Buku Memahami Surat Dakwaan
Buku Memahami Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
P
PERKUMPULAN PENG
GEMBANGAN INISIATIF
F dan ADVOKASI RAK
KYAT
(PIAR NTT)
2015
Memahami Surat D Dakwaan
Olleh: Paul SinlaEloE
Diterbitkan oleh
PERKUMPULAN PEN
NGEMBANGAN INISIATIF dan ADVOKASI RAKYAT
T
(PIAR NTT)
Association of Initiative Developing an nd People Advocacy
Jl. Lalamentik, RT.32/RW.10,
R Kel. Fatuululi, Kec. Oebobo,
Kota Kupaang, Nusa Tenggara Timur,
T 85000
Telp: 0380 827917; E-mail: piar.nntt@gmail.com
v
suatu surat dakwaan. Karenanya, PIAR NTT mempersi-
lahkan para pihak yang berkepentingan dengan suatu
surat dakwaan untuk meng-copy atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun,
sepanjang itu demi kepentingan dan perjuangan tegaknya
supremasi hukum di Indonesia.
Atas terbitnya buku Memahami Surat Dakwaan ini, PIAR
NTT menyampaikan ucapan terimakasih dan penghar-
gaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak ber-
kenaan dengan kontribusinya, mulai dari menggagas
sampai dengan selesainya penerbitan.
Pada akhirnya, buku ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang ingin memahami tentang surat
dakwaan.
Kupang, Januari 2015
vi
Prakata
vii
Negeri Kupang serta Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Nusa Tenggara Timur.
Buku Memahami Surat Dakwaan ini, disusun secara prak-
tis dan khusus untuk kepentingan penguatan kapasitas
dari Community Organizer yang dimiliki oleh Perkumpulan
Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR
NTT).
Kendati demikian, substansi dari buku ini dapat juga
dimanfaatkan oleh para pihak yang berkepentingan
dengan proses penegakan hukum suatu kasus pidana.
Karena kemanfaatan itulah penulis merasa perlu
mengkomunikasikan kepada sidang pembaca.
Akan tetapi, ketika buku ini dibaca oleh mereka yang
betul-betul memahami tentang surat dakwan dan terlibat
dalam perjuangan untuk tegaknya supremasi hukum di
Indonesia, otomatis mereka akan segera mengetahui ke-
lemahan dan kekurangan dari buku ini. Karenanya, kritik
dan saran demi penyempurnaannya sangat diharapkan.
Untuk itu sebelumnya diucapkan terima kasih.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis sam-
paikan kepada teman-teman seperjuangan di PIAR NTT,
yakni: Sarah Lery Mboeik, Yuliana Ramideta, Adi Nange,
Zevan Aome, Yusak Bilaut dan Eston Sanam, yang telah
berkontribusi dalam segala hal berkaitan dengan
penyelesaian buku ini.
Terimakasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada
Friedom Radjah, SH (advokat), Alex Frans, SH (advo-
kat), Philipus Fernandez, SH (advokat), Ridwan Angsar,
SH (jaksa) dan Danny Salmon, SH (jaksa), yang telah
bersedia menjadi teman diskusi untuk memperkaya
wawasan penulis tentang surat dakwaan.
viii
Secara khusus, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Pdt. Dr. Merry Kolimon dan Jaringan Perempuan
Indonesia Timur (JPIT), karena atas kontribusi dan
dukungan merekalah buku ini dapat diterbitkan.
Sebagai penutup, buku ini diharapkan dapat menjadi ba-
caan alternatif yang bermanfaat bagi setiap individu yang
ingin memahami tentang surat dakwaan.
Penulis
ix
Daftar Isi
Pengantar – v
Prakata – vii
Daftar isi – x
Bagian I
Pengertian Surat Dakwaan – 1
Bagian II
Syarat-syarat Surat Dakwaan – 5
Bagian III
Teknik Pembuatan Surat Dakwaan – 9
Bagian IV
Bentuk Surat Dakwaan – 21
Bagian V
Perubahan Surat Dakwaan – 31
Bagian VI
Mengkritisi Surat Dakwaan – 37
Lampiran-lampiran – 53
Kepustakaan – 65
Tentang Penulis – 68
x
Bagian I
2 | Pengertian Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Pengertian Surat Dakwaan |3
Memahami Surat Dakwaan
4 | Pengertian Surat Dakwaan
Bagian II
6 | Syarat‐syarat Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Syarat‐syarat Surat Dakwaan |7
Memahami Surat Dakwaan
8 | Syarat‐syarat Surat Dakwaan
Bagian III
10 | Teknik Pembuatan Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Teknik Pembuatan Surat Dakwaan | 11
Memahami Surat Dakwaan
12 | Teknik Pembuatan Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Teknik Pembuatan Surat Dakwaan | 13
Memahami Surat Dakwaan
14 | Teknik Pembuatan Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Teknik Pembuatan Surat Dakwaan | 15
Memahami Surat Dakwaan
Catatan: matriks ini dapat juga digunakan oleh pihak lain yang
berkepentingan untuk menilai surat dakwaan
16 | Teknik Pembuatan Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Teknik Pembuatan Surat Dakwaan | 17
Memahami Surat Dakwaan
18 | Teknik Pembuatan Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Teknik Pembuatan Surat Dakwaan | 19
Memahami Surat Dakwaan
BOX. 2
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
ini merupakan kesimpulan
pembuatan surat sementara
dakwaan yang harus di-
A. buktikan
Pengertiandalam persidangan.
Perbuatan (Feit)
1.Perbuatan dilihat dari sudut "Materiele Feiten" yaitu perbuatan yang
dilakukan oleh manusia (Menslijke Handelingen). Perbuatan materiil ini
adalah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh
undang-undang serta harus dirumuskan secara jelas dan tegas dalam
dakwaan.
2.Perbuatan dilihat dari sudut unsur-unsurnya, dapat diketgorikan atas 2
unsur yakni, unsur obyektif dan unsur subyektif. Kedua unsur tersebut
harus dirumuskan secara jelas dan tegas dalam surat dakwaan. Unsur
obyektif adalah unsur yang berkenaan dengan bentuk, jenis, sifat tindak
pidana tersebut. sedangkan unsur subyektif berkenaan dengan diri
pelaku dan hal ini menyangkut pertanggung jawaban pidana.
B. Penggunaan Istilah Lapisan Dakwaan
Dalam praktek digunakan istilah-istilah ‘pertama’, ‘kedua’ dan seterusnya
atau kesatu; kedua dan seterusnya; primair; subsidair dan seterusnya
C. Uraian Dalam Masing-Masing Lapisan Dakwaan
Dalam menguraikan tindak pidana yang didakwakan agar diupayakan
jangan sampai terjadi: pertama, uraian yang bertentangan satu sama
lain atau uraian yang kabur/samar-samar; kedua, bentuk surat dakwaan
tidak sesuai dengan hasil penyidikan; ketiga, uraian dakwaan yang ha-
nya menunjuk kepada uraian dakwaan terdahulu, sedang tindak pidana
yang didakwakan secara prinsipil berbeda satu sama lain; keempat,
menggabungkan uraian unsur-unsur tindak pidana yang satu dengan
yang lain sehingga secara konkrit tindak pidana yang didakwakan tidak
tergambar secara jelas, seperti menggabungkan unsur-unsur penipuan
dan penggelapan dalam satu lapisan dakwaan; kelima, menggabungkan
dakwaan tindak pidana yang harus diperiksa dengan Acara Pemeriksaan
Biasa/Acara Pemeriksaan Singkat dengan dakwaan tindak pidana yang
diperiksa dengan Acara Pemeriksaan Cepat, seperti menggabungkan
dakwaan pasal 359 KUHP dengan dakwaan pelanggaran Lalu Lintas;
keenam, dalam hal beberapa orang terdakwa melakukan beberapa
Tindak Pidana harus jelas kwalitas dari peranannya masing-masing.
D. Penggabungan dakwaan Tindak Pidana Khusus dan Tindak Pidana Umum.
Penggabungan demikian dapat dibenarkan dan hendaknya kita berpe-
gang pada dasar peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan. Bila
Tindak Pidana Khusus tersebut disidik sendiri oleh Kejaksaan, kemudian
di persidangan dakwaan yang terbukti adalah dakwaan Tindak Pidana
Umum, maka berkas perkara tersebut diregister sebagai perkara Tindak
Pidana Umum.
20 | Teknik Pembuatan Surat Dakwaan
Bagian IV
22 | Bentuk Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Bentuk Surat Dakwaan | 23
Memahami Surat Dakwaan
24 | Bentuk Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Bentuk Surat Dakwaan | 25
Memahami Surat Dakwaan
Dakwaan ke-I
Bahwa ia terdakwa…dst (melanggar Pasal 12 huruf e UU
TIPIKOR—tentang pemerasan dalam jabatan).
DAN
Dakwaan ke-II
Bahwa ia terdakwa…dst (melanggar Pasal 1 ayat (1) UU
No. 12/DRT/1951—tentang kepemilikan senjata api).
Dalam hal pembuktian berkaitan dengan dakwaan
yang berbentuk kumulatif, setiap dakwaan harus di-
buktikan secara tersendiri, namun hukumannya hanya
satu saja, yakni ancaman hukuman yang terberat
ditambah dengan sepertiganya sebagaimana maksud
dari Pasal 63 KUHP sampai dengan Pasal 71 KUHP.
Sifat/ciri dari dakwaan kumulatif adalah (a) terdiri dari
lebih dari satu tindak pidana; (b) antara dakwaan yang
satu dengan yang lain dihubungkan dengan kata peng-
hubung ‘DAN’; (c) tidak boleh mengkumulasikan antara
delik yang diperiksa dengan acara pemeriksaan biasa/
singkat dengan delik yang diperiksa dengan acara pe-
meriksaan cepat.
5. Surat Dakwaan Kombinasi
Bentuk dakwaan kombinasi ini merupakan perkemba-
ngan terbaru dalam praktek hukum. Penuntut Umum
mempergunakan dakwaan berbentuk kombinasi untuk
merespon pesat dan variatifnya peristiwa pidana baik
dalam bentuk/jenisnya maupun dalam modus operandi
yang digunakan.
Surat dakwaan kombinasi biasanya dipakai oleh Pe-
nuntut Umum untuk menjerat seseorang atau lebih
terdakwa yang melakukan satu perbuatan pidana
26 | Bentuk Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Bentuk Surat Dakwaan | 27
Memahami Surat Dakwaan
Box 4
Sifat dan Ciri Dakwaan Subsidair/berlapis
1. Tindak pidana yang satu dengan yang lain sejenis atau
menimbulkan akibat yang sama. Contohnya,
Pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP);
Pembunuhan biasa (pasal 338 KUHP); Penganiayaan
berencana mengakibatkan kematian (pasal 351 ayat (3)
KUHP)
2. Terdapat titik singgung antara ketentuan pidana yang
satu dengan lainnya.
3. Susunan dimulai dari ancaman pidana terberat sebagai
dakwaan primair baru yang ringan sebagai dakwaan
subsidair, dan seterusnya lebih subsidair. Contoh:
Primair:
Bahwa ia terdakwa...dst (melanggar pasal 340 KUHP).
Subsidair:
Bahwa ia terdakwa....dst (melanggar pasal 338 KUHP).
Lebih Subsidair:
Bahwa ia terdakwa....dst (melanggar pasal 353 ayat (3)
KUHP)
Lebih-lebih Subsidair:
Bahwa ia terdakwa....dst (melanggar pasal 351 ayat (3)
KUHP).
28 | Bentuk Surat Dakwaan
Bagian V
30 | Perubahan Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Peerubahan Surat Dakwaan
n | 31
Memahami Surat Dakwaan
32 | Perubahan Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Perubahan Surat Dakwaan | 33
Memahami Surat Dakwaan
34 | Perubahan Surat Dakwaan
Bagian VI
36 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Mengkritisi Surat Dakwaan | 37
Memahami Surat Dakwaan
38 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
BOX. 5
JENIS-JENIS EKSEPSI
Mengkritisi Surat Dakwaan | 39
Memahami Surat Dakwaan
Eksaminasi
Istilah eksaminasi berasal dari bahasa Inggris exami-
nation yang berarti ujian atau pemeriksaan. Dalam
Black’s Law Dictionary, eksaminasi diartikan sebagai an
investigation; search; inspection; interrogation. Jika
dihubungkan dengan konteks eksaminasi terhadap
produk peradilan (dakwaan, tuntutan, putusan), maka
eksaminasi dapat diartikan sebagai aktifitas untuk
melakukan pengujian atau pemeriksaan terhadap surat
dakwaan (jaksa), dokumen tuntutan (Jaksa) atau
putusan pengadilan (Hakim).
Eksaminasi sering disebut juga dengan istilah legal
annotation, yaitu pemberian catatan-catatan hukum
terhadap putusan pengadilan maupun dakwaan jaksa.
Pada dasarnya proses yang dilakukan hampir sama de-
ngan eksaminasi. Namun pada perkembanganya eksa-
minasi biasanya merupakan gabungan lebih dari satu
legal annotation.
Essensi dari eksaminasi adalah pengujian atau penilai-
an atas sebuah putusan (Hakim) serta tuntutan dan
dakwaan (Jaksa). Sehingga dapat diketahui apakah
pertimbangan dan penalaran hukumnya telah sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum, apakah prosedur hukum
acaranya telah diterapkan dengan benar, serta apakah
putusan tersebut telah menyentuh rasa keadilan ma-
syarakat. Disamping untuk mendorong para hakim/
jaksa agar membuat putusan/dakwaan dengan pertim-
bangan yang baik dan profesional.
Sebagai mekanisme untuk mengkritisi surat dakwaan,
eksaminasi bisa dilakukan secara internal pada lingkup
kejaksaan maupun dapat dilakukan oleh publik sebagai
wujud kontrol publik terhadap kinerja pihak kejaksaan.
40 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Mengkritisi Surat Dakwaan | 41
Memahami Surat Dakwaan
42 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Mengkritisi Surat Dakwaan | 43
Memahami Surat Dakwaan
44 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Mengkritisi Surat Dakwaan | 45
Memahami Surat Dakwaan
46 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Mengkritisi Surat Dakwaan | 47
Memahami Surat Dakwaan
48 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Mengkritisi Surat Dakwaan | 49
Memahami Surat Dakwaan
50 | Mengkritisi Surat Dakwaan
Paul SinlaEloE
Mengkritisi Surat Dakwaan | 51
Lampiran-lampiran
Lampiran 1. Contoh Surat Eksepsi
EKSEPSI
(NOTA KEBERATAN TIM PENASIHAT HUKUM)
Dalam Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi
No. 02/Pid.Sus/2014/PN. Kpg
pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Pengadilan Negeri Kupang
Identitas Terdakwa :
Nama Lengkap : DAVID BOLE HEO, S.AP.
Tempat lahir : Waikabubak, Sumba Barat
Umur/Tanggal lahir : 41 Tahun/5 Nopember 1971
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal :Jalan S. Parman, No. 157 A
Kalumbang, Kelurahan Wangga,
Kecamatan Kambera,
Kabupaten Sumba Timur.
Agama : Kristen Protestan.
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil.
Pendidikan : S1 (Sarjana).
DIDAKWA DENGAN DAKWAAN :
Primair:
Melanggar Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Undang-undang
Republik Indonesia, Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dirubah
dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP.
Subsidair:
Melanggar Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Republik
Indonesia, Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dirubah dengan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo. Pasal 55
ayat (1) KUH Pidana jo. Pasal 65 ayat (1) KUH Pidana.
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum,
Dan Sidang Pengadilan Yang Kami Hormati.
Terimakasih atas segala kesempatan yang telah diberikan
kepada kami, Sebagai Team Penasihat Hukum dari Terdakwa:
DAVID BOLE HEO, S.PA, untuk menanggapi surat
dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum, tertanggal 17 Januari
2014 yang telah dibacakan dalam persidangan pada hari: selasa,
tanggal 28 Januari 2014.
Dengan tanpa bermaksud mengurangi Independensi Badan
Peradilan sebagai Lembaga Yudikatif di Negara Republik
Indonesia yang berdasarkan hukum (rechtstaat), Terdakwa
DAVID BOLE HEO, S.PA, mohon kepada Mejelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menegakkan
supremasi hukum sesuai dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan, dalam hal ini KUHAP sebagai landasan
Hukum Acara dalam memeriksa dan mengadili Perkara a quo.
Nota Keberatan/Eksepsi ini diajukan, karena setelah kami
membaca, meneliti dan memahami surat dakwaan Jaksa
Penutut Umum, ditemukan hal-hal yang prinsip/mendasar
yang tidak dipenuhi dalam pembuatan suatu surat dakwaan,
antara lain:
1. Tentang Perubahan dan Perbaikan Surat Dakwaan,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 144 ayat (1), (2)
dan (3) KUHAP;
54 | Paul SinlaEloE
2. Tentang Surat Dakwaan tidak diuraikan secara
cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan, sebagaimana yang dimaksudkan
dalam pasal 143 ayat (2) huruf (b) KUHAP;
A. TENTANG PERUBAHAN DAN PERBAIKAN
SURAT DAKWAAN
Bahwa dalam ketentuan Pasal 144 ayat (1), (2) dan (3) KUHAP
secara eksplisit limitative menegaskan tentang perubahan Surat
Dakwaan, yakni: “Suatu Surat Dakwaa dapat dilakukan
perubahan oleh Penuntut Umum sebelum Pengadilan
menetapkan hari sidang, ataupun perubahan surat
dakwaan selambat-lambatnya tujuh (7) hari sebelum
sidang, bahka disyaratkan surat dakwaan yang telah
dirubah turunanya disampaikan kepada terdakwa atau
penasihat hukum”.
Bahwa dalam persidangan, pada tanggal 28 Januari 2014,
dengan agenda persidangan pembacaan surat dakwaan, Jaksa
Penuntut Umum telah membacakan Surat Dakwaan untuk dan
atas nama terdakwa DAVID BOLE HEO, S.PA., dan setelah
Jaksa Penuntut Umum membacakan surat dakwaan tersebut,
Jaksa Penuntut Umum telah melakukan Perubahan Surat
Dakwaan baik pada Dakwaan Primair maupun Dakwaan
Subsidair:
Adapun perubahan yang dilakukan didalam ruang sidang
setelah membacakan surat dakwaan, dengan tanpa
melakukan perubahan pada berkas surat dakwaan yang berada
ditangan Majelis Hakim maupun surat dakwaan yang ditangan
penasihat hukum terdakwa, antara lain:
Pertama:
Pada lembaran kesatu, pada bagian Identitas terdakwa, yakni
tahun lahirnya Terdakwa terketik/tertulis dalam surat dakwaan
yang dibacakan lahir pada tahun 1962, dirubah oleh Jaksa
Penuntut Umum dalam surat dakwaannya menjadi lahir
tahun 1971, perubahan ini tidak dilakukan untuk berkas
Memahami Surat Dakwaan | 55
dakwaan yang berada ditangan Majelis Hakim maupun
Penasihat Hukum terdakwa.
Kedua:
Pada lembaran ke-empat, kalimat ke-15, Dakwaan Primair,
Jaksa Penuntut Umum juga merubah kalimat jumlah uang
dengan huruf sebesar ‘seratus tiga puluh Sembilan tiga
ratus duapuluh lima ribu tiga ratus delapan belas rupiah’
dirubah menjadi kalimat ‘seratus tiga puluh Sembilan JUTA
tiga ratus duapuluh lima ribu tiga ratus delapan belas
rupiah’;
Ketiga:
Selanjutnya pada lembaran keempat, Penuntut Umum juga
telah merubah Waktu atau Tahun Hasil Audit Investigasif,
dari Nomor: LHAI-5504/PW24/5/2010 tanggal 7 Sep-
tember 2009, menjadi Nomor: LHAI-5504/PW24/5/2010
tanggal 7 September 2010;
Selanjutnya setelah pembacaan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum telah melakukan perubahan surat dakwaan atas nama
terdakwa DAVID BOLE HEO, S.AP, antara lain:
Keempat:
Pada lembaran ke 3 mulai baris ke 10, tertulis: DAVID
BOLE HEO, SAP selaku Bendahara Pengeluaran Dinas
Pendidikan Kabupaten Sumba Timur serahkan kepada
Sudara OBED HILUNGARA selaku Sekertaris Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Sumba Timur
dan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran di mana seharus-
nya dana tersebut harus Terdakwa DAVID BOLE HEO,
SAP selaku Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan
Kab Sumba Timur serahkan kepada Saksi YAKOBUS
LINDIMARA, STh., selaku Ketua Komite Pembangunan
USB SMPN 2 Nggaha Ori Angu sehingga dana tersebut
tidak tercatat dalam buku rekening komite pembangu-
nan USB SMPN 2 Nggaha Ori Angu.
Dirubah Menjadi:
56 | Paul SinlaEloE
DAVID BOLE HEO, SAP serahkan pada Saksi OBED
HILUNGARA dimana seharusnya dana tersebut harus
terdakwa DAVID BOLE HEO, SAP serahkan kepada
Saksi YAKOBUS LINDIMARA, STh selaku Ketua
Komite Pembangunan USB SMPN 2 Nggaha Ori Angu
sehingga dana tersebut tidak tercatat dalam buku reke-
ning komite pembangunan USB SMPN 2 Nggaha Ori
Angu.
Selanjutnya perubahan lain yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut
Umum dengan cara menghilangkan/menghapus kalimat
kalimat, antara lain adalah sebagai berikut:
¾ Pada Lembaran 3 baris ke 17, kalimat “Pembangunan
USB SMPN 2 Nggaha Ori Angu” dihilangkan/
dihapus;
¾ Selanjutnya pada baris ke 29 kalimat “Pembangunan
USB SMPN 2 Nggaha Ori Angu“ juga dihilangkan/
dihapus;
¾ Sedangkan pada baris ke 31 dan 34, kata “Saudara
YAKOBUS LINDIMARA” dirubah menjadi “Saksi
YAKOBUS LINDIMARA”
¾ Selanjutnya Pada baris ke 34 kalimat: “selaku Ketua
Komite Pembangunan USB SMPN 2 Nggaha Ori
Angu dengan ... telah dihilangkan/dihapus;
¾ Dan Pada baris ke 36, 37 dan 38, kalimat selaku
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kab. Sumba Timur dan selaku Kuasa Pengguna
Anggaran, juga dihilangkan/dihapus;
¾ Sedangkan Pada baris ke 42 dan 43, Kalimat selaku
Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan Kab.
Sumba Timur, juga dihilangkan/dihapus oleh
Penuntut Umum.
Kelima:
Pada lembaran ke 4, alinea ke dua, baris ke 3, Saksi OBED
HILUNGARA, SH.MSi selaku Sekretaris Dinas Pendi-
dikan Pemuda dan Olahraga Kab. Sumba Timur, dirubah
Memahami Surat Dakwaan | 57
menjadi selaku Kepala Tata Usaha Dinas Pendidikan
Kab. Sumba Timur.
Bahwa Perubahan Dakwaan seperti terurai pada perubahan
pertama, kedua dan ketiga seperti terurai diatas, terjadi dalam
ruang sidang saat Pembacaan Surat Dakwaan oleh Penuntut
Umum (perubahan hanya terhadap surat dakwaan penuntut
umum tanpa melakukan perubahan pada surat dakwaan yang
berada ditangan Majelis Hakim dan Penasihat Hukum)–
Sedangkan menurut KUHAP, perubahan Surat Dakwaan
disyaratkan selambat lambatnya 7 hari sebelum sidang dimulai
bukannya pada hari sidang?
Bahwa Perubahan Dakwaan pada perubahan keempat dan
kelima berupa penghilangan/penghapusan kalimat-kalimat
uraian dakwaan seperti terurai di atas, terjadi di luar ruang
sidang setelah Pembacaan Surat Dakwaan oleh Penuntut
Umum yang diserahkan kepada Sdr. FRIEDOM Y.
RADJAH, SH., salah seorang Penasihat Hukum Terdakwa
dengan alasan sudah disetujui oleh Ketua Majelis Hakim??
Melihat pada perubahan Surat Dakwaan ini apalagi perubahan
terjadi sangat substansial yakni pada Identitas Terdakwa dan
Kalimat Jumlah Kerugian Negara yang dicantumkan dalam
Surat Dakwaan ini, kemudian perubahan riil dan sangat
signifikan pada uraian surat dakwaan selanjutnya, maka jelas
bahwa Surat Dakwaan ini sudah bertentangan dengan
KUHAP;
Surat Dakwaan yang berubah-ubah ini memperlihatkan atau
membuktikan keragu-raguan atau ketidakpastian Penuntut
Umum dalam Dakwaannya;
Dengan demikian Surat Dakwaan dalam Perkara atas nama
Terdakwa DAVID BOLE HEO, S.AP telah menjadi 3 (tiga)
Surat Dakwaan, yakni:
1. Surat Dakwaan yang berada ditangan Jaksa Penuntut
Umum yang dirubah oleh Jaksa Penuntut Umum dalam
persidangan.
58 | Paul SinlaEloE
2. Surat Dakwaan yang berada ditangan Majelis Hakim dan
Penasihat Hukum, yang saat dibacakan surat dakwaan
tersebut tidak dilakukan perubahan dalam persidangan
oleh Jaksa Penuntut Umum.
3. Dan Surat Dakwaan yang telah dirubah di luar per-
sidangan dan diserahkan ke kuasa hukum terdakwa.
Pertanyaan hukumnya adalah Surat Dakwaan mana yang
diterapkan dalam Perkara ini, apakah Surat Dakwaan yang
berada ditangan Jaksa Penuntut Umum yang dirubah oleh
Jaksa Penuntut Umum sendiri dalam persidangan, Atau Surat
Dakwaan yang berada ditangan Majelis Hakim dan Penasihat
Hukum, yang saat dibacakan dalam persidangan tidak
dilakukan perubahan oleh Jaksa Penuntut Umum, Dan atau
Surat Dakwaan yang telah dirubah diluar persidangan dan
diserahkan ke kuasa hukum terdakwa.
Atau
Perubahan surat dakwaan sebagaimana diatur dalam Pasal 144
KUHAP yang akan diterapkan dalam perkara ini???
Bandingkan dengan kasus BEDU AMANG, mantan
Ketua BULOG dalam tindak pidana korupsi yang ek-
sepsi dikabulkan hanya karena Jaksa lupa mengetik
pekerjaan Terdakwa; juga dalam Kasus korupsi Bank
Mandiri dengan Terdakwa AGUS BUDI SANTOSO, di
mana Jaksa hanya salah ketik angka Pasal yang di-
dakwakan, yang kemudian berakhir dengan Jaksa
Memasukkan Dakwaan Baru???
B. SURAT DAKWAAN TIDAK DIURAIKAN SECARA
CERMAT, JELAS DAN LENGKAP MENGENAI
TINDAK PIDANA YANG DIDAKWAKAN, SEBA-
GAIMANA YANG DIMAKSUDKAN DALAM PASAL
143 AYAT (2) HURUF b KUHAP;
Bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum tidak menguraikan
secara ceramat, tidak menguraikan secara jelas dan tidak
menguraikan secara lengkap perbuatan materil dari Terdakwa
Memahami Surat Dakwaan | 59
DAVID BOLE HEO, SAP, yang bertentangan dengan hukum
baik dalam Dakwaan Primair maupun dalam Dakwaan
Subsidair;
Uraian perbuatan materil dari Terdakwa DAVID BOLE HEO,
SAP hanya mengatakan bahwa Terdakwa DAVID BOLE
HEO, SAP menyerahkan dana kepada Saksi RICAHRD
UMBU SULUNG, SH dan Saksi OBED HILUNGARA, yang
bertentangan dengan buku panduan pembangunan USB
SMPN 2 Nggaha Ori Angu yang mana mekanisme penyaluran
dana dengan cara memindahbukukan atau trnsfer ke rekening
komite dan kepada Saksi YAKOBUS LINDIMARA, STh juga
tidak menyetor penerimaan jasa giro sebesar Rp. 3.279.818,- ke
kas Negara;
Uraian perbuatan ini adalah uraian perbuatan dari Saksi
YAKOBUS LINDIMARA bukan uraian perbuatan materil
dari Terdkwa;
Jika Penuntut Umum mengatakan bertentangan dengan buku
panduan pembangunan USB SMPN 2 Nggaha Ori Angu, maka
haruslah pula diuraikan bertentangan dengan item ketentuan
yang mana dalam Buku Panduan Pelaksanaan Program Block
Grant Pembangunan Unit Sekolah Baru SMP??? karena Buku
dimaksud juga dipegang oleh Terdakwa, yang kini juga sudajh
dibaca oleh Kami Tim Penasihat Hukum, ternyata tidak ada
yang mengatur tentang kewenangan dan tugas Bendahara
Dinas PK dalam Buku tersebut??? Buku yang mana yang
dimaksudkan oleh Penuntut Umum???
Bahwa Buku Panduan Pelaksanaan Program Block Grant
Pembangunan Unit Sekolah Baru SMP berisi 64 halaman dan
VII BAB, beserta Lampiran-lampiran? Tidak ada tertulis
kewenangan tugas dari Bendahara Dinas PK ? lalu bagaimana
Penuntut Umum dalam uraian Dakwaan mengatakan
bertentangan dengan Buku Panduan Pelaksanaan Program Block
Grant Pembangunan Unit Sekolah Baru SMP?
Bahwa pada BAB IV MEKANISME PENDANAAN Buku
Panduan Pelaksanaan Program Block Grant Pembangunan Unit
60 | Paul SinlaEloE
Sekolah Baru SMP, point 6 a Sumber Dana Berasal Dari
Dana Pinjaman (Loan/RK), Kami Kutip: Atas Dasar SPP-Ls
dari Direktur Pembinaan SMP, Biro Keuangan Menerbitkan SPM-Ls
untuk dibawa ke KAS NEGARA Kemudian KAS NEGARA
menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) dan
memerintahkan Bank Operational untuk melakukan pengiriman dana
ke rekening – KP-USB (Komite Pembanguan Unit Sekolah Baru).
Pada point 6 huruf b Buku Panduan Pelaksanaan Program
Block Grant Pembangunan Unit Sekolah Baru SMP, Sumber
Dana Berasal dari Rupiah Murni, Kami Kutip: Atas Dasar
SPP-Ls dari Direktur Pembinaan SMP, Biro Keuangan Menerbitkan
SPM-Ls untuk dibawa ke KAS NEGARA Kemudian KAS
NEGARA menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) dari
Bank Operational ke Bank Penyalur, Bank Penyalur melakukan
pengiriman dana ke rekening – KP-USB (Komite Pembanguan Unit
Sekolah Baru) berdasarkan Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani
oleh Direktorat Pembinaan SMP dan Bank Penyalur“
Hal ini menjadi jelas bahwa mekanisme penyaluran dana adalah
langsung ke rekening Komite Pembangunan dalam hal kasus
ini ke Rekening Komite Pembangunan Sekolah SMP Negri 2
Nggaha Ori Angu ic. YAKOBUS LINDIMARA, bukan ke
rekening Dinas PK atau Terdakwa selaku Bendahara ???
Bahwa perbuatan Terdakwa sama sekali tidak jelas dalam
uraian Dakwaan ini, malahan dalam RINCIAN TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB KOMITE PEMBANGUAN
(terlampir dalam Eksepsi ini), sama sekali tidak ada peran
Terdakwa selaku Bendahara Dinas??? bahkan pada akhir
pekerjaan serah terima pekerjaan juga bukan kepada Terdakwa
atau kepada Dinas PK Kab. Sumba Timur, tetapi kepada Dinas
PK Propinsi???
Jelaslah bahwa kasus ini terlampau dipaksakan oleh Penuntut
Umum untuk dibawa ke persidangan tanpa secara akurat
meneliti ketentuan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
Terdakwa dalam Proses Mekanisme Penyaluran Dana Block
Memahami Surat Dakwaan | 61
Grant, atau peranan Terdakwa secara normatif dalam
pengelolaan Dana Block Grant???
Majelis Hakim Yang Mulia,
Jaksa Penuntut Umum,
Dan Sidang Pengadilan Yang Kami Hormati.
Berdasarkan uraian Eksepsi/keberatan yang telah
dikemukakan di atas, dengan ini kami Penasehat Hukum
terdakwa memohon Kepada Majelis Hakim Yang Mulia,
kiranya dapat menerima eksepsi ini seraya memutuskan dengan
amar sebagai berikut :
1. Menyatakan menerima Eksepsi/Keberatan penasehat
hukum terdakwa.
2. Menyatakan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
No.Reg.Perk: PDS-03/WGP/12/2013, tanggal 17
Januari 2014 adalah Batal Demi Hukum.
3. Memerintahkan Terdakwa segera dikeluarkan dari
tahanan.
4. Membebankan biaya perkara kepada negara.
Demikian nota keberatan (eksepsi) ini dibacakan pada hari ini
Selasa, 4 Februari 2014 pada persidangan pada Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Kupang;
Sekian dan Terimakasih.
Kupang, 4 Februari 2014
Hormat Kami,
TIM PENASEHAT HUKUM
Keterangan:
Contoh Eksepsi di atas ini, dalam prakteknya berhasil diterima oleh majelis
hakim yang memimpin sidang perkara tersebut dan dakwaan jaksa Penuntut
Umum dinyatakan batal demi hukum, pada putusan sela tanggal 18 Februari
2014.
62 | Paul SinlaEloE
Lampiran 2.
Memahami Surat Dakwaan | 63
Lampiran 3.
64 | Paul SinlaEloE
Lampiran 2.
MATERI PERSIDANGAN TAHAP 1
(Agenda Sidang Pembacaan Surat Dakwaan dalam Perkara Pidana Biasa)
Pembukaan Sidang
1. Hakim Ketua Majelis membuka sidang dan menyatakan
sidang terbuka untuk umum, kecuali dalam perkara
kesusilaan atau terdakwa dibawah umur sidang dinyatakan
tertutup untuk umum. Keterangan: yang harus diperhatikan
pada tahapan pembukaan sidang ini adalah Pertama, Hakim
ketua sidang memimpin pemeriksaan di sidang pengadilan yang
dilakukan secara lisan dalam bahasa Indonesia yang dimengerti oleh
terdakwa dan saksi (Pasal 153 ayat (2) huruf a KUHAP).
Kedua, hakim berkewajiban untuk menjaga supaya tidak
dilakukan hal atau diajukan pertanyaan yang mengakibatkan
terdakwa atau saksi memberikan jawaban secara tidak bebas (Pasal
153 ayat (2) huruf b KUHAP). Ketiga, untuk keperluan
pemeriksaan, hakim ketua sidang membuka sidang dan menyatakan
terbuka untuk umum, kecuali dalam perkara mengenai kesusilaan
atau terdakwanya anak-anak (Pasal 153 ayat (3) KUHAP).
Keempat, Tidak dipenuhinya ketentuan dalam ayat (2) dan ayat
(3) mengakibatkan batalnya putusan demi hukum (Pasal 153 ayat
(4) KUHAP). Kelima, Hakim ketua sidang dapat menentukan
bahwa anak yang belum mencapai umur tujuh belas tahun tidak
diperkenankan menghadiri sidang (Pasal 153 ayat (5) KUHAP)..
2. Hakim memerintahkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk
menghadirkan terdakwa dipersidangan dalam keadaan
bebas (Pasal 154 ayat (1) KUHAP). Keterangan: Menurut
Pasal 7 huruf a PERJA RI No. Per-005/A/JA/03/2013,
Tentang Standar Operasional Prosedur Pengawalan dan Pengama-
nan Tahanan yang pada intinya mengamanatkan untuk setiap
tahanan kecuali tahanan anak, harus dalam kondisi terborgol,
selanjutnya borgol baru dibuka setelah tahanan masuk pintu
ruang sidang.
Memahami Surat Dakwaan | 65
• Jika Terdakwa Tidak Hadir, maka: Pertama, Hakim
menanyakan dan meneliti alasan ketidakhadiran terdakwa.
Kedua, Hakim harus meneliti apakah terdakwa telah
dipanggil secara sah (Pasal 154 ayat (2) KUHAP). (NB:
Pemberitahuan terhadap terdakwa untuk datang ke sidang
pengadilan dilakukan secara sah, menurut Pasal 145 ayat (1)
KUHAP, apabila disampaikan dengan surat panggilan kepada
terdakwa di alamat tempat tinggalnya atau apabila tempat tinggal-
nya tidak diketahui, disampaikan di tempat kediaman terakhir.
Panggilan terhadap terdakwa untuk hadir di persidangan, diatur
juga dalam Pasal 146 ayat (1) KUHAP bahwa Penuntut umum
menyampaikan surat panggilan kepada terdakwa yang memuat
tanggal, hari, serta jam sidang dan untuk perkara apa ia dipanggil
yang harus sudah diterima oleh yang bersangkutan selambat-
lambatnya tiga hari sebelum sidang dimulai). Ketiga, Apabila
pemanggilan terhadap terdakwa dilakukan secara sah tidak sah,
maka menurut pasal 154 KUHAP, hakim menunda persidangan
dan memerintahkan supaya terdakwa dipanggil lagi berturut-turut
selama 2 kali sebelum dihadirkan secara paksa dan hakim juga
diperbolehkan untuk melakukan persidangan in absentia).
• Jika Terdakwa Hadir, maka: Hakim menanyakan kepa-
da terdakwa apakah terdakwa didampingi oleh Penasehat
Hukum. (NB: Pasal 56 ayat (1) KUHAP mengamanatkan
bahwa dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau
ancaman pidana 15 tahun/lebih atau bagi mereka yang tidak
mampu yang diancam dengan pidana 5 tahun/lebih yang tidak
mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan
pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib
menunjuk penasihat hukum bagi mereka).
• Jika Terdakwa didampingi Penasehat Hukum, maka:
Hakim menanyakan pada Penasehat Hukum berkaitan
dengan surat kuasa dan surat izin beracara.
3. Hakim menanyakan kesehatan terdakwa dan kesiapan
untuk mengikuti persidangan, sekaligus hakim menanyakan
66 | Paul SinlaEloE
identitas terdakwa meliputi nama, pekerjaan, alamat/tempat
tinggal, umur, status, dan lain-lain yang diperlukan untuk
pemeriksaan. Keterangan: Setiap permulaaan sidang setelah
terdakwa dihadirkan dan sebelum mulai pemeriksaan, hakim wajib
menanyakan tentang kondisi kesehatan terdakwa dan identitas dari
terdakwa (Pasal 155 ayat (1) KUHAP).
4. Hakim mengingatkan terdakwa untuk memperhatikan
segala sesuatu yang didengar dan dilihatnya selama persida-
ngan. (Pasal 155 ayat (1) KUHAP).
Pembacaan Surat Dakwaan
5. Hakim mempersilahkan JPU untuk membacakan surat
dakwaannya (Pasal 155 ayat (2) huruf a KUHAP).
6. JPU membacakan surat dakwaan. Keterangan: Pertama,
Sesuai amanat pasal 143 ayat (4) KUHAP, surat dakwaan yang
dibacakan oleh JPU, turunan surat dakwaan sudah disampaikan
kepada tersangka atau kuasanya atau penasihat hukumnya dan
penyidik, pada saat yang bersamaan dengan penyampaian surat
pelimpahan perkara tersebut ke pengadilan negeri. Kedua, sebagai
konsekwensi dari sidang dinyatakan sidang terbuka untuk umum
oleh Hakim, maka JPU membacakan secara keseluruhan dakwaan
dengan suara yang lantang, sehingga baik hakim, terdakwa, Penase-
hat Hukum, pengunjung dan para pihak lainnya yang berkepenti-
ngan dengan sidang ini bisa memahami dengan benar maksud dari
tuntutan JPU.
7. Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah terdakwa
sudah benar-benar mengerti isi dan maksud surat dakwaan
yang dibacakan oleh JPU. Keterangan: Menurut Pasal 155
ayat (2) huruf b KUHAP, apabila terdakwa ternyata tidak me-
ngerti, JPU, atas permintaan hakim ketua sidang, wajib memberi
penjelasan yang diperlukan dan kemudian Hakim menyimpulkan
penjelasan dari JPU dan menjelaskan lagi isi dan maksud surat
dakawaan secara sederhana.
8. Hakim Ketua Majelis menanyakan kepada terdakwa/
Penasehat hukum apakah keberatan dengan surat dakwaan
Memahami Surat Dakwaan | 67
tersebut. Keterangan: Menurut Pasal 156 ayat (1) KUHAP,
jenis keberatan ada 3 macam dan terdakwa/penasehat hukumnya
dapat mengajukan 3 keberatan sekaligus atau memilih salah satu
yang ada relevansinya dengan surat dakwaan. Ketiga macam kebera-
tan tersebut adalah (1) keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang
mengadili perkaranya, (2) keberatan bahwa surat dakwaan tidak
dapat diterima, dan (3) keberatan bahwa surat dakwaan harus
dibatalkan.
9. Penasehat Hukum menyatakan sikapnya atas dakwaan JPU.
Keterangan: Penasehat Hukum dan atau terdakwa bisa me-
nyampaikan eksepsi atau keberatan atas surat dakwaan secara lisan
atau secara tertulis. Dalam praktek dipersidangan biasanya eksepsi
akan disampaikan pada sidang berikutnya.
Penundaan Sidang
10. Hakim Ketua Majelis menyatakan sidang ditunda atau
sidang dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Keterangan: hal
penting yang harus dicermati berkaitan dengan teknis penundaan
persidangan: (1) penundaan sidang harus disampaiaknan untuk
dilanjutkan pada “KAPAN”. (2) Jika Penasehat Hukum dan
atau terdakwa akan menayampaiakan Eksepsi, maka agenda si-
dang lanjutannya adalah PENYAMPAIAN EKSEPSI. (3)
Apabila Penaehat Hukum dan atau terdakwa tidak akan menga-
jukan atau menyampaikan Eksepsi, maka sidang ditunda dan per-
sidangan akan dilanjutkan dengan agenda PEMBUKTIAN
(pemeriksaan saksi, pemeriksaan barang bukti, pemeriksaan
terdakwa).
68 | Paul SinlaEloE
Kepustakaan
70 | Paul SinlaEloE
18. Zulkarnain, Peradilan Pidana: Penuntun Memahami &
Mengawal Peradilan Pidana bagi Pekerja Anti Korupsi, Penerbit
Malang Corruption Watch (MCW) dan Yappika, Malang,
2006.
B. Produk Hukum dan Hasil Penelitian
1. PIAR NTT, Korupsi dan Kinerja Aparat Hukum di Nusa
Tenggara Timur, Catatan Korupsi Akhir Tahun, dipublikasi-
kan oleh PIAR NTT, tanggal 13 Desember 2007.
2. PIAR NTT, Penegakan Hukum Kasus Korupsi di Nusa Teng-
gara Timur (Potret Kinerja dari Jajaran Kejaksaan di Nusa
Tenggara Timur); Catatan Korupsi Akhir Tahun, dipubli-
kasikan oleh PIAR NTT, tanggal 30 Desember 2008.
3. PIAR NTT, Hasil Pemantauan Kinerja dan Perilaku Jaksa
Penuntut Umum dan Eksaminasi Publik Terhadap Surat
Dakwaan dan Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Dalam Kasus
Tindak Pidana Perdagangan Orang di Wilayah Hukum Kejak-
saan Negeri Oelamasi dan Kasus Tindak Pidana Korupsi di
Wilayah Hukum Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur,
dipublikasikan tanggal 16 Mei 2014.
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Tentang Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana.
5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004, Tentang
Kejaksaan Republik Indonesia.
6. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia No. PER-
032/A/JA/08/2010, tentang Pelayanan Informasi Publik di
Kejaksaan, tanggal 25 Agustus 2010.
7. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia No. PERJA-
039/A/JA/10/2010, tentang Tata Kelola Administrasi dan
Teknis Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus, tanggal 29
Oktober 2010.
8. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia No. PER-
036/A/JA/09/2011, tentang Standar Operasional Prosedur
Memahami Surat Dakwaan | 71
(SOP) Penanganan Perkara Tindak Pidana Umum, tanggal 21
September 2011.
9. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia No. PER-
05/A/JA/03/2013, tentang Standar Operasional Prosedur
(SOP) Pengawalan dan Pengamanan Tahanan, tanggal 18
Maret 2013.
10. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor:
KEP-33/JA/3/1993, Tentang Eksaminasi Perkara, tanggal
22 Maret 1993.
11. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia No.
518/A/J.A/11/2001, tentang Perubahan Atas Keputusan
Jaksa Agung Republik Indonesia No. 132/JA/11/1994,
tentang Administrasi Perkara Tindak Pidana, tanggal 1
November 2001.
12. Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor:
SE-004/J.A/11/1993, Tentang Pembuatan Surat Dakwaan,
tanggal 16 Nopember 1993.
13. Surat JAMPIDUM Nomor: B-607/E/11/1993, perihal
Pembuatan Surat Dakwaan, tanggal 22 Nopember 1993.
72 | Paul SinlaEloE
Ten
ntang Pen
nulis
Paul SinlaElo oE. Terlahir dengan n na-
ma lengkap, Marthen
M Luther Johaannis
Paul SinlaEloE di Kupang, NTT, N
pada tanggal 31 3 Oktober 1973. Me-
nyelesaikan peendidikan S1 pada Pro-
gram Studi Ilmmu Hukum Jurusan Tata
Negara, Fakulttas Hukum Univerrsitas
Kristen Arthaa Wacana, pada taahun
2003. Menullis skripsi berjuudul,
“Deskripsi tentaang Pelaksanaan Penndidi-
kaan Politik oleh Partai Politik di Kota Kupanng”.
Beergabung dengan Perkumpulan Pengembangan Iniisiatif
Addvokasi Rakyat (PIIAR-NTT) sejak taahun 2004 dan beekerja
sebbagai Staf Div. Advvokasi (Community Organizer
O & Penangg
ggung
Jawwab Wilayah Kab.. Kupang, untuk Kec. K Amfoang Sellatan,
Keec. Takari dan Kec. Fatuleu), period de 2004-2005, Staf Div.
Addvokasi (Communityy Organizer & Penaanggung Jawab Willayah
unntuk Kab. Rote Nddao) periode 2005--2006. Kemudian, sejak
M
Maret 2006 sampai sekarang, beralih tanggung
t jawab seb
bagai
Staaf Div. Advokasi, bidang Pengemban ngan Jaringan Anti Ko-
ruupsi & Pemantauan Korupsi.
Akktifitas yang senan
ntiasa dilakukan sejjak kuliah hingga seka-
s
ranng, yaitu aktif mellakukan pengorgannisiran terhadap masya-
rakkat miskin dan kelompok marjinaal lainnya, melakkukan
addvokasi/pendampin ngan masyarakat un ntuk menolak berb bagai
keebijakan yang tidak pro rakyat serta mendorong
m lahirnyaa ke-
Meemahami Surat Dakwaan
n | 73
bijakan-kebijakan baru. Melakukan analisis dan mengkritisi
APBD serta melakukan investigasi dan advokasi terhadap ber-
bagai kasus Korupsi di NTT.
Aktif mengikuti diskusi di berbagai forum/pertemuan, baik itu
sebagai narasumber maupun sebagai peserta. Selain itu penulis
juga aktif mempublikasikan artikel dan opininya di berbagai
media massa cetak maupun elektro-nik. Artikel-artikelnya yang
sudah terpublikasikan tersebut di antaranya berkaitan dengan
masalah-masalah partai politik, pengelolaan anggaran publik,
korupsi, kekerasan terhadap perempuan, kesetaraan gender,
kemiskinan, per-tanahan, pemilihan umum, kepemimpinan.
Pada tahun 2011, bersama-sama dengan aktifis Rumah Perem-
puan, Libby SinlaEloE dan Tri M. Soekirman, menulis buku
berjudul: “Jalan Panjang Menuju Keharmonisan Rumahtangga”.
Diterbitkan oleh Rumah Perempuan.
74 | Paul SinlaEloE