Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi & edukasi

Artritis gout / artritis pirai

Epidemiologi

Hippocrates mengatakan bahwa gout jarang pada pria sebelum masa remaja (adolescens)
sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Dan ditemukan dominan pada pria dewasa.
Pada tahun 1986 dilaporkan prevalensi gout di amerika serikat adalah 13.6/1000 pria dan 6.4/1000
perempuan. Prevalensi gout bertambah dengan meningkatnya taraf hidup. Prevalensi di antara pria
african american lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pria caucasian.

Di indonesia sendiri belum banyak publikasi epidemiologi tentang artritis pirai (ap). Penyakit asam
urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap 100.000 orang. Prevalensi gout di Indonesia
terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun sebesar 68 %. Menurut World
Health Organization (WHO) tahun 2013, sebesar 81 % penderita asam urat di Indonesia hanya 24 %
yang pergi ke dokter, sedangkan 71 % cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri
yang dijual bebas Penyakit asam urat di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013 sebesar 11,9 % berdasarkan tenaga kesehatan dan 24,7 % berdasarkan diagnosis atau
gejala. Hasil survei WHO-ILAR COPCORD (World Health Orga- Nization–International League Of
Associations For Rheumatology Community Oriented Program For Control Of Rheumatic Disease)
di pedesaan Sulawesi Utara dan Manado menemukan hubungan asam urat menahun dengan pola
konsumsi dan gaya hidup, diantaranya konsumsi alkohol dan kebiasaan makan makanan kaya purin.
Selain itu, kebiasaan minum obat jenis diuretika (hidroklorotiazide), yaitu obat untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat serum (muniroh et al, 2010).

Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota manado, pada tahun 2013 di puskesmas paniki
bawah terdapat 1.634 kasus. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara riwayat keluarga
dengan kadar asam urat darah pada pasien di puskesmas paniki bawah dengan asam urat normal 22
(7.3%) dan tinggi 149 (49.6%) responden dengan frekuensi 171 (57.0%). Dan konsumsi alkohol
dengan kadar asam urat darah pada pasien di puskesmas paniki bawah dengan asam urat darah normal
37 (12.3%) dan tinggi 118 (39.3%) responden dengan frekuensi 155 (51.7%).terdapat hubungan
antara riwayat keluarga dengan kadar asam urat darah pada pasien di puskesmas paniki bawah dengan
asam urat normal 22 (7.3%) dan tinggi 149 (49.6%) responden dengan frekuensi 171 (57.0%) dengan
nilai p=0.000 dan konsumsi alkohol dengan kadar asam urat darah pada pasien di puskesmas paniki
bawah dengan asam urat darah normal 37 (12.3%) dan tinggi 118 (39.3%) responden dengan
frekuensi 155 (51.7%) dengan nilai p=0.000.
Edukasi
1. Tetap menjaga berat badan
2. Menghentikan konsumsi alcohol
3. Mengonsumsi cairan yang cukup
4. Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi purin
5. Melakukan olahraga
6. Istirahat yang cukup

Daftar pustaka
 Buku ajar ilmu penyakit dalam
 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/viewfile/4182/4546

 http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/jurnal-cindy-fix.pdf

 http://scholar.unand.ac.id/27077/2/%282%29%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai