Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI :


PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOMPLEK SMK KEHUTANAN
NEGERI PEKANBARU

LOKASI :
JALAN SUKA KARYA – (SIMPANG KUALU) KM. 11,5
PEKANBARU - RIAU

SUMBER DANA :
SBSN TAHUN ANGGARAN 2020, 2021 DAN 2022

i
1. PENDAHULUAN
A. Umum
1. Bangunan Gedung Negara adalah bangnan gedung untk keperrluan dinas
yang menjadi barang milik negarra atau daerah dan diadakan dengan sumber
pembiayaan yang berasal dari dana APBN, APBD, dan/ atau perolehan lainnya
yang sah.
2. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan
Bangunan Gedung Negara yang diselenggarakan melalui tahap perencanaan
teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik merupakan
bangunan baru, perawatan bangunan gedung, maupun perluasan bangunan
gedung yang sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.
3. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal,
ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
4. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan
sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung
negara.
5. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional.
6. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.

B. Latar Belakang
1. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Republik Indonesia yang dalam
hal ini adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia.
2. Pekerjaan yang akan dilakukan merupakan bagian lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Satuan Kerja Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah Menengah
Kejuruan Kehutanan Negeri Pekanbaru.

C. Referensi Hukum
Referensi hokum dalam Pelaksanaan proses Kegaiatan Pembangunan antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
3. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta aturan turunannya.
4. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
897/PRT/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
10. Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : PM.5/Setjen/Rokeu/Keu.1/8/2019 tentang Pedoman
Standar Biaya Kegiatan Tahun ANggaran 2020 Lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
11. Surat Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Kementerian Keuangan Republik
Indonesia No. S-14/MK.2/2020.
12. SNI yang berlaku yang mengatur tentang Pelaksanaan Konstruksi.
13. Peraturan-peraturan lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1) Kerangka Acuan Kerja ini dimaksud sebagai petunjuk bagi Konsultan Perencana
Teknis yang memuat masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi
atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam pelaksanaan tugas, yang pada
akhirnya dapat menghasilkan suatu perencanaan.
2) Agar Konsultan Perencana Teknis dalam melaksanakan tugasnya memiliki
acuan dan arahan, sehingga Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Perencana
dimaksud dapat berjalan dengan baik sesuai dengan aturan dan menghasilkan
produk/keluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. SASARAN
Sasarannya adalah tersedianya suatu Bangunan Gedung Negara yang fungsional,
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, efisien
dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta
terujudnya penyelengggaraan Bangunan Gedung Negara yang tertib, efektif, efisien,
andal dan berjati diri.

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA.


Pengguna Jasa Adalah : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sekolah
Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri Pekanbaru
Alamat : Jl. Suka Karya - (Simpang Kualu) Km. 11,5 Kel.
Sialangmungu, Kec. Tampan - Pekanbaru

5. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN


a) Biaya Perencanaan Teknis
a. Biaya Perencanaan teknis merupakan biaya paling banyak yang digunakan
untuk membiayai perencanaan Bangunan Gedung Negara dibebankan pada
biaya untuk komponen kegiatan perencanaan.
b. Besarnya nilai biaya perencanaan teknis maksimum dihitung berdasarkan
prosentase biaya perencanaan teknis konstruksi terhadap nilai biaya
pelaksanaan konstruksi yang tercantum pada tabel 1,2, dan 3 serta tabel A,
B dan C pada lampiran III Peratuan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. 22/PRT/M/ 2018 tentang Pedoman Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
c. Dalam Biaya Perencana Teknis terdiri dari :
1. Honorarium tanaga ahli dan tenaga penunjang;
2. Materi dan penggandaan laporan;
3. Pembelian dan sewa peralatan;
4. Sewa kendaraan;
5. Biaya rapat;
6. Perjalanan local maupun luar kota;
7. Biaya komunikasi;
8. Asuransi atau pertanggungan (professional indemnity insurance);
9. Pajak dan iuran daerah lainnya.
d. Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian
prestasi atau kemajuan perencanaan setiap tahapan yang meliputi :
1. Tahapan konsepsi perancangan sebesar 10% (sepuluh per seratus);
2. Tahap pra rancangan sebesar 20% (dua puluh per seratus);
3. Tahap pengembangan rancangan sebesar 25% (dua puluh lima per
seratus);
4. Tahap rancangan detail meliputi penyusunan rancangan gambar dan
penyusunan Rencana Kerja dan Syarat (RKS), serta Rencana
Anggaran Biaya (RAB) sebesar 25% (dua puluh lima per seratus);
5. Tahap pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi sebesar 5% (lima
per seratus);
6. Tahap pengawasan berkala sebesar 15% (lima belas per seratus).
e. Tata cara Pembayaran biaya perencanaan teknis sebagaimana tersebut
diatas diatur secara kontraktual sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

b) Sumber Dana
Untuk Pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi perencanan teknis ini
dianggarkan pagu dana sebesar Rp 2.232.000.000,- (dua milyar dua ratus tiga
puluh dua juta rupiah). Sumber dana melaui pembiayaan SBSN Tahun Anggaran
2020, 2021 dan 2022

6. PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


6.1 Kualifikasi Penyedia untuk jasa Konsultansi Konstruksi meliputi:
a. syarat kualifikasi administrasi;
b. syarat kualifikasi teknis; dan
c. syarat kualifikasi kemampuan keuangan.

6.2 Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK) dan memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan :
a. Kualifikasi Usaha : Menengah
b. Klasifikasi : Perencanaan Arsitektur
c. Sub Klasifikasi : Jasa Desain Arsitektural (AR102)

6.3 Persyaratan kualifikasi Penyedia lainnya mempedomani ketentuan dalam


Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

7. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


a. Lingkup Kegiatan
1. Lingkup Kegiatan adalah Pembangunan Gedung Negara dengan klasifikasi
bangunan adalah Bangunan Tidak Sederhana
2. Lingkup tugas adalah Pembangunan Komplek SMK Kehutanan Negeri
Pekanbaru.
b. Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan : Jl. Suka Karya - (Simpang Kualu) Km. 11,5 Kel. Sialangmungu,
Kec. Tampan - Pekanbaru
c. Data Lokasi
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Jasa
termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. Adapun data bagunan
gedung yang akan direncanakan adalah sebagai berikut :
a) Gedung Perpustakaan, Lab. SIG, Lab. Bahasa dan Lab. Multi Media
dengan luas bangunan 1.176 M2
b) Gedung Pusat Informasi dan Kelas dengan luas bangunan 1.254 M2
c) Gedung Teaching Factory dengan luas bangunan 1.120 M2
2) Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Jasa maupun
yang dicari sendiri, kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan
perencana.
3) Dalam hal informasi yang diperlukan untuk perencanaan, konsultan harus
mengupayakan untuk memperolehnya, selain yang tersedia di kegiatan,
informasi-informasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a) Informasi tentang lahan, meliputi :
i. kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
ii. Kondisi tanah (hasil soil test),
iii. keadaan air tanah,
iv. peruntukan tanah,
v. koefisien dasar bangunan,
vi. koefisien lantai bangunan,
vii. perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
b) Pemakai bangunan :
i. Struktur organisasi,
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan
untuk 5 tahun mendatang.
iii. kegiatan utama, penunjang, pelengkap,
iv. perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c) Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang,
d) Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan
pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e) Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f) Keinginan - keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
i. Air bersih :
1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan;
1) letak saluran kota,
2) cara pembuangan keluar tapak.
iii. Air kotor dan sampah.
1) Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
2) Cara pembuangan keluar dari TPS
iv. Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan)
1) beban (Ton ref),
2) pembagian beban,
3) sistem yang diinginkan.
v. Transportasi verfikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan) ;
1) type dan kapasitas yang akan dipilih,
2) intervall dan waktu tunggu (Waifing Time),
3) penggunaan escalator dan conveyor.
vi. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) :
1) detector (jenis, type),
2) fire alarm (jenis),
3) peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan).
vii. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan (bila
dipersyaratkan)
1) alarm (jenis, type),
2) sistim yang dipilih.
viii. Jaringan listrik :
1) kebutuhan daya,
2) sumber daya dan spesifikasinya,
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
ix. Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom) ;
1) kebutuhan titik pembicaraan,
2) sistim yang dipilih.
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
4) Program alih teknologi.
5) Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang
bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

8. LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB


1) Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Perencana Teknis adalah berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang terdiri dari :
a. Persiapan dan penyusunan konsepsi perancangan meliputi:
i. mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan
tanah).
ii. membuat interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan
Kerja (KAK).
iii. konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah dan perijinan bangunan
iv. membuat program perencanaan dan perancangan yang merupakan
batasan sasaran atau tujuan pembangunan dengan ketentuan atau
persyaratan pembangunan hasil analisis data dari informasi pengguna
jasa maupun pihak lain.
 program rencana kerja, menjelaskan rencana penanganan
pekerjaan perencanaan perancangan.
 program ruang, menjelaskan susunan kebutuhan, besaran dan
jenis ruang serta analisa hubungan fungsi ruang.
 program Bangunan Gedung Hijau (BGH).
v. membuat gagasan dan interprestasi terhadap program perencanaan
dan perancangan sebagai landasan perencanaan dan perancangan
diwujudkan dalam uraian tertulis, diagram-diagram dan/ atau gambar.
vi. membuat sketsa gagasan berupa gambar sketsa dalam skala yang
memadai yang menggambarkan gagasan perencanaan dan
perancangan yang jelas tentang pola pembagian ruang dan bentuk
bangunan.
b. Persetujuan konsepsi perancangan dari pengguna jasa untuk dijadikan
dasar perencanaan perancangan tahap selanjutnya.
c. Penyusunan Pra rancangan meliputi :
i. membuat gambar rencana massa bangunan gedung yang menunjukan
posisi massa bangunan di dalam tapak dan terhadap lingkungan sekitar
berikut kontur tanah berdasarkan Rencana Tata Kota dan program
Bangunan Gedung Hijau (BGH).
ii. membuat gambar Rencana Tapak yang menunjukan hubungan denah
antar bangunan dan Tata Ruang Luar atau Penghijauan di dalam
kawasan tapak.
iii. membuat gambar denah yang menggambarkan susunan tata ruang dan
hubungan antar ruang dalam bangunan pada setiap lantai dan
menerangkan peil atau ketinggian lantai.
iv. membuat gambar tampak bangunan yang menunjukan pandangan ke
empat sisi atau arah bangunan.
v. membuat gambar potongan bangunan secara melintang dan
memanjang untuk menunjukan secara garis besar penampang dan
sistem struktur dan utilitas bangunan.
vi. membuat gambar visualisasi tiga dimensi dalam bentuk gambar
dan/atau animasi komputer.
vii. Membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500 (satu banding lima
ratus), 1:200 (satu banding dua ratus), 1:100 (satu banding seratus) dan
atau yang memadai beserta ukuran untuk kejelasan informasi yang
ingin dicapai.
viii. Menghitung nilai fungsional bangunan gedung dan menampilkannya
dalam bentuk diagram.
ix. Membuat laporan teknis dalam bentuk uraian dan gambar tentang
perkiraan luas lantai, informasi penggunaan bahan atau material,
pemilihan sistem struktur bangunan, pemilihan sistem utilitas
bangunan, pemilihan konsep tata lingkungan serta perkiraan biaya dan
waktu konstruksi.
x. mengurus perizinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota
atau kabupaten, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan
penyiapan kelengkapan permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.
d. Menyelenggarakan paket kegiatan lokakarya rekayasa nilai (value
engineering) pada tahap pra rancangan untuk pengembangan konsep
perencanaan teknis selama 40 (empat puluh) jam dengan melibatkan
partisipasi pengelola kegiatan, Penyedia Jasa Manajemen Konstruksi, dan
pemberi jasa keahlian rekayasa nilai (khusus untuk pembangunan
bangunan gedung diatas luas 12.000 M2 atau diatas 8 lantai)
e. Persetujuan pra rancangan dari pengguna Jasa untuk dijadikan dasar
perencanaan perancangan tahap selanjutnya.
f. Penyusunan pengembangan rancangan :
i. membuat pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar
rencana arsitektur yang menunjukan hubungan antara lantai bangunan
dan tata ruang luar terhadap garis sempadan bangunan, jalan dan
ketentuan rencana tata kota lainnya.
ii. membuat denah yang menunjukan lantai-lantai dalam bangunan,
susunan tata ruang dalam, koordinat bangunan, peil lantai, dan ukuran-
ukuran elemen bangunan serta jenis bahan yang digunakan.
iii. membuat tampak bangunan, yang menujukan pandangan ke empat arah
bangunan dan bahan bangunan yang digunakan secara jelas beserta
uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi dan desain tiga
dimensi bila diperlukan.
iv. membuat pengembangan sistem struktur, berupa gambar potongan
bangunan, secara melintang dan memanjang yang menjelaskan sistem
struktur, ukuran dan peil elemen bangunan (fondasi, lantai, dinding,
langit-langit dan atap) secara menyeluruh beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
v. membuat pengembangan sistem mekanikal elektrikal, berupa gambar
detail mekanikal elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
vi. membuat gambar tersebut di atas dalam skala 1:500 (satu banding lima
ratus), 1:200 (satu banding dua ratus), 1:100 (satu banding seratus), 1:50
(satu banding lima puluh) dan/atau yang memadai beserta ukuran
untuk kejelasan informasi yang ingin dicapai.
vii. membuat garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications);
viii. menyusun perkiraan biaya konstruksi.
g. Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci seperti membuat
gambar-gambar detail pelaksanaan dan pemasangan serta penyelesaian
bahan atau material dan elemen atau unsur bangunan, spesifikasi teknis,
rancangan konspetual SMKK, biaya penerapan SMKK, rincian volume
pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, dan
menyusun laporan perencanaan.
h. Persetujuan rancangan detail dari pengguna jasa untuk digunakan sebagai
dokumen teknis pada dokumen pemilihan pekerjaan konstruksi.
i. Penyusunan rencana teknis meliputi laporan konsepsi perancangan,
dokumen pra rancangan, dokumen pengembangan rancangan, dan dokumen
rancangan detail.
j. Membantu Pengguna Jasa dalam menyusun program dan pelaksanaan
pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
k. Membantu Pengguna Jasa pada waktu penjelasan pekerjaan dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi tender ulang.
l. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian
pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan
penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang
penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala.
m. Penyusunan laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas
perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk
penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal
elektrikal bangunan.

2) Penggunaan Building Information Modelling (BIM) wajib diterapkan pada


Bangunan Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria luas diatas 2000 m2
(dua ribu meter persegi) dan diatas 2 (dua) lantai. Keluaran dari perancangan
merupakan hasil desain menggunakan BIM untuk:
a. gambar arsitektur.
b. gambar struktur.
c. gambar utilitas (mekanikal dan elektrikal)
d. gambar lansekap.
e. rincian volume pelaksanaan pekerjaan.
f. rencana anggaran biaya

3) Tanggung Jawab Perencana.


a) Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa
perencanaan yang berlaku dilandasi pasal 75 Undang-undang Nomor 2
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
b) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme
pertanggungan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan - batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui
KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan
mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku
untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk
bangunan gedung negara.

9. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


 Jangka waktu pelaksanan pekerjaan Perencanaan sampai dengan penyerahan
laporan akhir perencanaan diperkirakan selama 2 (Dua) bulan atau 60 (enam
puluh) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
 Konsultan Perencana Teknis mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
pengawasan berkala terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.

10. PERSONIL (TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG)


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Penyedia Jasa Konsultansi Perencana
Teknis harus menyediakan Personil dalam suatu struktur organisasi untuk
menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK
ini yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja yang diperoleh melalui proses uji
kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja.

Struktur Organisasi serta daftar Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut :

Tingkat dan Jurusan Pengalaman


No Uraian Jumlah SKK
Pendidikan Profesional
A TENAGA AHLI
1 Team Leader 1 Org S2. T Arsitektur/ S2 10 Tahun Ahli Arsitek- Madya
T.Sipil / Ahli Teknik
Bangunan Gedung –
Madya
2 Ahli Struktur/ Ahli 3 Org S1. T. Sipil 6 Tahun Ahli Teknik
Teknik Bangunan Bangunan Gedung –
Gedung Madya
3 Ahli Arsitektur 3 Org S1. T. Arsitektur 6 Tahun Ahli Arsitek -
Madya
4 Ahli Teknik 3 Org S1 T. Mesin 6 Tahun Ahli teknik
Mekanikal Mekanikal - Madya
5 Ahli Elektrikal 3 Org S1 T. Elektronika/ 6 tahun Ahli Teknik
Telekonikasi/ Elektronika dan
Mesin/ Fisika Telekomunukasi
Dalam Gedung -
Madya
6 Ahli Lansekap 1 Org S1 Arsitektur/ 6 tahun SKA Arsitektur
Arsitektur Lansekap Lansekap – Madya
7 Ahli Desain Interior 3 Org S1 Arsitektur / 6 tahun SKA Desain Interior
Desain Interior – Madya
8 Ahli Manajemen 1 Org S1 Teknik Semua 6 tahun SKA Ahli Sistem
Mutu Jurusan Manajemen Mutu –
Madya
9 Ahli K3 Konstruksi 1 Org S1 Teknik Semua 6 tahun SKA Ahli K3
Jurusan Konstruksi – Madya
B TENAGA PENDUKUNG
1 Surveyor 6 Org S1. Sipil/Arsitektur 2 Tahun -
2 Drafter Arsitek 6 Org S1. Arsitektur 2 Tahun -
3 Drafter Sipil 6 Org S1. Sipil 2 Tahun -
4 Drafter Mekanikal 6 Org S1 T. Elektronika/ 2 Tahun -
Telekonikasi/
Mesin/ Fisika
5 Drafter Elektrikal 6 Org S1 T. Elektronika/ 2 Tahun -
Telekonikasi/
Mesin/ Fisika
6 Administrator 6 Org S1. Semua Jurusan 2 Tahun -

Sesuai dengan ketentuan, maka Tenaga Ahli harus memiliki sertifikat Kompetensi sesuai
Keahlian yang diakui sesuai peraturan yang berlaku dan dibuktikan keabsahannya pada
saat Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia dan apabila penyedia tidak dapat menunjukan
keabsahannya Sertifikat Kompetensi tersebut, maka akan dikenakan sanksi daftar hitam
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Uraian Tugas dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Konsultan Perencana, diharapkan dapat menguraikan masing-masing tugas dan
tanggungjawab personil-personil yang ditentukan sesuai dengan jabatan dan profesi
personil tersebut serta menyusun jadwal penugasan personel sesuai dengan
keluaran/ output pekerjaan.

11. KELUARAN/ PRODUK YANG DIHASILKAN (OUTPUT)


Keluaran yang dihasilkan oleh jasa perencanaan konstruksi berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja ini adalah Tahap Perencanaan Teknis yang lebih lanjut akan diatur
dalam surat perjanjian pekerjaan.

a. Tahap perencanaan teknis dilakukan dengan penyusunan rencana teknis yang


terdiri dari :
1) Tahap Konsepsi perancangan
Konsepsi perancangan digunakan untuk membantu pengguna jasa dalam
memperoleh gambaran atas konsepsi rancangan dan mendapatkan
gambaran pertimbangan bagi penyedia jasa dalam melakukan perancangan
paling sedikit meliputi :
a. data dan informasi
b. analisis;
c. dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
d. program ruang;
e. organisasi hubungan ruang;
f. skematik rencana teknis; dan
g. sketsa gagasan.

2) Tahap Pra Rancangan


1) Pra rancangan digunakan untuk :
a. mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat,
waktu pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling
ekonomis;
b. memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsepsi
perancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan;
c. menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsepsi perancangan
terhadap ketentuan Rencana Tata Ruang untuk perizinan.
2) Pra rancangan disusun berdasarkan konsepsi perancangan yang telah
disetujui dan paling sedikit meliputi:
a. pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diujudkan dalam gambar
pra rancangan yaitu :
1. rencana massa bangunan gedung;
2. rencana tapak;
3. denah;
4. tampak bangunan gedung;
5. potongan bangunan gedung; dan
6. visualisasi desain tiga dimensi.
b. Nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan
c. Aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam bentuk laporan
tertulis dan gambar seperti :
1. perkiraan luas lantai;
2. informasi penggunaan bahan;
3. sistem konstruksi;
4. biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan; dan
5. penerapan prinsip Bangunan Gedung Hijau.

3) Tahap Pengembangan Rancangan


1) Pengembangan rancangan digunakan untuk:
a. kepastian dan kejelasan ukuran serta wujud karakter bangunan
secara menyeluruh, pasti, dan terpadu;
b. mematangkan konsepsi rancangan secara keseluruhan, terutama
ditinjau dari keselarasan sistem yang terkandung di dalamnya baik
dari segi kelayakan dan fungsi, estetika, waktu dan ekonomi
bangunan serta Bangunan Gedung Hijau; dan
c. penyusunan rancangan detail.
2) Pengembangan rancangan sebagaimana dimaksud pada angka 1) disusun
berdasarkan pra rancangan yang telah disetujui, paling sedikit meliputi:
a. pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa gambar rencana
arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi desain dua dimensi
dan desain tiga dimensi;
b. sistem struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
c. sistem mekanikal, elektrikal termasuk Informasi dan Teknologi (IT),
sistem pemipaan (plumbing), tata lingkungan beserta uraian konsep
dan perhitungannya;
d. penggunaan bahan bangunan secara garis besar dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi,
nilai ekonomi, dan rantai pasok; dan
e. perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistem bangunan yang
disajikan dalam bentuk gambar, diagram sistem, dan laporan
tertulis.

4) Tahap Rancangan Detail


1) Rancangan detail digunakan untuk penyusunan dokumen teknis pada
dokumen pemilihan Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi.
2) Rancangan detail sebagaimana dimaksud pada angka 1) disusun
berdasarkan pengembangan rancangan yang telah disetujui paling
sedikit meliputi:
a. gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas dan
lansekap;
b. spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi meliputi :
a) spesifikasi bahan bangunan konstruksi;
b) spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan;
c) spesifikasi proses/kegiatan;
d) spesifikasi metode konstruksi/metode pelaksanaan/ metode
kerja; dan
e) spesifikasi jabatan kerja konstruksi.
Yang disusun dengan ketentuan :
a) mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi yang
dibutuhkan;
b) dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin
menggunakan produksi dalam negeri;
c) semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional Indonesia;
d) metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja harus
logis, realistis, aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan;
e) jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode
pelaksanaan;
f) mencantumkan macam, jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan
utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
g) mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
h) mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk;
i) mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance)
yang diinginkan;
j) mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara
pembayaran; dan
k) mencantumkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan
penetapan risiko terkait Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi.
c. Konseptuan Rancangan SMKK dan Biaya Penerapan SMKK.
d. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya
(RAB) pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate); dan
e. laporan teknis perencanaan yang meliputi:
1. laporan arsitektur;
2. laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan
tanah (soil test);
3. laporan perhitungan mekanikal, elektrikal, dan sistem
pemipaan (plumbing);
4. laporan perhitungan Informasi dan Teknologi;
5. laporan tata lingkungan; dan
6. laporan perhitungan Bangunan Gedung Hijau.

3) Dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada angka 1) meliputi gambar


detail, spesifikasi teknis, dan rincian volume pelaksanaan pekerjaan.

b. Tahap Pelaksanaan Konstruksi merupakan tahap perwujudan dokumen


perencanaan menjadi bangunan gedung yang siap dimamfaatkan yang terdiri
dari:
a) Tahap Pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi
Penyedia jasa perencanaan konstruksi dapat membantu pengelola kegiatan
dalam proses pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi. Kegiatan ini
menghasilkan laporan pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
b) Tahap pengawasan berkala
1) Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian
pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan
penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi
tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan
berkala.
2) Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas
perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk
penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung,
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan
mekanikal-elektrikal bangunan.

Biaya Keluaran/ Produk yang dihasilkan (output) perencana teknis sebagaimana


uraian diatas terdiri dari biaya langsung personil sesuai uraian personil yang
diuraikan pada KAK ini dan biaya langsung non personil yang disusun sesuai
kebutuhan dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis sesuai lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Biaya non personil yang diperhitungkan oleh
pengguna jasa terdiri dari :
Biaya langsung non personil harus sudah diperhitungkan dan termasuk dalam total
penawaran biaya yang diajukan penyedia jasa.
12. KRITERIA
a. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang
dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan dengan berpedoman pada
ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan
peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
perencanaan.

b. Kriteria Khusus
1) Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan umum, pekerjaan yang
direncanakan harus diusahakan memanfaatkan potensi alami (pencahayaan
dan tata udara) sesuai dengan iklim tropis.
2) Pengelompokan fungsi dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai
dengan sifat dan hirarkinya, namun masih merupakan kesatuan yang utuh.
3) Jaringan sirkulasi manusia atau barang baik vertikal maupun horizontal
hendaknya disusun seefisien mungkin dan tidak mengganggu fungsi dalam
bangunan.
4) Persyaratan penggunaan bahan harus dipertahankan fleksibilitas dalam
kemungkinan adanya penggantian atas kerusakan maupun perubahan-
perubahan dikemudian hari. Dihindarkan penggunaan bahan-bahan
bangunan yang mengandung zat-zat yang membahayakan
kesehatan/keselamatan pengguna dan lingkungan.
5) Kriterian bangunan adalah bangunan tidak sederhana yaitu Bangunan
Pendidikan.
c. Azas - Azas
Selain dari kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan
Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara
sebagai berikut :
1) Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
2) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi
antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai
bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3) Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umumya, hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
4) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
5) Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
.
d. Proses Perencanaan
1) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang
diminta, konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan Pengelola Kegiatan.
2) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan
pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran
yang ditetapkan dalam KAK ini.
3) Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

e. Program Kerja
1) Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal
meliputi:
a. Jadual kegiatan secara detail sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alokasi personil berisikan komposisi tim dan penugasan serta jadwal
penugasan. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana
harus memiliki kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan pada KAK ini.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai tahapan pada lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2) Sesuai data bangunan gedung dan uraian personil yang telah diuraikan pada
KAK ini, maka konsultan perencana harus dapat menyusun program kerja
yang baik sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan
3) Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Jasa, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan
Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Direksi Teknis Kegiatan.
4) Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti
ketentuan dalam :
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
2) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar
teknis yang terkait.
3) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung

13. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


Hasil pekerjaan perencanaan berupa suatu bentuk Dokumen Laporan yang harus
diserahkan kepada pengguna jasa Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari
pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi Perencanaan yaitu sebagai berikut :
a) Laporan konsepsi perancangan (Laporan Pendahuluan) bobot output = 10%;
b) Dokumen pra rancangan (Laporan Antara) bobot output = 20%;
c) Dokumen pengembangan rancangan (Konsep Laporan Akhir) bobot output =
25%;
d) Dokumen rancangan detail bobot output = 25%;
e) Laporan pemilihan Penyedia jasa pekerjaan konstruksi bobot output = 5%
f) Laporan Pengawasan Berkala bobot output = 15%.

Laporan hasil pekerjaan sebagaimana tersebut diatas diserahkan kepada pengguna


jasa sesuai jumlah yang telah ditentukan dan dituangkan dalam suatu berita acara
serah terima dokumen perencanaan yang menjadi dasar selesainya keluaran/
produk yang dihasilkan.
14. PENUTUP
1) Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen Kerangka Acuan
Kerja (KAK) ini, tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin pihak Pengguna
Jasa;

2) Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam KAK ini, maka tidak tertutup


kemungkinan dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.

Demikianlah KAK ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, 27 Juli. 2020

Untuk dan Atas Nama


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia
SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

ADRIAN HELMAN, S.ST


NIP. 19840723 200501 1 001

Anda mungkin juga menyukai