A. IDENTITAS KLIEN
B. PENGKAJIAN
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidakefektif : Aktual Resiko
2. Gangguan pertukaran gas : Aktual Resiko
Tidak ada masalah
Tindakan keperawatan
Kedalaman suara nafas :
Mengobservasi frekuensi, irama dan kedalaman suara nafas.
Mengobservasi penggunaan otot bantu pernafasan
Memberikan posisi semi fowler jika tidak ada kontra indikasi
Memperhatikan pengembangan dinding dada
Melakukan fisioterapi dada jika tidak ada kontra indikasi
Kolaborasi : pemberian O2. Inhalasi. Mukolitik. Bronkodilator. Pemeriksaan
AGD. Darah perifer lengkap.
Menyiapkan fisk dan mental untuk pasien torakosintesis / torakotomi / WSD
Monitor kepatenan selang WSD, buble, warna, jumlah, paka botol, mempertahakan prsipi
steril. Lain-lain………………
C. Circulation
Akral : √ Hangat Dingin. Pucat : Ya Tidak . Sianosis : Ya Tidak
Pengisian Kapiler : √ < 2 detik > 2 detik. Nadi : √ Teraba Tidak teraba. Frek 93x/m
Irama nadi : √ Teratur Tidak teratur. Tekanan darah : 120./.90 mmHg
Perdarahan : √ Ya Tidak. Jika Ya : CC Lokasi pendarahan di labiomental ukuran 2 cm
Kelembaban kulit : √ Lembab Kering. Turgor : √ Normal
Kurang Lain-lain…
Adanya riwayat kehilangan cairan dalam jumlah besar : ( -) diare, ( -) muntah, ( -) luka bakar ( )
perdarahan.
Akral : √ Hangat Dingin. Pucat : Ya Tidak. Sianosis : Ya √ T i d
a k Pengisian Kapiler : √ < 2 detik.....................................................................
> 2 detik. Nadi: √Teraba Tidak teraba Tekanan darah ..... /......... mmHg.
Perdarahan : Ya Tidak. Jika Ya.....................................................................Cc
Lokasi pendarahan...............
Kelembaban kulit : Lembab Kering. Turgor : Normal Kurang
Luas luka bakar …. % Grade: ...................... Lain-lain………………
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan perifer : Aktual Resiko
2. Volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan : Aktual Resiko
Tidak ada masalah
Tindakan keperawatan
Mengawasi adanya perubahan warna kulit. Mengukur tanda-tanda vital. Mengkaji
kekuatan nadi perifer. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi. Mengobservasi keseimbangan
cairan. Meninggikan daerah yang cedera jika tidak ada kontraindikasi. Memberikan
cairan peroral jika memungkinkan. Mengobservasi tanda-tanda adanya kompartemen
syndrom ( nyeri lokal daerah cedera, pucat, penurunan mobilitas, penurunan tekanan nadi,
nyeri bertambah saat digerakkan, perubahan sensori / baal dan kesemutan.
Siapkan pembedahan sesuai keperluan..
Kolaborasi : Pemberian anti perdarahan. Anti emtik. Oksigen. Lavase lambung.
Pemberian cairan atau komponen darah sesuai program. Menyiapkan pembedahan sesuai
keperluan. Lain-lain………………
Mengkaji tanda-tanda dehidrasi Mengkaji tanda-tanda vital, tingkat kesadaran.
Memberikan cairan peroral jika masih memungkinkan.hingga 2000 – 2500 cc/ hr.
Memberikan cairan melalui intra vena. Memonitor perubahan turgor, membran mukosa
dan kapilary refill. Memonitor intake– output cairan setiap jam : pasang kateter dll.
Memantau adanya perdarahan. Menyiapkan alat-alat untuk pemasangan CVP jika diperlukan.
Memonitor CVP dan perubahan nilai elektrolit tubuh.
Kolaborasi : Melakukan infus dengan jarum yang besar 2 line. Menyiapkan pemberian
tranfusi darah jika penyebabnya perdarahan, koloid jika darah tranfusi susah didapat
Lain-lain………
D. Disability.
Tingkat kesadaran : Nilai GCS 15 dewasa : E:4 M :6 V:5
U : Pupil : √Normal. Respon Cahaya + Ukuran pupil : √ Isokor An Isokor
Diameter : 1mm 2 mm √ 3 mm 4mm
Penilaian Ekstremitas : Sensorik √Ya Tidak. Motorik : √Ya
Tidak
Kekuatan otot / Skala Lovetts : ..................... Lain-lain………………
Diagnosa Keperawatan
Gangguan perfusi jaringan serebral: Aktual Resiko
Tidak ada masalah
Tindakan keperawatan
Mengkaji karakteristik nyeri. Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan perfusi jaringan otak
dan potensial / TIK, Memonitor status neurologi secara teratur. Mengkaji respon motorik.
Memberikan rasa nyaman. Mengukur o tanda-tanda vital. Mengobservasi perubahan tingkat
kesadaran. Meninggikan kepala 15- jika tidak ada kontra indikasi.
30
Mengobservasi kecukupan cairan
Kolaborasi : Pemberian Oksigen Pemasanagan infus. Monitor hasil AGD dan laporkan
hasilnya. Memberikan terapi sesuai indikasi Lain-lain………………
E. Exposure.
Adanya trauma pada daerah : Head injuri fraktur basis krani anterior dan maksilofasial frak le
fort II, fraktur palatum tipe II, Fraktur parasimfifif mandibula dextra, fraktur dentoalveolar
Adanya jejas / luka pada daerah: jejas luka abarsi pada regio leher dan dada
Ukuran luas cm2 - kedalaman luka :
Lokasi nyeri pada daerah..................... lamanya nyeri ............... Intensitas.........................Skala
nyeri........................ Lain-lain………………
Diagnosa Keperawatan
Nyeri : Aktual √ Resiko
Tindakan keperawatan
Mengkaji karakteristik nyeri, gunakan pendekatan PQRST. Mengajarkan teknik relaksasi.
Membatasi aktifitas yang meningkatkan intensitas nyeri. √ Mempertahankanimobilisasi pada
darah yang sakit. √ meninggikan dan mendukung ekstremita yang terkena. Evaluasi keluan
nyeri. √Mempertahankan karakteristik termasuk intensitas. Mendorong untuk menggunaan
manajemen nyeri. Melatih nafas dalam. √ Memonitor adanya nyeri yang tiba-tiba & tidak
biasa dan tidak hilang walau di bei analgetik.
Kolaborasi : Pemberian terapi : ( ) analgetik, ( ) oksigen ( ) Infus. ( ) perekaman EKG.
Analisa Data Keperawatan
1. DS : - Resiko infeksi
DO : kecelakaan
pembuluh darah)
pada regio
periorbital bilateral
pada regio
labiomental.
Pemeriksaan intra
palatum, parasim
sis, fraktur
dentoalveolar, vulnus
palatum, gingiva,
kesulitan membuka
gigi.
Pemeriksaan penunjang
Hb 15 g/dl 14-18
Ht 45 % 38,8-50
Rencana keperawatan
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu.
Gangguan Mobilitas Fisik b.d Setelah dilakukan Observasi
kerusakan integritas struktur tindakan • Identifikasi kebutuhan
tulang di tandai dengan pasien keperawatan dilakukan melakukan
nyeri saat bergerak selama 1x 24 jam reduksi, fiksasi dan
maka mobilitas imobilisasi fraktur
fisik meninggkat. .• Monitor bagian distal
KH : area cidera.
1. Pergerakan • Monitor adanya
eksremitas pedarahan pada daerah
meningkat cidera
2. Nyeri menurun • Identifikasi material bidai
3. Kecemasan yang sesuai.
menurun • Tutup luka terbuka
4. Gerakan dengan balutan.
terbatas • Imobilisasi sendi di atas
menurun dan di bawah area cidera
• Anjurkan membatasi
gerak pada area cedera
Implementasi
Diagnosa keperawatan implementasi Evaluasi