna dalam masyarakat itu tidak lagi bersifat “eksklusif”,
tetapi terbuka lebar-lebar. Secara teoretis pemilikan IV/e barangkali tipis bagi
banyak guru, terutama di sekolah dasar karena terbentur seolah-olah ”tidak
sopan” melangkahi pangkat kepala sekolahnya. Selai itu , guru tidak usah
menunggu empat tahun melalui kenaikan pangkat otomatis, jika jabatan
fungsional sudah berjalan mulus, kenaikan pangkat otomatis tidak berlaku lagi.
Dalam tempo dua tahun dia dapat dinaikkan pangkatnya setelah memenuhi
angka kredit yang ditetapkan. Kenaikan pangkat dua tahun tidak terbatas pada
tiga kali, tetapi dapat berlaku terus-menerus hingga pangkat tertinggi (IV/e).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Dari berbagai pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi itu pada
hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus
dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang
memerlukannya. Di dalam suatu profesi juga terdapat jabatan. Jabatan guru terdiri
empat bentuk aktifitas, yakni pedidikan, proses belajar mengajar atau bimbingan
penyuluhan, pengembangan profesi, dan penunjang proses belajar mengajar atau
bimbingan dan penyuluhan. Guru adalah jabatan profesi, untuk itu seorang guru
harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Seseorang dianggap
profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh
pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif),
tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan
prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis,
kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang regulatif.
Pengembangan wawasan dapat dilakukan melalui forum pertemuan profesi,
pelatihan ataupun upaya pengembangan dan belajar secara mandiri.
Saran :
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan adapun beberapa saran yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut.
a.Bagi mahasiswa
1)Guru harus mengetahui sikap dan kinerja profesional yang dapat diterapkan di
sekolah sesuai profesinya.
Penulis lain diharapkan mencari referensi yang lebih relevan sebagai bahan dalam
pembuatan makalah guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat khususnya
untuk bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA