Aksk 1
Aksk 1
RPS 1: Jenis, Tujuan, Laporan, Standar Audit dan Kode Etik Profesi
Subpokok bahasan:
1. Bab 1 4. Bab 4
2. Bab 2 5. Bab 6
3. Bab 3
BAB 1
PERMINTAAN AKAN JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA
Sifat Audit
Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
a. Informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Informasi harus tersedia dalam bentuk yang
dapat diverifikasi dan beberapa standar harus ditetapkan untuk digunakan oleh auditor
dalam mengevaluasi bukti.
b. Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
Bukti (evidence): setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi.
c. Orang yang kompeten dan independen. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk
memahami kriteria yg digunakan dan kompeten untuk mengetahui jenis dan jumlah bukti
yg dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat. Tingkat independensi harus
dipertahankan untuk menjaga kepercayaan klien.
d. Pelaporan. Laporan audit harus memberi info tentang derajat kesesuaian antara informasi
yang diaudit dgn kriteria yang ditetapkan.
Jasa Assurance
Yaitu jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil
keputusan. Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau profesional lainnya.
Jenis jasa assurance
a. Jasa atestasi
Jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau
asersi yang disiapkan oleh pihak lain. Dibagi menjadi:
1. Audit atas lapkeu historis
Auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat ttg apakah lapkeu
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
2. Audit atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Manajemen perlu menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan
diimplementasikan mengikuti kriteria yg telah ditetapkan. SOX-Act mewajibkan
perusahaan melaporkan penilaian manajemen atas efektivitas pengendalian internal
atas pelaporan keuangan.
3. Review laporan keuangan historis
Manajemen menegaskan bahwa laporan telah dinyatakan sesuai dengan standar
akuntansi. Akuntan publik hanya memberi tingkat kepastian yang moderat atau
review atas lapkeu.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Manajemen mengeluarkan asersi tentang raliabilitas dan keamanan informasi
elektronik. contoh:
Jasa webtrust: mengindikasikan bahwa pemilik situs telah memenuhi kriteria yg
berkaitan dengan praktik bisnis, integritas transaksi, dan proses informasi
Jasa systrust: untuk mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam bidang
seperti pengamanan dan integritas data
5. Jasa atestasi lain
b. Jasa assurance lainnya
Jasa Assurance lainnya Aktivitas jasa
Pengendalian atas risiko yg Menilai proses dalam praktek investasi untuk
berhubungan dgn investasi mengidentifikasi risiko dan menentukan efektivitas
aktivitas tsb
Mystery shopping Melakukan pembelian scr anonim untuk menilai
upaya tenaga penjual yg berhadapan dgn pelanggan
dan prosedur yg mereka ikuti
Jenis Audit
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan menurut prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Contoh: Audit tahunan atas laporan keuangan Boeing.
2. Audit operasional
Bertujuan untuk menelaah prosedur dan operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
dan efektifitasnya. Manajemen mengharapkan rekomendasi untuk memperbaiki
aktivitas operasi.
Contoh: Mengevaluasi apakah pemrosesan gaji yang terkomputerisasi untuk perusahaan
telah beroperasi secara efisien dan efektif.
3. Audit ketaatan (Compliance Audit)
Bertujuan untuk mempertimbangkan apakah auditee telah mengikuti prosedur atau
aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi.
Contoh: Menentukan apakah persyaratan bank untuk perpanjangan pinjaman telah
dipenuhi.
Jenis Auditor
1. Kantor akuntan publik
Bertanggung jaeab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua
perusahaan terbuka, perusahaan besar, dan perusahaan/organisasi nonkomersial lain.
2. Auditor badan akuntabilitas pemerintah
Auditor yang bekerja untuk government accountability office (GAO). Tanggung jawabnya
untuk melaksanakan fungsi audit bagi kongres dan badan pemerintah.
3. Agen penerimaan negara
Bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak federal sdd didefinisikan oleh
kongres dan diinterpretasikan oleh pengadilan.
4. Auditor internal
Dipekerjakan oleh perusahaan utnuk melakukan audit bagi manajemen.
BAB 2
PROFESI CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
KAP melakukan jasa lain dalam lingkup jasa assurance, yaitu:
Jasa akuntansi dan pembukuan
KAP diandalkan untuk menyusun laporan keuangan klien. Jika lapkeu diserahkan kepada
pihak ketiga dan dilakukan audit juga, KAP akan membuat laporan kompilasi.
Jasa perpajakan
KAP menyiapkan SPT pajak baik untuk klien audit maupun klien nonaudit.
Jasa konsultasi manajemen
KAP memberikan jasa yang memungkinkan kliennya mengoperasikan bisnis secara lebih
efektif.
Struktur Organisasi KAP
Tingkat Staf Pengalaman Tanggung jawab utama
Asisten staf <2 tahun Melakukan sebagian besar pekerjaan audit yg terinci
Auditor senior/ 2-5 tahun Mengoordinasikan dan bertanggung jawab atas
penganggung pekerjaan lapangan audit, termasuk mengawasi dan
jawab mereview pekerjaan audit
Manajer 5-10 tahun Membantu merencanakan dan mengelola audit,
mereview pekerjaan penanggung jawab, membina
hubungan dgn klien.
Partner >10 tahun Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan terlibat
dalam keputusan audit yg signifikan.
Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi KAP
1. Kebutuhan akan independensi klien
2. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi
3. Meningkatnya risiko tuntutan hukum yang dihadapi auditor
dan SEC, standar profesional, serta kebijakan pengendalian kantor itu sendiri. Setiap
pelanggaran dapat mengakibatkan tindakan disipliner oleh PCAOB dan dilaporkan ke SEC.
Security and Exchange Commission (SEC): adalah badan pemerintah federal yang membantu
menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat keputusan investasi. SEC
memberikan perlindungan bagi perusahaaan dan mengharuskan mereka menyerahkan
laporan tahunan terinci. Kemudian SEC memeriksa kelengkapan dan kememadaian laporan
tsb sebelum mengizinkan perusahaan menjual sekuritasnya di bursa. SEC berperan dalam
penetapan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dan persyaratan
pengungkapan bagi lapkeu. SEC berwenang menetapkan aturan bagi setiap akuntan publik
yang terkait dengan audit atas lapkeu.
PENGENDALIAN MUTU
Terdiri dari metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung
jawab profesionalnya kepada klien dan pihak lain. KAP mengikuti prosedur pengendalian
mutu khusus. Berikut unsur pengendalian mutu:
BAB 3
LAPORAN AUDIT
Laporan Audit (audit report) yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah
dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa. Laporan audit mengomunikasikan
temuan-temuan auditor bagi para pemakai laporan keuangan.
Jenis Laporan audit:
1. Wajar Tanpa Pengecualian Standar(Unqualified Opinion), artinya laporan keuangan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Memenuhi empat kondisi
(dibawah)
2. Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
(Unqualified Opinion with explanatory paraghraph), suatu audit yang lengkap telah
dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan dan lapkeu telah disajika secara wajar, tetapi
auditor yakin bahwa penting/wajib untuk memberikan informasi tambahan.
3. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), artinya laporan keuangan dapat
diandalkan tetapi masih ada beberapa masalah atau pos yang dikecualikan agar tidak salah
dalam mengambil keputusan.
4. Tidak Wajar (Adversed), artinya laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan standar
akuntansi atau ada kesalahan material dalam laporan keuangan tersebut.
5. Tidak Memberikan Pendapatan (Disclaimer), artinya laporan keuangan memiliki
kesalahan yang material dan manajemen membatasi lingkup pemeriksaan sehingga
auditor tidak menemukan bukti yang cukup.
Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian Dan Laporan Tentang Pengendalian Internal
Atas Pelaporan Keuangan Menurut Standar Auditing PCAOB
Terdapat perbedaan pelaporan audit yang signifikan untuk perusahaan publik:
a. Laporan audit standar tanpa pengecualian berbeda untuk audit laporan keuangan
perusahaan publik
Meliputi tiga paragrap:
Paragrap 1: paragrap pendahuluan yang menunjukan bahwa audit telah dilaksanakan
serta lapkeu telah diaudit
Paragrap 2: paragrap ruang lingkup, menunjukan bahwa audit dirancang untuk
memberikan kepastian yang layak bahwa lapkeu telahh bebas dari salah saji material
Paragrap 3: paragrap pendapat.
b. Auditor perusahaan publik berukuran besar juga harus menerbitkan pendapat tentang
pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Laporan tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan dalam rangka atestasi
laporan manajemen tentang kefektivan pengendalian internal. Laporan terpisah tentang
pengendalian internal meliputi unsur berikut :
Paragrap pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat yang mengurangkan ruang lingkup
audit serta pendapat tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Paragrap pendahuluan dan pendapat mengacu pada kerangka kerja yang digunakan
untuk mengevaluasi pengendalian internal
Laporan itu menyertakan paragrap sesudah paragrap ruang lingkup yang menetapkan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Laporan itu juga menyertakan paragrap tambahan sebelum paragrap pendapat yang
menyatakan keterbatasan yang melekat dari pengendalian internal
Meskipun pendapat audit atas lapkeu mencakup banyak periode pelaporan, pendapat
auditor ttg efektivitas pengendalian internal adalah untuk akhir tahun fiskal terkini
Paragrap terakhir menyertakan sebuah referensi-silang ke laporan terpisah auditor
tentang laporan keuangan
yang tidak independen menurut kode perilaku profesional antara auditor dengan kliennya.
Auditor juga memiliki opsi tidak memberikan pendapat pada masalah kelangsungan hidup
perusahaan (going concern).
MATERIALITAS
Materialitas: pertimbangan penting dalam menentukan jenis laporan yang tepat untuk
diterbitkan dalam situasi tertentu. Bila jumlah materialitas sangat signifikan, auditor harus
menolak memberikan pendapat atay menerbitkan pendapat tidak wajar. Materialitas bisa
disebut juga sebagai suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika
pengetahuan akan salah saji tersebut akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan.
Tingkat materialitas:
1. Jumlahnya tidak material
Jika terdapat salah saji dalam lapkeu namun tidak mempengaruhi keputusan pemakai
laporan. Contohnya manajemen mencatat asuransi dibayar dimuka sbg aset tahun
sebelumya dan memutuskan utk membebankannya pada tahun berjalan guna mengurangi
biaya pemeliharaan catatan.
2. Jumlahnya material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan
Terjadi jika salah saji dalam lapkeu akan mempengaruhi keputusan pengguna, tetapi
lapkeu secara keseluruhan tetap disajikan secara wajar sehingga masih berguna.
3. Jumlahnya sangat material sehingga kewajaran laokeu secara keseluruhan diragukan
Terjadi jika pemakai mungkin akan membuat keputusan yang tidak benar jika mereka
mengandalkan lapkeu secara keseluruhan. Pada saat menentukan apakah suatu
pengecualian sangat material, auditor harus mempertimbangkan seberapa besar
pengaruh pengecualuan tsb terhadap bagian lapkeu yang berbeda (pervasiveness). Bila
salah saji lebih pervasif, kemungkinan lapkeu diberi pendapat tidak wajar.
Hubungan materialitas, signifikansi pengambilan kepurusan oleh pemakai, dan jenis pendapat
Tingkat materialitas Pengaruh Pendapat
Tidak material Keputusan pemakai tidak terpengaruh WTP
Material Keputusan pemakai dipengaruhi hanya jika WDP
informasi yg dipertanyakan sangat penting utk
keputusan spesifik yg akan diambil
Sangat material Keputusan pemakai akan terpengaruh Adverse/
disclaimer
Pertimbangan dalam menentukan tingkat materialitas:
a. Kondisi non GAAP
1) Jumlah uang dibandingkan dengan dasar tertentu. Apabila klien gagal mengikuti GAAP,
maka laporan audit bergantung pada materialitas dari penyimpangan yang terjadi.
2) Dapat diukur. Jumlah uang dari bebera[a jenis salah saji tidak dapat diukur secara
akurat
3) Sifat pos. Hal yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai dan pendapat auditor:
- Transaksi yang ilegal atau curang
- Suatu pos yang secara material dapat mempengaruhi beberapa periode yg akan
datang, walaupun salah saji tsb tidak material apabila hanya mempertimbangkan
periode berjalan
BAB 4
ETIKA PROFESIONAL
Etika: serangkaian prinsip atau nilai moral. Perilaku etis diperlukan masyarakat agar dapat
berfungsi secara teratur. Alasan mengapa tidak berperilaku etis:
1. Standar etika seseorang yang berbeda dengan masyarakat umum
2. Seseorang bertindak mementingkan diri sendiri
Dilema etika: situasi yang dihadapi ketika harus mengambil keputusan tentang perilaku yang
tepat
5. Keseksamaan. Anggota harus memperhatikan standar teknis dan etis profesi, terus
berusaha meningkatkan kompetensi dan mutu jasa yang diberikannya, dan
melaksanakan tanggung jawab profesional sesuai dgn kemampuan terbaiknya
6. Ruang lingkup dan sifat jasa. Anggota yang berpraktik bagi publik harus
memperhatikan prinsip-prinsip kode perilaku profesional dalam menentukan lingkup
dan sifat jasa yang akan disediakannya.
b. Peraturan perilaku, yaitu standar minimum dari perilaku etis yang dinyatakan sebagai
peraturan spesifik.
c. Interpretasi atas paraturan perilaku
d. Kaidah etika, berupa penjelasan yg diterbitkan dan jawaban atas pertanyaan tentang
peraturan perilaku yang diserahkan kepada AICPA oleh para praktisi dan pihak lain yang
berkepentingan.
INDEPENDENSI
Didefinisikan sebagai hal yang terdiri dari dua komponen:
a. Independensi dalam berpikir: mencerminkan pikiran auditor yang memungkinkan audit
dilaksanakan dengan sikap yang tidak bias, anggota harus independen dalam faktanya.
b. Independensi dalam penampilan: hadil dari interpretasi lain atas independensi secara
umum.
Komite audit
Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang bertanggung jawab
membantu auditor agar tetap independen dari manajemen.
Biasanya terdiri dari 3-7 orang direktur yang bukan merupakan bagian dari manajemen
perusahaan.
Komite audit harus independen dan minimal terdiri dari seorang pakar keuangan.
Bertanggung jawab atas penunjukan, kompensasi, dan pengawasan atas pekerjaan auditor.
Ancaman potensial atas independensi:
a. Konflik yang timbul dari hubungan personalia
Penerimaan karyawan dari mantan anggota tim audit meningkatkan independensi. SEC
mengatur masa cooling off selama setahun untuk anggota tim penugasan audit agar dapat
bekerja dengan klien dan menduduki posisi manajemen kunci.
b. Rotasi partner
SEC mengharuskan pimpinan dan partner audit merotasi penugasan audit sesudah lima
tahun agar dapat kembali ke klien yang sama. Partner audit lainnya yang memiliki
keterlibatan yang cukup besar pada audit harus dirotasi sesudah tujuh tahun dan terkena
periode time out selama dua tahun.
c. Kepentingan kepemilikan
Hubungan yang diatur SEC berfokus pada perspektip penugasan dan melarang kepemilikan
pada klien audit bagi orang-orang yang dapat mempengaruhi aduit. Aturan ini melarang
setiap kepemilikan oleh orang yang terlibat audit dan keluarga mereka, termasuk :
- anggota tim penugasan audit
- pihak yang dapat mempengaruhi penugasan audit dalam rantai komando perusahaan
- partner dan para manajer yang memberikan lebih dari 10 jam jasa nonaudit kepada
klien
- partner dalam kantor partner yang terutama bertanggung jawab atas penugasan audit
Isu-isu lainnya:
a. belanja prinsip akuntansi
baik manajemen maupun perwakilannya yang sering berkonsultasi dengan akuntan dapat
mengakibatkan hilangnya independensi dalam keadaan tertentu. Ada persyaratan
tertentu yang dipenuhi KAP ketika berhadapan dengan kondisi demikian. Syarat itu
bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan manajemen mengikuti praktik yang
umumnya disebut belanja pendapat dan ancaman potensial atas independensi
b. penugasan dan pembayaran fee audit oleh manajemen
auditor mungkin tidak benar-benar independen bila bergantung pada pembayaran fee
oleh manajemen entitas yang diaudit.
PERATURAN PERILAKU
a. Peraturan 101 – independensi
Seorang anggota yang berpraktik untuk perusahaan publik harus independen dalam
pelaksanaan jasa profesionalnya sebagaimana disyaratkan oleh standar yang
dikembangkan lembaga yang dibentuk oleh dewan.
Anggota dilarang memiliki saham atau investasi langsung lainnya dalam klien karena akan
berpotensi merusak independensi audit aktual dan akan mempengaruhi persesi pemakai
atas independensi auditor.
Perkara hukum: jika terdapat tuntutan hukum atau maksud untuk memulai tuntutan
hukum antara KAP dan klien, kemampuan objektivitas keduanya akan dipertanyakan.
Interpretasi menganggap bahwa perkara hukum semacam itu sbg pelanggaran atas
peraturan 101 selama audit masa berjalan. Gugatan dari klien biasanya tidak mengganggu
independensi.
b. Peraturan 102 – integritas dan objektivitas
Dalam pelaksanaan setiap jasa profesional, seorang anggota harus dapat
mempertahankan objektivitas dan integritas, harus bebas dari konflik kepentingngan, dan
tidak boleh dengan sengaja membuat kesalahan penyajian atas fakta atau menyerahkan
penilaiannya kepada orang lain.
Bebas konflik kepentingan berarti tidak ada hubungan yang dapat mencampuri objektivitas
dan integritas. Interpretasinya konflik kepentingan yang terlihat mungkin tidak melanggar
peraturan perilaku jika informasinya diungkapkan kepada klien anggota atau yang
mempekerjakan.
c. Peraturan 201 – standar umum
Seorang anggota harus memaruhi standar berikt, dan interpretasinya yang diterapkan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh dewan
Kompetensi profesional. Hanya mengerjakan jasa profesional dimana anggota atau
kantor anggota menganggap secara wajar dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional.
Keseksamaan profesional. Menggunakan kemahiran profesional dalam pelaksanaan
jasa profesional
Perencanaan dan supervisi. Merencanakan dan mengawasi secara mencukupi
pelakanaan jasa profesional
Data relevan yang mencukupi. Memperoleh data relevan yang mencukupi sebagai
dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau rekomendasi dalam hubungannya
dengan jasa profesional yang dilaksanakan.
d. Peraturan 202 – ketaatan pada standar
Seorang anggota yang melaksanakan jasa audit, review, kompilasi, konsultasi manajemen,
perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus mematuhi standar yang ditetapkan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh dewan.
e. Peraturan 203 – prinsip-prinsip akuntansi
Seorang anggota tidak boleh:
(1) Memberikan pendapat atau menyatakan secara tegas bahwa lapkeu atau data
keuangan lainnya milik suatu entitas telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum
(2) Menyatakan bahwa ia tidak menyadari adanya modifikasi yang material yang harus
dibuat pada laporan atau data tsb agar sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku
umum, jika laporan atau data tsb mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang dirumuskan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan, yang mempunyai dampak
material terhadap laporan atau data yg diambil secara keseluruhan
f. Peraturan 301 – informasi rahasia klien
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh mengungkapkan setiap informasi rahasia
klien tanpa persetujuan klien.
Pengecualian atas kerahasiaan:
Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis
Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta peraturan
Peer review
Respons terhadap divisi etika
g. Peraturan 302 – fee kontinjen
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh :
1) Melaksanakan jasa profesional apapun dengan fee kontinjen atau menerima fee
semacam itu dari klien di mana anggota atau kantor akuntan anggota melakukan:
a) Audit atau review atas laporan keuangan
b) Kompilasi laporan keuangan ketika anggota menduga, atau secara wajar dapat
menduga, bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu dan laporan
kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi
c) Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektip
2) Menyiaplan SPT pajak yang asli atau yang telah diperbaiki atau klaim atas restitusi pajak
agar mendapatkan fee kontinjen dari klien
h. Peraturan 501 – tindakan yang dapat didiskreditkan
Seorang anggota tidak boleh melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bagi
profesinya. Dalam anggaran rumah tangga AICPA disebutkan tindakan yang didiskreditkan:
Kejahatan yang bisa dihukum penjara selama lebih dari 1 tahun
Kelalaian yang disengaja dalam menyerahkan SPT PPh dimana akuntan publik yg
berkewajiban menyerahkannya menurut hukum
Menyerahkan SPT PPh yang salah atau curang atas nama akuntan publik itu atau atas
nama kliennya
Sengaja membantu klien dalam menyiapkan dan menyajikan SPT pajak penghasilan
yang salah atau curang
i. Peraturan 502 – iklan dan bentuk permohonan lainnya
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan
iklan atau bentuk permohonan lainnya dengan cara yang palsu, menyesatkan, atau menipu.
Permohonan dengan menggunakan paksaan, melampaui batas, atau mengganggu sangat
dilarang.
j. Peraturan 503 – komisi dan fee referal
a) Komisi yang dilarang.
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh menerima komisi untuk
merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa kepada klien, atau
menerima komisi untuk merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk atau
jasa yang dipasok klien, atau menerima komisi apabila anggota atau kantor anggota tsb
juga melakukan untuk klien tsb:
Audit atau review atas lapkeu
Kompilasi lapkeu bila anggota itu menduga, atau bila secara wajar dapat diduga,
bahwa pihak ketiga akan menggunakan lepkeu itu dan laporan kompilasi anggota
tidak mengungkapkan kurangnya independensi
Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektip
b) Pengungkapan komisi yang diizinkan.
Anggota dalam praktik publik yang tidak dilarang oleh peraturan ini untuk
melaksanakan jasa atau menerima komisi dan bayaran, atau berharap mendapat komisi,
harus mengungkapkan fakta tsb kepada orang/entitas dimana anggota itu
merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk/jasa yang berkaitan dengan
komisi ini
c) Fee referal
Setiap anggota yang menerima fee referal untuk merekomendasikan atau
mereferensikan jasa akuntan publik kpd orang/entitas yang membayar fee referal
untuk memperoleh klien harus mengungkapkan penerimaan atau pembayaran
semacam itu kpd klien
k. Peraturan 505 – bentuk dan nama organisasi
Anggota dapat berpraktik dalam bidang akuntansi publik hanya dalam bentuk organisasi
yang diizinkan oleh hukum atau peraturan negara yang karakteristiknya sesuai dengan
resolusi dewan.
Seorang anggota tidak boleh berpraktik dalam bidang akuntansi publik dengan nama
kantor yang menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam
nama kantor organisasi penerus,
Sebuah kantor akuntan tidak boleh menunjuk dirinya sendiri sebagai :anggota dari AICPA”
kecuali semua pemilik kantor akuntan publiknya adalah anggota dari institusi tersebut.
PEMBERLAKUAN
Kelalaian untuk mengikuti peraturan perilaku dapat mengakibatkan pemecatan dari AICPA.
Hal ini merupakan sanksi sosial yang berat bagi akuntan publik. Anggaran rumah tangga AICPA
juga memberikan skors otomasis atau dikeluarkan dari AICPA atas tuduhan tindak kejahatan
yang bisa dihukum penjara lebih dari setahun dan untuk berbagai kejahatan yang
berhubungan dengan pajak.
a. Tindakan oleh divisi etika profesional AICPA
Divisi etika profesional bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran atas kode dan
menentukan tindakan disipliner.
b. Tindakan oleh dewan akuntansi negara
Setiap negara memberikan lisensi kepada para praktisi untuk berpraktik sebagai akuntan
publik. Pelanggaran serius atas kode perilaku dewan akuntansi negara dapat
mengakibatkan hilangnya sertifikat akuntan publik dan lisensi praktiknya.
c. Tindakan pemberlakuan oleh PCAOB
PCAOB memiliki wewenang untuk menyelidiki dan mendisiplinkan KAP yang terdaftar serta
ornag-orang yang terkait dengan KAP karena ketidaktaatan. PCAOB dapat memberikan
sanksi, termasuk penangguhan atau pencabutan terhadap registrasi perusahaan,
penangguhan atay pembatasan individu dari pergaulan KAP terdaftar, dan denda uang.
BAB 6
TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT
Tujuan Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan
Tujuan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang
diberikan oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku. Pendapat
auditor ini menambah tingkat keyakinan pengguna ybs terhadap laporan keuangan.
Langkah-langkah mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
disajika secara wajar dalam semua hal yang materual sesuai dengan kerangka kerja
pelaporan keuangan yang berlaku
b. Melaporkan tentang laporan keuangan dan berkomunikasi seperti yang disyaratkan oleh
standar audit sesuai dengan temuan auditor.
Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi salah saji yang material pada laporan keuangan,
melaporkan keefektivan pengendalian internal atas pelaporan keuangan, dan
mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.
Salah Saji Material dan Tidak Material
Salah saji dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum
dikoreksi dalam lapkeu kemungkinan akan mempengaruhi kepurusan pengguna. Auditor
bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas
materialitas dipenuhi.
Kepastian yang layak
Berupa ukuran tingkat kepastian yang diperoleh auditor saat menyelesaikan audit.
SAS 104 : kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tingi tetapi tidak absolut,
bahwa lapkeu telah bebas dari salah saji yang material.
Ini mengindikasikan bahwa auditor bukanlah penjamin atas kebenaran lapkeu, sehingga
audit yang dilaksanakan sesuai standar bisa saja gagal mendeteksi salah saji yang material.
Alasannya karena:
- Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi yang mengandung
risiko tidak terungkapnya salah saji material
- Penyajian akuntansi mengandung estimasi kompleks yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh peristiwa di masa depan
- Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan sulit dideteksi
Kekeliruan dan kecurangan
SAS 99 : salah saji dibedakan menjadi kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud), dapat
bersifat material dan tidak material.
Kekeliruan adalah salah saji yang tidak disengaja. Contoh: kesalahan perhitungan harga
dikali kuantitas pada faktur penjualan, salah menentukan nilai persediaan dengan metode
LCNRV.
Kecurangan adalah salah yang disengaja. Dibedakan menjadi:
- Misapropriasi aset, berupa penyalahgunaan atau kecurangan yang dilakukan karyawan.
Contoh: pengambilan kas dengan cara tidak memasukan penjualan kedalam register.
- Pelaporan keuangan yang curang, berupa kecurangan yang dilakukan manajemen.
Contoh: kesengajaan dalam melebihsajikan penjualan menjelang tanggal neraca untuk
meningkatkan laba yang dilaporkan.
Skeptisme profesional
Untuk mencapai kepastian yang layak dalam mendeteksi kekeliruan maupun kecurangan
dalam proses audit, audit harus dilaksanakan dengan sikap skeptisme profesional atas
semua aspek penugasan.
Aspek-aspek skeptisme profesional:
1. Questioning mind. Dilakukan untuk membantu auditor mengoffset bias alami terhadap
keinginan untuk mempercayai klien, auditor menangani audit dengan pandangan
mental percaya tapi verifikasi.
2. Penilaian kritis terhadap bukti audit, mencakup pertanyaan yang menyelidik pada
inkosistensi yg dilakukan klien.
Unsur-unsur (karakteristik) skeptisme profesional:
Judgment bias: kemungkinan keterbatasan auditor dalam mengetahui bahwa kliennya
kurang memiliki kompetensi atau mencoba menipunya selama proses audit.
1. Questioning mindset : disposisi untuk menyelidiki sejumlah hal yang dirasa meragukan
2. Suspension of judgment (penundaan keputusan) : keputusan ditunda sampai bukti yang
tepat diperoleh
3. Pencarian pengetahuan : keinginan untuk menyelidiki lebih lanjut demi mempertegas
keabsahan bukti
4. Pemahaman interpersonal : pengakuan bahwa motivasi dan persepsi orang dapat
membuatnya memberikan informasi yang bias atau menyesatkan
5. Otonomi : pengarahan mandiri, independensi moral, dan keyakinan memutuskan untuk
diri sendiri ketimbang menerima klaim dari pihak lain
6. Self esteem : rasa percaya diri untuk melawan persuasi dan untuk menentang asumsi
atau kesimpulan
Penjelasan lain:
a. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kekeliruan yang material
Auditor merencanakan dan melaksanakan audit guna mendeteksi kekeliruan yang berasal
dari kesalahan kalkulasi, penghilangan, kesalahpahaman dan misaplikasi standar akuntansi,
serta pengikhtisaran dan deskripsi yang tidak benar.
b. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan yang material
Kecurangan lebih sulit dideteksi karena adanya upaya menyembunyikan oleh
manajemen/karyawan terkait. Kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang
curang dan misapropriasi aset berpotensi merugikan pemakai karena menyediakan
informasi lapkeu yang tidak benar untuk membuat keputusan dan ketidaksahan aset yang
seharusnya dapat diklaim pemegang saham/kreditor.
c. Tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan UU dan regulasi
Auditor mempertimbangkan kerangka kerja hukum dan peraturan yang berlaku terkait
dengan klien. Kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji akibat kegagalan mematuhi
UU dan regulasi dipengaruhi oleh faktor berikut:
- Banyak UU dan regulasi terkait aspek operasi bisnis yang tidak mempengaruhi laporan
keuangan dan tidak terdeteksi oleh sistem informasi klien berkaitan dengan pelaporan
keuangan
- Ketidakpatuhan, melibatkan tindakan menyembunyikan seperti kolusi, pemalsuan,
tidak mencatat transaksi scr sengaja, manajemen mengesampingkan pengendalian,
atau mispresentasi yg disengaja kpd auditor.
- Apakah suatu tindakan merupakan ketidakpatuhan akan ditentukan oleh hukum
Cara umum untuk membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat
antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama, disebut
pendekatan siklus. Terdiri dari :
Siklus penjualan dan penagihan
Siklus akuisisi dan pembayaran
Siklus penggajian dan personalia
Siklus persediaan dan pergudangan
Siklus akuisisi modal dan pembayaran modal
Penetapan Waktu: Transaksi dicatat pada tanggal yang benar. Tujuan penetapan waktu
transaksi merupakan padanan auditr atas asersi cutoff manajemen.
Asersi manajemen ttg kelas Tujuan audit umum yg Tujuan audit khusus yg berkaitan dgn
transaksi dan peristiwa berkaitan dgn transaksi transaksi
Keterjadian Keterjadian Penjualan yg dicatat adlh utk pengiriman
yg dilakukan kpd pelanggan nonfiktif
Kelengkapan Kelengkapan Transaksi penjualan yg ada sudah dicatat
Keakuratan - Keakuratan - Penjualan yg dicatat adlh utk jumlah
- Posting & pengikhtisaran barang yg dikirim dan sudah ditagih dan
dicatat sudah benar
- Transaksi penjualan telah dimasukan
scr layak dlm file induk dan
diikhtasarkan dgn benar
klasifikasi Klasifikasi Transaksi penjualan diklasifikasikan dgn
benar
Cut-off Pencepatan waktu Transaksi penjualan telah dicatat pd tgl
yg benar
ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen : representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh
manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam lapkeu.
Asersi manajemen berkaitan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum karena
asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan
menungkapkan informasi akuntansi dalam lapkeu.
Klasifikasi asersi menurut AICPA :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Asersi manajemen untuk setiap kategori asersi :
Asersi kelas transaksi dan Asersi saldo akun Asersi penyajian dan pengungkapan
peristiwa
Keterjadian : transaksi dan Eksistensi : aset, kewajiban, dan Keterjadian dan hak-kewajiban :
peristiwa yg dicatat telah derjadi ekuitas yg ada peristiwa dan transaksi yg diungkapkan
dan bersangkutan dgn entitas telah terjadi dan bersangkutan dgn
tsb entitas itu
Kelengkapan : semua transaksi Kelengkapan : semua aset, Kelengkapan : semua pengungkapan yg
dan peristiwa yg hrs dicatat telah kewajiban, dan kepentingan harus dimasukan dlm lapkeu telah
dicatat ekuitas yg harus dicatat sudah dicantumkan
dicatat
Keakuratan : jumlah dan data Penilaian dan alokasi : aset, Keakuratan dan penilaian : informasi
lain ybs dgn transaksi dan kewajiban, dan kepentingan keuangan dan yg lain telah diungkapkan
peristiwa yg dicatat telah dicatat ekuitas dimasukan dlm lapkeu scr tepat dan pd jumlah yg tepat
dgn benar pd jumlah yg tepat dan setiap
hasil penyesuaian penilian
dicatat dgn tepat
Klasifikasi : transaksi dan Klasifikasi dan dapat dipahami :
peristiwa telah dicatat dlm akun informasi keuangan dan yg lain telah
yg tepat disajikan dan diuraikan scr tepat serta
pengungkapan telah dinyatakan dgn
jelas
Cutoff : transaksi dan peristiwa
telah dicatat dlm periode
akuntansi yg benar
Hak dan kewajiban : entitas itu memegang hak atau kendali atas aset dan kewajiban merupakan kewajiban
entitas itu.
alhamdulillah