Nim : NH0519018
Kelas : Farmasi A
Soal!
1. Sebutkan kegunaan dari
a. Somatropin
b. Kortikotropin
c. Vasopressin
d. Levothyroxine
e. Thyrozol
f. Metimazol
g. Kalsiferol
2. Sebutkan nama penyakit yang diakibatkan oleh kelebihan dan kekurangan
hormone tiroid?
3. Jelaskan jenis-jenis obat diabtes!
4. Hormone apa yang disekresikan oleh kelanjar pituitary anterior dan
fungsinya?
5. Jelaskan tentang kontrasepsi hormonal!
Jawaban :
1. Kegunaan dari
a. Somatropin adalah
1. merangsang pertumbuhan tulang
2 menambah metabolisme lemak
3.merangsang sintesis protein
4. menstimulus hati untuk mensekresikan hormon somatomedin
5. menstimulus pembentukan otot
b. Kortikotropin yaitu
untuk mengendalikan metabolisme tubuh, sistem kardiovaskular,
perkembangan otak, mengontrol otot, serta kesehatan pencernaan dan
tulang.
c. Vasopressin yaitu
Fungsinya adalah mengatur penyerapan kembali molekul yang berada
pada ginjal dengan memengaruhi permeabilitas jaringan di dinding
tubulus ginjal, sehingga berfungsi untuk pengeluaran urine
d. Levothyroxine yaitu
Levothyroxine adalah obat yang digunakan untuk mengobati
hipotiroidisme, yaitu kondisi ketika kelenjar tiroid hanya mampu
menghasilkan sedikit hormon tiroid. Rendahnya hormon tiroid dapat
menyebabkan terganggunya proses metabolisme tubuh, kerja jantung
dan otot, serta kesehatan tulang.
e. Thyrozol yaitu
THYROZOL 10 MG TABLET mengandung Thiamazole. Obat ini
digunakan untuk membantu mencegah produksi berlebihan kelenjar
tiroid. THYROZOL 10 MG TABLET juga digunakan sebagai
pengobatan selama masa istirahat dengan pengobatan radioaktif.
f. Metimazol yaitu
Methimazole atau thiamazole adalah obat golongan antitiroid yang
digunakan untuk mengurangi produksi hormon tiroid pada penderita
hipertiroidisme atau kelebihan hormon tiroid dalam darah.
g. Kalsiferol yaitu
Salah satu kegunaan Kolekalsiferol adalah untuk mengobati dan
mencegah gangguan tulang seperti rakhitis dan osteomalacia.
Penggunaan Kolekalsiferol bersamaan dengan kalsium dapat
digunakan untuk mengobati atau mencegah tulang keropos.
d. Thiazolidinediones
Agonis reseptor GLP-1 atau dikenal juga dengan golongan obat inkreti
n mimetik diresepkan dokter apabila obat-obatan diabetes melitus sepe
rti yang sudah disebutkan di atas belum mampu mengontrol kadar gula
darah Anda. Obat kencing manis ini diberikan melalui suntikan.Obat i
ni memiliki kandungan amylin, yaitu asam amino yang diproduksi ber
sama hormon insulin di pankreas. Cara kerjanya adalah dengan meran
gsang sekresi (pengeluaran) hormon alami yang diproduksi oleh tubuh
tepatnya di dalam usus, yaitu inkretin.
Hormon inkretin dapat merangsang pelepasan insulin setelah makan se
hingga meningkatkan produksi insulin dan menurunkan glukagon atau
gula yang diproduksi oleh hati.Dengan begitu, Agonis reseptor GLP-1
dapat menghambat dan mengurangi pelepasan glukosa yang diproduks
i setelah makan. Obat diabetes ini juga membantu memperlambat penc
ernaan sehingga mencegah lambung cepat kosong dan menahan nafsu
makan.
g. Inhibitor
i. Terapi insulin
4. Kelenjar pituitari adalah organ kecil yang berada di bawah otak. Walau ukurann
ya kecil, fungsi kelenjar pituitari sangatlah besar. Kelenjar ini bertugas menghas
ilkan hormon yang membantu mengendalikan banyak proses dan fungsi organ p
ada tubuh Anda. Kelenjar pituitari dikenal sebagai ‘masternya kelenjar’ karena
menghasilkan hormon yang mengatur fungsi kelenjar atau sistem hormon lain, s
eperti kelenjar tiroid, ovarium, testis, dan kelenjar adrenal.
5. Kontrasepsi hormonal merujuk pada metode kontrol kelahiran yang bekerja pad
a sistem endokrin. Hampir semua metode terdiri dari steroid, meskipun di Indi
a salah satu modulator reseptor estrogen selektif dipasarkan sebagai alat kontras
epsi. Metode hormonal asli-gabungan kontrasepsi pil oral-pertama kali dipasark
an sebagai kontrasepsi pada tahun 1960. Dalam dekade berikutnya banyak meto
de pengiriman lainnya telah dikembangkan, meskipun metode oral dan suntik s
ejauh ini merupakan yang paling populer. Secara keseluruhan, 18% dari penggu
na kontrasepsi di dunia bergantung pada metode hormonal.[2] Kontrasepsi horm
onal sangat efektif: ketika dilakukan pada jadwal yang ditentukan, pengguna m
etode hormon steroid mengalami tingkat kehamilan kurang dari 1% per tahun.
Tingkat kehamilan untuk kontrasepsi yang paling hormonal yang sempurna dig
unakan biasanya sekitar 0.3% atau kurang.[3] Saat ini metode yang tersedia hany
a dapat digunakan oleh perempuan; pengembangan kontrasepsi hormonal pria
merupakan wilayah penelitian aktif.