Anda di halaman 1dari 9

AKSK RPS 5

RPS 4: Audit Siklus Pembelian dan Pembayaran Kas


Subpokok bahasan:
1. Bab 18
2. Bab 19

BAB 18:
AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI, DAN UTANG USAHA
Akun dan Kelas Transaksi dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaraan
Tujuan keseluruhan dari audir atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah mengevaluasi apakah akun-
akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi.
Jenis kelas transaksi yang dimasukan dalam siklus:
1. Akuisisi barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian

Fungsi Bisnis dalam Siklus Serta Dokumen dan Catatan yang Terkait
Siklus akuisisi dan pembayran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh
barang dan jasa untuk mengoperasikan suatu bisnis. Siklus ini dimulai dengan pembuaatna
permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang dan jasa itu, dan
berakhir dengan pembayaran utang usaha.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

Kelas transaksi (yang alfabet) dan Fungsi bisnis (yang nomor) pada siklus ini terdiri dari:
a. Mencatat akuisisi barang dan jasa secara kredit (acquisition)
1. Memproses pesanan pembelian:
Permintaan pembelian (purchase requisition): digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh
karyawan yang berwenang. Contoh: permintaan akuisisi oleh supervisor, perbaikan luar
ruangan oleh personil kantor, atau asuransi oleh presdir.
2. Menerima barang dan jasa
Pesanan pembelian (purchase order): dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan
jasa dari vendor, mencakup deskirpsi, kuantitas, dan informasi terkait lain.
3. Mengakui kewajiban
Memerlukan pencatatan yang tepat waktu dan akurat. Dokumen dan catatannya meliputi:
 Faktur vendor: dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan jumlah terutang atas
suatu akuisisi
 Memo debet: dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan pengurangan jummlah
yang terutang kepada vendor akibat retur atau pengurangan.
 Voucher: cara menetapkan pencatatan dan mengendalikan akuisisi dengan memungkinkan
setiap transaksi diberi nomor urut.
 File transaksi akuisisi: file yang meliputi semua akuisisi yang diproses oleh sistem akuntansi
selama satu periode
 Jurnal akuisisi atau listing: disebut jurnal pembelian, untuk mengidentifikasi apakah akuisisi
dilakukan secara tunai atau dengan utang usaha
 File induk utang usaha: mencatatn transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan
pengurangan untuk setiap vendor.
 Neraca saldo utang usaha: mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap
vendor/faktur pada waktu tertentu.
 Laporan vendor: dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor untuk menunjukan saldo
awal, akuisisi, retur, dan pengurangan, pembayaran kpd vendor, dan saldo akhir.
b. Mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran kepada vendor (cash disbursement)
4. Memproses dan mencatat pengeluaran kas
Aktivitas ini secara langsung mengurangi saldo akun kewajiban. Dokumen terkaitnya yaitu:
 Cek: digunakan untuk membayar akuisisi yang sudah jatuh tempo.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

 File transaksi pengeluaran kas: mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas yang
diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode.
 Jurnal (listing) pengeluaran kas: laporan yang dubuat dari file transaksi pengeluaran kas.

Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Auditor dapat mengurangi pengujian atas rincian saldo akun dengan menggunakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memverifikasi efektivitas pengendalian
internal terhadap akuisisi dan pengeluaran kas. Dibagi menjadi dua bidang:
a. Pengujian akuisisi (fungsi ke 1,2,3)
b. Pengujian pembayaran (fungsi ke 4)
Metodologinya yaitu:
1. Memahami Pengendalian Internal
Auditor harus memahami pengendalian internal dengan mempelajari bagan arus klien, mereview
kuisioner pengendalian internal, dan melaksanakan pengujian walkthrough.
2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan
Pengendalian internal kunci terdiri dari:
 Otorisasi pembelian: untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diperoleh itu demi
memenuhi tujuan perusahaan yang diotorisasi dan menghindari akuisisi item yang
berlebihan/tidak diperlukan.
 Pemisahan fungsi penyimpanan barang yang diterima: untuk mencegah pencurian dan
penyalahgunaan sehingga harus dikendalikan secara fisik dari saat penerimaan hingga pelepasan.
 Pencatatan yang tepat waktu dan review independen atas transaksi: dilakukan dengan
membandingkan rincian pada pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur vendor.
 Otorisasi pembayaran kepada vendor, termasuk:
- Penandatanganan cek oleh individu yang memiliki wewenang
- Pemisahan tanggung jawab untuk menandatangani cek dan melaksanakan fungsi utang usaha
- Pemeriksaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh si penandatangan cek pada saat
penandatanganan
3. Menentukan luas pengujian pengendalian
Auditor melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti apakah pengendalian
telah beroperasi secara efektif. Auditor juga harus mendokumentasikan dan menguji pengendalian
secara memadai untuk menerbitkan pendapat atas pengendalian internal terhadap lapkeu.
4. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk akuisisi
Auditor harus :
a. Menghubungkan setiap pengendalian internal dengan tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi
b. Menghubungkan pengujian pengendalian dengan pengendalian internal
c. Menghubungkan pengujian substantif atas transaksi dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi setelah mempertimbangkan pengendlaian serta definisi sistem
Tujuan auditnya yaitu:
a. Akuisisi yang dicatat adalah untuk berang dan jasa yang diterima yang konsisten dengan
kepentingan utama klien (keterjadian)
b. Akuisisi yang ada telah dicatat (kelengkapan)
c. Akuisisi telah dicatat secara akurat (keakuratan)

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

d. Akuisisi telah diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)


5. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk pengeluaran kas
Asumsi pengeluaran kas dan jurnal akuisisi terpisah. Auditor melaksanakan pengujian akuisisi dan
pengeluaran kas pada saat yang bersamaan.
6. Sampling atribut untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Pendekatannya serupa dengan yang digunakan pada pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi penjualan.
Perbedaan akuisisi dan pembayaran dengan siklus lainnya:
a. Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat, termasuk akun laporan laba rugi dan neraca
b. Transaksi dalam siklus ini menuntut pertimbangan yang signifikasn
c. Jumlah nilai uang setiap transaksi dalam siklus mencakup rentang yang luas, sehingga
memisahkan item-item yang bernilai besar.

Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Piutang Usaha


Utang usaha: kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa bisnis
biasa. Mencakup kewajiban akuisisi bahan baku, peralatan, utilitas, reparasi, dan lainnya yang
diterima sebelum akhir tahun.
Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban akan
dianggap sebagai utang usaha hanya jika total jumlah kewajiban itu diketahui dan terutang pada
tanggal neraca.
Metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha:
1. Tahap 1
a. Mengidentifikasi risiko bisnis yang mempengaruhi utang usaha
Risiko bisnis klien yang signifikan dapat berasal dari perubahan persediaan just in time,
pembagian informasi yang meningkat dengan pemasok, dan penggunaan teknologi untuk
melakukan transaksi bisnis. Auditor harus memahami sifat perubahan sistem tsb untuk
mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait
mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha.
b. Menetapkan materialitas kinerja dan menilai risiko inheren
Saldo yang besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor serta relatif mahal untuk
mengaudit akun tsb, maka auditor menetapkan materialitas kinerja dan risikp inheren yang
relatif tinggi untuk utang usaha.
2. Tahap 2
c. Menilai risiko pengendalian dan merancang serta melaksanakan pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi
Auditor menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal
dan pengujiannya bergantung pada keefektivan relatif pengendalian internal yang
berhubungan dengan utang usaha.
3. Tahap 3
d. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis
Prosedur analitis digunakan untuk mengungkapkan salah saji utang usaha yang berguna untuk
mengungkapkan bidang dimana penyelidikan tambahan memang diperlukan. Membandingkan
beban saat ini dgn tahun sebelumnya merupakan prosedur yang efektif untuk menganalisis
utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun diharapkan relatif stabil.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

Prosedur Analitis Salah saji yang mungkin


Membandingkan saldo akun beban yang Salah saji utang usaha dan beban
berhubungan dgn akuisisi dgn tahun
sebelumnya
Mereview daftar utang usaha untuk melihat Klasifikasi salah saji untuk kewajiban
utang yg tidak biasa, nonvendor, dan berbunga mendatang
Membandingkan utang usaha individual Akun yang tidak tercatat/tidak ada, atau
dengan tahun sebelumnya salah saji
Menghitung rasio, seperti pembelian dibagi Akun yang tidak tercatat/tidak ada, atau
utang usaha, dan utang usaha dibagi kewajiban salah saji
lancar.

e. Merancang dan melaksanakan pengujian atas rincian saldo utang usaha


Ketika verifikasi aset, auditor menekankan lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Auditor tidak boleh mengabaikan
kemungkinan aset mengalami kurang saji.
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan prosedur pengujian atas rincian saldo:
- Pengujian kewajiban setelah periode
- Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya
- Memeriksa dokumentasi yang mendasari tagihan yang belum dibayar beberapa minggu
terakhir setelah akhir tahun
- Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir tahun ke faktur vendor
terkait
- Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke neraca saldo
utang usaha
- Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis
- Melakukan pengujian pisah batas
- Memeriksa hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan
- Memeriksa persediaan dalam perjalanan

Reliabilitas bukti
Auditor harus memahami relatif dari tiga jenis utama bukti yang umumnya digunakan untuk
memverifikasi utang usaha:
1. Faktur vendor
2. Laporan vendor
3. Konfirmasi
Perbedaan faktur vendor dan laporan vendor:
Laporan vendor lebih unggul dalam memverifikasi utang usaha karena mencantumkan saldo akhir.
Faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena auditor memverifikasi setiap
transaksi dan faktur tsb menunjukan rincian akuisisi.
Perbedaan laporan vendor dan konfirmasi:
Terletak pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor tetapi berada di tangan
klien pada saat pemeriksaan oleh auditor. Sedangkan konfirmasi utang usaha melibatkan informasi
mengenai wesel bayar dan penerimaan utang serta konsinyasi oleh vendor namun disimpan atas
promise klien.

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

Ukuran Sampel
Ukuran sampel bervariasi bergantung pada faktor seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang
beredar, penilaian risiko pengendalian, dan hasil tahun sebelumya. Sampling statistik jarang
digunakan karena mendefinisikan populasi untuk utang usaha sulit. Karena penekanannya diberikan
pada utang usaha yang dihapus, auditor harus memastikan bahwa populasi melibatkan semua utang
yang potensial.

BAB 19:
MENYESUAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN:
VERIFIKASI AKUN TERPILIH
Jenis Akun Lain dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran:
Audit atas Properti, Pabrik, dan Peralatan (PPE)
PPE adalah aset yang memiliki umur lebih dari setahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh
untuk dijual kembali. Tujuan penggunaan aset ini sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur yg
diharapkah lebih dari setahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan dengan aset
lainnya.
Karena penambahan PPE jarang dilakukan dan berjumlah besar, auditor dapat memutuskan untuk
tidak terlalu bergantung pada pengujian atas siklus akuisisi sebagai bukti pendukung penambahan
aset tetap. Catatan akuntansi atas PPE biasanya berupa file induk aset tetap.
Auditor membedakan cara verifikasi PPE dengan akun aset lancar lainnya karena:
1. Biasanya akuisisi peralatan jarang dilakukan pada periode berjalan
2. Jumlah setiap akuisisi sering kali material
3. PPE mugnkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi selama beberapa tahun
Karena perbedaan tsb, audit atas PPE lebih menekankan pada verifikasi akuisisi yang dilakukan pada
periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa dari tahun sebelumnya. Selain itu, umur
ekspektasi dari aset diatas setahun memerlukan penyusutan dan akumulasi penyusutan yang
diverifikasi sebagai bagian dari audit atas aset. PPE yang dapat dijual/dibuang akan menimbulkan ayat
jurnal keuntungan/kerugian yang perlu diverifikasi ulang oleh auditor.
Dalam audit atas PPE, auditor harus memisahkan pengujian kedalam kategori berikut:
 Melaksanakan prosedur analitis
 Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan. Kegagalan untuk
mengkapitalisasi aset tetap akan mempengaruhi neraca hingga PPE dilepas/dibuang.
 Memverifikasi pelepasan/pembuangan tahun berjalan
Jika gagal mencatat pelepasan, biaya awal akun PPE akan lebih saji. Metode formal yang tepat atas
pelepasan/pembuangan PPE akan membantu mengurangi risiko slaah saji dan membantu
memastikan bahwa aset telah dihapus dengan benar dari catatan akuntansi.
Prosedur untuk memverifikasi pelepasan:
- Mereview apakah aset yang baru diakuisisi menggantikan aset yang sudah ada
- Menganalisis untung rugi atas pelepasan aset serta pendapatan rupa-rupa yang diterima dari
pelepasan aset
- Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan peralatan terkait komputer
utama, pajak properti, atau cakupan asuransi

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

- Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai kemungkinan
pelepasan aset
 Memverifikasi saldo akhir akun aset
Dua tujuan auditor:
1. Semua PPE yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
2. Semua PPE yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)
Auditor menggunakan metode untuk menentukan apakah PPE terbebani:
- Membaca syarat-syarat dalam perjanjian pinjaman dan kredit
- Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman ke bank dan institusi terkait
- Melakukan diskusi dengan klien/ mengirimkan surat ke penasihat hukum
 Memverifikasi beban penyusutan
Jumlah yang tercatat ditentukan dengan alokasi internal. Jika beban penyusutan bersifat material,
diperlukan banyak pengujian yang terinci. Auditor harus mempertimbangkan aspek berikut:
- Umur manfaat akuisisi periode berjalan
- Metode penyusutan
- Estimasi nilai sisa
- Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi
 Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan
Tujuan audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan:
1. Akumulasi penyusutan yg dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku besar umum
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat

Audit atas Beban Dibayar Dimuka


Diantaranya:
- Sewa dibayar dimuka - Merek dagang
- Biaya organisasi - Beban yang ditangguhkan
- Pajak dibayar dimuka - Hak cipta
- Paten - Goodwill
- Asuransi dibayar dimuka
Akun-akun tersebut sangat material. Dalam audit khusus, aset tsb dapat menjadi signifikan dan
melibatkan pertimbangan yang kompleks.
Tinjauan terhadap asuransi dibayar dimuka:
1. Asuransi dibayar dimuka ditemukan pada sebagian besar audit
2. Masalah yang umumnya dihadapi merupakan hal yang umum bagi kelas akun ini
3. Tanggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan pertimbangan tambahan
yang ditemukan pada akun lainnya dalam kategori ini.
Pengendalian Internal
Dibagi menjadi kategori:
 Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi
Merupakan bagian siklus akuisisi dan pembayaran. Otorisasi yang tepat atas polis yang baru dan
pembayaran premi merupakan pengendalian yang penting.
 Pengendalian terhadap register asuransi
Yaitu pencatatan polis yang berlaku dan tanggal jatuh tempo setiap polis, digunakan untuk
identifikasi polis yang berlaku terkait dengan akun asuransi dibayar dimuka.
 Pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

Pengujian Audit
Auditor mendapat skedul dari klien yang mencantumkan setiap polis yang berlaku:
- Informasi tentang polis
- Saldo awal asuransi dibayar dimuka
- Pembayaran premi
- Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi
- Saldo akhir asuransi dibayar dimuka
Auditor menggunakan prosedur analitis berikut:
 Membandingkn total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun sebelumnya
 Menghitung rasio asuransi dibayar dimuka terhadap beban asuransi dan membandingkannya
dengan tahun sebelumnya
 Membandingkan setiap cakupan polis dalam skedul dengan skedul tahun sebelumnya
 Membandingkan saldo asuransi dibayar dimuka yang dihitung selama tahun berjalan atas dasar
polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya
 Mereview cakupan asuransi yang tercantum dalam skedul
Prosedur substantif:
1. Polis dalam skedul asuransi dibayar dimuka memang ada dan polis yang ada telah dicantumkan
(eskistensi dan kelengkapan)
Pengujian atas eksistensi dan pengabaian polis yang berlaku dilakukan dengan:
- Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk dibandingkan dengan skedul
- Memperoleh konfirmasi informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan
2. Klien memiliki hak atas semua polis dalam skedul asuransi dibayar dimuka (hak)
3. Jumlah dibayar dimuka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan dengan benar
serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie in)
4. Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar dimuka telah diklasifikasikan dengan
benar (klasifikasi)
5. Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas)

Audit Kewajiban Akrual


Kewajiban akrual: estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan manfaat yang telah diterima
sebelum tanggal neraca. Contohnya:
- Gaji akrual - Fee profesional akrual
- Pajak gaji akrual - Sewa akrual
- Bonus pejabat akrual - Bunga akrual
- Komisi akrual
Verifikasi beban akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan situasi yang dihadapi klien. Akrual
memerlukan waktu yang lebih sedikit untuk diaudit.
Mengaudit Pajak Properti akrual
Saldo beban pajak merupakan jumlah residu yang berasal dari saldo awal dan akhir pajak properti
akrual serta pembayaran pajak properti. Karenanya, penekanan dalam pengujian harus diberikan
kepada pajak properti.
a. Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak
b. Pajak properti akrual telah dicatat secara akurat

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com


AKSK RPS 5

Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk mencantumkan semua akrual dan memverifikasi
akrual pada saat yang sama dengan audit pembayaran pajak properti tahun berjalan. Verifikasi pajak
properti dapat properti akrual dilakukan dengan menghitung kembali bagian dari total pajak yang
dikenakan pada tahun berjalan atas setiap bagian properti.

Audit Akun Laba dan Beban


Konsep audit atas akun laba dan beban:
1. Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi yang tepat
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda diperlukan untuk
komparabilitas
Kedua konsep tsb harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan mengombinasikan akun
dalam buku besar umum demi penyajian laporan. Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung
dengan neraca dan bukan merupakan bagian terpisah dari proses audit. Bagian audit yang secara
langsung mempengaruhi akun-akun tsb adalah:
 Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian akun
neraca dan laporan laba rugi.
Prosedur Analitis Salah saji yang mungkin
Membandingkan setiap beban dengan tahun Lebih/kurang saji saldo akun beban
sebelumnya
Membandingkan setiap saldo aset dan kewajiban Lebih/kurang saji akun neraca yang akan
dengan tahun sebelumnya mempengaruhi akun laporan laba rugi
Membandingkan setiap beban dengan yang Salah saji beban dan akun neraca yang
dianggarkan berhubungan
Membandingkan presentase marjin kotor dengan Salah saji beban HPP
tahun sebelumnya
Membandingkan rasio perputaran persediaan Salah saji beban HPP
dengan tahun sebelumnya
Membandingkan beban asuransi dibayar dimuka Salah saji beban asuransi dan asuransi
dengan tahun sebelumnya dibayar dimuka
Membandingkan beban komisi yang dibagi dengan Salah saji beban komisi dan komisi akrual
penjualan dengan tahun sebelumya
Membandingkan setiap beban manufaktur yang Salah saji setiap beban manufaktur dan
dibagi dengan total beban manufaktur dengan akun neraca yang berhubungan
tahun sebelumnya

 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi


Memiliki dampak simultan dalam verifikasi akun neraca dan laporan laba rugi.
 Pengujian atas rincian saldo
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam akun laporan laba rugi tertentu. Analisis
akun beban melibatkan pemeriksaan auditor terhadap dokumentasi yang mendasari setiap
transaksi dan jumlah yang terdiri dari rincian total akun beban.
Beberapa akun beban berasal dari alikasi data akuntansi dan bukan dari data diskrett. Alokasi
penting karena menentukan apakah pengeluaran merupakan suatu aset atau beban periode
berjalan.

Monang bikinnya

Akses Materi: http://bit.ly/SupplyUntukmu Email: suppliermu@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai