Anda di halaman 1dari 8

Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terukur, masalah dibatasi dalam beberapa hal diantaranya
sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Gunung Manglayang Kabupaten Bandung, Jawa
Barat.
2. Metode yang digunakan yaitu analisis data sekunder dengan metode scoring dan
tumpang susun yang mencakup beberapa parameter yaitu Geologi (Batuan),
kemiringan lereng, Penggunaan Lahan dan Curah hujan
3. Penelitian ini tidak melakukan pengukuran secara langsung dilapangan
4. Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral
No.1452/K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pemetaan Zona Kerentanan
Gerakan Tanah, pemetaan zona kerentanan tanah dapat dilakukan dengan pemetaan
langsung, pemetaan tidak langsung dan metoda gabungan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode pemetaan tidak langsung.

===

Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, masalah dibatasi dalam beberapa hal diantaranya
sebagai berikut :

1. Wilayah Penelitian

Wilayah Penelitian ini difokuskan pada Kota Bandung.

2. Metode yang digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial dan survei
lapangan. Survei lapangan, yaitu dengan melakukan validasi ke Sempadan Sungai Citarum,
melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar.

3. Data

Data pada penelitian ini menggunakan data Batas Administrasi Kota Bandung, Zona Nilai
Tanah Kota Bandung, dan Foto Udara Kota Bandung.

===

2
Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, masalah dibatasi dalam beberapa hal

diantaranya sebagai berikut :

1. Penelitian ini menganalisis RTH Zona L-1 dan L-2 di Kec. Cikalong Wetan dan Kec.

Cisarua

2. Penelitian ini menggunakan data Peta Batas Administrasi KBU, Peta

Tutupan Lahan KBU, dan Peta Zonasi KBU yang didapatkan dari Badan

Perencanaan Pembangunan Provinsi.

===

1. BATASAN MASALAH
Agar penelitian ini lebih terarah, masalah dibatasi dalam beberapa hal
diantaranya sebagai berikut:
1. Acuan kritera kebutuhan ruang terbuka hijau ini adalah Undang-Undang RI No.
26 tahun 2007.
2. Penelitian ini menganalisis kesesuan lahan ruang terbuka hijau dengan Detail
tata ruang wilayah di Kota Bandung.
3. Penelitian ini mengacu kepada peratran RTRW dan RDTR.

====

Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di Kecamatan Pangalengan dan Kecamatan
Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data
(overlay, buffer, intersect, calculate geometry dan query data) dan survei
lapangan.
3. Pada penelitian ini parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi produksi
unggulan tanaman hortikultura di Kecamatan Pangalengan dan Kecamatan
Pasirjambu terdiri dari Peta Batas Administrasi Kab. Bandung, Peta Curah Hujan,
3
Peta Jenis Tanah, Peta Tutupan Lahan, DEMNas 8m, Peta Topografi, Peta
Kemiringan Lereng, Peta Hidrologi dan Peta RTRW Kab. Bandung.
4. Penelitian menghasilkan produk berupa peta produksi unggulan tanaman
hortikultura di Kecamatan Pangalengan dan Kecamatan Pasirjambu.
===

Batasan Masalah
Beberapa Batasan masalah pada peneltian ini seperti, berikut:
1. Acuan kriteria kebutuhan RTH ini adalah Undang-undang RI No. 26 tahun 2007.
2. Wilayah yang diteliti hanya Kabupaten Bandung.
3. RTH yang diteliti hanya RTH Publik.
4. Penelitian ini menganalisis kesesuaian lahan dan mengacu pada RDTR/RTRW.
5. Software yang digunakan pembuatan WebGIS menggunakan ArcGIS online.
===

Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terukur, masalah dibatasi dalam beberapa hal diantaranya
sebagai berikut:
5. Penelitian ini hanya dilakukan pada Sempadan Sungai Citarum di wilayah Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
6. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data (overlay,
buffer, intersect, calculate geometry dan query data) dan survei lapangan.
7. Penelitian ini tidak melakukan pengukuran kedalaman sungai.
8. Penelitian ini mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 Tentang Penentuan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau Pasal 5 Ayat (3) Garis Sempadan pada
sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud ditentukan
paling sedikit berjarak 30 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih 20 (dua puluh) meter.

====

Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali.

4
2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data (
overlay, buffer, intersect, calculate geometry dan query data) dan survei
lapangan.
3. Pada penelitian ini parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi produksi
unggulan tanaman hortikultura di Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali
terdiri dari Peta Batas Administrasi Kabupaten Bandung, Peta Curah Hujan, Peta
Jenis Tanah, Peta Tutupan Lahan, DEMNas 8m, Peta Topografi, Peta Kemiringan
Lereng, Peta Hidrologi dan Peta RTRW Kabupaten Bandung.
4. Penelitian ini mengidentifikasi produksi unggulan dan luas potensi tanaman
hortikultura di Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali menggunakan
aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG).
5. Penelitian menghasilkan produk berupa peta produksi unggulan tanaman
hortikultura di Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali.
===

I. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka terdapat
beberapa batasan masalah dalam penelitian ini, meliputi :
1. Penelitian dilakukan pada Kecamatan Banjaran dan Kecamatan Arjasari.
2. Pengolahan data menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG)
3. Parameter penentuan daerah rawan banjir terdiri dari tutupan lahan, curah
hujan, kemiringan lereng, dan jenis tanah.
4. Klasifikasi daerah rawan banjir diperoleh melalui proses skoring dan overlay.
5. Kejadian banjir yang terjadi dilokasi penelitian terjadi 6-10 kali dalam
setahun (BNPB, 2019)
6. Hasil akhir penelitian berupa peta area rawan banjir pada Kecamatan
Banjaran, Kecamatan Arjasari, dan peta area rawan banjir pada Kecamatan
Banjaran, Kecamatan Arjasari di Kabupaten Bandung.

===

Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka terdapat
beberapa batasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:

5
1. Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada daerah Sempadan Sungai
Cikapundung di Kota Bandung.
2. Metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi :
 Metode analisis data (overlay, buffer, intersect, calculate geometry, dan
query data).
 Survey lapangan.
3. Pengolahan data menggunakan aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis).
4. Penelitian ini mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 Tentang Penentuan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau Pasal 5 Ayat (1) huruf b paling
sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter
sampai dengan 20 (dua puluh) meter.
5. Hasil akhir penelitian berupa peta tematik penggunaan lahan pada daerah
Sempadan Sungai Cikapundung di Kota Bandung.
===

4. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, batasan masalah kegiatan penelitian yang dilakukan
adalah sebagai berikut :

1. Parameter-parameter yang digunakan untuk penentuan daerah rawan banjir


terdiri dari curah hujan, jenis tanah, kemiringan lereng, penggunaan lahan,
dan buffer aliran sungai.
2. Klasifikasi daerah rawan banjir diperoleh melalui proses overlay dan scoring
menggunakan aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis).
3. Hasil akhir dari penelitian berupa peta daerah rawan banjir di Kecamatan
Rancaekek dan Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung

===

Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terukur, masalah dibatasi dalam beberapa hal diantaranya
adalah sebagai berikut:
9. Penelitian hanya dilakukan di lokasi penelitian yaitu Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat.
10. Parameter – parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan longsor
adalah data curah hujan daerah Bandung Barat, data DEM, peta jenis tanah, peta
6
kemiringan lahan, peta geologi, peta penggunaan lahan dan data-data pendukung
lainnya.
11. Analisis kerawanan tanah longsor dilakukan dengan melakukan skoring pada
parameter yang digunakan, kemudian setelah parameter selesai dilakukan pembobotan
pada setiap parameter dengan menggunakan teknik overlay
12. Hasil akhir penelitian berupa peta tingkat kerawanan longsor di kecamatan lembang.

===

1. Batasan Masalah

Penelitian ini mencakup pada Batasan masalah agar focus pada penelitian, diantaranya
:
a. Lokasi penelitian adalah daerah kajian risiko bencana Gunung Papandayan,
Provinsi Jawa Barat bagian Kabupaten Garut.
b. Objek penelitian adalah jalur evakuasi akibat bencana Gunung Papandayan.
c. Pengolahan data dengan menggunakan SIG menggunakan metode Network
Anlaysis.
d. Data sekunder yang digunakan adalah bersumber dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG). Dan Badan Pusat Statistik (BPS).
e. Penelitian mengacu pada peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana No. 2/2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
===

Batasan Masalah
Dalam penelitian ini ditetapkan batasan ruang lingkup untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan penelitian dan untuk memfokuskan
masalah yang diteliti. Adapun batasan ruang lingkup dalam penelitian ini
meliputi:
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Batujajar dan Kecamatan
Cihampelas.
2. Pengolahan data Penelitian dengan aplikasi Sistem Informasi
Geografis.
3. Hasil Akhir penelitian berupa peta persebaran kondisi daerah resapan

7
air di Kecamatan Batujajar dan Kecamatan Cihampelas.
4. Parameter penentu daerah resapan air yaitu jenis tanah, kemiringan
lereng, curah hujan dan penggunaan lahan.

Anda mungkin juga menyukai