(KAK)
LOKASI :
JALAN SUKA KARYA – (SIMPANG KUALU) KM. 11,5
PEKANBARU - RIAU
SUMBER DANA :
SBSN TAHUN ANGGARAN 2020, 2021 DAN 2022
i
1. PENDAHULUAN
A. Umum
1. Bangunan Gedung Negara adalah bangnan gedung untk keperrluan dinas
yang menjadi barang milik negarra atau daerah dan diadakan dengan sumber
pembiayaan yang berasal dari dana APBN, APBD, dan/ atau perolehan lainnya
yang sah.
2. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan
Bangunan Gedung Negara yang diselenggarakan melalui tahap perencanaan
teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik merupakan
bangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun perluasan bangunan
gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.
3. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal,
ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
4. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan
sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung
negara.
5. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional.
6. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
B. Latar Belakang
1. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Republik Indonesia yang dalam
hal ini adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia.
2. Pekerjaan yang akan dilakukan merupakan bagian lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Satuan Kerja Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Menengah
Kejuruan Kehutanan Negeri Pekanbaru.
C. Referensi Hukum
Referensi hokum dalam Pelaksanaan proses Kegaiatan Pembangunan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta aturan turunannya.
4. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
897/PRT/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
10. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : PM.5/Setjen/Rokeu/Keu.1/8/2019 tentang Pedoman
Standar Biaya Kegiatan Tahun ANggaran 2020 Lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
11. Surat Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Kementerian Keuangan Republik
Indonesia No. S-14/MK.2/2020.
12. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
13. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
3. SASARAN
Sasarannya adalah tersedianya suatu Bangunan Gedung Negara yang fungsional,
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien
dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta
terujudnya penyelengggaraan Bangunan Gedung Negara yang tertib, efektif, efisien,
andal dan berjati diri.
b) Sumber Dana
Untuk Pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi perencanan teknis ini
dianggarkan pagu dana sebesar Rp 2.232.000.000,- (dua milyar dua ratus tiga
puluh dua juta rupiah). Sumber dana melaui pembiayaan SBSN Tahun Anggaran
2020, 2021 dan 2022
6.2 Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK) dan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan :
a. Kualifikasi Usaha : Menengah
b. Klasifikasi : Perencanaan Arsitektur
c. Sub Klasifikasi : Jasa Desain Arsitektural (AR102)
Struktur Organisasi serta daftar Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut :
Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli harus memiliki sertifikat Kompetensi sesuai
Keahlian yang diakui sesuai peraturan yang berlaku dan dibuktikan keabsahannya pada
saat Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia dan apabila penyedia tidak dapat menunjukan
keabsahannya Sertifikat Kompetensi tersebut, maka akan dikenakan sanksi daftar hitam
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Uraian Tugas dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Konsultan Perencana, diharapkan dapat menguraikan masing-masing tugas dan
tanggungjawab personil-personil yang ditentukan sesuai dengan jabatan dan profesi
personil tersebut serta menyusun jadwal penugasan personel sesuai dengan
keluaran/ output pekerjaan.
b. Kriteria Khusus
1) Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan umum, pekerjaan yang
direncanakan harus diusahakan memanfaatkan potensi alami (pencahayaan
dan tata udara) sesuai dengan iklim tropis.
2) Pengelompokan fungsi dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai
dengan sifat dan hirarkinya, namun masih merupakan kesatuan yang utuh.
3) Jaringan sirkulasi manusia atau barang baik vertikal maupun horizontal
hendaknya disusun seefisien mungkin dan tidak mengganggu fungsi dalam
bangunan.
4) Persyaratan penggunaan bahan harus dipertahankan fleksibilitas dalam
kemungkinan adanya penggantian atas kerusakan maupun perubahan-
perubahan dikemudian hari. Dihindarkan penggunaan bahan-bahan
bangunan yang mengandung zat-zat yang membahayakan
kesehatan/keselamatan pengguna dan lingkungan.
5) Kriterian bangunan adalah bangunan tidak sederhana yaitu Bangunan
Pendidikan.
c. Azas - Azas
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan
Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara
sebagai berikut :
1) Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
2) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai
bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
4) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
5) Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
.
d. Proses Perencanaan
1) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang
diminta, konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan Pengelola Kegiatan.
2) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan
pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran
yang ditetapkan dalam KAK ini.
3) Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
e. Program Kerja
1) Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal
meliputi:
a. Jadual kegiatan secara detail sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alokasi personil berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal
penugasan. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana
harus memiliki kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan pada KAK ini.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2) Sesuai data bangunan gedung dan uraian personil yang telah diuraikan pada
KAK ini, maka konsultan perencana harus dapat menyusun program kerja
yang baik sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan
3) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Jasa, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan
Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Direksi Teknis Kegiatan.
4) Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti
ketentuan dalam :
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
2) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar
teknis yang terkait.
3) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung