Anda di halaman 1dari 13

LANGKAH PENINGKATAN MUTU

1. Identifikasi Masalah
Mengacu pada hasil pengumpulan data, baik input, proses dan output dari aspek
manajemen.
Analisa data terkait dengan aspek manejemen,menggunakan pendekatan diagram
sebab akibat atau Fish Bone Diagram (Gillies,1994),yaitu:
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan /keperawatan
berdasarkan analiis situasi nyata di rumah sakit.
b. Mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah dan menentukan urutan penyebab
dari yang mempunyai pengaruh paling besar ke penyebab yang mempunyai
pengaruh paling kecil.
c. Menciptakan prioritas dengan memperhatikan aspek :
1) Kecendrungan besar san seringnya kejadian masalah(Magnitude/Mg)
2).Besarnya kerugian yang ditimbulkan ( Severity/Sv).
3).Bisa dipecahkan ( Manageability/ Mn)
4).Berfokus pada keperawatan ( Nursing Concern/Nc)
5).Ketersediaan sumber daya ( Affordability/Af)

Rentang nilai yang digunakan adalah 1 sampai 5, dengan ketentuan nilai 5 = sangat
penting, nilai 4= penting, nilai 3= cukup penting, 2 = Kurang penting, 1 = Sangat
kurang penting

2. Penyelesaian masalah (berlandaskan pada problem solving for Better Nursing


Servicas /PSBNS) ,yaitu :
a. Merumuskan tujuan umum penyelesaian masalah yang dirinci kedalam tujuan
khusus.
b. Alternatif penyelesaian masalah disususn sengan rencana tindakan mengacu pada
tujuan khusus yang dirumuskan secara rinci termasuk metode ,sumber yang
dibutuhkan dalam bentuk Plan Of Action.
c. Alternatif penyelesaian masalah yang telat dibuat,sesuai dengan masalah yang
disepakati dibuat prioritas berdasarkan pembobotan dengan metode CARL ,yaitu:
C= Capabilitiy,artinya kemampuan melaksanakan alternative
A= Accesability,artinya kemudahan untuk melaksanakan alternative
R= Readness,artinya kesiapan dalam melaksanakan alternative
L= Leverage,artinya daya ungkit alternative tersebut dalam penyelesaian masalah.
a. Presentasi dari rencana kegiatan (Plan of Action )
b. Implementasi rencana kegiatan
c. Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan meliputi aspek masukan proses
hasil dan dampak pada manajemen pelayanan keperawatang
d. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerja sama lintas sektoral

A. INPUT
1. Organisasi
Pengkajian difokuskan pada struktur, visi, dan misi, falsafah dan tujuan.
2. Staf Keperawatan
Terdiri dari karakteristik staf keperawatan meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis
kelamin, status perkawinan dan masa kerja.
3. Fasilitas dan Suplai
Meliputi fasilitas yag dimiliki, perencanaan pengeembangan fasilitas dan suplai alat-
alat keperawatan.
4. Pasien
Meliputi latar belakang pendidikan, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
pekerjaan dan budaya/suku bangsa.

B. PROSES
1. Perencanaan
Meliputi kegiatan manajemen keperawatan ruang rawat inap yang terpilih:
perencanaan harian, triwulan dan tahunan.
2. Pengorganisasian
Terdiri dari struktur dan fungsi organisasi, evaluasi pekerjaan, gambaran pekerjaan,
kelompok kerja dan pengembangan tim.
3. Ketenagaan
Merupakan gambaran tentang klasifikasi pasien, menentukan kebutuhan staff,
rekrutmen, seleksi, orientasi, penjadwalan, meminimalkan absentisme, menurunkan
turnover, dan pengembangan staff.
4. Pengarahan
Meliputi penggunaan kekuasaan, penyelesaian masalah, pengmbilan keputusan,
mengefektifkan perubahan, mengelola konflik dan komunikasi, melalui kegiatan
serah terima tugas jaga yang efektif dan efisien serta pelaksanaan ronde keperawatan.
5. Pengawasan
Difokuskan pada peningkatan kualitas, audit pasien, penilaian kinerja, disiplin
hbungan dengan atasan yang difokuskan pada pengawasan langsung dan umpan balik
serta komputerisasi sistem informasi.

C. OUTPUT
1. Asuhan keperawatan berkualitas
Meliputi terlaksananya semua langkah-langkah proses keperawatan sesui standar dan
kepuasan pasien terhadap pelayanan dan asuhan keperawatan. Fokusnya adalah:
adanya rencana harian, timbang terima yang efektif dan efisien, terlaksananya ronde
keperawatan 2x/hari serta supervisi berkala.
2. Pengembangan staff
Terlaksananya program pengembangan staf baik melalui in-service training maupun
pendidikan berkelanjutan serta adanya umpan balik staf sebagai hasil supervisi.
KERANGKA KONSEP PENYELESAIAN MASALAH

INPUT PROSES OUTPUT


1. Organisasi 1. Perencanaan Asuhan keperawatan yang
2. Staf keperawatan - Harian berkualitas:
3. Fasilitas & suplai - Bulanan
4. Pasien - Triwulan - Adanya rencana
- Tahunan harian
2. Pengorganisasian - Timbang terima yang
- Metode penugasan tim efektif dan efisien
3. Ketenagaan - Terlaksananya
- Uraian tugas perawat supervisi minimal
pelaksana 1x/hari
4. Pengarahan - Umpan balik staf
- Serah terima pasien - Kepuasan pasien
5. Pengawasan
- Supervisi langsung
- Umpan balik

PENGKAJIAN

IDENTIFIKASI MASALAH DENGAN FISH BONE DIAGRAM

PENYELESAIAN MASALAH (PSBHS/PSBNS)

TAHAP TERMINASI

Sumber Gilles D.a.(1998), Nursing Management: Asystem Approach, Philadelphia, W.B.


CONTOH ANALISIS DATA

Data Masalah
Observasi: 1. Pelaksanan timbang terima belum
Hasil observasi didapatkan data sebanyak maksimal sesui standar dan teori
50% proses timbang terima berjalan tidak
sesuai teori.

Wawancara:
Hasil wawancara dengan kepala ruangan
mengatakan bahwa pelaksanaan tentang
timbang terima baru berrjalan sekitar 60%
sesuai dengan teori.

Kuisioner:
- 40% belum mengetahui tentang hal-
hal yang harus disampaikan saat
pelaksaan timbang terima.
- 40% perawat belum mengetahui
bahwa diagnosa keperwatan harus
disampaikan saat timbang terima.
- 50% intervensi tidak dibicarakan saat
timbang terima.
- 45% terapi pasien tidak dibicarakan
saat timbang terima.
- 55% mengatakn kolaborasi tidak
dibicarakan.
- 75% mengatakan hanya hal-hal
khusus pasien yag dibicarakan.
- 60% tidak mengetahui SOP timbang
terima.
- 80% mengatakn timbang terima
belum sesuai standar.

Observasi: 2. Pemberian-pemberian obat belum


Berdasarkan observasi didapatkan 60% memenuhi prinsip 6 secara maksimal
perawat menyebutkan identitas pasien
sebelum meberikan obat.
-100% perawat menyebutkan nama obat
sebelum diberikan
-40% perawat menyebutkan waktu
pemberian obat
-90% perawat menyebutkan cara pemberian
obat kepada pasien
-95% perawat menyebutkan dosis obat yang
akan diberikan
-95% perawat melakukan pendokumentasian
setelah pemberian obat.

Wawancara:
Hasil wawancara dengan kepala ruangan
didapatkan data tentang pemberian obat 60%
perawat yang melakukan pemberian obat
dengan prinsip 6 benar.

Kuisoner:
- 30% perawat mengatakan tidak
menyebutkan identitas pasien saat
pengecekan obat
- 100% menyebutkan nama obat pada
saat pengecekan obat sebelum
diberikan ke pasien
- 90% menyebutkan waktu pemberian
obat sesuai jadwal
- 100% menyebutkan cara pemberian
obat ke pasien
- 100% menyebutkan pemberian obat
sesuai dengan dosis
- 100% menyebutkan setelah
pemberian obat didokumentasikan

Observasi:
Hasil observasi didapatkan data 30% jadwal 3. Pelaksanaan monitoring katim belum
monitoring katim belum optimal. optimal sesuai standar MPKP

Wawancara:
Hasil wawancara dengan kepala ruangan
didapatkaan data sekitasr 30% jadwal
monitoring katim belum optimal

Kuisioner:
- 70% perawat mengatakn katim
melakukan observasi pada tiap-tiap
kamar
- 80% perawat mengatakan katim
membantu tugas perawat pelaksana
diruangan saat ada kegawatan
Daftar Masalah:

1. Pelaksanaan timbang terima belum maksimal sesuai standar dan teori


2. Pemberian-pemberian obat pasien belum memenuhi prinsip 6 secara maksimal
3. Pelaksanaan monitoring katim belum optimal sesuai standar MPKP

FISH BONE Perawat


Pelaksanaan SOP timbang Perawat belum mengetahui
Input terima yang belum optimal hal- hal yang disampaikan
saat timbang terima

Kurang adanya role model

Pada saat timbang terima


perawat tidak menyebutkan
Askep yang sudah
Rencana kolaborasi belum dilakukan
di sebutkan

Belum optimalnya
system timbang terima
pasien

Pelaksanaan timbang
terima belum tepat

Kurang memaksimalkan
tempat dan waktu timbang Pada saat timbang terima Timbang terima lebih
daftar terapi yang diberikan banyak tindakan medis
tidak disebutkan

Lingkungan Proses
Hasil Prioritas Masalah

No Masalah Mg Sv Mn Ne Af Nilai
.
1. Pelaksanaan timbang terima belum 5 5 5 5 5 3125
maksimal sesuai standardan teori
2. Pemberian obat pasien belum 5 5 4 3 5 1500
memenuhi prinsip 6 benar
3. Pelaksanaan monitoring katim 4 3 3 4 4 576
belum otimal sesui standar

KET:

Magnitude (Mg) : Kecendrungan besar dan sering terjadi masalah

Saverity (Sv) : Besarnya kerugian yang akan ditimbulkan

Manageability (Mn) : Dapat diselesaikan/dikelola

Nursing Concern (Nc) : Berfokus pada keperawatan

Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya

Rating nilai yang digunakan adalah 1 sampai dengan 5, dengan kriteria:

Nilai 1 : Sangat kurang penting

Nilai 2 : Kurang penting

Nilai 3 : Cukup penting

Nilai 4 : Penting

Nilai 5 : Sangat penting


CONTOH ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

Tabel 3.1

Alternatif Penyelesaian Masalah

NO MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN


1. Belum adanya draff 1. Bersama tim membuat sistem penilaian kepuasaan
perencanaan untuk evaluasi perawat
kepuasan perawat 2. Bersama tim membuat Instrumen kepuasan perawat
3. Melakukan uji coba kuesioner
4. Desiminasi sistem penilaian kepuasan perawat
5. Melakukan evaluasi hasil desiminasi kepuasan
perawat.
2. Belum adanya SPO serah 1. Bersama tim membuat SPO serah terima pasien
terima 2. Pegusulan kebijakan adanya SPO
3. Uji coba serah terima
4. Evaluasi hasil uji coba
3. Belum adanya pola jenjang 1. Bersama tim membuat pemetaan tenaga
karir fungsional perawat keperawatan
2. Usulan untuk pola jenjang karir
4. Belum optimalnya 1. Desiminasi keilmuan pendokumentasiaan ashan
pendokumentasian asuhan keperawatan
keperawatan 2. Monitoring pendokumentasian sesuai format yang
ada
3. Evaluasi hasil monitoring
5. Belum optimalnya metode 1. Evaluasi pelaksanaan metode penugasan tim di
penugasan tim setiap ruangan
6. Pelaksanaan supervisi sore 1. Bersama tim membuat format tugas dan fungsi
dan malam yang kurang supervisi sore dan malam
sesuai dengan job diskripsi 2. Pengusulan untuk dijadikan kebijakan
3. Evaluasi
Dari tabel diatas telah ditemukan dan disepakati bersama pihak rumah sakit sebanyak 6 masalah,
ditetapkan dalam urutan prioritas untuk diselesaikan sesuai dengan prioritas.

PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH

Agar masalah lebih bisa diselesaikan maka dilakukan pembobotan alternatif penyelesaian
masalah,dengan memperhatikan aspek :

1. Capability ( C) : Kemampuan melaksanakan alternatif


2. Acessibility ( A ) : Kemudahan melaksanakan alternatif
3. Readiness ( R ) : Kesiapan dalam melaksanakan alternatif
4. Leverage ( L ) : Daya ungkit alternatif dalam penyelesaian masalah

Rentang nilai yang digunakan adalah 1 sampai 5 ,dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai 1 = Sangat kurang penting
Nilai 2 = Kurang penting
Nilai 3 = Cukup penting
Nilai 4 = Penting
Nilai 5 = Sangat penting

Pembobotan Alternatif Penyelesaian Masalah

No Alternatif penyelesaian masalah C A R L Nilai


1. Bersama tim membuat sistem penilaian kepuasan 4 4 5 4 320
perawat
2. Bersama tim membuat instrumen kepuasan perawat 5 3 4 5 300
3. Melakukan uji coba kuesioner 4 3 5 4 240
4. Disiminasi sistem penilaian kepuasan perawat 5 4 3 3 180
5. Melakukan evaluasi tindak lanjut hasil desiminasi 3 4 3 3 108
kepuasan perawat
PENDEKATAN PENYELESAIAN MASALAH MUTU
DENGAN PENDEKATAN PDCA
PLAN

- Pembentuan tim
- Identifikasi kebutuhan &
masalah kesehatan yang
- Memperbaiki hasil mealui terkait dengan manajemen
kerjasama lintas sektoral keperawatan
- Disposisi manajemen - Prioritas masalah
- Identifikasi penyebab
(fishbone diagram)
ACTION - Evaluasi monitoring tindakan yang DO
- Menetapkan prioritas penyelesaian
telah dilaksanakan
masalah
- Pelaporan dan rekomendasi
- Alternatif penyelesaian masalah
disusun mengacu pada tujuan khusus
(POA)
- Implementasi penyelesaian
masalah
CEK

Anda mungkin juga menyukai