1 SM
1 SM
M. Irnawan Darori
E-mail: notaris_darori@yahoo.co.id
Dosen Fakultas Hukum UNS
Abstract
The research purposes were determined and reviewed the roles and responsibilities of auction officer to the
document legality in auction process and determined and reviewd the party that responsible if in auction process
there are loss in the third party. This is empiric law research with the descriptive qualitative approach. The
research location in the Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Madiun. Data including
of primary and secondary data. Data collection techniques were used field study and library study. Data
analysis technique was used qualitative analysis technique. The researcg results showed that the roles and
responsibilities of auction officer to the legality of the auction documents can be seen on the stage of the auction
process including of auction preparation stage, the implementation stage and after the auction stage relating
to the auction documents. The auction officer must responsible to the auction document legality related to the
formal propriety, whereas in the material document legality the supplicant or goods owners or other party
concerned must be responsible.
Keywords: Auction, Auction Officer, Roles and Responsibilities
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai peran dan tanggung jawab
pejabat lelang atas keabsahan dokumen dalam proses pelelangan dan untuk mengetahui dan mengkaji pihak
yang bertanggung jawab apabila dalam peroses pelelangan merugikan pihak ketiga. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian hukum empiris yang bersifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian
yang dipilih oleh penulis adalah bertempat di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di
Madiun. Data terdiri dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan dan
studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peran dan tanggung jawab Pejabat Lelang terhadap keabsahan dokumen lelang dapat dilihat dari tahap
ke tahap dalam proses pelelangan diantaranya adalah tahap persiapan lelang, tahap pelaksanaan lelang dan
tahap setelah lelang yang berkaitan dengan dokumen lelang. Pejabat Lelang harus bertanggung jawab dalam
hal keabsahan dokumen lelang yang menyangkut kebenaran formil, sedangkan dalam hal keabsahan dokumen
yang bersifat materil maka yang bertanggung jawab adalah pemohon atau pemilik barang atau pihak lain yang
berkepentingan dengan pelaksanaan lelang.
Kata kunci: Lelang, Pejabat Lelang, Peran dan Tanggung Jawab
118
Eko Setyo Pambudi. Peran dan Tanggung Jawab Pejabat Lelang Terhadap Keabsahan Dokumen ...
masyarakat mengenai pelelangan agar masyarakat Dilihat dari sudut cara penawaran yang
dapat memahami secara lebih spesifik hal-hal yang dilakukan lelang dapat dilakukan dengan tertulis
berkaitan dengan pelelangan, baik peranan dan dan lelang terbuka, lelang tertulis dalam hal ini
fungsinya maupun kelebihan-kelebihannya, sehingga penawaran dilakukan secara tertulis dalam amplop
dengan memasyarakatnya konsep pelelangan tertutup. Lelang terbuka atau lisan penawaran harga
diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk dilakukan secara lisan dengan penawaran naik-naik
dapat menunjang roda perekonomian Indonesia. atau turun-turun, disamping cara lelang tersebut ada
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) juga cara lelang lainya yaitu lelang eksklusif dan
Nomor 27/PMK.06/2016 tentang petunjuk pelaksanaan lelang inklusif, lelang dengan harga limit dan lelang
lelang dalam Pasal 9 diatur bahwa terdapat dua jenis tanpa harga limit.
pejabat lelang yaitu Pejabat Lelang kelas I dan Pejabat
Pejabat Lelang adalah jabatan fungsional
Lelang Kelas II, Pejabat Lelang kelas I berwenang
selaku pejabat umum yang melayani masyarakat
melaksanakan lelang untuk semua jenis lelang atas
untuk melaksanakan lelang dalam setiap pelelangan
permohonan penjual, dan Pejabat Lelang Kelas II
pejabat lelang berfungsi untuk meneliti dokumen
berwenang melaksanakan lelang noneksekusi sukarela
persyaratan lelang, memberikan informasi lelang,
atas permohonan balai lelang atau penjual.
memimpin lelang serta sebagai bendahara. Dengan
Pejabat lelang kelas I adalah pejabat lelang demikian pejabat lelang tidak hanya menyaksian
pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang jalannya lelang saja melainkan berperan aktif
diangkat sebagai pejabat lelang dan berwenang dalam pemeriksanan keabsahan berkas lelang,
melaksanakan lelang eksekusi, lelang noneksekusi menyelengarakan penjualan secara adil, efisien,
wajib dan lelang noneksekusi sukarela, sedangkan terbuka, akuntabilitas, dan juga membuat akta otentik
pejabat lelang kelas II adalah pegawai negeri sipil risalah lelang (Habib Adjie, 2015).
selain pejabat lelang kelas I yang diberi tugas
tambahan sebagai pejabat lelang atau orang yang Maraknya lelang ini pun salah satunya
bukan dari pegawai negeri sipil yang diberikan didukung pula oleh makin banyaknya balai lelang
wewenang oleh menteri keuangan sebagai pejabat di Indonesia, di mana berdasarkan Peraturan
lelang kelas II dengan melalui pengangkatan. Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 176/
PMK.06/2010 tentang balai lelang yang terakhir
Tugas pejabat lelang adalah melakukan diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
persiapan lelang, melaksanakan lelang di depan 160/PMK.06/2013, menjelaskan bahwa balai
umum serta melakukan kegiatan setelah terjadi lelang adalah badan hukum Indonesia berbentuk
pelelangan, Pejabat lelang kelas I berwenang untuk Perseroan Terbatas (PT) yang khusus didirikan
melakukan lelang eksekusi dan non eksekusi untuk untuk melakukan kegiatan usaha di bidang lelang,
semua jenis lelang berdasarkan permohonan dari balai lelang itu sendiri dapat didirikan oleh swasta
pemilik barang/penjual. nasional, BUMN, BUMD, swasta nasional, BUMN
Dari cara melakukan lelang dapat ditinjau dan/atau BUMD yang bekerja sama dalam bentuk
dari dua sudut yaitu dari cara pembayaran dan patungan, swasta nasional, BUMN dan/atau BUMD
penawaran, dari cara pembayarannya lelang dengan yang bekerja sama dengan swasta asing dalam bentuk
tanggungan pemerintah dimana pembeli membayar patungan.
harga pembelian kepada pemerintah (Pejabat Lelang Kantor lelang baik dalam bentuk lembaga
kelas I) dan pemerintah terikat untuk membayarkan milik pemerintahan (Kantor Pelayanan Kekayaan
hasil penjualan tersebut kepada penjual, apabila Negara dan Lelang) maupun balai lelang dalam
tidak diperjanjikan lain oleh penjual, maka pada bentuk perorangan maupun badan hukum tentunya
prinsipnya lelang selalu dianggap dilakukan dengan diperlukan jaminan hukum atau pun kepastian
tanggungan pemerintah. Lelang diluar tanggungan hukum yang dapat menimbulkan rasa kepercayaan
pemerintah harus disebutkan dengan tegas oleh masyarakat atas keberadaan kantor lelang tersebut.
penjual dalam syarat-syarat penjualan, pembayaran
tagihan yang timbul dari lelang dilakukan langsung Kepastian hukum yang menimbulkan kepercayaan
kepada penjual. Yang terakhir adalah lelang dengan masyarakat terhadap pelelangan yang terjadi atas
pembayaran tangguhan/ lelang kredit, sekarang pergerakan baik barang bergerak maupun tidak bergerak
sudah tidak pernah dilakukan (F.X. Ngadijarno, didukung oleh kepastian mengenai pihak-pihak yang
Nunung Eko Laksito, Isti Indrilistiani, 2006: 43-45). terkait dalam pelelangan dan hak dan kewajiban dari
119
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017
pihak-pihak tersebut antara lain Pejabat Lelang yang klarifikasi yang berdasarkan pada pengalaman,
merupakan orang yang khusus diberi wewenang oleh dapat ditentukan teratur dan terpikirnya alur yang
Menteri Keuangan untuk melaksanakan penjualan runtut dan baik untuk mencapai maksud (Winarno
barang secara lelang berdasarkan peraturan perundang- Surakhmad, 1990: 131). Penelitian merupakan suatu
undangan yang berlaku. kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan
konstruksi, yang dilakukan secara metodologis,
Pengetahuan dan aturan yang jelas mengenai
sistematis, dan konsisten (Soerjono Soekanto, 2010:
seorang pejabat lelang yang memegang peranan
42). Penelitian dilakukan guna memecahkan atau
penting dalam pelelangan dapat memberikan
menjawab permasalahan tertentu.
kepastian hukum kepada semua pihak dan
mengurangi berbagai permasalahan hukum yang Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
dapat terjadi dalam proses setelah pelelangan seperti ini adalah jenis penelitian hukum empiris. Pada
diantaranya mengenai kerugian kepada pihak ketiga penelitian empiris data yang diteliti pada awalnya
atas kelalaian atau ketidak absahan suatu dokumen adalah data sekunder kemudian dilanjutkan dengan
lelang. Untuk mencegah hal tersebut tentunya perlu penilitian data primer di lapangan atau terhadap
mengetahui prosedur standar dalam pengecekan masyarakat (Soerjono Soekanto, 2010: 52). Sifat
keabsahan suatu dokumen lelang. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan
Dengan semakin meningkatnya proses lelang
metode pendekatan kualitatif, yaitu suatu tata cara
tentunya juga semakin meningkat kasus yang
penelitian yang menghasilkan data diskriptif-analitis.
menyangkut pejabat lelang itu sendiri dimana
seringkali terjadi gugatan yang mengarah kepada Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis
pejabat lelang selaku pelaksana lelang maka dari adalah bertempat di Kantor Pelayanan Kekayaan
pada itu sebagai pejabat lelang diharuskan lebih jeli Negara dan Lelang (KPKNL) di Madiun. Jenis
dan teliti dalam melihat memeriksa berkas dokumen data penelitian yang digunakan dalam penelitian
dalam lelang. ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
Tanggung jawab pejabat lelang atas keabsahan
ini meliputi studi lapangan dan studi kepustakaan.
dokumen lelang sangat diperlukan baik dari sisi
pejabat lelang sendiri, pihak-pihak yang terkait Dalam penelitian ini penulis menggunakan
ataupun pihak-pihak ketiga yang berkepentingan. teknik analisis kualitatif. Menurut Soerjono Soekanto,
Karena hal ini akan menyangkut sampai sejauh analisis data kualitatif adalah suatu cara analisis
mana ia bertanggung jawab dan harus melakukan yang menghasilkan data diskriptif analisis, yaitu
pengecekan atas keabsahan suatu dokumen lelang apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis
untuk menghindari ataupun mengurangi sengketa atau lisan dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti
yang dapat terjadi setelah lelang dilaksanakan. Balai dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh (Soerjono
lelang yang telah ada, baik secara perorangan maupun Soekanto, 2010: 154).
secara badan hukum akan sangat mempengaruhi
mengenai tanggung gugat pejabat lelang, apakah C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
apabila terdapat permintaan ganti rugi akan sampai
1. Peran dan Tanggung Jawab Pejabat Lelang
pada harta pribadi pejabat lelang itu sendiri.
Terhadap Kebsahan Dokumen Dalam
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah Pelelangan
penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah peran dan a. Peran Dan Tanggung Jawab Pejabat Lelang
tanggung jawab Pejabat Lelang terhadap keabsahan Terhadap Keabsahan Dokumen Dalam
dokumen dalam proses pelelangan?; dan 2) Siapakah Pelelangan Studi KPKNL Madiun
pihak yang bertanggung gugat jika dalam proses 1) Tahap Persiapan Lelang
pelelangan merugikan pihak ketiga?
Menurut ketentuan Pasal 11
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
B. Metode Penelitian 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk
Metode penelitian merupakan cara yang utama Pelaksanaan Lelang bahwa pemilik/
yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, penjual barang harus mengajukan
untuk mencapai tingkat ketelitian, jumlah dan jenis surat permohonan lelang secara
yang dihadapi. Akan tetapi, dengan mengadakan tertulis dengan disertai dengan
120
Eko Setyo Pambudi. Peran dan Tanggung Jawab Pejabat Lelang Terhadap Keabsahan Dokumen ...
dokumen persyaratan lelang kepada harga limit yang lebih rendah dari nilai
kepala KPKNL untuk meminta limit yang sebelumnya sampai dengan
jadwal pelaksanaan lelang, dalam adanya peserta lelang yang menawar.
hal lelang eksekusi Panitia Urusan
2) Tahap Pelaksanaan Lelang
Piutang Negara permohonan lelang
diajukan dengan nota dinas oleh Menurut ketentuan dalam Pasal 1
kepala seksi piutang negara KPKNL angka 14 Peraturan Menteri Keuangan
dan disampaikan kepada kepala Nomor 27/PMK.06/2016 tentang
KPKNLyang bersangkutan. Pemilik Petunjuk Pelaksanaan Lelang yang
atau penjual barang bisa mengunakan dimaksud dengan Pejabat Lelang
jasa balai lelang untuk memberikan adalah orang yang berdasarkan
jasa pra lelang. peraturan perundang-undangan
diberikan wewenang khusus untuk
Setiap pelelangan harus didahului
melaksanakan penjualan barang secara
dengan pengumuman lelang yang
lelang. Artinya pejabat lelang adalah
dilakukan oleh pemohon atau
orang yang diberikan kewenangan
pemilik barang yang akan dilelang,
khusus oleh Menteri Keuangan untuk
pengumuman lelang dilakukan dengan
melaksanakan penjualan barang
melaui surat kabar harian baik media
dimuka umum secara lelang. Sesuai
cetak maupun elektronik, selebaran
dengan penjelasan dalam Pasal 1a dan
atau tempelan yang mudah dilihat dan
Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan
dibaca serta melalui media internet
Nomor 27/PMK.06/2016 tentang
diwilayah kerja KPKNL.
Petunjuk Pelaksanaan Lelang, maka
Tanggapan pemohon lelang setiap pelaksanaan lelang harus
terhadap prosedur pelaksanaan lelang dilakukan oleh dan/atau dihadapan
adalah sebagai berikut pejabat lelang artinya jika pelaksanaan
lelang dilakukan tanpa dihadapan
Tabel 1 Tanggapan pemohon lelang
pejabat lelang maka hal tersebut
terhadap prosedur lelang
termasuk dalam pelanggaran terhadap
No Prosedur Frekuensi ketentuan peraturan lelang.
1 Mudah dan cepat 2 orang
2 Lama dan rumit 3 orang Saat melaksanakan lelang Pejabat
Jumlah 5 orang Lelalng selaku pemimpin dalam lelang
bersikap adil, komunikatif, tegas,
Dari kelima responden yang serta berwibawa untuk menjamin
menyatakan bahwa prosedur terciptanya ketertiban, kelancaran
pelaksanaan lelang tersebut 3 (tiga) dan keamanan dalam pelaksanaan
orang mengatakan bahwa lelang lelang. Pejabat lelang dapat di
sangat lama dan rumit, dan 2 (dua) bantu oleh pemandu lelang sesuai
orang responden mengatakan dengan penjelasan dalam Pasal 63
prosedur lelang mudah dan cepat. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Mereka yang mengatakan lama dan 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk
rumit disebabkan karena berkas Pelaksanaan Lelang sesusai dengan
dan dokumen yang harus diajukan syarat dan ketentuannya. Pemandu
kepada KPKNL sangatlah banyak lelang dapat membantu pelaksanaan
dan kesemua berkas tersebut haruslah lelang yang dilakukan oleh Pejabat
sesuai serta harus dilengkapi dengan Lelang I atau Pejabat Lelang kelas
surat keterangan pendaftaran tanah II dan diberitahukan secara tertulis
dari kantor pertanahan, alasan oleh penjual atau balai lelang kepada
selanjutnya disebabkan jika dalam kepala KPKNL atau Pejabat Lelang
pelelangan tidak ada peminat atau Kelas II paling lambat 3 (tiga) hari
peserta lelang maka pemohon harus kerja sebelum pelaksanaan lelang.
mengajukan lelang ulang dengan Dalam hal pelaksanaan lelang ini,
121
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017
122
Eko Setyo Pambudi. Peran dan Tanggung Jawab Pejabat Lelang Terhadap Keabsahan Dokumen ...
123
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017
dilakukan dengan cara langsung atau dan pajak penghasilan (PPh) ke kas
tidak langsung dengan cara lisan, Negara paling lambat 1 (satu) hari
semkain meningkat atau semakin kerja stelah pembayaran diterima
menurun, tertulis atau tertulis oleh bendahara penerimaan KPKNL
dilanjutkan dengan lisan dalam hal atau balai lelang atau Pejabat Lelang
penawaran tertinggi belum mencapai kelas II.
nilai limit. Penawaran lelang secara
2. Pihak Yang Bertanggung Gugat Atas
tertulis dapat dilakuakan dengan
Kerugian Pihak Ketiga Dalam Proses
kehadiran peserta lelang atau tanpa
Pelelangan
kahadiran peserta lelang. Penawaran
lelang tanpa kehadiran peserta lelang Dalam suatu pelelangan ada beberapa
dapat dilakukan dengan melalui pihak yang berkaitan dalam proses pelelangan
surat elektronik (email), surat tromol baik secara langsung maupun tidak yaitu :
pos atau melalui internet baik secra Pemohon lelang atau pemilik barang, KPKNL/
terbuka maupun tertutup (Rachmadi Balai Lelang, Pejabat Lelang, Instansi lain yang
Usman, 2016: 25). berkaitan dengan lelang, dan Peserta lelang/
3) Tahap Setelah Lelang Pembeli
124
Eko Setyo Pambudi. Peran dan Tanggung Jawab Pejabat Lelang Terhadap Keabsahan Dokumen ...
125
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017
bahwa Pejabat Lelang harus bertanggung lelang melalui sosialisasi mengenai lelang
jawab dalam hal keabsahan dokumen lelang kepada masyarakat luas agar tujuan lelang dapat
yang menyangkut kebenaran formil, sedangkan terlaksana dengan baik serta menguntungkan
dalam hal keabsahan dokumen yang bersifat bagi para pihak.
materil maka yang bertanggung jawab adalah
pemohon atau pemilik barang atau pihak lain
yang berkepentingan dengan pelaksanaan Daftar Pustaka
lelang.
F.X. Ngadijarno, Nunung Eko Laksito, Isti
Indrilistiani. 2006. Lelang Teori dan Praktik.
E. Saran
Jakarta : Lembaga Pengkajian Keuangan
1. Pemerintah seharusnya membuat Undang-
Publik dan Akuntansi Pemerintah (LPKPAP)
Undang Lelang yang baru yang sesuai dengan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
kemajuan bangsa Indonesia karena peraturan
lelang yang lama sudah tidak sesuai dengan Habib Adjie. 2015. Bahan Bacaan Mahasiswa
perkembangan zaman, guna terwujudnya Program Studi Magister Kenotariatan.
asas lelang yang terbuka, adil, persaingan, Surabaya: Universitas Sebelas Maret
transparan, kepastian hokum, efisien dan Surakarta.
akuntabilitas.
2. KPKNL Madiun seharusnya selalu berusaha Rachmadi Usman. 2016. Hukum Lelang. Jakarta:
meningkatkan sumber daya manusia melalui Sinar Grafika
pelatihan secara rutin kepada Pejabat Lelang Soerjono Soekanto. 2010. Pengantar Penelitian
untuk meningkatkan kemampuan dalam Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia (UI
menguasai dan memahami mengenai dokumen Press)
lelang, hal-hal penyebab terjadinya lelang,
prosedur pelaksanaan lelang. Winarno Surakhmad. 1990. Pengantar Penelitian
3. M a s y a r a k a t s e h a r u s n y a d i t i n g k a t k a n Ilmiah. Yogyakarta: Transito
kesadarannya terhadap pentingnya pelaksanaan
126