TINJAUAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Kinerja
organisasi. Lebih luas lagi, Yudith Hale menyatakan bahwa kinerja adalah
behavior or action that is relevant for the organization’s goals and that can be
14
15
dengan tugas yang diberikan oleh lembaga atau organisasi. Suatu organisasi
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk
3 Culquitt, Lepine, & Wesson. Organizational Behavior. (Texas: Tx. Mc Graw Hill,
2015), hh 32
4 Miner dalam Edy Sutrisno. Budaya Organisasi. (Jakarta: Kecana, 2010). Hh. 170
16
organisasi.
all of the conduct or activites of an organization over period of time, often with
tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang, unit, atau
Hal ini diperkuat oleh Behrman dan Perreault yang menyatakan bahwa
through its relationship with role ambiguity. It is also hypothesized that more
time and more experience on the job should result in better performance.”7
Kinerja dipengaruhi oleh perilaku konflik yang terjadi di suatu organisasi. Oleh
karena itu, konflik harus diatasi dan dikelola dengan baik melalui manajemen
konflik. Untuk itu, diperlukan pengalaman dan waktu yang panjang untuk
ettoit, skill, and out comes that are important to the employee and out come
that are important to the firm”.8 Kinerja terdiri dari perilaku yang karyawan
seseorang dapat bekerja dengan baik dan efektif maka akan dapat
yang dimaksud di sini adalah tingkatan pencapaian hasil kerja seseorang dari
sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun
waktu tertentu.
perilaku yang terkait langsung dengan pelaksanaan tugas. Aspek penting lain
pada pada definisi ini adalah bahwa kinerja mewakili perilaku-perilaku yang
secara formal dievaluasi oleh organisasi sebagai bagian dan tugas dan
tanggungjawab karyawan.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh para pemimpin dalam upaya
dalam waktu tertentu pada suatu organisasi atau lembaga. Dengan adanya
masing dan pada akhirnya tujuan dan sasaran organisasi atau lembaga
dapat terwujud.
Penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan oleh suatu lembaga atau
dilaksanakan dengan baik, rutin dan tertib maka akan dapat membantu
uraian pekerjaan, hal ini berarti pekerjaan itu berhasil dikerjakan dengan baik.
Bila penilaian kinerja menunjukan hasil di bawah uraian pekerjaan, hal ini
setiap lembaga atau organisasi agar ada capaian atau target. Yang diperoleh
sesuai SOP. Maka pegawai tersebut dikatakan berhasil atau memiliki kinerja
pimpinan perlu mempelajari manajemen kinerja dan semua hal yang terkait.
kinerja dalam organisasi. Dengan manajemen kerja yang baik dan usaha
jawab dosen yang diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 1999
tentang perguruan tinggi. Tugas dan tanggung jawab dosen tercermin dalam
Kemuhammadiyahan.
Setelah mengkaji dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat
Kemuhammadiyahan.
2. Kepemimpinan Transformasional
suatu organisasi.
seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan.19
pekerjaan mereka sementara itu juga sebagai model peran yang membantu
transformasional adalah
mengubah strategi dan budaya organisasi menjadi lebih baik, sesuai dengan
mampu mengubah sistem dan budaya yang buruk menjadi lebih baik.
22 Steven L. McShane dan Mary Ann Van Gilnow, Organizational Behavior 5th
edition. (Boston: McGraw-hill, 2010), hh. 371-372
27
adalah
mengekspresikan visi yang jelas dan memberikan inspirasi kepada orang lain
of short term self interest and for achievement and self actualization instead
of security.”24
untuk tujuan jangka pendek kepentingan diri sendiri dan untuk pencapaian
dan actualisasi diri menggantikan keamanan. Dari pendapat para ahli di atas
terarah dan efektif. Sehingga dapat mencapai tujuan dan visi organisasi baik
are leaders who inspire followers to transcend their own self-interests and
kepentingan pribadi, memberikan efek mendalam dan luar biasa pada para
pengikutnya.
dapat menghargai atau menilai suatu nilai kerja keras, peduli, kebanggan dan
mengubah kultur.
3. Budaya Kerja
jamak dari budhi atau akal dan kata majemuk budi-daya, yang berarti daya
dari budi, dengan kata lain budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,
karsa, dan rasa. Oleh karena itu dapat diartikan budaya adalah keberhasilan
dimiliki oleh perilaku yang menjadi kebiasaan dari para anggota di dalam
agama, norma, dan kaidah yang menjadi keyakinan dan kebiasaan dalam
telah bekerja dengan baik sehingga dianggap valid dan oleh karena itu
budaya dapat diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk
masalah kelompok.
kemampuan serta kebiasaan yang dimiliki oleh masyarakat, dengan kata lain
budaya dapat disimpulkan bahwa sebagai cara hidup orang yang diwariskan
yang dibentuk oleh seperangkat nilai dan keyakinan, yang dijadikan pedoman
kedepan sehingga memiliki dampak yang besar dalam prilaku, kualitas dan
kuantitas kerja yang dilakukan oleh para karyawan dalam organisasi. Jadi
para anggota dalam organisasi seperti adat kebiasaan, agama, norma dan
Budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup
sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan
pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat
atau organisasi yang tercermin dari sikap menjadi perilaku,
kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai
kerja atau bekerja31
suatu sikap menjadi perilaku, cita-cita serta tindakan yang terwujud sebagai
kerja.
Budaya kerja dapat dilihat dari sikap terhadap pekerjaan dan perilaku
serta nilai yang berlaku. Budaya dikaitkan dengan kinerja disebut budaya
about the world and their place in it, the nature of time and space, human
yang sama mengenai dunia dan tempat mereka, waktu dan ruangan, dan
hubungan manusia.
dan prilaku karyawan untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi
34 Pattanayak, B. Corporate HRD. (New Delhi: Excel Books, 1998), hh. 26-40
35 Colquitt, J.A. Op.cit, h. 534
35
dan perilaku karyawan. Karyawan belajar tentang aspek yang paling penting
dalam perusahaan. Apa hasil kerja yang paling penting untuk difokuskan?
Perilaku apa yang cocok atau tidak di tempat kerja? Bagaimana seharusnya
orang bertindak atau berpakaian saat bekerja? Budaya kerja membentuk dan
dikarenakan lingkungan kerja dan sikap perilaku dari setiap orang yang ada
secara positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam satu lembaga
bahkan kritik yang bersifat membangun dari semua anggota untuk kemajuan
lembaga atau organisasi tersebut. Namun budaya kerja yang negatif akan
memperbaiki budaya kerja yang baik membutuhkan waktu yang lama untuk
dari sikap dan tingkah laku pimpinannya kemudian diikuti oleh bawahannya.
cara tersendiri apa yang dijalankan dalam perangkat satuan kerja dalam
organisasi maka budaya kerja terbentuk dalam satuan kerja itu sendiri artinya
organisasi.
Adapun cakupan makna setiap nilai budaya kerja tersebut, antara lain :
1) Disiplin
Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang
berlaku didalam maupun diluar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu lintas,
waktu kerja, berinteraksi dengan mitra dan sebagainya.
2) Keterbukaan
Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang benar dan
kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan.
3) Saling menghargai
37
budaya kerja adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi kebiasaan dari pada
menyesuaikan diri.
4. Integritas
Kata integritas pada dasarnya berasal dari kata latin yaitu dari kata
‘integer’ yang artinya lengkap ataupun utuh. Jika diartikan dari asal katanya
maka kata integritas dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang utuh dan
seseorang.
dan komitmen.
kepercayaan.
Menurut Lokcke :
Integritas berarti perilaku yang jujur dan etis, membuat seseorang dapat
dan tindakan.
lain baik dari segi perkataan maupun dari segi tanggung jawab.
seseorang punya integritas tinggi dalam dunia kerja maka seseorang tidak
hanya memiliki citra yang baik saja tetapi memiliki reputasi yang baik, seperti
yang baik sedangkan perkataan dan tindakan yang baik akan menghasilkan
reputasi yang baik dimata orang lain. Ini sejalan dengan pendapat
merealisasikan apa yang baik, yang luhur, adil dan bermartabat bagi
sendiri dan orang lain. Sedangkan menurut Rivai dan Murni integritas adalah
ketaatan pada nilai-nilai moral dan etika yang diyakini seseorang dan
permasalan penelitian.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ana Sri Ekaningsih 45 yang berjudul The
signifikan.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa jika budaya kerja perlu dibangun
Mat Saad & Sharifah Hayaati Syed Ismail 47 dengan judul “The Role of
kerja dalam perspektif islam (WSI) melalui dimensi WSI spiritual, WSI
Intelektual, WSI Sosial, dan WSI Material terhadap integritas dan kinerja
kerja. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengukur peran
kerja dalam perspektif islam (WSI) melalui dimensi WSI spiritual, WSI
Intelektual, WSI Sosial, WSI Material dan kinerja. Hasil dari penelitian ini
model antara WSI Spiritual dan WSI Intelekstual dengan kinerja, tetapi
hanya bertindak sebagai mediator parsial antara WSI Sosial dan kinerja.
the State Property Service Office and Auction in East Java Province”.
karyawan.
kepuasan memiliki dampak yang paling kuat diikuti oleh budaya dan
kepemimpinan transformasional.
Culture (Case Study: Medical school of Ilam)”. Tujuan dari penelitian ini
terhadap budaya organisasi. Hasil dari penelitian ini yaitu ada hubungan
C. Kerangka Teoritik
tingkat kinerja yang lebih tinggi. Mereka juga lebih mungkin memiliki perilaku
yang sama dengan pekerja yg lain yang disebut dengan Citizens Behavior.
masing.
lembaga secara bertahap dengan dukungan hati yang bersih, tim kerja dan
mempengaruhi kinerja.
Robbins menyatakan
secara eksplisit imbalan karyawan yang terlibat dalam “atas dan di luar”
bekerja.
kebingungan. Budaya kerja terlibat pada asumsi, kepercayaan, dan nilai yang
dan motivasi).
efisiensi kerja dan kerjsama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan
mendalam, karena akan merubah sikap dan perilaku sumber daya manusia
59 Taliziduhu, Op.cit, h. 90
53
Budaya kerja tidak benar-benar kuat atau lemah. Budaya kerja yang
kuat membutuhkan waktu lama untuk dikembangkan dan sangat sulit untuk
berubah. Individu yang bekerja dalam budaya yang kuat biasanya sangat
menyadari hal itu. Budaya kerja yang kuat membentuk sikap dan perilaku
karyawan, tapi itu tidak selalu berarti bahwa mereka dibimbing untuk menuju
hasil kerja yang berhasil. Dengan demikian, pengaruh budaya kerja terhadap
kinerja adalah positif lemah karena budaya kerja lebih terkait dengan perilaku
mempengaruhi kinerja.
individu sebagai mediator atau link untuk meningkatkan kinerja. Studi ini
karakter-mereka yang baik dan disiplin moral yang kuat. Integritas juga
terhadap kinerja.
pemimpin yang “baik” atau “nyata” pemimpin akan memiliki dianggap efektif
aspek individu prototipe yang cukup stabil diberbagai jenis kelompok. Namun,
dedikasi dan dinamisme dan kurang tirani dan maskulinitas sehingga sangat
uang yang saling membutuhkan satu sama lain. Kepemimpinan akan efektif
apabila karyawan memiliki integritas diri yang baik pula. Sebaliknya integritas
nilai kedalam tindakan. Para pemimpin memiliki tanggung jawab yang tidak
yang baik sekaligus unggul dalam hal akademik sehinga menginspirasi yang
lainnya.
kuat dengan perusahaan dan rasa yang lebih kuat dari kewajiban untuk tetap
hadir dan terlibat dalam pekerjaan mereka. Satu studi menunjukkan bahwa
important impact in the culture. Because culture is the way how to manage
adalah hal yang sangat penting untuk mempengaruhi integritas, karena kita
program budaya kerja antara lain dapat dilihat dari peningkatan tanggung
jenis dan dimensi juga konsep yang berbeda. Namun, terlepas dari jenis
budaya, salah satu konsep budaya kerja yang penting untuk setiap karyawan
yang tinggi dan merasa tidak terbebani dengan tugas-tugas mereka sehari-
hari. Mereka juga merasa tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dari manajer
mereka cenderung memiliki tingkat komitmen afektif yang tinggi yang tidak
banyak diketahui tentang dampak fit pada tahap selanjutnya atau komitmen
normatif.
membangun komitmen untuk visi baru. Suatu visi yang jelas dapat membantu
berbagai acara.
yang jujur, sering dan akurat, dipandang sebagai lebih efektif terhadap
budaya kerja.
buruk menjadi lebih baik, ia mengubah sistem, bukan larut atau menyerah
budaya buruk pegawai menjadi budaya yang unggul dan budaya mutu. 75
mengambil bagian dalam sesi pelatihan satu hari yang dimulai dengan
cabang menikmati kinerja yang lebih baik dalam hal penjualan pinjaman
pada visi bersama atau tujuan yang memiliki arti yaitu sebuah tantangan
D. Hipotesis Penelitian
variabel bebas, budaya kerja (X2) sebagai variabel bebas, integritas (X3)
X1
X3 X4
X2
Gambar 2.1
Hubungan kausal antar variabel
Keterangan:
X1 = Variabel Kepemimpinan transformasional
X2 = Variabel Budaya kerja
X3 = Variabel Integritas
X4 = Variabel Kinerja
terhadap kinerja.
terhadap integritas.