Anda di halaman 1dari 8

Komplikasi DM DIABETES MELLITUS

FARMAKOTERAPI

Dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Komplikasi akut
 Hiperglikemia
 Diabetik ketoasidosis ( terutama pada
DM 1)
 Hiperosmolar nonketotik (terjadi pada
DM 2)
 Hipoglikemia (glukosa darah <60 mg/dl)
2. Komplikasi Kronik
 Retinopati
 Nefropati
 Neuropati, neuropati perifer
 Gastroparesis
 Genitoury tract disorder
 Diabetic foot ulcer

NAMA: CINDY RISTA SALSABILA NIM1902050253


Nama : Cindy Rista Salsabila KELAS : 3A / D3 FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
NIM : 1902050253

Kelas : 3A / D3 FARMASI
Daftar Isi Terapi Non Farmakologi
Definisi....................................................................................................1

Etiologi....................................................................................................2
1. Latihan (excersise), olahraga
Klasifikasi................................................................................................3
2. Diet
Manifestasi Klinis.................................................................................4
3. Restriksi alkhol/rokok

Diagnosis...............................................................................................5

Tujuan Terapi DM...................................................................................6


Prinsip Penatalaksanaan DM
Terapi Farmakologi.................................................................................7  Kombinasi obat diperlukan untuk
memperbaiki berbagai defek
Obat Oral..........................................................................................7 patofisiologi
 Pengobatan ditujukan pada perbaikan
Insulin................................................................................................8
kelainan patogenesis dan tidak hanya
Terapi Non Farmakologi.........................................................................9 penurunan A1C saja
 Terapi harus dimulai sedini mungkin
Komplikasi DM......................................................................................

9
Lanjutan... Definisi Diabetes
Insulin
Mekanisme kerja insulin di sel adalah mengatur kadar glukosa adalah hepar, otot,
Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolik yang
dan adiposa. Peran utamanya adalah al uptake, utilisasi, dan penyimpanan nutrien
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
di sel, menstimulasi transport substart dan ion ke dalam sel, menginduksi
(hiperglikemia) akibat defek sekresi insulin, sensitivitas
translokasi protein, mengaktfkan dan menonaktifkan enzim spesifik, merubah
insulin atau keduanya (Smeltzer et al, 2013.Kowalak,
jumlah protein dengan mempengaruhi kecepatan transkripsi gen dan translasi
2011). DM adalah suatu gangguan pada metabolisme
mRNA spesifik.
karbohidrat, lipid dan protein dengan berbagai penyebab
Insulin mempercepat masuknya glukosa ke sel otot rangka dan adiposa
dan merupakan suatu penyakit kronik, yang berhubungan
(Farmakologi Terapi UI,Edisi 6. 2016). Insulin terbagi menjadi beberapa
abnormalitas metabolisme, karbohidrat, lemak, protein
golongan, yaitu :

Tipe insulin Zat Onset Peak Effective


Lanjutan...
aktif/sediaan (h) (h) duration (h) Kriteria diagnosis diabetes melitus adalah kadar
Rapid acting (kerja - Aspart 0, 5 1-2 3,5 glukosa puasa > 126 mg/dL atau pada jam setelah
cepat) - Lispro <0,25 0,5- 3,4 makan > 200 mg/dL atau HBA1C > 8%. Jika kadar
1,5 glukosa 2 jam setelah makan > 140 mg/dL tetapi
Short acting (kerja - Regular 0,5 – 2-3 3-6 lebih kecil dari 200mg/dL dinyatakan glukosa
pendek) 1,0 toleransi lemah menyebabkan komplikasi kronis.
Intermediate acting - NPH 2-4 6-10 10-16 Kriteria diagnostik DM apabila terdapat gejala DM
(kerja menengah atau - Lente 3-4 6-12 12-18 (poliuri, polidipsi, polifagi dan penurunan berat badan
sedang ) tanpa sebab yang jelas) ditambah salah satu dari :
Long acting (kerja - Ultra Lente 6-10 10-16 18-20
panjang) - Glargine 4 - 24
-
zinc
Protamin 4-6 14-20 24-36
Lanjutan...
a. GDA ≥ 200 mg/dl ( 11,1 mmol/L)
Acak --- waktu kapapun tanpa memperhatikan jangka
waktu sejak terakhir makan
b.GDP ≥ 126 mg/dl (7 mmol/L)
Puasa --- tidak ada asupan kalori selama 8 jam
c.GD ≥ 200 mg/dl sesudah beban glukosa 75 g pada TTGO

8 1
Etiologi Diabetes Mellitus Terapi Farmakologi DM
Diabetes melitus menurut Kowalak, (2011), Wilkins, (2011), dan Andra, (2013)
mempunyai beberapa penyebab, yaitu: Dibagi menjadi dua, yaitu oral anti diabet dan insulin
a. Oral Anti Diabet
a. DM tipe I
- Autoimun .
- Infeksi virus
- Genetik-HLA Golongan Mekanisme kerja Zat aktif
deteksi : ICA-islet cell antibody Sulfonil urea Merangsang sekresi insulin dari granul- Glimepirid, gliklazid,
- IAA-Insulin Autoantibody granul sel-sel Langerhans pankreas. glibenklamid, glikuidon

Tiazolidinedion Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap Glitazon,


b. DM tipe II : Defisiensi insulin, Resistensi insulin, Genetik insulin. Berikatan dengan PPARɣ pioglitazon,rosiglitazon,
berperan , Insulin dapat normal bahkan meningkat tetapi (peroxisome proliferator activated receptor-
sensitivitas target menurun gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati
untuk menurunkan resistensi insulin

c. Hereditas
Dpp-4 inhibitor Menghambat kerja DPP-4 sehingga Sitagliptin, vildagliptin,
Peningkatan kerentanan sel-sel beta pancreas dan perkembangan mencegah degradasi GLP-1. saxagliptin, alogliptin,
antibodi autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta. linagliptin.
Biguanid Menurunkan produksi glukosa di hepar dan Metformin
d. Lingkungan (makanan, infeksi, toksin, stress) meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan
adipose terhadap insulin, efek ini terjadi
Kekurangan protein kronik dapat mengakibatkan hipofungsi karena adanya aktivase kinase di sel (AMP-
pancreas. Infeksi virus coxsakie pada seseorang yang peka activated protein kinase).
secara genetic. Stress fisiologis dan emosional meningkatkan
kadar hormon stress (kortisol, epinefrin, glucagon, dan hormon Meglitinid Merangsang sekresi insulin di kelenjar Repaglinid, nateglinid
pertumbuhan), sehingga meningkatkan kadar glukosa darah. pankreas
Penghambat Menghambat kerja enzim-enzim pencenaan Akarbose
enzim alfa-
e. Perubahan gaya hidup glikosidase
yang mencerna karbohidrat, sehingga
Pada orang secara genetik rentan terkena DM karena perubahan memperlambat absorpsi glukosa ke dalam
gaya hidup, menjadikan seseorang kurang aktif sehingga
darah
menimbulkan kegemukan (obesitas) dan beresiko tinggi terkena
diabetes melitus. Penghambat Transporter glukosa yang berperan 90% Dapagliflozin,
SGLT2 reabsorbsi glukosa di tubulus proksimal empagliflozin,
ginjal, yang akan menurunkan gula darah canagliflozin.
f. Kekurangan krom Obat-obat kortekosteroid, duretik thiazida,dan karena ekskresi glukosa melalui urin
beta blocker.

2 7
Lanjutan... Klasifikasi Diabetes Mellitus
DATA LABORATORIUM
Klasifikasi diabetes melitus menurut Smeltzer et al, (2013) ada
1. Glukosa darah 3 yaitu:
2. HbA1C a. Tipe 1 (Diabetes melitus tergantung insulin)
3. Peptida C Ketidakmampuan produksi insulin karena kerusakan sel pankreas akibat autoimun
4. Eektrolit , Anion Kation Kap (Diabetes UK, 2014). Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami diabetes tipe 1.
5. BGA Diabetes melitus tipe 1 ditandai dengan destruksi sel-sel beta pankreas akibat faktor
genetik, imunologis, dan juga lingkungan. DM tipe 1 memerlukan injeksi insulin untuk
6. Profil Lipid
mengontrol kadar glukosa darah.
7. Complate Blood Cell
8. Fungsi Ginjal b. Tipe 2 (Diabetes melitus tak – tergantung
9. Urinalisis insulin) Sekitar 90% sampai 95% pasien mengalami
diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 disebabkan karena
adanya penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah insulin
yang diproduksi.
Melibatkan beberapa patofisiologi termassuk
gangguan fungsi pulau langerhans &resistensi insulin
yg
Luka susah sembuh menghasilkan gangguan toleransi glukosa&produksi
Diagnosis glukosa hepatik puasa yg tinggi (WHO, 2010 )

c. Diabetes mellitus gestasional


Diabetes gestasional ditandai dengan intoleransi glukosa
Terapi Diabetes Mellitus yang muncul selama kehamilan, biasanya pada trimester
Tujuan Terapi kedua atau ketiga. Risiko diabetes gestasional disebabkan
Diabetes Gestasional obesitas, riwayat pernah mengalami diabetes gestasional,
a. Pengendalian kadar glukosa darah sepanjang hari pada
glikosuria, atau riwayat keluarga yang pernah mengalami
rentang acceptable diabetes. Timbul pada trimester kedua dari kehamilan dan
b. Menjaga pertumbuhan dan perkembangan normal pada umumnya hilang setelah persalinan. Wanita dengan
anak-anak diabetes kehamilan cenderung mendapatkan diabetes tipe-2
c. Menghindarkan gejala DM pada usia lanjut. Pada wanita hamil dengan penyakit gula,
d. Meminimalkan dan mencegah komplikasi regulasi glukosa yang ketat adalah penting sekali untuk
e. Menghindarkan hipoglikemia menurunkan risiko akan keguguran spontan, cacat dan
kelebihan berat badan bayi atau kematian perinatal

6 3
Gambar d Gambar e Gambar f
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala diabetes melitus menurut Smeltzer et al, (2013)
dan Kowalak (2011), yaitu:

a. Poliuria ( banyak/sering buang air kecil )


b. Polydipsia (rasa haus yang berlebih)
c. Anoreksia dan polifagia (rasa lapar yang berlebih)
d. Keletihan (rasa cepat lelah)
e. Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya,
dan rasa gatal
f. Sensasi kesemutan atau kebas di tangan dan kaki yang
disebabkan kerusakan jaringan saraf

Gambar a Gambar b Gambar c


Diagnosis
Dengan adanya gejala klinis atau komplikasi diabetes khas (misalnya retinopati),
diagnosis dapat dipastikan dengan penetuan kadar glukosa darah. Nilai diatas 7,8
mmol/l (pada lambung kosong) pada 2 hari berlainan dianggap positif. Begitu pula
"post load" diatas 11,0 mmol/l yaitu 2 jam setelah pembebanan glukosa 75 gram.
Kriteria baru menurut ADA (American Diabetes Association) menurunkan nilai
batas perut kosong >6,9 mmol/l.
Kriterium post load ditiadakan karena tes toleransi glukosa dalam praktek
adakalanya tidak dapat dilakukan. Nilai antara 6,1-7,0 mmol/l menunjukkan
toleransi glukosa yang terganggu. Timbul pada trimester kedua dari kehamilan dan
umumnya hilang setelah persalinan. Wanita dengan diabetes kehamilan cenderung
mendapatkan diabetes tipe-2 pada usia lanjut. Pada wanita hamil dengan penyakit
gula, regulasi glukosa yang ketat adalah penting sekali untuk menurunkan risiko
akan keguguran spontan, cacat dan kelebihan berat badan bayi atau kematian
perinatal.

Kriteria penegakan diagnosis


Glukosa Glukosa
Plasma Plasma 2 jam
Puasa setelah makan

Normal <100 mg/dL <140 mg/dL

100–125
Pra-diabetes mg/dL ––

IFG atau IGT –– 140–199 mg/dL

Diabetes >126 mg/dL >200 mg/dL

Anda mungkin juga menyukai