Disusun Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selanjutnya, pada awal tahun 1980-an dunia bisnis dan teknologi membuat konsep
pengendalian internal tersebut tidak efektif dalam mendorong tercapainya tujuan
perusahaan. Meningkatnya keluhan dari perusahaan dan institusi yang telah menerapkan
konsep internal control sebagaimana dikembangkan oleh American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA), namun masih mengalami kegagalan.
Internal Control didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber
daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu
organisasi dalam mencapai tujuan. Internal Control digunakan untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya sebuah organisasi. Ia memiliki peran penting
untuk mencegah dan mendeteksi fraud dan melindungi sumber daya organisasi baik yang
berwujud maupun tidak.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
AICPA menyebutkan Internal Control yaitu rencana organisasi dan semua metode
yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk
mengamankan aktiva, meyakini keandalan dan akurasi data akuntansi, meningkatkan
efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah
ditetapkan. Definisi ini dijelaskan oleh banyak pihak yaitu terdiri atas dua kelompok
antara lain pengendalian administatif dan pengendalian akuntansi. Pengendalian
administratif berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan sedangkan
pengendalian akuntansi terkait dengan penyajian laporan keuangan.
Internal Control mempunyai tujuan dalam mendapatkan data yang tepat dan dapat
dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan atau lembaga, dan meningkatkan
efektivitas dari seluruh anggota perusahaan atau lembaga sehingga perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Internal Control dibuat atas tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Manajemen merancang sistem pengendalian intern yang
efektif dengan empat tujuan pokok berikut ini (Mulyadi, 2001):
Ada lima komponen yang saling terkait dalam struktur pengendalian intern adalah
sebagai berikut :
Komponen diatas menjelaskan bahwa ada lima hal yang saling terkait dalam
struktur pengendalian intern antara lain lingkungan pengendalian, penaksiran resiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan. Kelima komponen
tersebut tidak dapat dipisahkan, jika perusahaan menginginkan struktur Internal Control
yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan.
D. Prinsip-prinsip Internal Control
Menurut Al Haryono Jusup (2005:4) ada. tujuh buah prinsip pengendalian internal
yang pokok meliputi:
Efektivitas pengendalian intern berasal dari dalam diri orang yang mendesain
dan melaksanakannya. Pengendalian intern yang desainnya baik, namun
dijalankan oleh orang-orang yang tingkat integritasnya rendah dan etika nya
kurang baik, maka tidak akan terwujudnya pengendalian intern. Oleh karena
itu, tanggung jawab manajemen adalah menjunjung tinggi nilai integritas.
e. Struktur organisasi
Setiap organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko
pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit
dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifkasi dapat
dianalisis dan evaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan yang
dapat meminimalkannya.
4. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan terhadap system pengendalian intern akan ditemukannya kekurangan
serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor
dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usha menajemen.
Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamatiperilaku
karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh system akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan
pokok dlam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada
perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertangging jawab atas
pemantauan system pengendalian intern. Auditor independen juga sering
melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan
keuangan. Tahapan proses monitoring adalah sebagai berikut;
Identifikasi masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi
Evaluasi kembali
Melakukan control merupakan salah satu fungsi utama Internal Kontrol dalam
suatu perusahaan. Pengendalian efektif pada suatu entitas bisnis akan menghasilkan
efisiensi penggunaan sumberdaya perusahaan, berjalannya mekanisme
pertanggungjawaban, dan menghasilkan informasi yang berguna serta dapat dipercaya.
Untuk menciptakan pengendalian yang efektif perusahaan seringkali melibatkan akuntan
dan auditor sebagai internal controller.
Pendekatan pengendalian pada Accounting Information Sysytem (AIS) berfungsi
untuk mengurangi risiko operasi yang ada dalam perusahaan. Jadi, sebagai bagian
integral suatu perusahaan, AIS adalah kerangka dari pengendalian itu sendiri. Tujuan
umum dari kerangka pengendalian ini adalah untuk menjamin agar tujuan perusahaan
dapat tercapai.
a. Pengukuran hasil actual yang dicapai dengan rencana yang telah dibuat
1. First order feedback control process or system: hasil akhir yang diinginkan dari suatu
pengendalian
2. Second order feedback control system: penyesuaian yang dibutuhkan karena adanya
perubahan-perubahan lingkungan pengendalian.
3. Third order feedback control system: prediksi atas kondisi yang akan terjadi dimasa
yang akan dating.
Sistem informasi akuntansi ini dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan
sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang tepat
waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam suatu sistem informasi akuntansi
terkandung unsur-unsur pengendalian, maka baik buruknya sistem informasi akuntansi
sangat mempengaruhi fungsi manajemen dalam melakukan pengendalian internal,
karena informasi yang dihasilkannya akan dijadikan salah satu dasar dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Mengingat begitu
pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan, maka tidak
dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau suatu perusahaan tidak memiliki sistem
informasi akuntansi yang memadai. Perusahaan tersebut mungkin tidak dapat
memproses transaksinya secara jelas, terinci dan terstruktur. Kemudian perusahaan
tersebut mungkin tidak akan memperoleh informasi yang relevan dan dapat dipercaya
yang diperlukannya untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan yang
menyangkut aktivitas dan kelangsungan hidup perusahaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendalian intern mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan dapat
dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan atau lembaga, dan meningkatkan
efektivitas dari seluruh anggota perusahaan atau lembaga sehingga perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu informasi akuntansi memberikan
informasi kepada orang-orang yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Para
pemakai informasi sangat memeprhatikan kualitas informasi yang dilaporkan melalui
kertas maupun yang ditayangkan melalui layar komputer (monitor). Suatu organisasi
menerapkan kebijakan dan prosedur pengendalian (pengendalian intern) dengan maksud
untuk memelihara kualitas informasi dan operasi (rangkaian aktivitas) dalam rangka
pencapaian tujuan. Pengendalian intern memiliki lima komponen yang membentuk
struktur pengendalian intern. Dari lima komponen tersebut, pengendalian lingkungan
menjadi dasar yang memayungi ke-empat pengendalian lainnya.
Bambang Hartadi. (1997). Sistem Pengendalian Intern (dalam hubungannya dengan manajemen
dan audit). Yogyakarta: BPFE.
The Committee of Sponsoring Organization of the treadway Commission, COSO (1992): COSO
– Internal Control Integrated Framework, The Committee of Sponsoring Organization of
the treadway Commission.
https://mohammadfadlyassagaf.wordpress.com/2016/12/05/internal-control/