Anda di halaman 1dari 36

Keamanan, Keselamatan, dan

Kesehatan di Tempat Kerja

SUMARDIN HASAN,S.Kep
PENGERTIAN K3
Keamanan:
keadaan yg menggambarkan rasa
tenteram dan tidak merasa takut,
gelisah atau resah
Keselamatan:
keadaan selamat, bebas dari
cedera
Kesehatan:
Keadaan sehat baik fisik, mental,
maupun sosial dan tidak sekedar
bebas dari penyakit
Keamanan, Keselamatan, dan
Kesehatan Kerja

Adalah keadaan aman, selamat,


sehat fisik, sehat mental, dan sehat
sosial yang berhubungan dengan
dunia kerja meliputi lingkungan
kerja, peralatan, manusia, maupun
prosedur kerjanya.
Peraturan Perundangan
UU No 14 tahun1969
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
UU Kerja 1948 berlaku 1951
Tentang : jam kerja, cuti, kerja bagi
anak, wanita, persyaratan
tempat kerja.
Pasal 13 ayat 1:
Buruh wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari
pertama dan kedua waktu haid.
UU Kecelakaan 1947 berlaku 1951
Tentang : Penggantian kerugian kepada buruh
yang mendapat kecelakaan atau
penyakit akibat kerja.
Pasal 1ayat 2 :
Penyakit yang timbul karena
hubungan kerja dipandang
sebagai kecelakaan.
UU Keselamatan tahun 1970
Tentang : Keselamatan kerja yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik dan teknologi.
Pasal 13:
Barang siapa akan memasuki tempat kerja
diwajibkan menaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
Prosedur Kerja yang Aman
dan Tertib
Definisi Prosedur Kerja:
Rangkaian tata kerja yg berkaitan satu
sama lain sehingga menunjukkan adanya
suatu urutan tahap demi tahap serta jalan
yang harus ditempuh dalam rangka
melaksanakan suatu bidang pekerjaan.
*) Rangkaian kegiatan yg terkait satu sama
lain sehingga membentuk suatu urutan
dalam menjalankan suatu pekerjaan.
Beberapa hal yang harus terkandung dalam
prosedur kerja:
1. Tujuan dan ruang lingkup aktivitas
2. Siapa yg melaksanakan dan apa yg harus
dilaksanakan
3. Kapan, dimana, dan bagaimana aktivitas tersebut
dilakukan
4. Material, perlengkapan, dan dokumen yg
digunakan.
5. Pencatatan dan evaluasi terhadap kegiatan
Pihak-Pihak yg Bertanggung Jawab
terhadap K3 di Perusahaan/ Instansi

1. Pimpinan
2. Bagian Keamanan
3. Instruktur
4. Pekerja/ Karyawan
Tugas masing-masing pihak:
Pimpinan
 Membentuk bagian keamanan
 Menunjuk/ menentukan instruktur
 Memberikan pelatihan baik kepada bagian keamanan
maupun kepada instruktur agar dapat menangani K3
di instansinya sesuai dengan prosedur.
 Meminta karyawan agar manaati peraturan dan
instruksi.
Bagian Keamanan
 Memberi petunjuk dan mengarahkan ke jalan yang
aman.
 Mempelajari dan menyelidiki sebab-sebab terjadinya
kecelakaan ditempat kerja.
Instruktur
 Membekali karyawan dengan pengetahuan
mengenai K3.
 Memberikan pelatihan penanganan terhadap
bahaya kepada karyawan.
 Memberikan instruksi dengan benar, tepat, dan
aman mengenai pemakaian alat dan teknis bekerja.
 Melaporkan dengan segera kepada pimpinan
apabila terjadi kecelakaan, kerusakan alat, maupun
peristiwa yang membahayakan.
Karyawan
 Manaati peraturan dan instruksi keamanan dari
perusahaan.
 Memperhatikan pelatihan penanganan terhadap
bahaya dari instruktur.
 Memperhatikan instruksi mengenai pemakaian alat
dan teknis bekerja.
 Segera melaporkan kepada instruktur apabila ada
kecelakaan, kerusakan alat, maupun peristiwa yang
membahayakan.
KECELAKAAN KERJA
Adl kejadian yg tidak terduga,
tidak diharapkan terjadi dalam
pelaksanaan hubungan kerja
PARADIGMA LAMA

Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap


bahwa kecelakaan itu :
1. Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja sendiri.
2. Disebabkan teman sekerja sehingga mengalami
kecelakaan.
3. Tanggungan pekerja, dianggap perusahaan sudah
merasa membayar gaji yang termasuk tanggungan
kecelakaan.
4. Pekerja mengalami kelalaian sehingga terjadi
kecelakaan.
Yang termasuk kecelakaan kerja adl

1. Kecelakaan akibat langsung


pekerjaan
2. Kecelakaan pada saat/ waktu
bekerja
3. Kecelakaan pada perjalanan
menuju lokasi kerja
4. Penyakit akibat kerja
Faktor penyebab kecelakaan
kerja
1. Faktor lingkungan
2. Faktor manusia
a. Sifat fisik dan mental
b. Pengetahuan dan keterampilan
c. Sikap
3. Faktor mesin/ alat
Pencegahan kecelakaan
( Julian B. Olisfski )
 Memperkecil /menekan kejadian yang
membahayakan dari mesin, cara kerja, material, dan
struktur perencanaan.
 Memberikan alat pengaman agar tidak
membahayakan sumberdaya yang ada dlm
perusahaan tersebut
 Memberikan pendidikan ( training ) kepada teman
kerja atau karyawan tentang kecelakaan dan
keselamatan kerja.
 Memberi Alat Pelindung Diri ( APD ) tertentu
terhadap tenaga kerja yang berada pada area yang
membahayakan.
Kerugian akibat kecelakaan
kerja:
1. Memerlukan biaya yang besar
2. Produktivitas kerja berkurang
3. Pekerja dapat mengalami cacat
bahkan kematian
4. Terhambatnya proses produksi
5. Kerusakan lingkungan
6. Psikis/ mental pekerja dapat
terganggu
Macam-macam alat
perlindungan diri:
1. Helm pelindung kepala (helmet)
2. Sarung tangan kain dan kulit
3. Sumbat telinga (ear plug)
4. Kacamata safety
5. Kacamata (goggles) dan kedok las
(face shield)
6. Masker kain
7. Sarung tangan karet
8. Sepatu engkle boot
9. Safety shoes
Contoh2 di atas adl contoh Personal
Protective Devices (alat2 perlindungan
diri)
Syarat alat perlindungan diri
1. Nyaman dipergunakan
2. Tidak menganggu kerja
3. Memberikan perlindungan efektif
terhadap jenis bahaya
Kecelakaan kerja akibat faktor
manusia
 Ketidakseimbangan fisik/kemampuan fisik
tenaga kerja : BB tdk sesuai, kepekaan panca
indra, posisi tubuh, cacat sementara.
 Ketidakseimbangan kemampuan psikologis
tenaga kerja : rasa takut/phobia, ggn
emosional, sakit jiwa, gerakan lamban, sedikit
ide, kurang pemahaman.
 Kurang pengetahuan : kurang pengalaman,
kurang orientasi, kurang latihan terhadap
alat/ instrumen, misinterpretasi instruksi.
Lanjutan...
 Kurang terampil : kurang latihan praktik,
penampilan kurang, kurang kratif, salah
pengertian
 Stres fisik : kurang istirahat, terpapar bahan
yang berbahaya, kekurangan oksigen, GDS
menurun, kelelahan sensori.
 Motivasi menurun : bekerja bila ada reward,
frustasi berlebihan, terlalu tertekan, tdk
mendapat intensif produksi.
TINDAKAN YANG
MEMBAHAYAKAN
 Menjalankan pekerjaan tanpa kewenangan
 Menjalankan pekerjaan tidak sesuai dengan
kecepatan gerak.
 Memakai APD hanya berpura-pura.
 Menggunakan peralatan tidak layak.
 Merusak alat pengaman peralatan yang digunakan
sebagai APD
 Bekerja berlebihan/melebihi jam kerja.
 Mengangkat beban yang berlebihan.
 Peminum, pemabuk, pengguna napza.
Kondisi yang membahayakan
 Alat dan peralatan tidak layak
 Terjadi kemacetan
 Sistem peringatan yang berlebihan
 Alat pengaman yang kurang standar
 Kondisi suhu yang membahayakan : terpapar
gas
 Terpapar bising
 Terpapar radiasi
 Pencahayaan yang kurang atau berlebihan
Pengendalian K3
 Upaya pengendalian :
1. subtitusi bahan-bahan kimia yang berbahaya
2. proses isolasi
3. pemasangan lokal exhauster
4. ventilasi umum
5. pemakaian APD
6. pengadaan fasilitas saniter
7. pemeriksaan kesehatan sebelum kerja &berkala
8. penyelenggaraan latihan / penyuluhan kepada
tenaga kerja
Masalah umum apd
 Tdk semua APD melalui pengujian Lab, sehingga
tidak diketahui derajat pelindungnya.
 Tidak nyaman dan kadang membuat si pemakai sulit
bekerja.
 APD dapat menciptakan bahaya baru.
 Perlindungan yang diberikan APD sulit untuk
dimonitor
 Kewajiban pemeliharaan APD dialihkan dari
manajemen ke pekerja.
 Efektifitas APD sering tergantung pada “ GOOD FIT “
pada pekerja.
Masalah pemakaian APD
 Pekerja Tidak mau memakai dengan alasan :
tidak sadar, tidak mengerti, panas, sesak, tdk
enak dipakai, tidak enek dipandang, berat,
mengganggu pekerjaan, tidak ada sangsi,
atasan juga tdk memakai.
 Tidak disediakan oleh perusahaan : tdk
mengerti, alasan bahaya, dianggap sia-sia.
 Pengadaan alat perusahaan : tdk sesuai
dengan bahaya yang ada, asal beli ( terutama
yang murah )
Masalah respiratori
 Penutup muka yang buruk : rambut, jerawat, bentuk
wajah, kacamata, bekas luka, dll.
 Sumbatan kerusakan / cacat pada filter
 Pemeliharaan yang tidak baik
 Tali pengikat longgar/lepas
 Tidak nyaman
 Psikologis dan kecemasan
 Meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati
 Menghirup kembali udara yang dihembuskan
 Kesuitan komunikasi
Masalah alat pelindung telinga
 Risiko infeksi
 Kesulitan komunikasi
 Merasa terisolasi
 Sakit kepala karena jepitan terlalu kuat
 Tidak nyaman
 Mengurangi kemampuan menduga
jarak
 Iritasi kulit
Masalah sarung tangan
 Bahan dapat menangkap bahan kimia
 Mengurangi kepekaan tangan dan jari
 Kebocoran dari lubang yang tidak
dikehendaki
 Menyebabkan dermatitis
 Menimbulkan bau tidak sedap
Masalah alat pelindung mata
 Membatasi pandangan
 Timbul kabut, noda, dan goresan luka
kecil.
 Tdk dapat melihat kerusakan secara
visual
 Beberapa kacamata memungkinkan
benda masuk dari samping

Anda mungkin juga menyukai