Anda di halaman 1dari 2

Nama : De Fitra Armediyan

Prodi: D3 Kebidanan Semester 5

NIM : 1821021

Responsi UHAB 2 Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dan Perawatan Tali Pusat

IKTERUS NEONATORUM

Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan
rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi
bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi
karena jumlah eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek. Keadaan bayi
kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat
Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah karena
belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah).

Penyebab utama bayi kuning adalah kelebihan bilirubin (hiperbilirubinemia). Bilirubin adalah
hasil buangan dari metabolisme sel darah merah.Ketika bayi dalam kandungan, plasenta adalah
organ yang memberi nutrisi pada bayi dan berfungsi menghilangkan bilirubin dari tubuh bayi.
Setelah lahir, hati bayi yang akan berfungsi menghilangkan bilirubin dari tubuhnya.

Gejala pada bayi yang mengalami ikterus neonatorum yaitu kulit dan bagian putih pada mata
bayi menjadi warna kuning atau yang sering disebut dengan bayi kuning.Warna kadang-kadang
dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke dada, perut, kaki, dan telapak kaki. Pada bayi
baru lahir, gejala lain ikterik adalah:

 Urin bayi berwarna kuning pekat

 Feses bayi berwarna pucat


Terkadang, bayi dengan ikterus parah bertubuh lemah dan tidak mau menyusu.

 Klasifikasi Ikterus
1. Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga serta tidak
mempunyai dasar patologi atau tidak mempunyai potensi menjadi karena icterus. Ikterus
fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Jenis bilirubin yang
menyebabkan pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan
jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini menjadi
bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum
matang sehingga masih belum mampu untuk melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga
akan terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning
pada kulit bayi (Anik, 2013:322)

2. Ikterus patologis

Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubin mencapai
suatu nilai yang disebut hiper bilirubinemia. Timbul pada 24 jam pertama dengan bilirubin serum
meningkat lebih dari 5 mg% perhari,kadar diatas 10 mg% pada bayi matur atau 15mg% pada
bayi premature,dan menetap setelah minggu pertama kelahiran. Selain itu ikhterus dengan
bilirubin langsung diatas 1 mg% perhari ikhterus seperti ini ada hubungannya dengan penyakit
hemolitik,infeksi dan sepsis sehingga memerlukan penanganan khusus.

Penatalaksanaan yang perlu dilakukan pada ikterus fisiologis, patologis  dan hemolitik adalah
sebagai berikut:

1. Pemberian ASI sedini dan sesering mungkin (8-12 kali sehari)


Pada bayi yang kuning sebagian ibu ibu menghentikan pemberian ASI. Menurut rekomendasi
AAP , justru pemberian ASI tidak boleh dihentikan bahkan harus ditingkatkan, jika bayi tidak
bisa menyusu maka bayi dipasang  NGT.

2. Bayi dijemur dibawah sinar matahari


Sinar matahari dapat membantu memecah bilirubin sehingga lebih mudah di proses oleh hati.
Tempatkan bayi dekat dengan jendela terbuka untuk mendapatkan matahari pagi antara jam 7-8
pagi agar bayi tidak kepanasan, atur posisi kepala agar wajah tidak menghadap matahari
langsung

3. TerapiSinar                                                                                                     
Petugas kesehatan akan memutuskan untuk melakukan terapi sinar (phototherapy) sesuai
dengan peningkatan kadar bilirubin pada nilai tertentu berdasarkan usia bayi dan apakah
bayi lahir cukup bulan atau premature. Bayi akan ditempatkan dibawah sinar khusus.

Anda mungkin juga menyukai