Anda di halaman 1dari 25

AKSK RPS 1

RPS 1: Jenis, Tujuan, Laporan, Standar Audit dan Kode Etik Profesi
Subpokok bahasan:
1. Bab 1 4. Bab 4
2. Bab 2 5. Bab 6
3. Bab 3

BAB 1
PERMINTAAN AKAN JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA
Sifat Audit
Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
a. Informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Informasi harus tersedia dalam bentuk yang
dapat diverifikasi dan beberapa standar harus ditetapkan untuk digunakan oleh auditor
dalam mengevaluasi bukti.
b. Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
Bukti (evidence): setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi.
c. Orang yang kompeten dan independen. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk
memahami kriteria yg digunakan dan kompeten untuk mengetahui jenis dan jumlah bukti
yg dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat. Tingkat independensi harus
dipertahankan untuk menjaga kepercayaan klien.
d. Pelaporan. Laporan audit harus memberi info tentang derajat kesesuaian antara informasi
yang diaudit dgn kriteria yang ditetapkan.

Perbedaan Antara Auditing dan Akuntansi


Akuntansi: pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran peristiwa ekonomi dengan cara
yang logis yang bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan dalam rangka pengambilan
keputusan.
Hubungannya dengan proses audit, dalam mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada
penentuan apakah informasi yang dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa
ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi.

Aspek Ekonomi dalam Permintaan Auditing


Audit dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap risiko informasi. Semakin
kompleks masyarakat, semakin besar kemungkinan pengambil keputusan menerima
informasi yang tidak andal.
Alasannya yaitu:
a. Jauhnya informasi
Jika kita menerima informasi dari pihak lain, kemungkinan informasi itu disalahsajikan
secara sengaja ataupun tidak.
b. Bias dan motif penyedia informasi
Jika informasi disajikan oleh pihak yang tujuannya tidak sejalan dengan pengambil
keputusan, informasi tsb mungkin dibiaskan untuk menguntungkan pihak tertentu.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

c. Data yang sangat banyak


Semakin besar perusahaan, semakin besar volume transaksinya. Kemungkinan
pencatatan yang tidak tepat sulit ditemukan karna kompleksitas informasi tsb.
d. Transaksi pertukaran yang kompleks
Transaksi pertukaran antarorganisasi menjadi kompleks sehingga sulit dicatat dengan
tepat.
Mengurangi risiko informasi:
a. Pemakai memverifikasi informasi
b. Pemakai berbagi risiko informasi dengan manajemen
Manajemen bertanggung jawab menyediakan informasi yang andal
c. Laporan keuangan yang diaudit sudah disediakan

Jasa Assurance
Yaitu jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil
keputusan. Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau profesional lainnya.
Jenis jasa assurance
a. Jasa atestasi
Jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang suatu permasalahan atau
asersi yang disiapkan oleh pihak lain. Dibagi menjadi:
1. Audit atas lapkeu historis
Auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat ttg apakah lapkeu
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
2. Audit atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Manajemen perlu menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan
diimplementasikan mengikuti kriteria yg telah ditetapkan. SOX-Act mewajibkan
perusahaan melaporkan penilaian manajemen atas efektivitas pengendalian internal
atas pelaporan keuangan.
3. Review laporan keuangan historis
Manajemen menegaskan bahwa laporan telah dinyatakan sesuai dengan standar
akuntansi. Akuntan publik hanya memberi tingkat kepastian yang moderat atau
review atas lapkeu.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Manajemen mengeluarkan asersi tentang raliabilitas dan keamanan informasi
elektronik. contoh:
 Jasa webtrust: mengindikasikan bahwa pemilik situs telah memenuhi kriteria yg
berkaitan dengan praktik bisnis, integritas transaksi, dan proses informasi
 Jasa systrust: untuk mengevaluasi dan menguji reliabilitas sistem dalam bidang
seperti pengamanan dan integritas data
5. Jasa atestasi lain
b. Jasa assurance lainnya
Jasa Assurance lainnya Aktivitas jasa
Pengendalian atas risiko yg Menilai proses dalam praktek investasi untuk
berhubungan dgn investasi mengidentifikasi risiko dan menentukan efektivitas
aktivitas tsb
Mystery shopping Melakukan pembelian scr anonim untuk menilai
upaya tenaga penjual yg berhadapan dgn pelanggan
dan prosedur yg mereka ikuti

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Penilaian risiko pengumpulan, Menilai risiko keamanan dan pengendalian yg


pendistribusian, penyimpanan berkaitan dgn data elektronik
informasi digital
Penilaian risiko kecurangan dan Membuat profil risiko kecurangan dan menilai
tindakan ilegal kecukupan sistem dan kebijakan perusahaan dalam
mencegah dan mendeteksi kecurangan dan
tindakan ilegal
Unsur-unsur organik Memberikan assurance ttg jumlah unsur organis yg
terdapat dlm produk
Kepatuhan pada perjanjian Menilai apakah royalti yg dibayarkan sesuai dgn
royalti hiburan perjanjian royalti
Sertifikasi ISO 9000 Membuat sertifikasi yg menyatakan bahwa
perusahaan telah memenuhi standar pengendalian
mutu ISO 9000
Tanggung jawab dan Laporan ttg apakah informasi dlm sebuah laporan
keberlanjutan perusahaan tanggung jawab perusahaan konsisten dgn informasi
perusahaan dan kriteria laporan baku

Jenis Audit
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan menurut prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Contoh: Audit tahunan atas laporan keuangan Boeing.
2. Audit operasional
Bertujuan untuk menelaah prosedur dan operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
dan efektifitasnya. Manajemen mengharapkan rekomendasi untuk memperbaiki
aktivitas operasi.
Contoh: Mengevaluasi apakah pemrosesan gaji yang terkomputerisasi untuk perusahaan
telah beroperasi secara efisien dan efektif.
3. Audit ketaatan (Compliance Audit)
Bertujuan untuk mempertimbangkan apakah auditee telah mengikuti prosedur atau
aturan yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi.
Contoh: Menentukan apakah persyaratan bank untuk perpanjangan pinjaman telah
dipenuhi.

Jenis Audit Contoh Informasi Kriteria yg ditetapkan Bukti yg tersedia


Operasional Evaluasi efisiensi dan Jumlah catatan gaji yg Standar perusahaan Laporan kesalahan,
efektivitas pemrosesan diproses dalam sebulan utk efisiensi dan catatan gaji, dan
gaji yg terkomputerisasi efektivitas departmen biaya pemrosesan
penggajian gaji
Ketaatan Menentukan terpenuhiny Catatan perusahaan Ketentuan perjanjian Lapkeu, perhitungan
persyaratan bank utk peminjaman oleh auditor
perpanjangan pinjaman
Lapkeu Audit tahunan atas Laporan keuangan Prinsip-prinsip Dokumen, catatan,
laporan keuangan akuntansi yg berlaku dan sumber bukti dr
umum luar

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Jenis Auditor
1. Kantor akuntan publik
Bertanggung jaeab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua
perusahaan terbuka, perusahaan besar, dan perusahaan/organisasi nonkomersial lain.
2. Auditor badan akuntabilitas pemerintah
Auditor yang bekerja untuk government accountability office (GAO). Tanggung jawabnya
untuk melaksanakan fungsi audit bagi kongres dan badan pemerintah.
3. Agen penerimaan negara
Bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak federal sdd didefinisikan oleh
kongres dan diinterpretasikan oleh pengadilan.
4. Auditor internal
Dipekerjakan oleh perusahaan utnuk melakukan audit bagi manajemen.

BAB 2
PROFESI CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
KAP melakukan jasa lain dalam lingkup jasa assurance, yaitu:
 Jasa akuntansi dan pembukuan
KAP diandalkan untuk menyusun laporan keuangan klien. Jika lapkeu diserahkan kepada
pihak ketiga dan dilakukan audit juga, KAP akan membuat laporan kompilasi.
 Jasa perpajakan
KAP menyiapkan SPT pajak baik untuk klien audit maupun klien nonaudit.
 Jasa konsultasi manajemen
KAP memberikan jasa yang memungkinkan kliennya mengoperasikan bisnis secara lebih
efektif.
Struktur Organisasi KAP
Tingkat Staf Pengalaman Tanggung jawab utama
Asisten staf <2 tahun Melakukan sebagian besar pekerjaan audit yg terinci
Auditor senior/ 2-5 tahun Mengoordinasikan dan bertanggung jawab atas
penganggung pekerjaan lapangan audit, termasuk mengawasi dan
jawab mereview pekerjaan audit
Manajer 5-10 tahun Membantu merencanakan dan mengelola audit,
mereview pekerjaan penanggung jawab, membina
hubungan dgn klien.
Partner >10 tahun Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan terlibat
dalam keputusan audit yg signifikan.
Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi KAP
1. Kebutuhan akan independensi klien
2. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi
3. Meningkatnya risiko tuntutan hukum yang dihadapi auditor

SARBANES-OAXLEY ACT DAN PUBLIC COMPANY ACCOUNTING OVERSIGHT BOARD


SOX-Act terbentuk karena kasus kepailitan dan dugaan kegagalan audit yg melibatkan
perusahaan seperti Enron dan Worldcom. SOX-Act kemudian membentuk PCAOB yang
ditunjuk untuk mengawasi auditor, menetapkan standar audit dan pengendalian mutu, dan
melakukan pemeriksaan atas pengendalian mutu. PCAOB juga melakukan inspeksi atas
kantor-kantor akuntan yang terdaftar untuk menilai ketaatannya pada aturan-aturan PCAOB

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

dan SEC, standar profesional, serta kebijakan pengendalian kantor itu sendiri. Setiap
pelanggaran dapat mengakibatkan tindakan disipliner oleh PCAOB dan dilaporkan ke SEC.

Security and Exchange Commission (SEC): adalah badan pemerintah federal yang membantu
menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat keputusan investasi. SEC
memberikan perlindungan bagi perusahaaan dan mengharuskan mereka menyerahkan
laporan tahunan terinci. Kemudian SEC memeriksa kelengkapan dan kememadaian laporan
tsb sebelum mengizinkan perusahaan menjual sekuritasnya di bursa. SEC berperan dalam
penetapan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dan persyaratan
pengungkapan bagi lapkeu. SEC berwenang menetapkan aturan bagi setiap akuntan publik
yang terkait dengan audit atas lapkeu.

American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)


Fungsinya:
1. Menetapkan standar dan aturan
a. Standar audit, berupa Auditing Standard Board (ASB)
b. Standar kompilasi dan review
c. Standar atestasi lainnya
d. Kode perilaku profesional
2. Fungsi lainnya ; seperti pendidikan dan pembuatan jurnal

STANDAR AUDITING INTERNASIONAL


Merupakan pedoman umum untuk membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dalam audit atas lapkeu historis. Standar ini mencakup pertimbangan
mengenai kualitas profesional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan,
dan bukti.
a. International Standard on Auditing (ISA)
Dikeluarkan oleh International Auditing and Assurance Standard Board (IAASB) dan
International Federation of Accountant (IFAC). ISA tidak mengesampingkan peraturan yang
berlaku di suatu negara yang mengatur audit ats informasi keuangan dan informasi lainnya.
b. Standar Auditing AICPA
Merupakan standar yang ditujukan untuk perusahaan swasta dan entitas sejenis di
Amerika sebelum diberlakukan SOX-Act,
Pedoman yg ada yg telah dimodifikasi diantaranya:
 Memperkenalkan secara singkat standar dan konteksnya dalam audit atas lapkeu
 Menetapkan tujuan untuk setiap standar dan menyelaraskan tujuan-tujuan utu dengan
tujuan keseluruhan dari audit atas lapkeu
 Menyertakan bagian definisi di setiap standar
 Memisahkan persyaratan penerapat atau materi penjelasan lainnya
 Menggunakan teknik pemformatan
 Menyertakan pertimbangan khusus pada audit atas entitas yg lebih kecil dan tidak
kompleks
c. Standar Auditing PCAOB
Awalnya mengadopsi standari ASB untuk audit interim. Juga mempertimbangkan standar
audit internasional dalam mengembangkan standar barunya.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

STANDAR AUDIT YANG BERLAKU UMUM


Standar Auditing yang Berlaku Umum (General Accepted Auditing Standard) merupakan
pedoman bagi auditor dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.
Berikut kategori (a,b,c) dan standar audit (1-10) menurut GAAS:
a. Standar umum (general standard)
1. Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai.
2. Independensi dalam sikap mental.
3. Kemahiran profesional yang cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan (operasional standard)
4. Perencanaan dan pengawasan audit.
5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern.
6. Bukti audit yang cukup dan kompeten
c. Standar Pelaporan (reporting standard)
7. Peryataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
8. Pernyataan mengenai ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
9. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan
10. Berisi pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Prinsip yang membantu auditor dalam melaksanakan audit atas lapkeu:


1. Mendapatkan assurance yang wajar ttg apakah lapkeu secara menyeluruh telah bebas dari
salah saji yg material
2. Melaporkan lapkeu dan mengomunikasikan sebagaimana disyaratkan GAAS sesuai dengan
temuan auditor.
Prinsip tsb digunakan untuk menyediakan struktur bagi kodifikasi yg diklarifikasi. Struktur tsb
dikelola menggunakan prinsip berikut:
a. Tujuan Audit
Untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yg dikeluarkan oleh auditor, yaitu ttg
apakah lapkeu telah disajikan scr wajar dalam semua hal yg material sesuai dgn kerangka
kerja pelaporan yg berlaku
b. Tanggung jawab pribadi auditor (pertanggungjawaban)
 Auditor harus memiliki kompetensi dan kapabilitas teknis yang memadai
 Mematuhi persyaratan etika yang relevan
 Menegakan skeptisme dan menggunakan pertimbangan profesionalnya.
c. Tindakan auditor dalam melaksanakan audit (kinerja)
 Perencanaan dan pengawasan yang memadai
 Menentukan dan menerapkan tingkat materialitas
 Menilai risiko salah saji yang material
 Memperoleh bukti yang cukup dan tepat
d. Pelaporan
Auditor bertanggung jawab untuk menyatakan suatu pendapat dalam bentuk laporan
tertulis mengenai apakah lapkeu telah disajikan scr wajar.

PENGENDALIAN MUTU
Terdiri dari metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung
jawab profesionalnya kepada klien dan pihak lain. KAP mengikuti prosedur pengendalian
mutu khusus. Berikut unsur pengendalian mutu:

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Unsur Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur


Tanggung jawab Perusahaan harus mempromosikan budaya bahwa Program pelatihan perusahaan
kualias adalah hal yg esensial dalam melaksanakan menekankan pentingnya kerja
tugas dan menetapkan kebijakan dan prosedur yg berkualitas.
mendukung budaya tsb.
Persyaratan etis Seluruh personel bertugas hrs memper- tahankan Tiap tahun tiap partner dan
yang relevan independensi dlm fakta dan penampilan, pegawai harus menjawab
melaksanakan semua tanggung jawab dgn penuh kuisioner independen
integritas, dan mempertahankan objektivitas dlm
melaksanakan tanggung jawabnya.
Penerimaan dan Kebijakan dan prosedur hrs ditetapkan untuk Klien mengisi formulir
kelanjutan klien memutuskan apakah akan menerima atau penilaian
memutuskan hubungan dgn klien
SDM Kebijakan dan prosedur hrs ditetapkan untuk Setiap profesional harus
memberi kepastian bahwa: dievaluasi atas setiap
 Semua personel baru memiliki kualifikasi utk penugasan dgn memakai
melakukan pekerjaan scr kompeten laporan penilaian penugasan
 Pekerjaan diserahkan kpd personel yg memiliki individu
keahlian dan pelatihan teknis yg memadai
 Semua personel ikut dlm pendidikan profesi
berkelanjutan serta kegiatan pengembangan
profesi
 Personel yg terpilih utk promosi kenaikan jabatan
memiliki kulaifikasi yg diperlukan utk memenuhi
tanggung jawab yg diberi
Kinerja Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa Direktur akuntansi dan
penugasan pekerjaan yg dilakukan memenuhi standar profesi yg auditing KAP siap memberikan
berlaku, persyaratan peraturan, dan standar mutu konsultasi
KAP sendiri
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan Partnermenguji prosedur
bahwa unsur pengendalian mutu lainnya diterapkan pengendalian mutu min
scr efektif setahun sekali
Peer Review. Berupa review oleh akuntan publik atas ketaatan KAP pada sistem pengendalian
mutu kantor itu sendiri. Tujuannya untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang
direviu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yg memadai, dan
mengikuti kebijakan dan prosedur itu dalam praktiknya
Praktik Audit dan Pusat Mutu
center for audit Quality (CAQ) adalah organisasi kebijakan publik otonom yang berafiliasi
dengan AICPA yang melayani investor, auditor perusahaan publik, dan pasar modal. Misinya
untuk mempertebal keyakinan ketika menjalani proses audit dan membuat audit perusahaan
publik menjadi jauh lebih andal dan relevan bagi investor.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

BAB 3
LAPORAN AUDIT
Laporan Audit (audit report) yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah
dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa. Laporan audit mengomunikasikan
temuan-temuan auditor bagi para pemakai laporan keuangan.
Jenis Laporan audit:
1. Wajar Tanpa Pengecualian Standar(Unqualified Opinion), artinya laporan keuangan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Memenuhi empat kondisi
(dibawah)
2. Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
(Unqualified Opinion with explanatory paraghraph), suatu audit yang lengkap telah
dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan dan lapkeu telah disajika secara wajar, tetapi
auditor yakin bahwa penting/wajib untuk memberikan informasi tambahan.
3. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), artinya laporan keuangan dapat
diandalkan tetapi masih ada beberapa masalah atau pos yang dikecualikan agar tidak salah
dalam mengambil keputusan.
4. Tidak Wajar (Adversed), artinya laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan standar
akuntansi atau ada kesalahan material dalam laporan keuangan tersebut.
5. Tidak Memberikan Pendapatan (Disclaimer), artinya laporan keuangan memiliki
kesalahan yang material dan manajemen membatasi lingkup pemeriksaan sehingga
auditor tidak menemukan bukti yang cukup.

Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian untuk Entitas Nonpublik


Bagian laporan:
1. Judul laporan. Harus diberi judul yang mengandung kata independen.
2. Alamat laporan audit. Berupa alamat perusahaan yg dituju, pemegang saha, atau dewan
direksi perusahaan.
3. Paragraf pendahuluan. Menunjukan bahwa KAP ybs telah melakukan audit.
4. Tanggung jawab manajemen. Meliputi pemilihan prinsip-prinsip akuntansi yg tepat dan
penyelenggaraan pengendalian internal.
5. Tanggung jawab auditor.
Paragrap 1: pernyataan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan GAAS
Paragrap 2: menguraikan ruang lingkup dan bukti audit yang dikumpulkan
Paragrap 3: menunjukan bahwa auditor yakin bukti audit telah diperoleh dengan tepat dan
mencukupi demi mendukung pendapat auditor.
6. Paragraf pendapat: merupakan opini auditor terhadap penyajian laporan keuangan yang
merupakan bagian terpenting dalam sebuah laporan.
7. Nama dan alamat akuntan publik: Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau
praktisi yang melaksanakan audit. Ditulis nama KAP karena seluruh bagian mempunyai
tanggung jawab hukum dan professional untuk memastikan kualitas audit memenuhi
standar professional.
8. Tanggal laporan audit. Yaitu tanggal ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi
pemeriksaan

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Kondisi-kondisi yang memenuhi laporan audit standar tanpa pengecualian:


1. Semua laporan (neraca, laba rugi, perubahan ekuitas, dan arus kas) sudah termasuk dalam
laporan keuangan
2. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan
penugasan audit sesuai standar GAAS
3. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum
4. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah
paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit

Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian Dan Laporan Tentang Pengendalian Internal
Atas Pelaporan Keuangan Menurut Standar Auditing PCAOB
Terdapat perbedaan pelaporan audit yang signifikan untuk perusahaan publik:
a. Laporan audit standar tanpa pengecualian berbeda untuk audit laporan keuangan
perusahaan publik
Meliputi tiga paragrap:
 Paragrap 1: paragrap pendahuluan yang menunjukan bahwa audit telah dilaksanakan
serta lapkeu telah diaudit
 Paragrap 2: paragrap ruang lingkup, menunjukan bahwa audit dirancang untuk
memberikan kepastian yang layak bahwa lapkeu telahh bebas dari salah saji material
 Paragrap 3: paragrap pendapat.
b. Auditor perusahaan publik berukuran besar juga harus menerbitkan pendapat tentang
pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Laporan tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan dalam rangka atestasi
laporan manajemen tentang kefektivan pengendalian internal. Laporan terpisah tentang
pengendalian internal meliputi unsur berikut :
 Paragrap pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat yang mengurangkan ruang lingkup
audit serta pendapat tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan
 Paragrap pendahuluan dan pendapat mengacu pada kerangka kerja yang digunakan
untuk mengevaluasi pengendalian internal
 Laporan itu menyertakan paragrap sesudah paragrap ruang lingkup yang menetapkan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan
 Laporan itu juga menyertakan paragrap tambahan sebelum paragrap pendapat yang
menyatakan keterbatasan yang melekat dari pengendalian internal
 Meskipun pendapat audit atas lapkeu mencakup banyak periode pelaporan, pendapat
auditor ttg efektivitas pengendalian internal adalah untuk akhir tahun fiskal terkini
 Paragrap terakhir menyertakan sebuah referensi-silang ke laporan terpisah auditor
tentang laporan keuangan

Laporan Audit WTP dengan Paragraf Penjelasan atau Modifikasi Kata-kata


Yaitu laporan audit yang memenuhi kriteria audit yang lengkap dengan hasil yang memuaskan
dan lapkeu yang diajikan secara wajar, tapi auditor merasa penting atau wajib memberikan
informasi tambahan.
Penyebab perlu adanya paragrap penjelasan yaitu:
1. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari GAAP

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Standar audit mensyaratkan auditor untuk memperhatikan penggunaan prinsip akuntansi


yg tidak diterapkan scr konsisten pada periode berjalan dalam kaitannya dgn periode
sebelumnya. Jika terdapat perubahan prinsip akuntansi, maka harus diungkapkan sifat dan
dampak perubahannya scr layak.
Contoh perubahan yg mempengaruhi konsistensi penerapan prinsip akuntansi yg
memerlukan paragrap penjelasan:
 Perubahan metode penilaian persediaan
 Perubahan entitas pelaporan
 Koreksi kesalahan yang melibatkan prinsip akuntansi
Contoh perubahan yg mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi
konsistensi sehingga tidak perlu paragrap penjelasan:
 Perubahan estimasi, misalnya perubahan umur manfaat
 Koreksi kesalahan yang tidak melibarkan prinsip akuntansi
 Variasi format dan penyajian informasi keuangan
 Perubahan yg terjadi akibat transaksi/peristiwa yg sangat berbeda
2. Keraguan substansual mengenai going concern
Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi apakah perusahaan mempunyai
kemungkinan untuk tetap bertahan (going concern). Faktor yang menimbulkan
ketidakpastian going concern:
 Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yg berulang dan signifikan
 Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh tempo
 Kehilangan pelanggan utama
 Terjadi bencana yang tidak dijamin oleh asuransi
 Masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa
 Pengadilan, UU, atau hal setupa yg terjadi dan dapat membahayakan kemampuan
entitas untuk beroperasi
Untuk kondisi tsb, periode yg wajar dianggap tidak melebihi satu tahun sejak tanggal
lapkeu diaudit. Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang substansial
tentang kemampuan perusahaan untuk going concern, maka pendapat WTP dengan
paragrap penjelasan harus diterbitkan.
3. Auditor setuju dengan penyimpangan prinsip akuntansi yang dirumuskan
Dalam siatuasi yg tidak biasa, penyimpangan dari GAAP mungkin tidak memerlukan
pendapat WDP/TW. Tapi, untuk menjustifikasi pendapat WTP, auditor harus yakin dan
menyertakan penjelasan dalam paragrap terpisah bahwa dengan menaati GAAP dapat
menimbulkan hasil yg menyesatkan pada kondisi tsb.
4. Penekanan pada suatu hal atau masalah lain
Contoh penekanannya yaitu:
 Ada transaksi dengan pihak terkait yg bernilai besar
 Peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca
 Uraian tentang masalah akuntansi yang mempengaruhi komparabilitas lapkeu tahun
berjalan dgn tahun sebelumnya
 Ketidakpastian yang material yang diungkapkan dalam catatan kaki

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

5. Laporan melibatkan auditor lain


Jika klien memiliki cakupan operasi yang luas, KAP kadang mengandalkan KAP lain untuk
melakukan sebagian proses audit. KAP memiliki tiga alternatif (yg no 2 yg laporan WTP dgn
modifikasi):
1) Tidak memberikan referensi dalam laporan audit
2) Memberikan referensi dalam laporan
3) Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian

Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian


Kondisi yang mempengaruhinya:
1. Ruang lingkup audit dibatasi
Jika auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang mencukupi untuk menyimpulkan
apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan kerangka kerja pelaporan
keuangan yang tepat, disitulah terjadi pembatasan ruang lingkup audit. Penyebab utama
pembatasan ruang lingkup:
 Pembatasan oleh klien
 Pembatasan yang disebabkan oleh situasi yang berada diluar kendali auditor/klien
2. Laporan keuangan disusun tidak sesuai dengan GAAP
Auditor harus mempertimbangkan memadainya seluruh pengungkapan informatif,
termasuk catatan kaki.
3. Auditor tidak independen
Apabila salah satu dari ketiga kondisi terjadi, maka laporan selain WTP harus diterbitkan.

Laporan Pendapat Wajar Dengan Pengecualian


Diterbitkan karena pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian dalam mematuhi GAAP.
Laporan WDP dapat berupa:
1. Kualifikasi atau pengecualian atas ruang lingkup dan pendapat audit. Terbit hanya jika
auditor tidak mampu mengumpulkan semua bukti audit yang disyaratkan oleh standar
audit.
2. Pengecualian atas pendapat saja. Terbatas pada situasi dimana lapkeu tidak disajikan
sesuai dengan GAAP. Auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” (except for)
dalam paragraf pendapat.

Laporan Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Digunakan hanya jika auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan mengandung
salah saji yang material dan menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi
keuangan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan GAAP. Laporan tidak wajar hanya
dapat diterbitkan jika auditor memiliki pengetahuan setelah melakukan investigasi yang
mendalam bahwa tidak ada kesesuaian dengan GAAP/PSAK.

Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer)


Diterbitkan jika auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan telah disejikan secara wajar. Kebutuhan untuk menolak memberikan
pemdapat timbul apabila terdapat pembatasan ruang lingkup audit atau terdapat hubungan

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

yang tidak independen menurut kode perilaku profesional antara auditor dengan kliennya.
Auditor juga memiliki opsi tidak memberikan pendapat pada masalah kelangsungan hidup
perusahaan (going concern).

MATERIALITAS
Materialitas: pertimbangan penting dalam menentukan jenis laporan yang tepat untuk
diterbitkan dalam situasi tertentu. Bila jumlah materialitas sangat signifikan, auditor harus
menolak memberikan pendapat atay menerbitkan pendapat tidak wajar. Materialitas bisa
disebut juga sebagai suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika
pengetahuan akan salah saji tersebut akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan.
Tingkat materialitas:
1. Jumlahnya tidak material
Jika terdapat salah saji dalam lapkeu namun tidak mempengaruhi keputusan pemakai
laporan. Contohnya manajemen mencatat asuransi dibayar dimuka sbg aset tahun
sebelumya dan memutuskan utk membebankannya pada tahun berjalan guna mengurangi
biaya pemeliharaan catatan.
2. Jumlahnya material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan
Terjadi jika salah saji dalam lapkeu akan mempengaruhi keputusan pengguna, tetapi
lapkeu secara keseluruhan tetap disajikan secara wajar sehingga masih berguna.
3. Jumlahnya sangat material sehingga kewajaran laokeu secara keseluruhan diragukan
Terjadi jika pemakai mungkin akan membuat keputusan yang tidak benar jika mereka
mengandalkan lapkeu secara keseluruhan. Pada saat menentukan apakah suatu
pengecualian sangat material, auditor harus mempertimbangkan seberapa besar
pengaruh pengecualuan tsb terhadap bagian lapkeu yang berbeda (pervasiveness). Bila
salah saji lebih pervasif, kemungkinan lapkeu diberi pendapat tidak wajar.
Hubungan materialitas, signifikansi pengambilan kepurusan oleh pemakai, dan jenis pendapat
Tingkat materialitas Pengaruh Pendapat
Tidak material Keputusan pemakai tidak terpengaruh WTP
Material Keputusan pemakai dipengaruhi hanya jika WDP
informasi yg dipertanyakan sangat penting utk
keputusan spesifik yg akan diambil
Sangat material Keputusan pemakai akan terpengaruh Adverse/
disclaimer
Pertimbangan dalam menentukan tingkat materialitas:
a. Kondisi non GAAP
1) Jumlah uang dibandingkan dengan dasar tertentu. Apabila klien gagal mengikuti GAAP,
maka laporan audit bergantung pada materialitas dari penyimpangan yang terjadi.
2) Dapat diukur. Jumlah uang dari bebera[a jenis salah saji tidak dapat diukur secara
akurat
3) Sifat pos. Hal yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai dan pendapat auditor:
- Transaksi yang ilegal atau curang
- Suatu pos yang secara material dapat mempengaruhi beberapa periode yg akan
datang, walaupun salah saji tsb tidak material apabila hanya mempertimbangkan
periode berjalan

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

- Suatu pos mempunyai pengaruh psikis


- Suatu pos mungkin penting dalam kaitannya dengan konsekuensi yg mungkin
timbul dari kewajiban kontraktual
b. Kondisi pembatasan ruang lingkup audit
Auditor akan mempertimbangkan ukuran salah saji yang potensial dan penyebaran salah
saji tsb.

Kondisi yang Memerlukan Penyimpangan


1. Ruang lingkup audit dibatasi
a. Pembatasan dilakukan oleh klien
Auditor harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa manajemen berusaha
mencegah ditemukannya informasi yang salah saji. Standar audit menyarankan untuk
menolak memberikan pendapat jika materialitasnya diragukan. Biasanya pembatasan
oleh klien yang berkaitan dengan observasi fisik persediaan dan konfirmasi piutang
usaha.
b. Pembatasan diluar kendali klien dan auditor
Biasanya pembatasan berupa penugasan uang disepakati setelah tanggal neraca,
konfirmasi atas piutang usaha, atau kondisi lain yang tidak mungkin dilaksanakan
dalam kondisi normal.
2. Laporan tidak sesuai dengan GAAP
Apabila auditor tahu bahwa lapkeu tidak sesuai GAAP dan klien tidak mampu atau tidak
bersedia mengoreksi salah saji tsb, auditor harus menerbitkan pendapat WDP atau tidak
wajar, tergantung pada materialitas pos yang dipertanyakan.
3. Auditor tidak independen
Jika auditor tidak mampu memenuhi persyaratan independensi yang dinyatakan dalam
kode perilaku profesional, maka penolakan memberikan pendapat harus dilakukan
walaupun semua prosedur audit yang dianggap perlu dalam situasi tsb telah dilaksanakan.

Proses Pengambilan Keputusan Auditor untuk Laporan Audit


a. Auditor harus menilai apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan
WTP standar
b. Jika ada, auditor harus menilai materialitas kondisi tsb
c. Menentukan jenis laporan audit yang tepat berdasarkan tingkat materialitas
d. Menuliskan laporan audit

BAB 4
ETIKA PROFESIONAL
Etika: serangkaian prinsip atau nilai moral. Perilaku etis diperlukan masyarakat agar dapat
berfungsi secara teratur. Alasan mengapa tidak berperilaku etis:
1. Standar etika seseorang yang berbeda dengan masyarakat umum
2. Seseorang bertindak mementingkan diri sendiri
Dilema etika: situasi yang dihadapi ketika harus mengambil keputusan tentang perilaku yang
tepat

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Merasionalkan perilaku tidak etis:


- Setiap orang melakukannya
- Jika sah menurut hukum, hal itu etis
- Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya
Menyelesaikan dilema etika
Dibuat kerangka kerja formal untuk menyelesaikan dilema etika. Tujuannya adalah untuk
membantu mengidentifikasi isu-isu etis dan memutuskan serangkaian tindakan yang tepat
dengan menggunakan nilai dari pribadi itu sendiri. Pendekatan yang dilakukan yaitu:
1. Memperoleh fakta yang relevan
2. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta
3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh akibat adanya dilema tsb dan bagaimana subjek
itu terpengaruh
4. Mengidentifikasi berbagai alternatif yg tersedia bagi subjek yg harus menyelesaikan dilema
tsb
5. Mengidentifikasi konsekuensi yg mungkin terjadi dari setiap alternatif
6. Memutuskan tindakan yang tepat

Kebutuhan Khusus akan Perilaku Etis dalam Profesi


Alasan utama menerapkan perilaku etis profesional adalah kebutuhan akan kepercayaan
publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh tenaga profesional, tanpa memandang individu
yang menyediakan jasa tsb. Kepercayaan masyarakat atas kualitas jasa profesiional akan
semakin besar jika profesi mendorong standar kinerja dan perilaku yang tinggi kepada seluruh
praktisi.

Kode Perilaku Profesional


Kode perilaku profesional AICPA menyediakan standar umum dan standar khusus yang terdiri
dari:
a. Prinsip-prinsip, berupa standar etis yang ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofis.
Terdiri dari:
1. Tanggung jawab. Dalam mengemban tanggung jawabnya sbg profesional, para anggota
harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua
aktivitasnya.
2. Kepentingan publik. Para anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak
sedemikian rupa agar dapat melayani kepentingan publik, menghargai kepercayaan
publik, dan menunjukan komitmennya pada profesionalisme.
3. Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, para anggota
harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan tingkat integritas
tertinggi.
4. Objektivitas dan independensi. Anggota harus mempertahankan objektivitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya,
anggota yang berpraktik harus independen baik dalam fakta maupun dalam
penampilan ketika menyediakan jasa.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

5. Keseksamaan. Anggota harus memperhatikan standar teknis dan etis profesi, terus
berusaha meningkatkan kompetensi dan mutu jasa yang diberikannya, dan
melaksanakan tanggung jawab profesional sesuai dgn kemampuan terbaiknya
6. Ruang lingkup dan sifat jasa. Anggota yang berpraktik bagi publik harus
memperhatikan prinsip-prinsip kode perilaku profesional dalam menentukan lingkup
dan sifat jasa yang akan disediakannya.
b. Peraturan perilaku, yaitu standar minimum dari perilaku etis yang dinyatakan sebagai
peraturan spesifik.
c. Interpretasi atas paraturan perilaku
d. Kaidah etika, berupa penjelasan yg diterbitkan dan jawaban atas pertanyaan tentang
peraturan perilaku yang diserahkan kepada AICPA oleh para praktisi dan pihak lain yang
berkepentingan.

INDEPENDENSI
Didefinisikan sebagai hal yang terdiri dari dua komponen:
a. Independensi dalam berpikir: mencerminkan pikiran auditor yang memungkinkan audit
dilaksanakan dengan sikap yang tidak bias, anggota harus independen dalam faktanya.
b. Independensi dalam penampilan: hadil dari interpretasi lain atas independensi secara
umum.
Komite audit
 Komite audit adalah sejumlah anggota dewan direksi perusahaan yang bertanggung jawab
membantu auditor agar tetap independen dari manajemen.
 Biasanya terdiri dari 3-7 orang direktur yang bukan merupakan bagian dari manajemen
perusahaan.
 Komite audit harus independen dan minimal terdiri dari seorang pakar keuangan.
 Bertanggung jawab atas penunjukan, kompensasi, dan pengawasan atas pekerjaan auditor.
Ancaman potensial atas independensi:
a. Konflik yang timbul dari hubungan personalia
Penerimaan karyawan dari mantan anggota tim audit meningkatkan independensi. SEC
mengatur masa cooling off selama setahun untuk anggota tim penugasan audit agar dapat
bekerja dengan klien dan menduduki posisi manajemen kunci.
b. Rotasi partner
SEC mengharuskan pimpinan dan partner audit merotasi penugasan audit sesudah lima
tahun agar dapat kembali ke klien yang sama. Partner audit lainnya yang memiliki
keterlibatan yang cukup besar pada audit harus dirotasi sesudah tujuh tahun dan terkena
periode time out selama dua tahun.
c. Kepentingan kepemilikan
Hubungan yang diatur SEC berfokus pada perspektip penugasan dan melarang kepemilikan
pada klien audit bagi orang-orang yang dapat mempengaruhi aduit. Aturan ini melarang
setiap kepemilikan oleh orang yang terlibat audit dan keluarga mereka, termasuk :
- anggota tim penugasan audit
- pihak yang dapat mempengaruhi penugasan audit dalam rantai komando perusahaan
- partner dan para manajer yang memberikan lebih dari 10 jam jasa nonaudit kepada
klien
- partner dalam kantor partner yang terutama bertanggung jawab atas penugasan audit

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Isu-isu lainnya:
a. belanja prinsip akuntansi
baik manajemen maupun perwakilannya yang sering berkonsultasi dengan akuntan dapat
mengakibatkan hilangnya independensi dalam keadaan tertentu. Ada persyaratan
tertentu yang dipenuhi KAP ketika berhadapan dengan kondisi demikian. Syarat itu
bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan manajemen mengikuti praktik yang
umumnya disebut belanja pendapat dan ancaman potensial atas independensi
b. penugasan dan pembayaran fee audit oleh manajemen
auditor mungkin tidak benar-benar independen bila bergantung pada pembayaran fee
oleh manajemen entitas yang diaudit.

PERATURAN PERILAKU
a. Peraturan 101 – independensi
Seorang anggota yang berpraktik untuk perusahaan publik harus independen dalam
pelaksanaan jasa profesionalnya sebagaimana disyaratkan oleh standar yang
dikembangkan lembaga yang dibentuk oleh dewan.
Anggota dilarang memiliki saham atau investasi langsung lainnya dalam klien karena akan
berpotensi merusak independensi audit aktual dan akan mempengaruhi persesi pemakai
atas independensi auditor.
Perkara hukum: jika terdapat tuntutan hukum atau maksud untuk memulai tuntutan
hukum antara KAP dan klien, kemampuan objektivitas keduanya akan dipertanyakan.
Interpretasi menganggap bahwa perkara hukum semacam itu sbg pelanggaran atas
peraturan 101 selama audit masa berjalan. Gugatan dari klien biasanya tidak mengganggu
independensi.
b. Peraturan 102 – integritas dan objektivitas
Dalam pelaksanaan setiap jasa profesional, seorang anggota harus dapat
mempertahankan objektivitas dan integritas, harus bebas dari konflik kepentingngan, dan
tidak boleh dengan sengaja membuat kesalahan penyajian atas fakta atau menyerahkan
penilaiannya kepada orang lain.
Bebas konflik kepentingan berarti tidak ada hubungan yang dapat mencampuri objektivitas
dan integritas. Interpretasinya konflik kepentingan yang terlihat mungkin tidak melanggar
peraturan perilaku jika informasinya diungkapkan kepada klien anggota atau yang
mempekerjakan.
c. Peraturan 201 – standar umum
Seorang anggota harus memaruhi standar berikt, dan interpretasinya yang diterapkan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh dewan
 Kompetensi profesional. Hanya mengerjakan jasa profesional dimana anggota atau
kantor anggota menganggap secara wajar dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional.
 Keseksamaan profesional. Menggunakan kemahiran profesional dalam pelaksanaan
jasa profesional
 Perencanaan dan supervisi. Merencanakan dan mengawasi secara mencukupi
pelakanaan jasa profesional

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

 Data relevan yang mencukupi. Memperoleh data relevan yang mencukupi sebagai
dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau rekomendasi dalam hubungannya
dengan jasa profesional yang dilaksanakan.
d. Peraturan 202 – ketaatan pada standar
Seorang anggota yang melaksanakan jasa audit, review, kompilasi, konsultasi manajemen,
perpajakan, atau jasa profesional lainnya harus mematuhi standar yang ditetapkan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh dewan.
e. Peraturan 203 – prinsip-prinsip akuntansi
Seorang anggota tidak boleh:
(1) Memberikan pendapat atau menyatakan secara tegas bahwa lapkeu atau data
keuangan lainnya milik suatu entitas telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum
(2) Menyatakan bahwa ia tidak menyadari adanya modifikasi yang material yang harus
dibuat pada laporan atau data tsb agar sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku
umum, jika laporan atau data tsb mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang dirumuskan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan, yang mempunyai dampak
material terhadap laporan atau data yg diambil secara keseluruhan
f. Peraturan 301 – informasi rahasia klien
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh mengungkapkan setiap informasi rahasia
klien tanpa persetujuan klien.
Pengecualian atas kerahasiaan:
 Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis
 Panggilan pengadilan dan ketaatan pada hukum serta peraturan
 Peer review
 Respons terhadap divisi etika
g. Peraturan 302 – fee kontinjen
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh :
1) Melaksanakan jasa profesional apapun dengan fee kontinjen atau menerima fee
semacam itu dari klien di mana anggota atau kantor akuntan anggota melakukan:
a) Audit atau review atas laporan keuangan
b) Kompilasi laporan keuangan ketika anggota menduga, atau secara wajar dapat
menduga, bahwa pihak ketiga akan menggunakan laporan keuangan itu dan laporan
kompilasi anggota tidak mengungkapkan kurangnya independensi
c) Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektip
2) Menyiaplan SPT pajak yang asli atau yang telah diperbaiki atau klaim atas restitusi pajak
agar mendapatkan fee kontinjen dari klien
h. Peraturan 501 – tindakan yang dapat didiskreditkan
Seorang anggota tidak boleh melakukan tindakan yang dapat didiskreditkan bagi
profesinya. Dalam anggaran rumah tangga AICPA disebutkan tindakan yang didiskreditkan:
 Kejahatan yang bisa dihukum penjara selama lebih dari 1 tahun
 Kelalaian yang disengaja dalam menyerahkan SPT PPh dimana akuntan publik yg
berkewajiban menyerahkannya menurut hukum
 Menyerahkan SPT PPh yang salah atau curang atas nama akuntan publik itu atau atas
nama kliennya

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

 Sengaja membantu klien dalam menyiapkan dan menyajikan SPT pajak penghasilan
yang salah atau curang
i. Peraturan 502 – iklan dan bentuk permohonan lainnya
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh berusaha memperoleh klien dengan
iklan atau bentuk permohonan lainnya dengan cara yang palsu, menyesatkan, atau menipu.
Permohonan dengan menggunakan paksaan, melampaui batas, atau mengganggu sangat
dilarang.
j. Peraturan 503 – komisi dan fee referal
a) Komisi yang dilarang.
Seorang anggota dalam praktik publik tidak boleh menerima komisi untuk
merekomendasikan atau mereferensikan produk atau jasa kepada klien, atau
menerima komisi untuk merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk atau
jasa yang dipasok klien, atau menerima komisi apabila anggota atau kantor anggota tsb
juga melakukan untuk klien tsb:
 Audit atau review atas lapkeu
 Kompilasi lapkeu bila anggota itu menduga, atau bila secara wajar dapat diduga,
bahwa pihak ketiga akan menggunakan lepkeu itu dan laporan kompilasi anggota
tidak mengungkapkan kurangnya independensi
 Pemeriksaan atas informasi keuangan prospektip
b) Pengungkapan komisi yang diizinkan.
Anggota dalam praktik publik yang tidak dilarang oleh peraturan ini untuk
melaksanakan jasa atau menerima komisi dan bayaran, atau berharap mendapat komisi,
harus mengungkapkan fakta tsb kepada orang/entitas dimana anggota itu
merekomendasikan atau mereferensikan suatu produk/jasa yang berkaitan dengan
komisi ini
c) Fee referal
Setiap anggota yang menerima fee referal untuk merekomendasikan atau
mereferensikan jasa akuntan publik kpd orang/entitas yang membayar fee referal
untuk memperoleh klien harus mengungkapkan penerimaan atau pembayaran
semacam itu kpd klien
k. Peraturan 505 – bentuk dan nama organisasi
Anggota dapat berpraktik dalam bidang akuntansi publik hanya dalam bentuk organisasi
yang diizinkan oleh hukum atau peraturan negara yang karakteristiknya sesuai dengan
resolusi dewan.
Seorang anggota tidak boleh berpraktik dalam bidang akuntansi publik dengan nama
kantor yang menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik lama bisa disertakan dalam
nama kantor organisasi penerus,
Sebuah kantor akuntan tidak boleh menunjuk dirinya sendiri sebagai :anggota dari AICPA”
kecuali semua pemilik kantor akuntan publiknya adalah anggota dari institusi tersebut.

PEMBERLAKUAN
Kelalaian untuk mengikuti peraturan perilaku dapat mengakibatkan pemecatan dari AICPA.
Hal ini merupakan sanksi sosial yang berat bagi akuntan publik. Anggaran rumah tangga AICPA
juga memberikan skors otomasis atau dikeluarkan dari AICPA atas tuduhan tindak kejahatan

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

yang bisa dihukum penjara lebih dari setahun dan untuk berbagai kejahatan yang
berhubungan dengan pajak.
a. Tindakan oleh divisi etika profesional AICPA
Divisi etika profesional bertanggung jawab untuk menyelidiki pelanggaran atas kode dan
menentukan tindakan disipliner.
b. Tindakan oleh dewan akuntansi negara
Setiap negara memberikan lisensi kepada para praktisi untuk berpraktik sebagai akuntan
publik. Pelanggaran serius atas kode perilaku dewan akuntansi negara dapat
mengakibatkan hilangnya sertifikat akuntan publik dan lisensi praktiknya.
c. Tindakan pemberlakuan oleh PCAOB
PCAOB memiliki wewenang untuk menyelidiki dan mendisiplinkan KAP yang terdaftar serta
ornag-orang yang terkait dengan KAP karena ketidaktaatan. PCAOB dapat memberikan
sanksi, termasuk penangguhan atau pencabutan terhadap registrasi perusahaan,
penangguhan atay pembatasan individu dari pergaulan KAP terdaftar, dan denda uang.

BAB 6
TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT
Tujuan Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan
Tujuan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang
diberikan oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku. Pendapat
auditor ini menambah tingkat keyakinan pengguna ybs terhadap laporan keuangan.
Langkah-langkah mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan

Tanggung Jawab Manajemen


Tanggung jawab manajemen adalah untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik,
menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan
yang wajar. Tanggung jawab manajemen atas integritas dan kewajiban penyajian (asersi)
laporan keuangan berkaitan dnegan privilege untuk menentukan penyajian dan
pengungkapan apa yang dianggap perlu. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan
yang menurut auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilik untuk menerbitkan
pendapat tidak wajar atay WDP, atau mengundurkan diri dari penugasan tsb.

Tanggung Jawab Auditor


Tujuan keseluruhan auditor (menurut standar audit AICPA) dalam melakukan audit atas
laporan keuangan adalah untuk:
a. Memperoleh keyakinan yang layak bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
bebas dari salah saji material, baik karena kecurangan atau kesalahan, sehingga
memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan itu

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

disajika secara wajar dalam semua hal yang materual sesuai dengan kerangka kerja
pelaporan keuangan yang berlaku
b. Melaporkan tentang laporan keuangan dan berkomunikasi seperti yang disyaratkan oleh
standar audit sesuai dengan temuan auditor.
Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi salah saji yang material pada laporan keuangan,
melaporkan keefektivan pengendalian internal atas pelaporan keuangan, dan
mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.
 Salah Saji Material dan Tidak Material
Salah saji dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum
dikoreksi dalam lapkeu kemungkinan akan mempengaruhi kepurusan pengguna. Auditor
bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas
materialitas dipenuhi.
 Kepastian yang layak
Berupa ukuran tingkat kepastian yang diperoleh auditor saat menyelesaikan audit.
SAS 104 : kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tingi tetapi tidak absolut,
bahwa lapkeu telah bebas dari salah saji yang material.
Ini mengindikasikan bahwa auditor bukanlah penjamin atas kebenaran lapkeu, sehingga
audit yang dilaksanakan sesuai standar bisa saja gagal mendeteksi salah saji yang material.
Alasannya karena:
- Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi yang mengandung
risiko tidak terungkapnya salah saji material
- Penyajian akuntansi mengandung estimasi kompleks yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh peristiwa di masa depan
- Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan sulit dideteksi
 Kekeliruan dan kecurangan
SAS 99 : salah saji dibedakan menjadi kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud), dapat
bersifat material dan tidak material.
Kekeliruan adalah salah saji yang tidak disengaja. Contoh: kesalahan perhitungan harga
dikali kuantitas pada faktur penjualan, salah menentukan nilai persediaan dengan metode
LCNRV.
Kecurangan adalah salah yang disengaja. Dibedakan menjadi:
- Misapropriasi aset, berupa penyalahgunaan atau kecurangan yang dilakukan karyawan.
Contoh: pengambilan kas dengan cara tidak memasukan penjualan kedalam register.
- Pelaporan keuangan yang curang, berupa kecurangan yang dilakukan manajemen.
Contoh: kesengajaan dalam melebihsajikan penjualan menjelang tanggal neraca untuk
meningkatkan laba yang dilaporkan.
 Skeptisme profesional
Untuk mencapai kepastian yang layak dalam mendeteksi kekeliruan maupun kecurangan
dalam proses audit, audit harus dilaksanakan dengan sikap skeptisme profesional atas
semua aspek penugasan.
Aspek-aspek skeptisme profesional:
1. Questioning mind. Dilakukan untuk membantu auditor mengoffset bias alami terhadap
keinginan untuk mempercayai klien, auditor menangani audit dengan pandangan
mental percaya tapi verifikasi.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

2. Penilaian kritis terhadap bukti audit, mencakup pertanyaan yang menyelidik pada
inkosistensi yg dilakukan klien.
Unsur-unsur (karakteristik) skeptisme profesional:
Judgment bias: kemungkinan keterbatasan auditor dalam mengetahui bahwa kliennya
kurang memiliki kompetensi atau mencoba menipunya selama proses audit.
1. Questioning mindset : disposisi untuk menyelidiki sejumlah hal yang dirasa meragukan
2. Suspension of judgment (penundaan keputusan) : keputusan ditunda sampai bukti yang
tepat diperoleh
3. Pencarian pengetahuan : keinginan untuk menyelidiki lebih lanjut demi mempertegas
keabsahan bukti
4. Pemahaman interpersonal : pengakuan bahwa motivasi dan persepsi orang dapat
membuatnya memberikan informasi yang bias atau menyesatkan
5. Otonomi : pengarahan mandiri, independensi moral, dan keyakinan memutuskan untuk
diri sendiri ketimbang menerima klaim dari pihak lain
6. Self esteem : rasa percaya diri untuk melawan persuasi dan untuk menentang asumsi
atau kesimpulan
Penjelasan lain:
a. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kekeliruan yang material
Auditor merencanakan dan melaksanakan audit guna mendeteksi kekeliruan yang berasal
dari kesalahan kalkulasi, penghilangan, kesalahpahaman dan misaplikasi standar akuntansi,
serta pengikhtisaran dan deskripsi yang tidak benar.
b. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan yang material
Kecurangan lebih sulit dideteksi karena adanya upaya menyembunyikan oleh
manajemen/karyawan terkait. Kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang
curang dan misapropriasi aset berpotensi merugikan pemakai karena menyediakan
informasi lapkeu yang tidak benar untuk membuat keputusan dan ketidaksahan aset yang
seharusnya dapat diklaim pemegang saham/kreditor.
c. Tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan UU dan regulasi
Auditor mempertimbangkan kerangka kerja hukum dan peraturan yang berlaku terkait
dengan klien. Kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji akibat kegagalan mematuhi
UU dan regulasi dipengaruhi oleh faktor berikut:
- Banyak UU dan regulasi terkait aspek operasi bisnis yang tidak mempengaruhi laporan
keuangan dan tidak terdeteksi oleh sistem informasi klien berkaitan dengan pelaporan
keuangan
- Ketidakpatuhan, melibatkan tindakan menyembunyikan seperti kolusi, pemalsuan,
tidak mencatat transaksi scr sengaja, manajemen mengesampingkan pengendalian,
atau mispresentasi yg disengaja kpd auditor.
- Apakah suatu tindakan merupakan ketidakpatuhan akan ditentukan oleh hukum

SIKLUS LAPORAN KEUANGAN


Lapkeu dibagi menjadi segmen-segmen atau komponen yang lebih kecil. Pembagian ini
membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu pembebanan tugas kepada setiap
anggota tim audit. Setiap segmen diaudit secara terpisah namun bukan atas dasar yang benar-
benar independen. Pendekatan untuk mensegmentasi audit :

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Cara umum untuk membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat
antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama, disebut
pendekatan siklus. Terdiri dari :
 Siklus penjualan dan penagihan
 Siklus akuisisi dan pembayaran
 Siklus penggajian dan personalia
 Siklus persediaan dan pergudangan
 Siklus akuisisi modal dan pembayaran modal

MENETAPKAN TUJUAN AUDIT


1. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi
Auditor harus tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi yang digunakan untuk
mengembangkan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setaip kelas
transaksi yang akan diaudit :
 Keterjadian: Transaksi yang dicatat memang ada. Tujuan ini berkenaan dengan apakah
transaksi yang tercatat memang benar-benar terjadi.
 Kelengkapan: Transaksi yang terjadi telah dicatat. Tujuan ini berkaitan dengan apakah
semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah dicatat.
Tujuan keterjadian dan kelengkapan menekankan kepentingan audit yang berlawanan.
Keterjadian bersangkutan dengan kemungkinan lebih saji, sementara kelengkapan
bersangkutan dengan kemungkinan transaksi tidak dicatat (kurang saji).
 Keakuratan: Transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar. Tujuan ini
membahas keakuratan informasi tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu
bagian dari asersi keakuratan untuk kelas transaksi.
 Posting dan Pengikhtisaran: Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan
diikhtisarkan dengan benar. Tujuan ini berkaitan dengan keakuratan transfer infirmasi
dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar pembantu dan ke buku besar.
 Klasifikasi: Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah telah diklasifikasikan secara
tepat. Tujuan ini menyatakan apakah transaksi telah dimasukan dalam akun yang tepat
dan merupakan padanan auditor atas asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

 Penetapan Waktu: Transaksi dicatat pada tanggal yang benar. Tujuan penetapan waktu
transaksi merupakan padanan auditr atas asersi cutoff manajemen.
Asersi manajemen ttg kelas Tujuan audit umum yg Tujuan audit khusus yg berkaitan dgn
transaksi dan peristiwa berkaitan dgn transaksi transaksi
Keterjadian Keterjadian Penjualan yg dicatat adlh utk pengiriman
yg dilakukan kpd pelanggan nonfiktif
Kelengkapan Kelengkapan Transaksi penjualan yg ada sudah dicatat
Keakuratan - Keakuratan - Penjualan yg dicatat adlh utk jumlah
- Posting & pengikhtisaran barang yg dikirim dan sudah ditagih dan
dicatat sudah benar
- Transaksi penjualan telah dimasukan
scr layak dlm file induk dan
diikhtasarkan dgn benar
klasifikasi Klasifikasi Transaksi penjualan diklasifikasikan dgn
benar
Cut-off Pencepatan waktu Transaksi penjualan telah dicatat pd tgl
yg benar

2. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo


Apabila digunakan tujuan audit uang berkaitan dengan saldo untuk mengaudit saldo akun,
auditor akan mengumpulkan bukti untuk memverifikasi rincian yang mendukung saldo
akun, bukan memverifikasi saldo akun itu sendiri.
 Eksistensi: jumlah yang tercantum memang ada. Tujuan ini menyangkut apakah
jumlah yang tercatat dalam lapkeu memang harus dicantumkan.
 Kelengkapan: Jumlah yang ada telah dicantumkan. Tujuan ini menyangkut apakah
semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar-benar telah tercatat.
 Keakuratan: Jumlah yang tercantum telah dinyatakan.
 Klasifikasi: Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat
 Cutoff (pisah batas): Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada
periode yang tepat
 Hubungan yang rinci (Detail Tie-In): Rincian Saldo Akun sesuai dengan jumlah pada
file induk yang berkaitan sesuai dengan total saldo akun dan sesuai dengan total buku
besar.
 Nilai yang dapat direalisasi: Aset yang telah dicantumkan dalam jumlah yang
diestimasi akan direalisasi
 Hak dan Kewajiban
Asersi manajemen Tujuan audit umum yg Tujuan audit khusus yg berkaitan dgn saldo yg
tentang saldo akun berkaitan dgn saldo diharapkan pd persediaan
Keterjadian Keterjadian Semua persediaan yg dicatat ada pada tanggal
neraca
Kelengkapan Kelengkapan Semua persediaan yg dicatat ada telah dihitung
dan dicatat dalam ikhtisar persediaan

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Penilaian dan alokasi - Keakuratan - Kuantitas persediaan pd catatan perpetual klien


- Klasifikasi sesuai dgn item yg ada di tangan
- Cutoff - Harga yg digunakan utk menilai persediaan scr
- Detail tie-in material benar
- Nilai yg dapat direalisasi - Perkalian harga dg kuantitas telah benar dan
rinciannya telah ditambahkan dg benar
- Items persediaan diklasifikasikan scr tepat sbg
bahan baku, wip, dan barang jadi
- Cutoff pembelian pd akhir tahun sudah tepat
- Total items persediaan sesuai dg buku besar
- Persediaan telah dikurangi apabila NRV turun
Hak dan kewajiban Hak dan kewajiban - Perusahaan mempunyai hak atas semua item
persediaan yg tercantum
- Persediaan tdk dijamin sbg agunan

3. Tujuan Audit yang beraitan dengan penyajian dan pengungkapan


Auditor mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yg tepat dari tujuan
audit yg berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yg berkaitan dengan saldo.
 Keterjadian serta hak dan kewajiban
 Kelengkapan : Semua pengungkapan telah dicantumkan dalam laporan keuangan
 Penilaian dan Alokasi: apakah akun asset, kewajiban, dan kepentingan ekuitas telah
dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat.
 Klasifikasi dan Dapat Dipahami: Apakah nilai dan jumlah telah diklasifikasikan secara
tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki, serta apakah uraian saldo dapat
dipahami.

ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen : representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh
manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam lapkeu.
Asersi manajemen berkaitan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum karena
asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan
menungkapkan informasi akuntansi dalam lapkeu.
Klasifikasi asersi menurut AICPA :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Asersi manajemen untuk setiap kategori asersi :
Asersi kelas transaksi dan Asersi saldo akun Asersi penyajian dan pengungkapan
peristiwa
Keterjadian : transaksi dan Eksistensi : aset, kewajiban, dan Keterjadian dan hak-kewajiban :
peristiwa yg dicatat telah derjadi ekuitas yg ada peristiwa dan transaksi yg diungkapkan
dan bersangkutan dgn entitas telah terjadi dan bersangkutan dgn
tsb entitas itu
Kelengkapan : semua transaksi Kelengkapan : semua aset, Kelengkapan : semua pengungkapan yg
dan peristiwa yg hrs dicatat telah kewajiban, dan kepentingan harus dimasukan dlm lapkeu telah
dicatat ekuitas yg harus dicatat sudah dicantumkan
dicatat

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 1

Keakuratan : jumlah dan data Penilaian dan alokasi : aset, Keakuratan dan penilaian : informasi
lain ybs dgn transaksi dan kewajiban, dan kepentingan keuangan dan yg lain telah diungkapkan
peristiwa yg dicatat telah dicatat ekuitas dimasukan dlm lapkeu scr tepat dan pd jumlah yg tepat
dgn benar pd jumlah yg tepat dan setiap
hasil penyesuaian penilian
dicatat dgn tepat
Klasifikasi : transaksi dan Klasifikasi dan dapat dipahami :
peristiwa telah dicatat dlm akun informasi keuangan dan yg lain telah
yg tepat disajikan dan diuraikan scr tepat serta
pengungkapan telah dinyatakan dgn
jelas
Cutoff : transaksi dan peristiwa
telah dicatat dlm periode
akuntansi yg benar
Hak dan kewajiban : entitas itu memegang hak atau kendali atas aset dan kewajiban merupakan kewajiban
entitas itu.

FASE PROSES AUDIT


1. Fase 1 : Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan untuk mengumpulkan bukti
yang akan dilakukan auditor :
1) Bukti audit yang mencukupi dan tepat harus dikumpulkan agar dapat memenuhi
tanggung jawab profesional auditor
2) Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin
Tiga aspek kunci dalam prosedur untuk menilai risiko :
a. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya
Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur analitis, dan
membuat perbandingan dengan pesaing, serta memahami setiap persyaratan
akuntansi yang unik dari industri klien.
b. Menilai risiko salah saji yang material
Auditor menggunakan pemahamannya atas industri klien dan strategi bisnisnya, serta
keefektifan pengendalian internalnya untuk menilai risiko salah saji dalam lapkeu.
2. Fase 2 : melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Auditor harus menguji keefektifan pengendalian internal apakah sudah efektif
menggunakan prosedur tertentu yang disebut pengujian pengendalian. Auditor juga
mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah moneter
transaksi tsb sebagai bagian dari pengujian substantif atas transaksi.
3. Fase 3 : melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk melihat apakah saldo
akun atau data lainnya telah masuk akal.
Pengujian atas rincian saldo (test of details of balances) merupakan prosedur spesifik untuk
menguji salah saji moneter pada saldo-saldo dalam lapkeu.
4. Fase 4 : menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit
Auditor menggabungkan informasi yang diperoleh guna mencapai kesimpulan menyeluruh
tentang apakah lapkeu telah disajikan secara wajar. Proses ini mengandalkan
pertimbangan profesional auditor.

alhamdulillah

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai