NAMA : LUKMAN S.
NIM : G2C119023
KELAS : “B”
JURNAL KE -1
143
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (2) (2016): 143-151
http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Medan Area, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui gaya kepemimpinan dalam dinas
kesehatan provinsi sumatera utara (2) Untuk mengetahui bagaimana peranan kepemimpinan
dalam upaya meningkatkan prestasi kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang
menghasilkan prosedur analisa yang tidak menggunakan analisis statistik. Data analisa
kualitatif ini telah dikumpulkan dalam berbagai cara seperti Observasi, wawancara dan
dokumentasi. Dalam Hasil analisis menunjukkan bahwa Pemimpin di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara menggunakan beberapa gaya kepemimpinan untuk meningkatkan prestasi
kerja, dan menggunakan beberapa gaya tersebut diharapkan dapat memacu prestasi kerja.
Peran dari pemimpin sangatlah penting dalam meningkatkan prestasi kerja staffnya. penghambat
dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya sumber daya manusia, sumber anggaran dan
fasilitas/sarana dan prasarana.
Abstract
This study aims to: (1) To determine the style of leadership in North Sumatra Provincial Health
Office (2) To find out how the leadership role in efforts to improve performance in North
Sumatra Provincial Health Office.This study is a qualitative research approach is research
that produces descriptive analysis procedures that do not use statistical analysis.
Qualitative analysis of the data has been collected by various means such as observation,
interviews and documentation.In the analysis shows that the leaders in the North Sumatra
Provincial Health Office uses multiple styles of leadership to improve performance, and use
some force is expected to spur job performance. The role of leaders is essential in
improving staff
performance.
Keywords : Leadership Style; Work Performance
How to Cite : Andriani, Usman Tarigan, (2016). Peranan gaya kepemimpinan dalam upaya
Meningkatkan Prestasi Kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
4 (2): 143-151
masalah dan rumusan masalah dalam seperti ini bisa membuat dinas kesehatan
penelitian kualitatif masih bersifat sementara provinsi sumatera
dan akan berkembang setelah peneliti
berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih remang-remang atau bahkan gelap,
sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Kesimpulan ini dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, maupun hipotesis
atau teori.
menggunakan kekuatan yang dimilki untuk Setiap staff atau pegawai mau bekerja
memimpin para staffnya menjadi lebih baik. keras memiliki faktor yang mendorong dari
Hasil wawancara pada tgl 13 maret dalam dirinya untuk melaksanakan suatu
2015,“ Apakah pimpinan pernah memberikan aktivitas kerja. Dimana dorongan dari
dukungan atau arahan terhadap pegawai ?
pimpinan dalam bekerja ini merupakan
“Menurut Ibu Dr. Nelly Fitriani selaku
Kepala Seksi Bimdal Pendidikan Dan kondisi yang mendorong seseorang untuk
Pelatihan menyatakan bahwa:“Ibu sangatlah melaksanakan suatu kegiatan untuk
memberikan dukungan, memberikan arahan mencapai tujuan lembaga atau institusi
agar pekerjaan harus bisa selesai sesuai menjadi lebih baik. Dengan adanya dorongan
dengan waktu yg telah ditentukan disini. Dan kerja yang tinggi dalam diri seorang staff
ibu selalu mengarahkan setiap pegawai harus atau pegawai akan mendorong semangat
mematuhi peraturan-peraturan yang
diterapkan, Kepercayaan yang ibu berikan kerja untuk dapat menyelesaikan tugas-
pada pegawai harus bisa dijaga itu pesan tugasnya dengan baik dan tepat waktu.
yg selalu disampaikan setiap didalam rapat. Prestasi kerja staff sangat diperlukan
Dalam aktivitas menjalankan organisasi, dalam suatu lembaga dan institusi negeri atau
pemimpin yang menerapkan gaya ini swasta, organisasi maupun suatu perusahaan.
cenderung berorientasi kepada bawahan Beberapa upaya untuk meningkatkan prestasi
dengan mencoba untuk lebih memotivasi kerja staff, pegawai atau karyawan antara
bawahan dibandingkan mengawasi mereka
dengan ketat. Mereka mendorong para lain melalui kerja tim, serta pelatihan dan
anggota untuk melaksanakan tugas-tugas pengembangan Program pelatihan dan
dengan memberikan kesempatan bawahan pengembangan yang efektif dapat
untuk berpartisipasi dalam pembuatan meningkatkan kinerja, ketrampilan, sikap
keputusan, menciptakan suasana dan moral dan potensi suatu lembaga,
persahabatan serta hubungan-hubungan institusi, perusahaan maupun organisasi
saling mempercayai”
Gaya kepemimpinan delegatif tersebut. Untuk melihat efektivitas program
sangat cocok dilakukan jika staff yang pelatihan dan pengembangan, maka lembaga,
memiliki institusi, perusahaan maupun organisasi perlu
kemampuaan dalam bekerja. Dengan melakukan penilaian terhadap perubahan
demikian pimpinan tidak terlalu banyak sikap dan keterampilan para karyawan, baik
memberikan instruksi kepada bawahannya, sebelum maupun sesudah mengikuti
bahkan pemimpin lebih banyak memberikan
dukungan kepada bawahannya. Hasil program pelatihan dan pengembangan
wawancara pada tgl 13 maret 2015, “ sehingga diharapkan dapat meningkatkan
Apakah pimpinan bertanggung jawab prestasi kerja. Pelatihan dan pengembangan
sebagai kepala di Dinas Kesehatan Prov merupakan bagian dari tahapan pengelolaan
Sumatera Utara? “ Menurut Bapak Drs. sumber daya manusia. Penyelenggaraan
Afwan Apt. selaku Sekretaris Dinas Kesehatan
Sumatera Utara menyatakan bahwa: “ program pelatihan dan pengembanganharus
Ibu Suhartati bertanggung jawab dengan disesuaikan dengan kebutuhan jenis
jabatannya, yang menjadi kewajiban harus pekerjaan dan kemampuan karyawandalam
dipatuhi. Di dinas mana pun tanggung mengikutinya.
jawab seorang kepala emang sudah menjadi Peningkatan kemampuan, pengetahuan
kewajiban bukan suatu kepaksaan bukan dan keterampilan karyawan dapat dilakukan
karna beliau seorang kepala tapi emang
udah seharusnya seperti itu. Ibu selalu dengan program pelatihan dan
memberikan kepercayaan kepada pegawai pengembangan, terutama dalam upaya
tugas yang menjadi wewenang pegawai harus meningkatkan prestasi kerja karyawan dan
bisa dilaksanakan sesuai dengan bidang mencapai keunggulan perusahaan. Hasil
masing-masing. wawancara pada tgl 12 maret 2015,
“Bagaimana cara ibu menilai pegawai yang
Andriani, Usman Tarigan, (2016). Peranan Gaya Kepemimpinan Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Kerja
berprestasi? “Menurut Ibu Dr. Suhartati misi. Oleh karena itu staff atau pegawai
Surjantini M.Kes selaku kepala Dinas dapat terus
Kesehatan Sumatera Utara, saya
memperhatikan kinerja dari setiap pegawai,
mana yang berprestasi dan mana yang hanya
sekedar bekerja saja. meskipun pegawai telah
direkrut melalui seleksi yang baik dan
akurat, namun dalam melaksanakan
pekerjaan, tugas dan kewajiban selalu
menghadapi persoalan seperti terdapat
kekurangan kemampuan dan keterampilan
staff atau pegawai dalam melakukan
pekerjaan sesuai yang diinginkan.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan
provinsi Sumatera Utara berusaha dan selalu
memberikan pelatihan dan pengembangan
bagi pegawai untuk meningkatkan kapasitas,
kinerja dan prestasi kerja. Saya juga
memberikan motivasi agar gairah dan
semangat kerja pegawai untuk bekerja
keras dan mengembangkan segala
kemampuan, pikiran, tenaga, dan keterampilan
yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan
lembaga atau institusi. Disebut juga oleh Ibu
Dr. Suhartati Surjantini M.Kes pegawai
yang aktif dan berprestasi akan dimasukkan
kedalam PPT penghasilan PNS yang telah
menjadi hak mereka. Jika kebutuhan pegawai
dapat terpenuhi dengan baik sehingga
memperoleh dorongan dan daya gerak untuk
menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan
dengan baik. Ini berarti prestasi kerja yang
diharapkan akan tercapai dengan baik dan
optimal.
Pelatihan dan pengembangan memiliki
tujuan yaitu untuk meningkatkan prestasi
kerja para staff, pegawai ataupun karyawan.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan
prestasi kerja seorang pegawai yang
dibutuhkan saat sekarang, sedangkan
pengembangan ditujukan untuk
meningkatkan prestasi kerja seorang pegawai
baik saat dibutuhkan sekarang maupun
yang akan datang. Staff atau pegawai
memiliki peranan yang sangat penting
bagi suatu lembaga dan institusi serta
organisasi untuk menjalankan visi dan
150
1501
dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat
lebih berkualitas dan berkapasitas daya guna,
prestasi kerja semakin meningkat untuk
mencapai tujuan lembaga dan institusi serta
organisasi menjadi lebih baik.
SIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan
pimpinan selalu terbuka kepada seluruh
bawahan mulai dari staff fungsional
sampai kepada staff operasional. Terbuka
dalam menerima saran maupun kritikan
dalam rumusan kebijakan untuk
pengambilan keputusan. Selain itu, pimpinan
selalu memberikan kesempatan untuk
mengikut sertakan peran aktif seluruh
staff dalam bidang tugas tertentu dan
pimpinan selalu memberikan kepercayaan
serta tanggung jawab penuh kepada
staff atau bawahan sesuai dengan
struktur organisasi tugas pokok dan fungsi
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
AA. Anwar Prabu Mangkunegara,
2000.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Perusahaan.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Bernardine R, dan Susilo Supardo. 2005.
Kepemimpinan, Dasar-Dasar
Dan
Pengembanganya. Yogjakarta: Offset
Djokosantoso Moeljono, Beyond Leardership,
10 Konsep Kepemimpinan. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Dessler, Gary. 2007. Manajemen Personalia,
Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga.
Esterberg, Kristin G. Pokoknya
Kualitatif.
Jakarta: PT. Pustaka Jaya .
Hasibuan, Malayu. (2007). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Cetakan .
Ketujuh, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Hasibuan. Malayu S.P. 2001. Manajemen:
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Herujito, Yayat M.2001. Dasar-Dasar
Manajemen. Jakarta: PT Gramedia
151
1511
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (2) (2016): 143-151
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1930
JURNAL KE-2
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1935
madai. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui
tinggi di daerah mampu mengambil peran pen-
tidak adanya peningkatan
d. Kepuasan Masyarakatkinerja BAPPEDA se- ting dalam pembangunan daerah.
Prosesaplikasi
jak adanya perencanaan pembangunan sangat
Simrenda. Kota Malang mempunyai 62 perguruan
menentukan arah pembangunan ke depan dan
tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun
tingkat keberhasilannya. Oleh karena itu, peren- swasta. Berdasarkan analisis permasalahan yang
canaan pembangunan harus dilaksanakan secara
dihadapi oleh BAPPEDA dalam pengaplikasian
optimal sehingga permasalahan dan hambatan Simrenda, keberadaan perguruan tinggi ini dapat
yang akan terjadi dalam pembangunan dapat
membantu BAPPEDA dalam mengatasi masih
dilakukan upaya preventif. Pembangunan yang terbatasnya pengaplikasian Simrenda. Selama ini
berhasil juga dapat dicerminkan dari kepuasan
BAPPEDA berpendapat bahwa aplikasi Simren-
masyarakat terhadap hasil pembangunan. Masy- da masih terkenda oleh beberapa hambatan, oleh
arakat merupakan aktor evaluator dan monitoring
karena itu melalui keberadaan perguruan tinggi
dalam pembangunan daerah. Selain itu, tujuan yang memiliki sumber daya yang berkualitas dan
umum dari pembangunan adalah terwujudnya
sarana serta prasarana yang mendukung perma-
kesejahteraan masyarakat secara umum. sahan dan hambatan dalam pengaplikasian Sim-
Hal ini menandakan bahwa masyarakat renda dapat diatasi.
memiliki peran yang besar dalam proses pemb-
2) Sosialisasi oleh Dinas Komunikasi dan
angunan daerah. Selain sebagai obyek pemb-
Informatika
angunan, masyarakat juga dapat memberikan Mengetahui adanya perubahan dinamika
kontribusinya melalui tanggapan dan evaluasi masyarakat yang cukup pesat, maka pemerintah
terhadap pembangunan yang dilakukan oleh daerah dituntut untuk mengembangkan poten-
pemerintah daerah. Peran aktif masyarakat ini sinya dalam meningkatkan kinerjanya. Menyi-
sangat membantu pemerintah daerah dalam men- kapi hal tersebut proses perencanaan pemban-
gevaluasi kesalahan-kesalahan dalam pembangu- gunan juga telah ditingkatkan melalui adanya
nan. aplikasi berbasis sistem informasi yang disebut
Secara normatif, kepuasan masyarakat dengan Simrenda. Perubahan mengenai perenca-
dalam proses perencanaan pembangunan diukur naan pembangunan ini juga menun-tut adanya
melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) perubahan sistem kerja dalam peren-canaan
sebagai tolak ukur dari keberhasilan pemangunan pembangunan, sehingga proses peralihan ini
daerah. Hasil pengukuran ini selanjutnya dija- membutuhkan adaptasi, bimbingan dan kom-
dikan landasan bagi keberlangsungan pembangu- unikasi antar SKPD. Salah satu upaya yang
nan daerah melalui proses perencanaan. Pihak ditempuh untuk mengatasi hambatan tersebut
BAPPEDA menilai bahwa tingkat kepuasan adalah diadakannya sosialisasi dan pelatihan
masyarakat terhadap pembangunan daerah sudah Simrenda di Hotel Savana Kota Malang pada
baik. Di sisi lain, kepuasan masyarakat terhadap hari Selasa tanggal 24 September 2013 oleh
pembangunan di Kota Malang masih tergolong Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Ma-
rendah. Hal ini tercermin dari berbagai aksi lang. Kegiatan sosialisasi Simrenda ini dilaksa-
penolakan masyarakat terhadap hasil pembang- nakan dengan BAPPEDA dan bagian keuangan
unan di Kota Malang yang kurang relevan selama tiga hari, yang diharapkan dengan adanya
dengan visi daerah yang berorientasi terhadap sosialisasi ini masing-masing SKPD nantinya
masyarakat miskin. dapat mengoperasionalkan Simrenda dengan
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Efek- maksimal.
tivitas Sistem Perencanaan Pembangunan b. Faktor Penghambat
Daerah di Kota Malang 1) Profesionalisme Staf
a. Faktor Pendukung Proses perencanaan pembangunan memuat
1) Peran Perguruan Tinggi unsur penting bagi keberhasilan pembangunan di
Perguruan tinggi merupakan lembaga yang daerah. Pentingnya proses perencanaan pem-
sangat strategis daam mendorong percepatan bangunan tersebut memerlukan profesionalisme
pembangunan masyarakat. Melalui sejumlah ke- staf yang tinggi. Hal ini menandakan bahwa su-
unggulan yang dimilinya seperti sumber daya mber daya aparatur yang dapat mengidentifikasi
manusia, perangkat kelembagaan yang mapan permasalahan daerah dan dapat menaruhnya ke
serta kemampuan membuat riset dan kajian, ma- dalam perencanaan pemban-gunan daerah secara
ka perguruan tinggi memiliki peran yang besar optimal. Profesionalisme membutuhkan sumber
sebagai agen pembanguan. Potensi sumberdaya daya aparatur yang berdedikasi tinggi, moralitas
manusia yang berkualitas membuat perguruan yang baik, loyalitas dan mempunyai disiplin
kerja yang tinggi. Selain itu, hambatan dalam
proses pengaplikasian Simrenda adalah masih
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal. 1930-1936 | 1936
Hal ini dibuktikan dengan Jumlah pegawai yang masih terbatas dan belum adanya sumber daya aparatur fungsional yang
memiliki kompetensi di bidang komputer dan sistem informasi.
2) Keterbatasan Anggaran
Permasalahan mendasar yang dialami oleh
BAPPEDA Kota Malang dalam pengaplikasian Simrenda ini adalah keterbatasan jumlah anggaran. Keterbatasan anggaran ini
disebabkan oleh BAPPEDA yang tidak hanya berfokus pada pengaplikasian Simrenda, melainkan juga proses perencanaan
pembangunan lain misalnya pen- gadaan forum SKPD dan musyawarah musren bang sebagai upaya tindak lanjut dari proses
musrenbang di tingkat kecamatan. Selain itu ber- dasarkan anggaran belanja langsung BAPPEDA Kota Malang Tahun 2009-
2013, BAPPEDA Kota Malang tidak menerima peningkatan ang- garan sejak adanya aplikasi Simrenda.
3) Sarana dan Prasarana
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
BAPPEDA dalam pengaplikasian Simrenda ada- lah terbatasnya sarana dan prasarana penun-jang Simrenda. Secara fisik,
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BAPPEDA saat ini memang sudah cukup jika dikaitkan dengan proses pe- rencanaan
pembangunan secra manual atau yang tidak berbasis sistem informasi. Hal ini menan- dakan bahwa perubahan sistem yang ada
belum didukung oleh ketersediaan fasilitas penunjang yang memadai. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa keterbatasan sarana dan prasarana menye- babkan BAPPEDA kurang maksimal dalam pe- ngaplikasian Simrenda.
3. Kesimpulan
a. Satuan Waktu
Proses pengaplikasian Simrenda di Kota
Malang masih belum efektif. Namun kete- patan waktu dalam prencanaan pembangunan masih belum didukung secara
maksimal oleh Simrenda dan masih belum mengalami per- cepatan dari tahun sebelumnya
b. Satuan Hasil
Ditinjau dari prespektif perencanaan pembangunan melalui Simrenda juga belum
efektif sehingga pembangunan di Kota Ma- lang masih kurang relevan dengan visi daerah yang berorientasi kepada
masyarakat miskin
c. Kualitas Kerja
Berdasarkan LAKIP persentase capaian kerja BAPPEDA dalam pengaplikasian Sim-
renda masih belum optimal. Hal ini karena keterbatasan pengaplikasian Simrenda yang belum memadai.
d. Kepuasan Masyarakat
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil pembangunan daerah di Kota Malang
masih rendah karena respon dan aksi yang negatif masyarakat terhadap pembangunan. Hal tersebut menandakan bahwa
Simrenda masih belum efektif dalam meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah di
Kota Malang
Daftar Pustaka
Aziz, Abdul. Supriyono, Bambang dan Muluk, M.R Khairul. (2013) Analisis Perencanaan Pembangunan Daerah Dengan
Pendekatan Sistem Lunak (Soft System) (Studi Pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota
Malang). E-journal Faukultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Effendy, Onong Uchjana. (1998) Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya.
Handayaningrat, Soewarno. (1995) Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta, Pt.
Gunung Agung.
Moleong, Lexy J. (1996) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya Offset.
Muluk, M.R Khairul. (2009) Peta Konsep Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Surabaya, ITS Press.
Riyadi dan Bratakusumah, Deddy Supriyadi. (2005) Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sabarno, Hari. (2007) Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta, Sinar Grafika. Sedarmayanti. (1995)
Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung, Ilham Jaya.
Soekartawi. (1990) Prinsip-prinsip Perencanaan Pembangunan. Jakarta, Rajawali Press.
Tjokrowinoto. (1996) Pembangunan Dilema dan Tantangannya. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta, Direktorat Jenderal
Otonomi Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Jakarta, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Zuriah, Nurul. (2009) Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara.
JURNAL 3
Yogi Hertanto
Tjahjanulin Domai
Fadillah Amin
Jurusan Administrasi Publik, Malang
E-mail: yogihertanto93@gmail.com
Abstract
The presence of SIMDA of Finance is expected to be contribute towards the process of financial management,
particularly at the stage of financial reporting should be able to running better. The ideal management information
system is able providing a support to the process of planning, control and decision making. In addition the
effectiveness of financial reportinghas to fullfil several criteria, which is reliable, accuracy / accurate, timely and
report forms.This study was conducted to analyze the role of SIMDA towards the effectiveness of the financial
reporting process, and the factors that influence it. This study uses qualitative data to describe and
analyze objectives: Implementation of Regional Management Information System (SIMDA) of Finance toward the
Effectiveness of Financial Reporting In Badan Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah of Blitar Distric. Data was
collected by using an interview, observation and documentation. Results from this study indicate that the SIMDA of
Finance Aplication in the process of financial management, especially the financial reporting work better but still
could not said to be fully effective, this is because of the presence of various obstacles are still fundamentally highly
influential in the implementation SIMDA of Finance Aplication
Keywords: SIMDA, Management Information System, Effectiveness, Financial
Reporting.
Volume
1940 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, AprilIlmu
2017
Administrasi PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
|
Publik) 1940
Daerah pada Pemerintah yang efektif, disebut the Administration of
KabupatenBlitardanBagaimanakah dampak development. Ketiga, adalah bagaimana cara
dari penerapan system tersebut, kemudian untuk membangun partisipasi masyarakat
berkaitan dengan Faktor apa sajakah yang dalam proses pembangunan.
mendukung dan menghambat penerapan
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIMDA keuangan pada Pemerintah
SIM adalah suatu perpaduan manusia
Kabupaten Blitar, serta bagaimana strategi
dan berbagai sumber daya modal dalam
dalam mengatasi hambatan tersebut. Tujuan
organisasi yang bertanggung jawab pada
dari penelitian ini adalah Menjelaskan terkait
proses pengumpulan dan pengolahan data
perencanaan dan penerapan SIMDA
agarmemberikan keluaran informasi yang
Keuangan pada pemerintah Kabupaten Blitar,
memiliki manfaat dalam semua tingkatan
Menjelaskan dampak penerapan SIMDA
manajemen seperti yang dikemukakan oleh
Keuangan terhadap efektifitas pelaporan
Chusing dalam jogiyanto (1999, h.14)
keuangan pada pemerintah Kabupaten Blitar
SIM yang baik dapat berkontribusi pada
dan selanjutnya menjelaskan faktor-faktor
proses-proses perencanaan, pengendalian
yang mendukung dan menghambat
serta proses pengambilan keputusan seperti
penerapan SIMDA Keuangan pada
yang telah banyak dibahas Sutanta (2003,
pemerintah Kabupaten Blitar, serta strategi
h.43). SIM pada proses perencanaan adalah
dalam mengatasi hambatan tersebut.
berbentuk dukungan analitik dan persamaan
KAJIAN PUSTAKA model, input data berlandaskan pada data
historis serta kemampuan memanipulasi data
Administrasi Pembangunan
melalui teknik peramalan serta ekstrapolasi.
Administrasi Pembangunan menurut
SIM pada tahap pengendalian berkaitan
Siagian (1974, h.4) adalahserangkaian usaha
dengan analisis perbedaanantara prestasi
yang dilakukan masyarakat guna
dengan standar yang ada,. Menurut Sutanta
memperbaiki tata kehidupannya sebagai
(2003, h.50) SIM dalam pengambilan
suatu bangsa dalam berbagai aspek
keputusan berkaitan dengan tiga hal yaitu
kehidupan bangsa, yang seluruhnya
Penelusuran masalah, desain pemecahan
dilakukan dalam rangka usaha pencapaian
masalah, pemilihan serta pengujian cara
tujuan yang telah ditentukan.
dalam pemecahan permasalahan
Kemudian Bintoro (1995) memberikan
pendapat bahwa Administrasi pembangunan Sistem Informasi Manajemen Daerah
mempunyai tiga fungsi: Pertama (SIMDA)
adalahkebijakan penyempurna Administrasi SIMDA merupakan salah satu produk
negara Ini dapat disebut the development of dari penerapan prinsip e-Government yang
Administration (pembangunan Administrasi), mulai muncul saat diterbitkannya Instruksi
atau “Administrative Reform” (reformasi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 yaitu tentang
admnistrasi). Kedua, perumusan Strategi Nasional Pengembangan e-
kebijaksanaan serta program pembangunan Government yang kemudian didukung oleh
berbagai macam bidang juga pelaksanaannya munculnya Permendagri Nomor 59 Tahun
Volume
1941 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, AprilIlmu
2017
Administrasi PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
|
Publik) 1941
2007 tentang Perubahan Peraturan Atas diluar lingkungan perusahaan, mengenai
Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 13 bagaimana posisi keuangan serta hasil
Tahun 2006 yaitu tentang Pedoman pencapaian usaha suatu organisasi.
Pengelolaan Keunagan daerahtentang
Sedangkan berdasar pada Peraturan
Pedoman Pengelolaan Keunagan daerah.
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
Sistem informasi manajemen ini
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
dikembangkan guna memudahkan kegiatan
Daerah, dalam ketentuan umumnya
satuan kerja dalam mengelola keuangan
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
mereka, sehingga pada akhirnya pengelolaan
keuangan daerah merupakan bagian dari
keuangan satuan kerja tersebut menjadi lebih
seluruh hak ataupun kewajiban daerah dalam
efektif, efisien dan ekonomis.
urusan penyelenggaraan pemerintahnya yang
SIMDA Keuangan juga berlandaskan dinilai dengan uang maupunsemua bentuk
padaPermendagri No.55 Tahun 2008 tentang kekayaan yang berkaitan terhadap semua hak
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan maupun kewajiban daerah tersebut.
Pertanggungjawaban Bendahara Serta
Simda dan Efektifitas Laporan Keuangan
Penyampaiannya dan juga berdasar pada
Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55
Indikator efektivitas merupakan
Tahun 2008 yaitu tentang Penatausahaan dan
jangkauan dampak dari suatu program dalam
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
mencapai tujuan program itu sendiri. Semakin
Bendahara Serta Penyampaiannya. Dengan
besar kontribusi suatu program (Output) yang
pertimbangan bahwa pemerintah merasa
dihasilkan terhadap pencapaian maupun
perlu adanya pengelolaan keuangan
sasaran yang telah ditentukan, maka akan
denganberlandaskan pada penyelenggaraan
semakin efektif pula proses kerja unit
informasi yang seluas-luasnya, hal ini seperti
organisasi tersebut. Seperti yang diungkapkan
tercantum dalam pasal 4 ayat 3 pada
Gibson dalam Satries (2011, h.33), efektivitas
peraturan tersebut.
terbagi dalam tiga bentuk, yaitu: [a]
Laporan Keuangan Daerah Efektivitas individu, adalah tingkatan
Laporan keuangan merupakan laporan efektivitas paling dasar dimana hal yang
yang memuat data maupun informasi paling ditekankan berkaitan dengan hasil
keuangan suatu organisasi. Laporan keuangan karya individu tertentu dalam sebuah
merupakan hasil proses akuntansi yang organisasi; [b] Efektivitas kelompok
diperuntukan sebagai sarana transfer yaitu efektivitas yang lebih menekankan
informasi keuangan terutama kepada kontribusi dari keseluruhan anggotanya; dan
lingkungan luar organisasi(eksternal). [c] Efektivitas organisasi yaitu gabungan
Menurut Soemarsono (2004, h.34)Laporan antara efektivitas kelompok serta efektivitas
keuangan dirancang untuk para pembuat individu sehingga bersatu dan menghasilkan
keputusan (decicion maker), terutama pihak output yang lebih tinggi tingkatannya.
Kemudian Agar laporan keuangan relevan dan
efektif, maka sumber datanya harus dapat
Volume
1942 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, AprilIlmu
2017
Administrasi PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
|
Publik) 1942
dipercaya, akurat, tepat waktunya dan seperti yang dikemukakan oleh Mukhtar
disajikan dalam bentuk-bentuk yang cocok (2013).
bagi setiap tingkat manajemen. Oleh karena itu
Lokasi penelitian beradapada Kabupaten
dalam memenuhi tujuan laporan keuangan,
Blitar yang tepatnya mengambil data dan
proses tersebut haruslah dikembangkan
informasi dari fenomena yang terjadi pada
dengan baik khususnya pada setiap tingkatan
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
manajemen di seluruh organisasi.
Daerah Kabupaten Blitar, yang ber alamat Jl.
Sebagaimana menurut Hamilton (1985, h.6)
WR. Soepratman No. 09 Telp. (0342) 801596
Laporan keuangan yang efektif memerlukan
Blitar
kriteria: 1) Dapat dipercaya, 2) Ketepatan, 3)
Tepat waktu, 4) Bentuk-bentuk laporan Sumber data penelitian ini diperoleh dari
data primer dan data sekunder. Pengumpulan
data dilakukan melalui proses wawancara,
METODE PENELITIAN
observasi serta dokumentasi. Analisis data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
penelitian ini menggunakan metode QDA
deskriptif melalui pendekatan yang bersifat
(Qualitative Data Analysis) oleh Seidel (1998,
kualitatif. Pendekatan kualitatif peneliti
h.2)
gunakan dalam penelitian ini dengan alasan
karena permasalahan yang diteliti kompleks,
dinamis dan memiliki berbagai makna PEMBAHASAN
sehingga tidak dimungkinkan data yang ada Proses Perencanaan dan Penerapan Sistem
pada situasi tersebut diintepretasikan Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)
kedalam pendekatan penelitian kuantitatif. Keuangan Daerah: di Pemerintah Kabupaten
Pengertian kualitatif secara definitif amatlah Blitar
beragam, seperti yang dijelaskan oleh Taylor Proses pelaksanaan SIMDA Keuangan
dalam Moeleong (2006) bahwasannya metode terkait perannya dalam Administrasi yaitu
kualitatif merupakanpenelitian yang memiliki mencakup pengumpulan data keuangan,
output atau keluaran berbentuk data perencanaan anggaran, pertanggungjawaban
deskriptif berupa kata-kata yang tertulis serta pelaporan anggaran. Sehingga jika
maupun berbentuk lisan yang diperoleh dikaitkan dengan apa yang diungkapkan
melaluinarasumber, kemudian perilaku yang Badan Pengawasan Keuangan dan
mampu untuk diamati. Penelitian deskriptif Pembangunan (2013, h.2) bahwasannya
berorientasi pada masalah-masalah dalam SIMDA Keuangan mencakup penganggaran,
lingkunganbermasyarakat, dan tatacara yang penatausahaan, dan pelaporan maka dari itu
berlaku dalam lingkungan masyarakat serta telah terjadi kesesuaian didalamnya. Di dalam
keadaan-keadaa tertentu, termasuk tentang aplikasi SIMDA Keuangan sudah dapat
bagaimana hubungan antar kegiatan menjalankan prosedur Administrasi keuanga
pandangan-pandangan, sikap-sikap, serta mulai dari proses penganggaran hingga
proses yang sedang berjalan dan pengaruh pelaporan, serta hal-hal yang mendasar
yang diberikan dari suatu peristiwa hal ini berkaitan dengan Tupoksi (Tugas Pokok dan
Volume
1943 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, AprilIlmu
2017
Administrasi PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
|
Publik) 1943
Fungsi) seperti perincian program anggaran dengan adanya SIMDA Keuangan ketiga
yang digunakan dan lain-lain. proses tersebut berjalan lebih mudah dan
Berdasarkan hasil tersebut dapat lebih efektif, hal ini dapat dihubungkan
dipahami bahwa SIMDA Keuangan dengan pendapat yang dikemukakan Ulum
memberikan dampak terhadap kemudahan (2012, h.28) bahwa efektifitas merupakan
pengelolaan keuangan termasuk didalamnya ukuran berhasil atau tidaknya suatu
pelaporan keuangan, adanya efisiensi terkait organisasi dalam mencapai tujuan yang ingin
waktu dan prosedur pengelolaan keuangan dicapai. Apabila organisasi berhasil mencapai
yang secara langsung akan berkaibat pada tujuannya maka organisasi tersebut dapat
tercapainya tujuan suatu organisasi, dimana dikatakan telah berjalan secara efektif. Hal
SIMDA Keuangan memiliki peran dalam paling penting yang perlu dicatat yaitu bahwa
membantu individu dalam melakukan efektifitas tidak hanya menyatakan tentang
pekerjaannya dimulai dari tingkatan manajem berapa besar biaya yang digunakan dalam
bawah hingga individu pada tingkat pencapaian tujuan. Efektivitas hanya
manajemen atas yaitu pimpinan dalam memandangbagaimana program dan kegiatan
pengambilan keputusan, diaman keputusan tersebut sudah mencapai tujuan yang telah
sangat berpengaruh kepada efektivitas suatu ditetapkan.
organisasi, sehingga hal tersebut sesuai Mendukung pendapat tersebut Widodo
dengan pendapat Gibson dalam Satries (2011, dalam Suranto (2007, h.27) juga menjelaskan
h.33) bahwa efektivitas terbagi menjadi tiga bahwa efektivitas berarti dapat menyelesaikan
yaitu efektivitas individu, efektivitas tugas-tugas yang diserahkan dan dapat
kelompok, dan efektivitas organisasi. dikatakan efektif apabila dapat mencapai
tujuan dan sasaran. Ukuran keefektivan yang
Dampak Penerapan Sistem Informasi telah dibahas hanya sebatas perbandingan
Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan dengan teori efektifitasyang ada dengan
Daerah pada Pemerintah Kabupaten Blitar tujuan menjawab prinsip efektifitas yang
Berdasarkan hasil pembahasan terkait diharapkan, namun belum di telaah lebih
efektifitas SIMDA Keuangan yang telah lanjut berdasarkan faktor-faktor penghambat
dilakukan bahwa SIMDA Keuangan sebagai yang ada dilapangan, terkait pembahasan
suatu Sistem Informasi Manajemen faktor-faktor yang mempengaruhi
mendukung tiga hal utama, pada proses pelaksanaan SIMDA Keuangan kemudian
perencanaan, pengendalian serta pengambilan akan dibahas pada bagian pembahasan
keputusan menurut Sutanta (2003, h.43). selanjutnya
Secara garis besar SIMDA Keuangan SIMDA Keuangan terhadap
memberikan kontribusi terhadap ketiga Laporan
proses tersebut yang kemudian berdampak Keuangan yang Efektif
pada tercapainya tujuan suatu organisasi, Laporan keuangan dikatakan relevan
dalam penelitian ini yaitu berkontribusi dan efektif, haruslah memenuhi kriteria data
terhadap proses pengelolaan keuangan dapat dipercaya, akurat, tepat waktunya dan
terutama pada proses pelaporan keuangan, disajikan dalam bentuk-bentuk yang cocok
Volume
1944 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, AprilIlmu
2017
Administrasi PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
|
Publik) 1944
bagi setiap tingkat manajemen. Oleh karena sehingga data hanya perlu satu kali entry
itu dalam memenuhi tujuan laporan kemudian data tersebut dapat dipergunakan
keuangan, proses tersebut harus untuk keperluan lainnya.
dikembangkan dengan baik pada setiap d. Bentuk-bentuk laporan
tingkatan manajemen di seluruh organisasi. Berdasar pada hasil pengamatan bahwa
Kemudian, Menurut Hamilton (1985, h.6) di dalam SIMDA Keuangan, laporan
bahwasannya Laporan keuangan yang keuangan mampu ditampilkan dalam bentuk
dikategorikan efektif harus termasuk dalam yang sesuai dengan format yang telah
beberapa kriteria yaitu : 1) Dapat dipercaya, 2) memenuhi semua kriteria didalam
Ketepatan, 3) Tepat Waktu dan 4) Bentuk- Permendagri 13 tahun 2006 dan Permendagri
bentuk Laporan. Yang kemudian akan no. 59 tahun 2007, juga telah sesuai seperti
dijelaskan sebagai berikut, format Standar Akuntansi Pemerintah yang
a. Dapat dipercaya tertuang pada PP No. 24 tahun 2005.Hasil
Dari hasil penelitian diperoleh hasil penelitian SIMDA Keuangan memenuhi apa
bahwa laporan yang dihasilkan melalui yang tertera dalam Perbub Kabupaten Blitar
SIMDA Keuangan selama ini dapat dipercaya, No.30 Tahun 2014 tentang Kebijakan
sesuai dengan hasil pemaparan narasumber Akuntansi Pemerintah Kabupaten Blitar
bahwa terdapat proses verivikasi ataupun bahwa Komponenpenyusun yang terdapat
pembahasan yang dilalui sebelum dilakukan pada satu set laporan keuangan yaituterdiri
pencairan, sehingga secara bersamaan laporan dari laporan pelaksanaan anggaran
keuangan telah sesuai mengingat jika terjadi (budgetary reports) maupun berbagai
kesalahan pasti telah terdeteksi pada saat laporanfinansial lainnyaseperti LRA, LAK,
dilakukannya verivikasi terkait pencairan CALK dan lain-lain
aliran dana.
b. Ketepatan Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
Jika ditelaah dari ketepatan bentuk Penerapan Sistem Informasi Manajemen
laporan keuangan terkait format dan bentuk Daerah (SIMDA) Keuangan Daerah pada
laporan maka SIMDA Keuangan sudah Pemerintah Kabupaten Blitar
memenuhi itu mengingat SIMDA Keuangan a. Faktor Pendukung
telah mengacu pada peraturan dan standar Diterapkannya SIMDA Keuangan di
akuntansi pemerintah yang berlaku.Salah satu Badan Pengelolaan Keuangan dan
proses yang dilalui adalah di sebut AsetDaerah Kabupaten Blitar juga tidak
rekonsiliasi yaitu pencocokan data-data terlepas dari faktor-faktor yang mendukung
transaksi yang ada. hal tersebut diantaranya yang pertama
terdapat landasan hukum yang jelas.
c. Tepat waktu
Pemerintahan Kabupaten Blitar, yaitu
Diterapkannya SIMDA Keuangan ini khusunya Badan Pengelolaan Keuangan dan
maka runtutan proses penganggaran hingga Aset Daerah Kabupaten Blitar telah memiliki
penyusunan laporan keuangan menjadi lebih sumber peraturan yang jelas melandasi
tepat waktu dan ringkas, ini dikarenakan terhadap pengimplementasian program
sistem SIMDA Keuangan bersifat otomatis aplikasi SIMDA Keuangan. Kedua, adanya
Volume
1945 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, AprilIlmu
2017
Administrasi PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
|
Publik) 1945
dukungan sarana dan prasaran pelaksana aplikasi hanya bisa menunggu respon dari
SIMDA Keuangan yang memadai, BPKP selaku pengembang program SIMDA
ketersediaan sarana dan prasarana sangatlah
Keuangan dan yang terakhir permasalahan
penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan
dalam organisasi guna memeperlancar sumber daya manusia selaku operator yang
pelaksanaan kegiatan tersebut, sebagaimana masih belum maksimal dalam pengoperasian
teori efektifitas yang disampaiakan oleh SIMDA Keuangan.
Siagian (1978, h.77) bahwasannya terdapat
satu point penting yaitu tersedianya sarana KESIMPULAN
dan prasarana, SIMDA Keuangan telah terlaksana
Ketiga, terkait adanya dukungan
dengan baik, namun dalam pelaksanaanya
pendanaan guna pemenuhan sarana dan
masih terdapat beberapa hambatan yang
prasaran. Berdasarkan hasil penelitian
sangat berpengaruh dalam proses
diperoleh informasi bahwa setiap satuan kerja
pelaksanaan SIMDA Keuangan sehingga
masih belum cukup untuk dikatakan bahwa
pelaksanaan SIMDA Keuangan di Kabupaten
Blitar telah berjalan secara efektif.Kemudian
jika dikaitkan dengan teori yang
dikemukakan oleh Gibson bahwa efektifitas
dibagi menjadi 3 yaitu efektifitas individu,
kelompok, dan organisasi, maka proses
pelaksanaan SIMDA Keuangan di Kabupaten
Blitar termasuk pada tingkatan efektifitas
kelompok, SIMDA Keuangan belum dapat
Volume
1946 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, AprilIlmu
2017
Administrasi PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
|
Publik) 1946
Keuangan yaitu untuk melakukan
penganggaran dalam APBD SKPD guna pemenuhan fasilitas pengoperasian
yang memadai.
b. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaannya juga terdapat faktor yang dianggap secara
mendasar menghambat kelancaran pelaksanaan SIMDA Keuangan yaitu belum
terintegrasi dengan seluruh SKPD secara online, sehingga pemindahan data-data
keuangan masih dilakukan dengan cara manual, kemudian kurang fleksibelnya
aplikasi SIMDA Keuangan sehingga seluruh perbaikan sistem Kabupaten
Blitar, melainkan hanya pada
batasan tingkatan kelompok yaitu SKPD hal ini terjadi karena masih
terdapat hambatan- hambatan yang sangat signifikan.
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka bertujuan guna meningkatkan kualitas penerapan SIMDA
Keuangan terhadap pelaporan keuangan di BPKAD Kabupaten Blitar sehingga
peneliti memberikan saran-saran yaitu sebagai berikut:
1) Melakukan pengintegrasian secara online seluruh satuan kerja (SKPD)
penggunaSIMDA Keuangan dalam lingkup Kabupaten Blitar, telah diketahui
hal ini akan dilaksanakan pada tahun 2016, sehingga dirasa perlu adanya
pengendalian yang kuat, dan memiliki prosedur pengamanan yang baik.
2) Meningkatkan koordinasi dan menjalin hubungan baik antara BPKAD
dengan BPKP sehingga proses feedback dan respon perbaikan akan
selalu terjangkau dengan baik dan cepat.
3) Meningkatkan kualitas pelatihan, sosialisai, maupun bimtek yang
dilakukan BPKAD dan juga BPKP yang mana diharapkan akan terus
menambah pemahaman terkait SIMDA Keuangan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Bintoro, Tjokroamidjojo. (1995). Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:
LP3ES.
Ulum, Ihyaul. (2012). Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Ed. 1, Cet 2. Jakarta:
Bumi Aksara.
. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor
56 Tahun 2005. Tentang. Sistem
Informasi Keuangan Daerah. Jakarta.
. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan
Pengawasan
Keuangan Daerah. Jakarta
. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun
2008 tentang Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya. Jakarta.
JURNAL KE 4
Abstract: Quality Licensing Services Adverstisement Malang. Services that have been awarded
Integrated Licensing Service Agency in providing licensing services advertisement already provide
enough good for the service. Because licensing services advertisement meet what is desired by the
community for service delivery. Public satisfaction with the services provided to meet the SPP
(Standard Public Service) which has been formulated licensing section advertisement. service
delivery is good enough, but not accompanied by their integration into the organization of a
technical device that Satpol PP. Look no integration was any irregularity in the installation of
advertisement. This research uses qualitative approach. The data source used are primary data
and secondary data. The results of research found, the services given were good enough to give
services, but there are few weakness, such as low monitoring after a permission and lack of
preparation to the increase of advertising license request.
Abstrak: Kualitas Pelayanan Perizinan Reklame Kota Malang. Pelayanan yang telah diberikan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dalam memberikan pelayanan perizinan reklame sudah
memberikan cukup baik untuk pelayanan. Karena pelayanan perizinan reklame memenuhi apa
yang diinginkan oleh masyarakat untuk pemberian pelayanan. Kepuasan masyarakat atas
pelayanan yang diberikan untuk memenuhi SPP (Standar Pelayanan Publik) yang telah
dirumuskan bagian perizinan reklame. pemberian pelayanan yang sudah cukup baik, akan tetapi
tidak di iringi dengan adanya integrasi dengan perangkat organisasi yang bersifat teknis yaitu
Satpol PP. Terlihat tidak terintegrasinya masih adanya pelanggaran dalam pemasangan reklame.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Hasil penelitian yang ditemukan, pelayanan yang diberikan sudah cukup baik
untuk memberikan fasilitas pelayanan, akan tetapi ada beberapa kelemahan dimana melihat dari
pengawasannya setelah pemberian izin dan ketidaksiapan akan terjadi peningkatan permohonan
perizinan pemasangan reklame.
Daftar pustaka
Budiman, Arief. (1996). Teori Negara, Negara, Kekuasaan dan Ideologi. Jakarta: Gramedia.
Hadjon, Philipus M. (1993). Pengantar Hukum Perizinan. Surabaya: Yuridika.
Kartasasmita, Ginandjar. (1997). Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan
Praktiknya di Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Kotler, Philip. (1995). Manajemen Pemasaran (Analisis , Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian). Jakarta : Salemba Empat
Moeleong, Lexy J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moenir, H.A.S. (1999). Manajemen Pelayanan Umum. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Karya Unipress
Mustopadidjaja. (1997). Paradigma-Paradigma Pembangunan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Siagian. SP. (1995). Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. Jakarta:
Gunung Agung
Sinambela, Lijan P. (2006). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : Bumi Aksara
Suparto, Peni. (2008). Paradigma & Implementasi Pelayanan Publik. Malang: Kanisius
Dwimawanti, Ida. (2004). Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik.
DIALOGUE. Volume I no. I. Magister Administrasi Publik Program Pasca Sarjana. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Peraturan Walikora Malang Nomor 68 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BP2T). Malang, Pemerintahan Kota Malang
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Perda Kota Malang Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Reklame. Malang,
Pemerintahan Kota Malang
www. perijinan.malangkota.go.id di akses pada tanggal 5 April 2015
43
JURNAL KE – 5
http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Medan Area, Indonesia
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelayanan publik pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khsusus Medan. Metode penelitian ini adalah metode deskriftif kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 50 orang yang diambil secara accidental (kebetulan) dalam kurun waktu
10 hari kerja. Hasil penelitian bahwa pelayanan Paspor pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
Medan
Efektif hal ini karena petugas tanggap dalam menindaklanjuti keluhan pemohon, tidak ada
petugas yang menerima imbalan dari masyarakat pada proses pengurusan paspor dan
terlaksananya sistem pelayanan paspor terpadu (One Stop Service) pemohon dapat menyelesaikan
permohonan paspor satu hari dengan syarat berkas yang lengkap mulai dari alur permohonan,
foto,wawancara,sidik jari dan penyerahan slip pembayaran serta pengambilan paspor 3 hari kerja
terhitung setelah melakukan pembayaran di bank BNI.
Abstract
This research method is a method of quantitative deskriftif. The sample in this study 50 people
taken in accidental (incidentally) within 10 working days. Passport service research that results in
the class I Special Immigration Office Effective Field this because the officer responds in following
up on the complaint of the applicant, no officer who receives remuneration from the public on
the process management of the implementation of the passport and passport integrated service
system (One Stop Service) applicants can complete the application for a passport a day
provided a complete file starting from the Groove application, photos, interview
fingerprint, and the submission of a payment slip as well as retrieval of passport 3 working
days commencing after making payment at bank BNI.
Keywords : Effectiveness Of Service; Passport; Immigration Class I Special Terrain
How to Cite : Henrikus Waruwu, Beby Masitho, (2016). Efektivitas Pelayanan Paspor Pada
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan
4 (1): 43-51
*Corresponding author: 44
E-mail: Bebymasitho@gmail.com P-ISSN-2549-9165
e-ISSN-2580-2011
45
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (1) (2016): 43-51
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini adalah metode deskriftif
kuantitatif, yaitu metode yang hanya
memaparkan situasi dan pristiwa. Tidak
mencari atau menjelaskan hubungan,
tidak menguji hipotesa atau membuat
prediksi.
Metode deskriftif bertujuan untuk melukiskan
secara sistematis karakteristik populasi atau
bidang-bidang tertentu secara faktual dan
cermat tanpa mencari atau menjelaskan
suatu
hubungan (Sugiono, 2004:27).
Metode deskriftif ialah pemecahan
masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek
penelitian seseorang, lembaga masyarakat,
dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana
adanya (Nawawi, 2001:63). Ciri-ciri pokok
metode deskriftif adalah :
Memutuskan perhatian pada masalah-
masalah yang ada pada penelitian, dilakukan
saat sekarang atau ada masalah-masalah
yang
bersifat actual. Menggunakan fakta-fakta
tentang masalah yang diselidiki sebagaimana
adanya, diiringi dengan interpretasi rasional.
Penelitian ini dilakukan pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus Medan Jl.
Gatot
Jurnal Ilmu Administrasi Publik 4 (1) (2016): 43-51
Sumatera Utara 20123, Indonesia. Adapun layanan. Kesan baik pemberi layanan
waktu penelitian dilaksanakan pada Maret menjadi indikasi bagi konsumen tentang
sampai dengan Juni2016.
Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat yang melakukan
pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I
Medan. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 50 orang masyarakat
yang
melakukan pengurusan paspor di Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus Medan yang diambil
secara accidental (kebetulan) dalam kurun
waktu 10 hari kerja. Konsep merupakan
istilah dan defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian (Singarimbun,
2006:33). Maka dalam hal ini, penulis
mengemukakan defenisi dari konsep yang
dipergunakan, yaitu: Efektivitas pelayanan
publik adalah tercapainya kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan instansi pemerintah atas
pelayanan administrasi untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan mutu
pelayanan: tangibles, reliability,
responsiveness, competence, courtesy,
credibility, security, acces, communication,
understanding. Penjelasan dari Variabel
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tangibles (Nyata)
Bagian dari pelayanan yang
berbentuk
fasilitas fisik dan personalia. Misalnya,
ruangan yang bersih, penataan meja dan
kursi yang teratur, rapi dan lain-lain.
b. Reliability (Kepercayaan)
Bagian dari pelayanan yang berbentuk
kemampuan untuk menyediakan layanan
dan data secara tepat dan
akurat. c. Responsiveness
(Ketanggapan)
Bagian dari pelayanan yang berbentuk
respon pegawai yang cepat dan kreatif
terhadap permintaan atau permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat.
d. Competence (Kompetensi)
Bagian dari pelayanan yang
berbentuk
kemampuan serta pengetahuan yang
dimiliki pegawai dalam melakukan layanan
sehingga layanan yang diberikan dapat
memberikan kepuasan bagi masyarakat.
e. Courtesy (Kesopanan)
Bagian dari pelayanan yang
berbentuk
keramahan, kesopanan, rasa hormat serta
sikap menghargai yang dimiliki pemberi
kemampuan pegawai dalam
melaksanankan tugasnya.
f. Credibility (Kredibilitas)
Bagian dari pelayanan yang berbentuk
kejujuran, perjanjian yang dapat dipercaya,
sifat pribadi dari pegawai yang
berhubungan dengan masyarakat.
g. Security (Keamanan)
Bagian dari pelayanan yang berbentuk rasa
aman atau bebas dari bahaya, keragu-
raguan, ketidakpercayaan yang diberikan
oleh pemberi jasa kepada masyarakat.
h. Acces (Kemudahan mengakses)
Bagian dari pelayanan yang berbentuk
layanan yang mudah dalam kontak
hubungan antara masyarakat dengan
pemberi layanan.
i. Communication (Komunikasi)
Bagian dari pelayanan yang berbentuk
layanan dengan menggunakan bahasa yang
dapat dimengerti dan dapat didengar
dengan baik oleh masyarakat sehingga
selalu membuat masyarakat selalu
mendapatkan informasi yang tepat
tentang
pelayanan.
j. Understanding (Pemahaman)
Bagian dari pelayanan yang berbentuk
usaha yang dilakukan pemberi layanan
untuk memahami kebutuhan pelayanan
yang sebenarnya melalui perhatian
yang
diberikan pemberi layanan kepada
masyarakat sehingga dapat dipastikan
pemberi layanan dapat memahami
kebutuhan masyarakat.
Untuk memperoleh data atau informasi
yang mendukung tujuan penelitian, penulis
menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut : (1) Teknik Pengumpulan
Data Primer, yaitu kuesioner dilakukan
dengan menyebarkan sejumlah
daftar
pertanyaan yang dilengkapi dengan
alternatif jawaban yang tersedia dalam
bentuk angket
kepada responden, wawancara dilakukan
dengan tanya jawab secara langsung kepada
pihak-pihak terkait, observasi dilakukan
dengan pengamatan secara langsung
terhadap
fenomena-fenomena yang ditemukan di
lapangan yang berkaitan dengan fokus
penelitian (2) Teknik Pengumpulan Data
Sekunder, yaitu : dokumentasi dengan
menggunakan catatan-catatan atau dokumen
yang ada di lokasi penelitian serta
sumber-
sumber lain yang relevan dengan objek
penelitian, studi kepustakaan dengan
Henrikus Waruwu, Beby Masitho, (2016). Efektivitas Pelayanan Paspor Pada Kantor Imigrasi
Volume
57 | PUBLISIA
2, Nomor
(Jurnal
1, April
Ilmu2017
Administrasi Publik)
PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
| 57
prestasi kerja semakin meningkat untuk mencapai tujuan lembaga dan institusi serta
organisasi menjadi lebih baik.
SIMPULAN
Pelayanan Paspor pada Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus Medan Efektif hal ini karena petugas tanggap dalam menindaklanjuti
keluhan pemohon, tidak ada petugas yang menerima imbalan dari masyarakat pada
proses pengurusan paspor dan terlaksananya sistem pelayanan paspor terpadu (One Stop
Service) pemohon dapat menyelesaikan permohonan paspor satu hari dengan syarat
berkas yang lengkap mulai dari alur permohonan, foto, wawancara, sidik jari dan
penyerahan slip pembayaran serta pengambilan paspor 3 hari kerja terhitung setelah
melakukan pembayaran di bank BNI.
Dalam hal ini Standar Operasional Prosedur di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
Medan berpacu pada Standar Operasional Prosedur dari Direktorat Jenderal Imigrasi
yang berlaku untuk seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia
Pelaksanaan pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan dapat
dikatakan efektif dan memenuhi standar kualitas pelayanan yang baik di dalam
memberikan pelayanan. Mengenai prosedur pelayanan sudah sederhana dan dapat
dipahami oleh masyarakat, kedisiplinan pegawai yang semakin baik, pegawai tanggap
dalam melayani.
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan menerapkan sistem one stop service (OSS)
dalam usaha pelayanan pemohon paspor dapat menyelesaikan semua proses
permohonan paspor. Pelayanan yang diberikan Petugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
Medan sudah Efektif, karena pelayanan sepenuhnya sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat. Walaupun
masih ada beberapa kekurangan karena untuk mengerti dan memahami keinginan dari
banyak orang dengan latar belakang yang berbeda dan dengan berbagai karakter yang
berbeda pula memang bukan hal yang mudah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tanzeh. 2011. Metodologi Penelitian
Praktis. Yogyakarta: Tera Henrikus Waruwu, Beby Masitho, (2016). Efektivitas Pelayanan Paspor Pada
Kantor Imigrasi
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima. Rineka
Cipta: Jakarta
Daryanto. 2006. Administrasi Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Ibnu Syamsi, S. U.2004. Efisiensi, Sistem, dan
Prosedur Kerja, PT Bumi Aksara:
Jakarta
Syafiie, Inu Kencana. 2003. Kepemimpinan
Pemerintahan Indonesia. Bandung:Refika Aditama.
Ulbert Silalahi. 2005. Studi Tentang Ilmu
Administrasi Konsep, Teori dan
Dimensi. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi
Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran
Kinerja Sektor Publik, Penerbit
BPFE,Yogyakarta
Moenir, A.S. 2006. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia, PT. Bumi Aksara
Mukarom, Zaenal dan Muhibudin W. Laksana.
2015. Manajemen Pelayanan Publik.
Volume
58 | PUBLISIA
2, Nomor
(Jurnal
1, April
Ilmu2017
Administrasi Publik)
PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
| 58
Pustaka Setia : Bandung
Pasolong, Harbani.2007. Teori Administrasi
Publik. Bandung : Alfabet
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005.
Manajemen Pelayanan.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rohman, Ahmad Ainur,dkk. 2008. Reformasi
Pelayanan Publik. Malang: Program
Sekolah Demokrasi Bekerja Sama dengan Averrodes Press
Simanjuntak, Ahmad, 2005. Administrasi
Perkantoran Moderen, PenerbitLiberti,
Yogyakarta
Sinambela, L.P. 2010. Reformasi Pelayanan
Publik;Teori,Kebijakan dan
Implementasicetakan kelima Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Sampara Lukman. 2006. Manajemen Kualitas
Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press. Sinambela, Lijan Poltak. 2008. Reformasi
Pelayanan Publik.Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006,
Metode Penelitian Survei ( Editor),LP3ES, Jakarta
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Sistem
Administrasi publik Republik Indonesia
(SANKRI). Jakarta : PT Bumi Aksara. Siagian, Sondang P. 2008. Teori Pengembangan
Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Tika, P. 2008. Budaya Organisasi dan
Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara
Volume
59 | PUBLISIA
2, Nomor
(Jurnal
1, April
Ilmu2017
Administrasi Publik)
PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
| 59
ANALISI KE 5 JURNAL TERSEBUT DIATAS
JURNAL KE 1
JUDUL : PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PERESTASI KERJA DI DINAS KESEHATAN PROVINSI
SUMATRA UTARA
Pendahuluan : isi dari jurnal ini menjelaskan pentingnya peranan kepemimpinan dalam
upaya memberikan/memenuhi kebutuhan bawahanya yang berkenaan dengan efektifnya
pekerjaan dan bagaimana pemimpin dapat memberikan pelatihan, bimbingan dan
dukungan yang dibutuhkan oleh bawahanya dalam meningkatkan perestasi kerja, agar
dapat memberikan pelayanan prima pada kesehatan diprovensi sumatra utara.
Metode penelitian : dalam artikel ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang
artinya data yang diambil bukan dari angka-angka melainkan data tersebut berasal dari
wawancara, dokumen pribadi, memo dan dokumen resmi lainnya dengan tujuan ingin
menggambarkan realita empiris dibalik penomena secara mendalam rinci dan tuntas
Hasil Pembahasan : pembahasan dari hasil penelitian ini sudah sesuai dengan
judul/tema dalam artikel ini dan penulis melakukan tehnik pengumpulan data dengan cara
wawancara dan dokumentasi, dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis
diperoleh bahwa salah satu peran kepemimpinan yang telah dilakukan oleh kepala dinas
kesehatan provinsi sumatra utara dengan cara memberikan pembinaan kepada pegawai,
mondorong dan mengarahkan pegawai lebih disiplin saling membantu dsan saling peduli
atar sesama pegawai
Kesimpulan : kesimpulan yang dapat diambil dari analisis artikel ini bahwa tehnik
penelitian yang dilakukan oleh penulis disalah satu kantor dinas kesehatan provinsi
sumatra utara dapat diperoleh bahwa sudah relevan dengan hasil penelitian yang
dilakukan dapat dilihat dari pendahuluan bahwa penulis dengan jelas menggambarkan
tujuan utama yang ingin dicapai oleh penulis hinggah mudah dan dapat dipahami oleh
pembaca
JURNAL 2
JUDUL : EFEKTIFITAS SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(SIMRENDA) STUDI PADA BADAN PERENCANAAN DAERAH KOTA
MALANG.
Volume
60 | PUBLISIA
2, Nomor
(Jurnal
1, April
Ilmu2017
Administrasi Publik)
PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
| 60
daerah dikota malang, faktor pendukung dan penghambat efektifitas sistem perencanaan
pembangunan daerah dikota malang data diperoleh dari data primer dan data sekunder.
Hasil Pembahasan : hasil pembahasan dalam artikel ini penulis menjelaskan bahwa ada
beberapa paktor yang mempengaruhi efektifitas perencanaan pembangunan diantaranya
adalah satuan waktu, sasaran hasil, kualitas kerja, kepuasan masyarakat, selain itu
dibutuhkan juga peran serta dari berbagai pihak serta harus adanya sosialisasi sehinggah
dapat berjalan dengan baik selain itu ada beberapa faktor penghambat diantaranya
frofesionalisme staf, keterbatasan anggaran, sarana dan prasarana
Kesimpulan : bahwa proses pengaplikasian simrenda dikota malang belum efektif dan
tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil pembangunan daerah dikota malang masih
rendah karna resfon dan aksi yang negatif masyarakat terhadap pembangunan dan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis artikel ini dapat dipahami
dengan mudah.
JURNAL 3
JUDUL : PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH
(SIMDA) KEUANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAPORAN KEUANGAN
Pendahuluan : isi dari pendahuluan ini penulis menjelaskan bahwa pemerintah daerah
memiliki peranan sebagai organisasi sektor publik yang diberi kewenangan oleh
pemerintah pusat dalam mengatur pemerintahannya sendiri, kebijakan pemerintah dalam
rangka pememfaatan tehnologi dan informasi oleh pemerintah daerah telah diatur dalam
PP No.56 tahun 2005 tentang sistem informasi keuangan daerah. Penulis juga
menjelaskan bahwa SIMDA merupakan salah satu produk dari penerapan prinsif e-
government yang mulai muncul saat diterbitkannya instruksi presiden no. 3 tahun 2003
tentang strategi nasional pembangunan e-goverment. Penulis juga menjelaskan tentang
pentingnya SIMDA dan efektifitas laporang keuagan daerah
Metode Penelitian : dalam artikel/jurnal tersebut diatas penulis menggunakan penelitian
Deskriptif yang melalui pendekatan bersifat kualitatif dan sumber data penelitian ini
diperoleh dari data primer dan data sekunder, pengumpulan data dilakukan melalui
proses wawancara, observasiserta dokumntasi dan analisis data penelitian ini
menggunakan metode QDA (Qualitatif Data Analysis) oleh seide (1998,h2).
Hasil Pembahasan : hasil dari pembahasan penulis mengemukakan dampak dari
penerapan sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) keuangan daerah yang
diaplikasikan pada pemerintahan kabupaten blitar, penulis juga menjelaskan faktor-faktor
pendukung dan penghambat penerapan sistem informasi manajemen daerah.
Kesimpulan : Bahwa berdasarkan pembahasan dan penelitian yang dilakukan oleh
penulis masih banyak kekurangan dan masih terdapat beberapa hambatan yang sangat
berpengaruh dalam proses pelaksanaan SIMDA, contoh kasus yang telah diambil
dikabupaten blitar jika dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Gibson bahwa
efektifitas dibagi atas 3 bagian, efektifitas individu, kelompok dan organisasi, maka
pelaksanaan SIMDA di kab. Blitar merupakan tingkatan efektivitas kelompok.
JURNAL 4
JUDUL : KUALITAS PELAYANAN PERISINAN REKALME KOTA MALANG .
Pendahuluan : isi pokok pada penulisan artikel ini membahas tentang bagaimana
pemerintah kota malang menjawab tuntutan masyarakat untuk memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam pengurusan ataupun dalam proses perizinan yakni sederhana,
murah, adanya kepastian waktu, peyanan yang berkualitas dan trasfaransi, kepastian hasil
dan sah secara hukum sehinggah untuk itu salah satu upaya pemerintah dengan
Volume
61 | PUBLISIA
2, Nomor
(Jurnal
1, April
Ilmu2017
Administrasi Publik)
PUBLISIA (Jurnal IlmuVolumeAdministrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
| 61
membentuk (BP2T) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, agar pelayanan dapat berjalan
lebih efektif dan efisien.
Metode penelitian : metode penelitian yang digunakan yakni kualitatif sebagai prosedur
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
perilaku yang dapat diamati (moeleong 2007:4) penelitian yang digunakan masuk dalam
kategori deskriftif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil Pembahasan : dalam artikel ini penulis menjelaskan gambaran umum kota malang
dan gambaran umum pada badan pelayanan perijinan terpadu kota malang serta kualitas
pelayanan perijinan, faktor faktor penghambat dan pendukung.
Kesimpulan : dari hasil pembahasan penulis menyimpulkan bahwa: a) pelayanan
perisinan dipokuskan untuk memuaskan masyarakat dalam pemorsesan perisinan, b.)
proses perisinan dan pemasangan menjadi tanggung jawab masyarakat sehinggah masih
dapat ditemukannya pelanggaran dalam pemasangan reklame, c) usaha yang diberikan
untuk terciptanya pelayanan perijinan reklame yang berkualitas, pemerintah
meningkatkan standar tingkat pendidikan yang menjadi aparatur yang adil agar
kenyamanan yang diberikan tidak hanya berfokus pada salah satu saja, akan tetapi
menyeluruh.
JURNAL 5
JUDUL : EFEKTIVITAS PELAYANAN PASPOR PADA KANTOR IMIGRASI
KELAS I KHUSUS MEDAN.
Pendahuluan : isi dari pendahuluan ini menjelaskan bahwa pemerintah sebagai service
provider (penyedian jasa) bagi masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas, selain itu sistem penyelenggaraan peningkatan inovasi dalam pengurusan
paspor atau surat perjalanan republik indonesia (SPRI) dilaksanakan kantor imigrasi kelas
1 khusus medan bertujuan untuk mempercepat proses pembuatan pasport yang berfungsi
untuk meningkatkan efektifitas pelayanan publik serta meningkatkan keamanan dalam
pembuatan sarat perjalanan republik indonesia. Selain itu isi pokok dalam pendahuluan
ini adalah bagaimana mengurangi / memberikan kemudahan kepada masyarakat
pengurusan pasport khususnya pada kantor imigrasi kelas 1 khusus medan seperti halnya
penambahan loket yang dimaksudkan untuk mengurangi antrian masyarakat yang akan
mengurus surat perjalanan (SPRI) sehinggah dalam pengurusan surat tersebut tidak
memakan/dibutuhkan waktu yang lama.
Metode penelitian : dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian
Deskriftif kualitatif , yakni metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa tidak
mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi.
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan data primer dengan cara
mengambil jawaban dan pertanyaan dalam bentuk angket selain itu melakukan
wawancara langsun kepada responden, yang kedua penulis melakukan pengumpulan data
dengan cara sekunder, pengumpulan data, catatan, dokumentasi serta sumber lainya yang
relevan dengan objek penelitian.
Hasil Pembahasan : dalam artikel ini penulis mengambil sample dengan melakukan
wawancara ke beberapa kepala dinas dan kepala bagian diprovensi sumatra utara dan dari
hasil wawancara tersebut penulis menjelaskan bahwa untuk memberikan pelayanan lebih
baik kepada masyarakat dibutuhkan keahlian dan kedisiplinan pegawai akan tetapi hal
tersebut tidak dapat dicapai tanpa ada perhatian, dorongan, pelatihan dan motifasi yang
diberikan oleh pemimpin
Kesimpulan : dari artikel diatas penulis melakukan perbandingan antara pelayanan dan
sdm yang dimiliki oleh masing-masing kantor pelayanan yang ada, tidak terpusat/pokus
pada kantor imigrasi saja sehinggah penulis menyimpulkan bahwa pelayanan paspor pada
Volume
62 | PUBLISIA
2, Nomor(Jurnal
1, April
Ilmu2017
Administrasi Publik)
PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1, Publik)
April 2017
| 62
kantor imigrasi kelas I khusus medan efektif dan sangat memuaskan dengan
diterapkannya sestem one stop service (oss)
ANALISIS PERBANDINGAN :
Dari 5 (lima) jurnal tersebut diatas hampir semua penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatip dan kuantitatif karna metode penelitian ini yang masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan namun dalam penulisan ke lima artikel
tersebut diatas penulis berdasarkan kondisi dan keadaan yang dianggap penulis lebih
mudah hinggah sipembaca dapat memahami.
Volume
63 | PUBLISIA
2, Nomor
(Jurnal
1, April
Ilmu2017
Administrasi Publik)
PUBLISIA (Jurnal Ilmu
Volume
Administrasi
2, Nomor 1,Publik)
April 2017
| 63