PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam
pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia
sekolah dari gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan
landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor
penting menentukan kualitas sumber daya manusia.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan.
Hasil laporan Studi Morbilitas (2001), menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena penyakit gigi dan mulut merupakan
penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat yaitu sebesar 60%. Penyakit gigi dan
mulut yang terbanyak diderita masyarakat adalah penyakit karies gigi kemudian diikuti oleh
penyakit periodontal di urutan ke dua Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan
keluarga dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk
perilaku kesehatan. Sementara itu populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas cukup
besar. Oleh sebab itu promosi kesehatan di sekolah adalah usaha kesehatan sekolah
Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi perhatian utama. Akibatnya,
gigi berlubang atau karies menjadi masalah umum yang dihadapi sebagian besar masyarakat.
Padahal kondisi ini menjadi gerbang beragam penyakit. Selama ini penanganan masalah gigi
masih sebatas menambal lubang gigi. Tindakan tersebut sudah dianggap mampu mengontrol
karies. Padahal itu belum cukup mengatasi masalah secara menyeluruh.
Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak
umumnya senang permen, apabila anak terlalu banyak makan permen dan jarang
membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies.. Masalah utama dalam
rongga mulut anak adalah karies gigi. Di negara - negara maju prevalensi karies gigi terus
menurun sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia ada kecenderungan
kenaikan prevalensi penyakit tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
“Belum diketahuinya perbedaan kebersihan gigi dan mulut terhadap terjadinya karies
pada murid Kelas V SDN 80 Bengkulu utara yang ber-UKGS dengan murid Kelas V
SDN 88
Bengkulu utara yang tidak ber-UKGS.
C. Pertanyaan penelitian
Apakah ada perbedaan kebersihan gigi dan mulut terhadap terjadinya karies pada murid
Kelas V SDN 80 Bengkulu utara yang ber-UKGS dengan murid Kelas V SDN 88
Bengkulu utarayang tidak ber-UKGS?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan kebersihan gigi dan mulut serta jumlah karies pada Kelas V
di SDN 80 Bengkulu utara yang ber-UKGS dengan murid Kelas V SDN 88 Bengkulu utara
yang tidak ber-UKGS.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut pada murid Kelas V SDN 80
Bengkulu utara yang ber-UKGS dengan murid Kelas V SDN 88 Bengkulu utara
yang tidak ber-UKGS.
2. Untuk mengetahui banyaknya jumlah karies gigi pada murid Kelas V SDN 80
Bengkulu utara yang ber-UKGS dengan murid Kelas V SDN 88Bengkulu utara
yang tidak ber-UKGS.
3. Untuk mengetahui perbedaan kebersihan gigi dan mulut terhadap banyaknya
karies yang terjadi pada murid Kelas V SDN 80 Bengkulu utara yang ber-UKGS
dengan murid Kelas V SDN 88 Bengkulu utara yang tidak ber-UKGS.
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk Sekolah menjadi masukan untuk SDN 80 dan SDN 88 Bengkulu utara
dalam menjaga kesehatan gigi.
2. Untuk Masyarakat Menambah informasi dan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan gigi dan mulut sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan derajat
kesehatan yang optimal.
3. Untuk Mahasiswa Menambah pengetahuan serta pengalaman dalam hal
penelitian sebagai bekal pengabdian profesi kepada masyarakat.
4. Untuk kampus, menambah bahan bacaan di perpustakaan Kampus Kesehatan Gigi
Poltekkes Palembang .
5. Untuk peneliti Sebagai bahan acuan untuk peneliti berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Karies Gigi
Karies dentis berasal dari bahasa Latin, berarti “lubang gigi” dan ditandai oleh rusaknya
email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme plak bakteri
(Pitt Ford, 1993 : 1).
Karies gigi adalah penyakit jaringan yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai
dari permukaan gigi (pits, fissure dan daerah interproximal) meluas ke arah pulpa. (Rasinta
Tarigan,
1990 : 1).
Karies gigi dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau
lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya : dari email ke dentin
atau ke pulpa. Karies karena berbagai sebab, diantaranya adalah :Karbohidrat
,Mikroorganisme dan air ludah
C. Permukaan dan bentuk gigi
Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab
dari karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk dari
gigi tersebut. (Rasinta Tarigan, 1990 : 1).
Gigi dengan fissure yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan
bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan
menimbulkan karies gigi. Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur,
bangsa ataupun keadaan ekonomi. (Rasinta Tarigan, 1990 : 1).
D. Proses Karies
Proses kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi yang kerusakannya
terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. Penjalaran karies
mula-mula terjadi pada email. Bila tidak segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies
akan menjalar ke bawah hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh darah, sehingga
menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati (Suardiana Utama, 2010).
Proses karies digambarkan secara singkat seperti berikut:
Substrat + Plak + Gigi + Waktu Karies (gula) (bakteri)
(email (metabolism) (demineralisasi) atau dentin) oleh bakteri) (Pitt Ford, 1993 :
1)
Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya karies
Faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies, antara
lain :
1. Substrat
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi
2:
1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi.
Misalnya : karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral-mineral. Unsur-unsur
tersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari gigi geligi.
2. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.
Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi
alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi.
Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah : apel, jambu air, bengkuang dan lain
ssebagainya. Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat
merusak gigi seperti : coklat, biskuit dan lain sebagainya.(Rasinta Tarigan, 1990 : 18-
19).
2. Plak
Plak ini terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa sel
jaringan mulut, Leukosit, Limposit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-
mula berbentuk cair yang lama kelamaan menjadi cokelat, tempat bertumbuhnya dimana
bakteri. (Rasinta Tarigan, 1990 : 23).
3. Komposisi Gigi
Komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah email.
Permukaan email lebih banyak mengandung mineral dan bahan-bahan organik dengan air
yang relatif lebih sedikit. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di
bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam
proses terjadinya karies (Sumarti, dikutip dari Ismu Suwelo, 2007).
4. Gigi dan Air Ludah
5. Waktu
Pengertian waktu di sini adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi
substrat menempel di permukaan gigi. (Ismu Suwelo, dikutip dari Newbrun dkk., 1992 : 27).
Faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung
dengan proses terjadinya karies, antara lain :
a) Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah kariespun akan bertambah. Hal
ini disebabkan karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh
terhadap gigi (Sumarti, dikutip dari Ismu Suwelo, 2007).
b) Keturunan
Faktor keturunan dapat mempengaruhi terjadinya karies. Orang tua yang mempunyai
gigi geligi kuat dan tidak berlubang, kemungkinan anak-anaknya juga mengalami hal
yang sama. Namun keadaan ini tidak selalu terjadi, tetapi hanya merupakan
kecenderungan saja. (Dede Sutardjo, dikutip dari Tarigan, 2002).
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik,
terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup
baik. Di samping itu dari 46 pasang orang tua dengan prosentase karies yang tinggi,
hanya 1 (satu) pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, 5 (lima) pasang
dengan prosentase karies sedang, selebihnya 40 pasang lagi, dengan prosentase karies
yang tinggi. (Rasinta Tarigan, 1990 : 17).
c) Letak geografis
Perbedaan prevalensi karies ditemukan pada penduduk yang geografis letak
kediamannya berbeda. Faktor-faktor yang menyebabkan perbadaan ini belum jelas
betul; kemungkinan karena perbedaan lamanya matahari bersinar, suhu, cuaca, air,
keadaan tanah, dan jarak dari laut. Kandungan flour 1 ppm dalam air akan
berpengaruh terhadap penurunan karies (Sumarti dikutip dari Ismu Suwelo, 2007).
Englander dan DePola (1979) meneliti daerah dengan kandungan fluor 5 ppm dimana
ternyata DMF- T sangat rendah. Hansen et al.(1984) menyatakan bahwa anak-anak
dengan keadaan sosial ekonomi tinggi tinggal di daerah dengan atau tanpa fluoridasi
air minum, prevalensi kariesnya rendah. Sedangkan anak dari kalangan sosial
ekonomi sedang dan rendah
E. Pengaruh Kebersihan Gigi dan Mulut
Kesehatan mulut tergantung kebersihan gigi. Banyak kuman dan bakteri penyakit hidup
di dalam sisa-sisa makanan yang menempel di sela-sela gigi. Dalam waktu singkat, sisa-sisa
makanan tersebut akan membusuk dan berubah menjadi sarang kuman. Dengan kata lain,
mengabaian kebersihan gigi akan membuat gigi berlubang dan keropos (Ali Thanthawi,
2010).
Setiap individu memiliki keadaan lingkungan rongga mulut yang berbeda yang dapat
mempengaruhi terjadinya proses karies (Yusi Heptorina, 2005).
Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak
umumnya senang permen, apabila anak terlalu banyak makan permen dan jarang
membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies. (Uji Kawuryan,
dikutip dari Machfoedz dan Zein, 2008).
G. Tujuan UKGS
Tujuan umum dari pelaksanaan UKGS adalah tercapainya derajat kesehatan gigi dan
mulut siswa yang optimal. Adapun tujuan khususnya antara lain adalah memiliki sikap atau
kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut. (Linda Warni, dikutip dari Depkes
RI, 2009).
Program UKGS
1. Pencegahan (Preventif), wajib bagi semua siswa :
2. Penyuluhan Kesehatan Gigi.
3. Pemeriksaan berkala secara teratur.
4. Sikat gigi bersama 2 minggu 1 x.
5. Pemakaian disclosing solution.
6. Pembagian buku data pribadi siswa (raport) (Psb Penabur, 2010).
7. Perawatan (Kuratif), bagi siswa yang membutuhkan dan orang tua menyetujui :
8. Pencabutan gigi susu yang diperlukan.
9. Penambalan gigi susu dan gigi tetap dengan glassionomer cement. (Psb Penabur, 2010).
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
a) Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 80 Bengkulu utara dan SDN 88 Bengkulu utara.
b) Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian adalah dilaksanakan pada tanggal 25 Januari sampai
dengan 25 Februari 2019.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi :
Seluruh siswa Kelas V SDN 80 Bengkulu utara dan seluruh siswa Kelas V SDN 88
Bengkulu utara.
Sampel :
Seluruh jumlah Murid Kelas V SDN 80 berjumlah 35 orang dan 35 murid Kelas V
SDN 88 diambil secara total sampling.
Kerangka Konsep
1. Variabel terikat :
Karies Gigi
2. Variabel Bebas
Kebersihan Gigi dan Mulut (OHIS)
3. Variabel Pengganggu
Keturunan
Perilaku
Letak geografis
G. Defenisi Operasional
Kebersihan gigi dan mulut (OHIS) adalah tingkat kebersihan gigi dan mulut yang
diperoleh dari jumlah debris index dan kalkulus index.
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan,
dimulai dari permukaan gigi (Pit, Fissure, dan daerah Interproximal) meluas ke arah pulpa.
Keturunan diartikan sebagai hasil genetik yang dibawa orang tua yang mempengaruhi
keadaan kebersihan gigi dan mulut anak.
Perilaku diartikan sejauh mana anak menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
Letak geografis merupakan letak atau lokasi suatu daerah yang dijangkau dalam ruang
lingkup kebersihan gigi dan mulut.
H. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis data adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti.
2. Data diperoleh dengan cara memeriksa sampel untuk mengetahui ada tidaknya karies dan
untuk mengetahui Oral Hygiene Index Simplifed .
3. Pengolahan data secara manual.
4. Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi.
Metode Analisis Data
Data Univariat
Mendeskripsikan setiap variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi danperse
ntase
Daftar Pustaka
Adin S.2009,Status Sosial Ekonomi.
http:/salsabilahafiraadin.blogsport.com/2009/07/status sosial. Ekonomi.html
Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 123.
H. Fuad Ihsan. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakata: Rineka Cipta. Hlm. 107.
Hongini, S. Y. Aditiawarman, M. (2012). Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung: Pusaka Reka
Cipta.
Kent, GG, 2005, Pengelola Tingkah Laku Pasienpada Praktik Dokter Gigi, EGC,Jakarta
Kidd, Edwina A.M. (1991) Dasar-dasar Karies Dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC
Margareta Shinta, 2012, 101 Tips & Terapi Alami Agar Gigi Putih & Sehat, Pusaka Cerdas,
Yogjakarta
web:file:///D:/METODOLOGI%20PENELITIAN/pengaruh-kebersihan-gigi-dan-
mulut_files/comment-iframe.htm