Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA ODHA

TUGAS MANAJEMEN HIV/AIDS

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Cindy Novita Rumzi


Hana Nur Aini
Kinanti May Dini
Niken Fitria
Nover Selviola
Rifna
Santy Madya Pratama
Yonida Bella Pertiwi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

PEKANBARU

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kahadirat Allah Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Manajemen HIV/AIDS.
Dalam penyusunan tugas ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
Zuchrah Hasan, SKM, M.Kes selaku dosen koordinator mata kuliah Manajemen
HIV/AIDS .
Tentunya dalam penyusunan tugas ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dikemudian hari dapat lebih baik lagi.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Pekanbaru, Agustus 2019

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang terjadi di kalangan masyarakat
yang belum ditemukan vaksin atau obat yang efektif untuk pencegahan HIV/AIDS
hingga saat ini. Secara global terdapat 36 juta orang dengan HIV di seluruh dunia, di
Asia Selatan dan Tenggara terdapat kurang lebih 5 juta orang dengan HIV. Indonesia
merupakan salah satu negara dengan penambahan kasus HIV/AIDS tercepat di Asia
Tenggara, dengan estimasi peningkatan angka kejadian infeksi HIV lebih dari 36%.
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia bertumbuh paling cepat di antara negara-negara di
Asia (UNAIDS, 2014).
Faktor resiko penularan HIV/AIDS sampai tahun 2015 terjadi pada
heteroseksual (84,7%), IDU (5,7%), homoseksual (4,7%), perinatal (4,6%) dan
transfusi (0,1%).Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus HIV/AIDS
didapatkan tertinggi pada usia 20-29 tahun (32,0%), 30-39 tahun (29,4%), 40-49
tahun (11,8%), 50-59 tahun (3,9%) kemudian 15-19 tahun (3%). Saat ini HIV/AIDS
menginfeksi secara besar berjenis kelamin perempuan, secara kumulatif sampai tahun
2015 terdapat 61,5% dan laki-laki 38,50% (Kemenkes RI, 2011).
ODHA adalah singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS, penderita yang
mengarah pada pengertian bahwa orang tersebut sudah secara positif didiagnosis
terinfeksi HIV. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah orang yang dalam
tubuhnya sudah terinfeksi oleh virus HIV/AIDS, orang yang sudah terinfeksi HIV
baik pada tahap bergejala maupun sudah bergejala. Jumlah orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Indonesia sebanyak 193.030 orang, 11% diantaranya merupakan
pasangan tetap pengguna NAPZA suntik dan pengguna jasa pekerja seks komersial,
sehingga sekitar 21 ribu pasangan tetap telah hidup dengan HIV/AIDS (Departemen
Kesehatan RI, 2010). ODHA mempunyai peran penting dalam rantai penularan
karena merupakan host pembawa agent. Salah satu tindakan pencegahannya
penularan adalah pengendalian perilaku berisiko dari ODHA sendiri menjadi bagian
terpenting dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Karena mereka adalah orang-
orang yang hidupnya tersentuh dan terpengaruh secara langsung oleh virus HIV.
Dengan tujuan memustuskan mata rantai penularan HIV dan mengurangi dampak
sosial ekonomi dari HIV/AIDS (Yudi, 2014).

1.2 Tujuan
Mengetahui apa pengertian pendidikan pencegahan HIV/AIDS dan untuk
mengetahui bagaimana pendidikan pencegahan HIV/AIDS pada ODHA.

1.3 Manfaat
Makalah ini memberikan informasi mengenai pengertian pendidikan
HIV/AIDS serta memberikan pengertahuan mengenai bagaimana cara pencegahan
HIV/AIDS pada ODHA.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pencegahan adalah proses,
cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan
demikian, pencegahan merupakan tindakan. Pencegahan identik dengan perilaku.

a. Pengertian HIV/AIDS
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini
menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan
turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus
HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Namun orang
tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain apabila melakukan
perilaku yang berisiko.
AIDS singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome. AIDS
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan
tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan
tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai
macam penyakit. Selain dapat merusak system kekebalan tubuh, HIV juga
dapat mempengaruhi banyak organ tubuh secara langsung, seperti system
syaraf dan ginjal. Virus ini juga dapat menunkan berat badan, berkeringat di
malam hari, dan diare. Ketika terjadi kematian karena AIDS, seringkali
dikatakan bahwa orang itu meninggal akibat HIV, namun yang benar adalah
orang tersebut meninggal karena salah satu dari komplikasinya, seperti kanker
atau infeksi. Jadi AIDS merupakan penyakit lanjutan dari HIV.
b. Pendidikan Pencegahan HIV/AIDS Pada ODHA
Pada dasarnya setiap orang berpotensi terinfeksi virus HIV. Oleh
karenanya perlu dilakukan upaya pencegahan.
1) Kondom, yaitu rekomendasi untuk selalu menggunakan kondom jika
melakukan hubungan seks yang beresiko. Yang dimaksud seks beresiko
apabila berhubungan seks dengan selain istri, dan atau bagi pasangan
ODHA. Penggunaan kondom dapat mencegah interaksi cairan vagina dan
sperma dengan dinding sel yang terbuka akibat gesekan pada saat
penetrasi. Lebih khususnya bagi kelompok yang sangat beresiko
menularkan dan tertular virus HIV seperti wanita pekerja seks, pelanggan
waria, dan gay. Kondom merupakan selubung lateks yang berfungsi
sebagai alat KB, mencegah penularan PMS termasuk HIV dan AIDS, dan
membantupria atau suami yang mengalami ejakulasi dini. Kondom dalam
konteks pencegahan memiliki kelebihan, yakni dapat mencegah
kemungkinan penularan penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV
dan AIDS, tidak ada efek hormonal, praktis dan mudah dibawa, efektif dan
mudah didapat.
2) Don‟t Inject atau No Drugs yaitu himbauan untuk menghindari dan
meninggalkan penggunaan narkoba, khususnya narkoba suntik. Jika
seseorang betul-betul harus melakukannya, pastikan bahwa jarum yang
digunakan benar-benar aman dan steril.
3) Education, yaitu dengan menambah wawasan dan membuka pengetahuan
khususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatan reproduksi dan PMS
(Penyakit Menular Seksual). Pendidikan seksual dan pemberian informasi
yang tepat mengenai HIV dan AIDS sangat penting bagi masyarakat
khususnya bagi perempuan dan para remaja agar tidak terjerembab dalam
penyesalan hidup. Pengetahuan yang baik dapat mencegah remaja dalam
menghindarkan diri dari tindakan yang tidak sepantasnya sebab mereka
mengetahui tingkat resiko yang sangat besar atas perbuatannya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap informan ODHA
mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS berbeda-beda, mulai mendapat informasi
dari dokter, penyuluhan, baca buku, pendamping sebaya serta dari teman. Separuh
informan mengaku cukup jelas yang dimaksud dengan HIV/AIDS adalah virus yang
menular dan berbahaya menyerang daya imun sehingga sering sakit. Informan
mengatakan bahwa HIV/AIDS dapat ditularkan dari sering gonta-ganti pasangan dan
tidak setia dengan pasangannya. Sedangkan sebagian kecil informan kurang jelas
dalam mengetahui HIV/AIDS yang menyatakan bahwa HIV/AIDS merupakan virus
berbahaya saja tidak ada tambahan penjelasan lainnya terkait HIV/AIDS. Dari
beberapa penelitian, informan menyatakan mendapatkan informasi HIV/AIDS dari
kegiatan tenaga kesehatan serta pendamping sebaya yang dilakukan berupa
penyuluhan atau seminar dalam meningkatkan ilmu HIV/AIDS.
Berdasarkan hasil penelitian Rahakbauw (2011) menyatakan bahwa
pemanfaatan pelayanan kesehatan menggambarkan usaha ODHA dan keluarga untuk
mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan. ODHA dan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan berkaitan
dengan tampat pertama kali terdeteksi dan waktu di rawat di rumah sakit. ODHA
memiliki pertimbangan khusus dalam milih jenis pelayanan kesehatan. Beberapa
ODHA tidak menggunakan jasa pelayanan Puskesmas pada awal merasakan tanda
gejala HIV/AIDS dikarenakan oleh beberapa sebab seperti kurangnya informasi dan
keyakinan klien tentang sakit dan tidak memiliki biaya untuk perawatan di rumah
sakit.
Berdasarkan teori bahwa hubungan seksual dengan ODHA tanpa
perlindungan (kondom) akan menularkan HIV melalui vagina maupun anal. Dalam
periode waktu 3 sampai 6 minggu antibodi terhadap HIV biasanya akan muncul.
Periode ini sangat penting diperhatikan karena pada periode ini ODHA mampu dan
potensial menularkan HIV kepada orang lain (Astari, 2009).
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencegahan penularan HIV/ AIDS pada ODHA ditunjukkan dengan
pengetahuan HIV/AID. Selain itu, salah satu tindakan pencegahannya penularan
adalah pengendalian perilaku berisiko dari ODHA sendiri menjadi bagian terpenting
dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Karena mereka adalah orang-orang yang
hidupnya tersentuh dan terpengaruh secara langsung oleh virus HIV. Dengan tujuan
memustuskan mata rantai penularan HIV dan mengurangi dampak sosial ekonomi
dari HIV/AIDS

3.2 Saran
HIV dan AIDS merupakan isu global yang tak kunjung usai dalam perhelatan
kritis dan akademis. Sampai detik ini belum ditemukan formula medis yang dapat
menyembuhkan penyakit ini. Satu-satunya upaya yang dapat kita lakukan adalah
dengan melakukan pencegahan baik secara medis maupun perspektif agama. Saran
penulis adalah perlu adanya kajian integrasi interkoneksi dalam pembahasan
persoalan HIV dan AIDS, mengingat masih sangat minim sekali kajian tentang
permasalahan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Astari, L., Sawitri, S.Y. and Hinda, D., 2009. Viral Load pada infeksi HIV. Berkala
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 21(1): 31-8.

Rahakbauw, N. (2016). Dukungan Keluarga terhadap Kelangsungan Hidup ODHA


(Orang dengan HIV/AIDS). Insani, 3(2): 64-82

Yudi, P. D. P., dan Sudibia, I. K. (2014). Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, dan
Psikologis Penderita HIV AIDS di Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi. 2014;
19(2).

Rokhmah, D. dan Khoiron. (2013). Pengetahuan dan Sikap ODHA (Orang Dengan
HIV danAIDS) Tentang HIV dan AIDS dan Pencegahannya. Jurnal IKESMA, 9 (2)

UNAIDS. 2014. UNAIDS Scientific Expert Panel 2013-2015. Jenewa: UNAIDS

Anda mungkin juga menyukai