Anda di halaman 1dari 7

PAPER PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGEMASAN

DESIGN KEMASAN

OLEH:
ABDUR RASYID
1806113322

ASISTEN
1. NURMADHONA
2. DHIYATUL AMSIYAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemasan memiliki peran sebagai daya tarik dari suatu produk karena sebagai
konsumen hal yang pertama dilihat ketika ingin membeli produk adalah kemasannya.
Peranan kemasan lambat laun semakin memikat para konsumer ini dirasakan mulai
kelihatan tahun 1950-an, saat ini terutama di Indonesia banyak bermunculan toko
swalayan, dimana kemasan harus “dapat menjual” produk di rak-rak toko. Tetapi
disaat itupun kemasan hanya berfungsi sekedar memberikan informasi kepada
konsumen tentang apa isi dalam kandungan didalam kemasan tersebut. Baru pada
tahun 1980-an dimana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan
produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan
model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran.
Disitulah kemasan harus mempu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan
produk untuk menghimbau agar calon konsumen tertarik. Pada saat inilah kemasan
mengambil alih tugas penjualan pada saat jual beli terjadi. (Mukhtar dan nurif, 2015).
Terdapat beberapa jenis bahan kemasan yang dimanfaatkan berdasarkan
kebutuhan dari setiap produk yang dikemas, salah satunya adalah kemasan gelas atau
kaca. Gelas kaca adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak
bereaksi dengan barang kimia dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk
dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat
ideal, gelas banyak digunakan dibanyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah
menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bis diubah
seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan (Yani, 2014).
Menurut Saputra (2017), kemasan makanan tidak hanya sekadar bungkus
yang berfungsi sebagai pelindung makanan. Kemasan pada makanan mempunyai
fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan informasi.
Kita temui ada banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada
makanan, yakni kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan. Tetapi dari
sekian banyak itu tidak semua bahan kemasan makanan aman bagi makanan yang
dikemasnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembutan paper ini adalah untuk membuat design suatu kemasan .
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemasan Botol Plastik
Pembotolan atau yang biasa disebut bottling adalah metode pengemasan
bahan pangan dengan menggunakan botol sebagai kemasannya. Botol adalahtempat
penyimpanan dengan bagian leher yang lebih sempit daripada badandan 'mulut-nya.
Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik, atau aluminium,dan digunakan untuk
menyimpan cairan seperti air, susu, minuman ringan, bir,dan anggur. )lat yang
digunakan untuk menutup mulut botol disebut tutup botol (eksternal) atau sumbat
(internal). Botol dapat juga ditutup dengan carasegel induksi. Tujuan utama
pembotolan adalah untuk menga+etkan bahanmakanan dalam kondisi yang dapat
dimakan (edible) dan dengan demikiandapat mencegah kebusukan. Prinsip
pembotolan adalah mengemas bahanmakanan dalam wadah yang tertutup dan
hemertis. &embotolan merupakansalah satu cara penga+etan bahan pangan, sebab
bahan pangan dikemas secarahemertis, yakni kedap terhadap udara, air dari
lingkungan luar, mikrobia.
Gelas kaca adalah benda yang transpran, lumayan kuat, biasanya tidak
bereaksi dengan barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk
dengan permukaan yang sangat halus dan kedap air. 6leh karena sifatnya yangsangat
ideal gelas banyak digunakan di banyak bidang kehidupan. *etapi gelas bisa pecah
menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah
seluruhnya dengan proses kimia atau dengan pemanasan(Fellows, 2000).
2.2 Pengaruh Lingkungan Terhadap Produk Yang Dikemas Dan Tidak Dikemas
Produk yang dikemas akan memiliki usia simpan yang lama sedangkan untuk
produk yang tidak dikemas akan memiliki usia simpan yang singkat. Hal ini juga
dapat ditentukan dari jenis produknya itu sendiri. Lingkungan yang baik adalah
lingkungan yang di atur atau dikontrol keadaan nya seperti suhu, pencahayaan dan
kebersihan lingkungan. Jika lingkungan nya sudah di kontrol hal selanjutnya harus
diperhatikan pengemasan produkyang digunakan. Produk yang dikemas akan lebih
tahan dan terjaga dibanding produk yang tidak dikemas. Produk yang dikemas akan
lebih tahan lama karna Fungsi kemasan pangan sebagai pelindung yangmelindungi
produk, baikdari pengaruh luar maupundalam. Biasanya kemasan melindungi dari
sinar matahariberlebih, kelembaban, dsb terhadap produk sertamelindungi dari
pengaruh handling yang tidak benar.(Sucipta, et.al017).
kemasannya memiliki manfaat seperti melindungi produk dari kontaminasi
(mikroba) dan juga melindungi dari gesekan benda disekitarnya (misalnya ditimpa),
dapat juga melindungi produk dari paparan sinar matahari yang berasal dari
lingkungan.Sedangkan jika tidak dikemas maka produk tidak akan terlindungi
misalnya dari kontaminasi mikroba, gesekan dari produk lain misalnya ditimpa atau
ditumpuk terpapar sinar yang terik/berlebihan dan suhu yang tidak dijaga sehingga
umur dari produk ini akan singkat dibanding yang menggunakan pengemasan.
III PEMBAHASAN
Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang memungkinkan arus mata
yang sehat dan menyediakan poin fokus bagi konsumen. Para desainer kemasan
menyertakan beragam elemen bersama-sama dalam satu kemasan untuk membantu
mendefinisikan citra merek. Berbagai elemen tersebut termasuk sebagai tambahan
bagi warna, bentuk, ukuran, dan desain label. Banyak merek dalam kategori produk
sering mengganti kemasan sepanjang tahun dengan kemasan khusus musiman dan
hari besar sebagai cara untuk menarik perhatian. Dengan menyamakan merek
bersama suasana belanja yang disesuaikan dengan musim atau hari besar, perusahaan
menyediakan alasan tambahan bagi konsumen untuk menyeleksi merek kemasan
secara khusus dari sekumpulan merek membosankan yang tidak pernah mengubah
variasi desain kemasan mereka (Mufreni, 2016).
Pemilihan kemasan kaca sebagai kemasan produk merupakan pilihan yang
tepat, karena kemasan kaca dapat melindungi produk dengan baik dibanding jenis
kemasan lainnya, sehingga dapat meminimalisir bahkan mencegah terjadinya
kerusakan. Baik kerusakan yang disebabkan oleh mikrobiologis maupun faktor
eksternal lainnya seperti oksigen dan uap air. Selain itu, dengan pemilihan kemasan
kaca sebagai kemasan, konsumen dapat melihat secara langsung kondisi dari produk
tersebut dikarenakan kemasan kaca yang transparan. Selain itu juga kemasan kaca
juga menambah kesan estetik, Yang mana hal tersebut juga dapat meningkatkan daya
beli dari konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Fellows, PJ. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice. 2nd ED.
Woodhead Publishinhg. Cambridge, Englang.

Mufreni, A.N. 2016. Pangaruh desain produk, bentuk kemasan dan bahan kemasan
terhadap minat beli kosumen (studi kasus teh hijau serbuk tocha). Jurnal
Ekonomi Manajemen. 2(2) : 48-54.

Mukhtar, S dan Muchammad, N.2015. Peranan packaging dalam meningkatkan hasil


produksi terhadap konsumen. JU RNAL SOSIAL HUMANIORA. Vol 8 (2).
Hal 181.

Saputra, D. R., et al. 2017. Perancangan desain kemasan sanjai coklat unicorn1007
lubuk buaya padang. Serupa the Journal of Art Education. 6(1) : 62-69.

Sucipta. N., Ketut. S., Pande. K.D.K. 2017. KAJIAN PENGEMASAN YANG
AMAN, NYAMAN, EFEK TIF DAN EFISIEN. Denpasar:Udayana
University Press

Yani, M., E Warsiki, dan N Wulandari. 2014. Penilaian daur hidup botol gelas pada
produk minuman teh. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 24(2): 166-178.

Anda mungkin juga menyukai