Anda di halaman 1dari 10

K

K-13 e
l
a
s

Geografi XI

BARANG TAMBANG INDONESIA I

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami pengertian barang tambang.
2. Memahami batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
3. Memahami mineral logam dan bukan logam.

A. Pengertian Barang Tambang


Barang tambang adalah sumber daya alam, baik berupa bukan mineral, mineral logam,
maupun mineral bukan logam yang berasal dari dalam bumi dan bersifat tidak dapat
diperbarui karena pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama.

B. Batu Bara
1. Proses Pembentukan Batu Bara
Batu bara merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar. Batu bara berasal dari
pembusukan tumbuhan rawa dengan unsur pembentuk berupa karbon, hidrogen, dan
oksigen. Proses dari pembentukannya terdiri atas dua tahap berikut.

a. Tahap biokimia (penggambutan)


Sisa tumbuhan rawa mengalami pembusukan (dekomposisi) oleh mikroba anaerob (bakteri
yang dapat hidup tanpa oksigen). Kemudian tertimbun oleh lapisan sedimen berupa batu,
kerikil, pasir, liat, dan lumpur sehingga unsur hidrogen dan oksigennya menguap dan
sisanya memadat (kompaksi) menjadi gambut. Gambut adalah pembusukan tumbuhan
rawa yang memadat dan masih dapat dikenali sebagai sisa tumbuhan.
1
b. Tahap geokimia (pembatubaraan)
Oleh karena waktu yang lama, suhu yang tinggi dan tekanan sedimen yang besar, unsur
hidrogen dan oksigennya terus berkurang dan unsur karbon gambut makin besar sehingga
membentuk batu bara dalam berbagai tingkatan kualitas. Perubahan waktu, suhu, dan
tekanan mengubah bentuk batu bara dengan urutan sebagai berikut.
Gambut (peat) → batu bara muda (lignit) → batu bara subbitumen → batu bara bitumen
→ antrasit.

peat lignit coal subbitumen coal

bitumen coal antrasit

Gambar gambut (peat) dan empat jenis batu bara. (Sumber: wikimedia.org; flickr.
com; lnwfile.com)

2. Tempat Pembentukan Batu Bara


Berdasarkan teorinya, tempat terbentuknya batu bara terbagi atas dua, yaitu sebagai
berikut.
a. Teori In-situ
Menurut teori ini, batu bara terbentuk di tempat tumbuhan itu berada, yaitu rawa-rawa
atau danau pada hutan basah. Tumbuhan yang mati langsung tenggelam, lalu mengalami
pembusukan tidak sempurna hingga menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen
organik, kemudian menjadi batu bara. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
1) Lapisan batu bara tebal.
2) Kualitasnya bagus.
3) Penyebarannya luas.
4) Daerah persebaran, di antaranya Ombilin (Sumatra Barat), Bukit Asam (Sumatra
Selatan), Kota Baru (Kalimantran Selatan), dan Sungai Berau (Kalimantan Timur)

2
Gambar tahapan pembentukan batu bara.

b. Teori drift
Menurut teori ini, batu bara terbentuk di tempat yang bukan merupakan asal tumbuhan.
Tumbuhan yang mati mengalami pembusukan sampai menjadi gambut (peat) kemudian
mengalami transportasi (pengangkutan) oleh air dan terakumulasi (menumpuk) di
suatu tempat, lalu tertimbun oleh lapisan sedimen hingga mengalami pembatubaraan
(coalification). Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
1) Lapisan batu bara tipis.
2) Kualitas kurang bagus karena mengandung pasir dan debu pengotor.
3) Penyebarannya sempit tetapi terdapat di banyak tempat.
4) Daerah persebaran di delta-delta sungai Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, dan
Papua Barat.
Keterangan:
Time : waktu
Pressure : tekanan
Heat : suhu
Peat : tumbuhan yang membusuk
menjadi gambut.
Lignite : membentuk jaringan kayu.
Coal : membatu menjadi batu bara.
Gambar proses coalification menurut teori
drift. (ilustrasi ulang dari sumber ptba.co.id)

3
3. Manfaat Batu Bara
Berikut adalah manfaat dari batu bara.
a. Untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari bahan batu bara lignit
(batu bara cokelat), batu bara subbitumen, dan batu bara bitumen.
b. Untuk industri baja diperoleh dari residu batu bara bitumen yang dibuat kokas
(bahan bakar).
c. Untuk pemanas ruangan dari batu bara antrasit yang mengandung karbon
hingga 98%.
d. Untuk bahan bakar lokomotif uap dan pemanas air dari arang batu bara (steam coal).
e. Untuk campuran pembuatan cat, kain, kertas, sabun, dan sampo dari tar (tir) batu bara.
f. Untuk bahan bakar industri semen, aluminium, dan dapat pula dibuat untuk bahan
bakar cair seperti di Afrika.
g. Untuk produk bahan metanol serta garam amonia yang dijadikan pupuk amonia
dan bahan kimia.

C. Minyak Bumi
1. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari biota laut, yaitu hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Biota
laut yang mati mengendap di cekungan dasar laut dangkal, kemudian tertimbun oleh
endapan batu, kerikil, pasir, liat, dan lumpur laut yang membentuk batuan sedimen.
Sebagian dari bahan sedimen, yaitu batu kapur, koral, dan pasir merupakan bahan
reservoir (batuan sarang) yang berpori-pori. Seiring berjalannya waktu, biota laut yang
mati tersebut mengalami pembusukan oleh bakteri anaerob. Pengaruh waktu yang
sangat lama dengan suhu yang makin tinggi dan tekanan dari bahan sedimen yang
makin besar mengakibatkan fosil biota laut berubah menjadi cairan hidrokarbon yang
disebut minyak mentah.
Selanjutnya minyak mentah masuk ke pori-pori batuan sarang yang disebut dengan
batuan induk. Oleh karena berat jenis minyak mentah lebih ringan dari berat jenis air,
maka minyak mentah bergerak naik.
Bersamaan dengan proses pembentukan minyak tanah, dasar laut mengalami gerak
orogenesa sehingga melengkung membentuk antiklinal. Minyak mentah bergerak naik
menuju ke antiklinal dan terperangkap dalam cebakan antiklinal. Gas bumi yang lebih
ringan berada di atas dan minyak yang lebih berat berada di bawahnya. Gas bumi baru
terbentuk jika suhu yang mengenai cairan hidrokarbon bertambah tinggi.

4
Gambar proses pembentukan minyak bumi.

2. Proses Pemasakan Minyak Bumi


Agar minyak bumi dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah yang berupa cairan
hidrokarbon harus diproses lebih dahulu dalam kilang minyak melalui proses distilasi.
Artinya, proses penyulingan minyak mentah berdasarkan perbedaan titik didih. Hasil dari
distilasi dapat berupa:
a. gas petroleum atau minyak gas (avigas) dan bensol (avtur),
b. gasolin (bensin/premium, pertamax)
c. kerosin (minyak tanah),
d. diesel (minyak solar),
e. minyak bahan baku industri (minyak bakar),
f. vaselin (minyak pelumas),
g. parafin (malam, lilin),
h. aspal (tir/ter).
Vaselin, parafin, dan aspal merupakan residu.

Gambar proses penyulingan minyak


mentah. (ilustrasi ulang dari sumber wikipedia.
org)

5
3. Kilang Minyak Bumi
Indonesia memiliki kilang minyak bumi di beberapa tempat, di antaranyasebagai berikut.
a. Kilang minyak Pangkalan Brandan (Sumatra Utara).
b. Kilang minyak Dumai/Sungai Pakning (Riau)
c. Kilang minyak Plaju (Sumatra Selatan)
d. Kilang minyak Balangon, Indramayu (Jawa Barat).
e. Kilang minyak Cilacap (Jawa Tengah)
f. Kilang minyak Balikpapan (Kalimantan Timur)
g. Kilang minyak Kasim, Sorong (Papua Barat)

D. Gas Alam
1. Proses Pembentukan Gas Alam
Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terdapat di ladang gas bumi
(sumur gas) dan ladang minyak bumi (sumur minyak mentah). Gas alam bersifat tidak
berwarna, tidak berbau, korosif (berkarat), dan beracun. Gas alam terbentuk melalui dua
proses berikut.

a. Proses biologis
Gas alam terbentuk dari hasil dari dekomposisi zat organik oleh mikroba anaerob di dasar
teluk, danau, atau rawa. Gas alam merupakan hasil metabolisme dari bakteri sehingga
tidak terbentuk pada suhu yang tinggi. Metabolisme di sini artinya proses pembakaran
zat makanan menjadi energi.
Komponen utama dari gas alam adalah metana (gas tanpa warna dan bau yang
mudah terbakar). Gas alam biasanya ditemukan di ladang gas bumi (sumur gas) yang
sedikit atau tidak mengandung minyak mentah. Sumur gas yang dijadikan kilang gas
alam cair di wilayah Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
1) Kilang gas Arun (Aceh)
2) Kilang gas Natuna (Kepulauan Riau)
3) Kilang gas Badak, Bontang (Kalimantan Timur)
4) Kilang gas Lapangan Senoro, Banggai (Sulawesi Tengah)
5) Kilang gas Lapangan Tangguh, Teluk Bintuni (Papua Barat)

6
b. Proses termal
Gas alam terbentuk bersamaan dengan minyak bumi. Setelah terbentuk minyak bumi,
suhunya semakin tinggi sehingga terbentuklah gas alam. Gas alam biasanya ditemukan
di ladang minyak bumi (sumur minyak mentah).

2. Proses Pemasakan Gas


Agar gas alam dapat dimanfaatkan secara optimal, gas alam yang berupa cairan
hidrokarbon harus diproses terlebih dahulu dalam kilang gas melalui proses cracking.
Artinya, proses penguraian hidrokarbon menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Ilustrasinya sebagai berikut.

Metana
Etana
Cracking hidrokarbon kompleks Propana
Butana
Petana +

Pertama : memisahkan metana dari hidrokarbon


Kedua : memisahkan etana dari hidrokarbon
Ketiga : memisahkan propana dari hidrokarbon
Keempat : memisahkan butana dari petana +
Selanjutnya,
a. metana didinginkan dan dicairkan menjadi Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam
cair dengan etana sebagai pendinginnya.
b. butana didinginkan dan dicairkan menjadi Liquefied Petroleum Gas (PNG) atau gas
minyak bumi cair dengan propana sebagai pendinginnya.
c. petana + diproses menjadi bahan bakar seperti bensin (premium) dan pertamax.

3. Pemanfaatan Gas Alam


Pemanfaatan gas alam terbagi atas tiga kelompok sebagai berikut.
a. Gas alam sebagai bahan bakar
Gas alam dimanfaatkan sebagai:
1) pembangkit Listrik Tenaga Gas atau Uap (PLTG/PLTU);
2) bahan bakar industri ringan, menengah, dan industri berat;

7
3) bahan bakar kendaraan bermotor (BBG) yang ramah lingkungan;
4) gas kota untuk kebutuhan rumah tangga, hotel, apartemen, dan restoran
(untuk memasak, memanaskan, memproses air panas dan pengeringan).
b. Gas alam sebagai bahan baku
Gas alam dimanfaatkan sebagai:
1) bahan baku pabrik pupuk urea;
2) bahan baku industri petrokimia;
3) bahan baku industri metanol (zat alkohol beracun yang berfungsi sebagai zat
antibeku, zat pelarut, dan bahan bakar);
4) bahan baku industri plastik;
5) bahan baku dry ice (pendingin) untuk pengawet makanan;
6) bahan baku LPG.

c. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor berupa LNG.


Selain pemanfaatan di atas, teknologi mutakhir pun telah memanfaatkan gas alam
untuk air conditioner (AC) untuk bandar udara di Bangkok, Thailand dan beberapa
gedung perguruan tinggi di Australia.

E. Mineral Logam dan Bukan Logam


1. Jenis, Persebaran, dan Manfaat Mineral Logam
Berikut adalah jenis, persebaran, dan manfaat dari berbagai mineral logam yang ada di
wilayah Indonesia.

Tabel jenis, persebaran, dan manfaat dari mineral logam yang ada di Indonesia.

No. Jenis Mineral Logam Wilayah Persebaran Manfaat Mineral Logam


1. Timah putih Pulau Bangka, Pulau Solder, pelapis besi,
Belitung, dan Pulau kaleng, tube, dan bahan
Singkep. pembungkus.

2. Tembaga Tembagapura, Papua dan Campuran perunggu-


Gorontalo. kuningan-emas-perak,
peralatan listrik, elektronik,
senjata, pelat, uang logam,
dan peralatan dapur.

8
3. Bauksit Pulau Bintan dan Badan pesawat dan kapal
Singkawang. laut, kaleng, kabel, dan
peralatan rumah tangga.

4. Besi Sukabumi, Cilacap, Campuran baja, konstruksi


Tulung Agung, dan Bone bangunan, peralatan
industri dan rumah tangga.

5. Nikel Soroaka, Pomala, Kolala, Campuran baja, komponen


Pulau Gebe. industri, uang logam,
ornamen bangunan, dan
peralatan dapur.

6. Emas, perak, dan Meulaboh, Air Simau, Perhiasan, uang, medali,


platina Cikotok, Jampang Kulon, khusus emas untuk standar
Bolaang Mongondow, keuangan.
dan Timika.

7. Mangan Tasikmalaya, Kliripan, dan Campuran baja.


Kulon Progo.

2. Jenis, Persebaran, dan Manfaat Mineral Bukan Logam


Berikut adalah jenis, persebaran, dan manfaat dari berbagai mineral logam yang ada di
wilayah Indonesia.

Tabel jenis, persebaran, dan manfaat dari mineral logam yang ada di Indonesia.

No. Jenis Mineral Bukan Wilayah Persebaran Manfaat Mineral Bukan


Logam Logam

1. Aspal Pulau Buton Pengeras jalan, bahan


baterai, dan pewarna tinta
cetak.

2. Batu granit Pulau Bangka, Pulau Bahan baku jalan dan bahan
Belitung, dan Pulau bangunan.
Karimunjawa

9
3. Intan Martapura Perhiasan dan mata bor
pada pengeboran minyak
bumi.

4. Kaolin Pulau Belitung Cat, semen putih, dan


keramik.

5. Batu gamping Pegunungan Seribu dan Bahan baku semen dan


Pegunungan Kendeng bahan bangunan.

6. Marmer (batu Raja Lebong, Trenggalek, Ubin, nisan, pilar, dan


pualam) Tulung Agung. patung.

7. Belerang Gunung Talago, Patuha, Obat-obatan, insektisida,


Welirang, Soputan, bahan mesui, dan korek
Kawah Dieng, Daratan api.
Tinggi Ijen

8. Pasir kuarsa Sekitar sungai, danau, Bahan dasar industri gelas


dan pantai di Pulau Jawa dan kaca.
dan Sumatera

9. Fosfat Bogor, Tasikmalaya, Pupuk


Ciamis, Ajibarang,
Pati, Kebumen, Tuban,
Lamongan, dan Madura

10. Yodium Semarang, Sekarputih, Obat penyakit gondok dan


Pujon, dan Kedung Utara industri kimia.

10

Anda mungkin juga menyukai