Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan semua komponen masyarakat
di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan diwujudkan melalui program pemerintah yaitu Program Indonesia Sehat dengan menegakkan tiga pilar utama meliputi penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan masyarakat dan pelaksanaan jaminan kesehatan nasional. Salah satu penerapan paradigma sehat adalah dengan upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak. Fokus utama dari peningkatan kesehatan ibu dan anak berada pada masa kehamilan dan menyusui (Kemenkes RI, 2016).
Kehamilan adalah suatu kondisi istimewa yang membutuhkan lebih banyak
perhatian dalam hal kesehatan. Penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab dan kurangnya kebutuhan nutrisi yang didapatkan oleh ibu hamil dapat menyebabkan tidak hanya kelainan strukturaltapi juga kelainan fungsional. Pada masa kehamilan perlu adanya adaptasi terhadap perubahan-perubahan fisiologis danhormonal, sepertiamenorrhea(menstruasi terhenti), mual, muntah, keluhan kencing, konstipasi, perubahan berat badan, perubahan suhu basal, perubahan warna kulit,perubahan payudara, perubahan pada uterus dan perubahan pada serviks (Sitanggang and Nasution, 2012). Perubahan fisiologis saat kehamilan mempengaruhi laju obat dalam tubuh karena volume plasma meningkat sehingga dapat menurunkan konsentrasi obat yang diminum (Sachdeva et al.,). Penggunaan beberapa obat pada saat kehamilan dapat menembus plasenta sehingga memberikan efek negatif pada perkembangan janin (Briggs et al.,2002). Obat yang larut dalam lemak, non polar, tidak terion dan berukuran kecil (<200 dalton) akan mudah melewati pori membran epitel susu. Plasma relatif sedikit lebih basa dari Air Susu Ibu (ASI) sehingga akan lebih banyak dalam bentuk tidak terionisasi yang mudah menembus membran alveoli dan kapiler susu (Depkes RI, 2006).
Menurut literatur, kendala dalam penggunaan obat diantaranya ialah kurangnya
pemahaman tentang penggunaan obat yang tepat dan rasional (Depkes RI, 2015). Profil kendala dalam penggunaan obat dapat dilihat dari jawaban responden terkait dengan cara penggunaan obat dan cara menyimpan obat. Kekhawatiran merupakan bentuk perubahan emosional ibu pada masakehamilan dan menyusui (Pieter and Namora, 2010). Selama masa kehamilan dan menyusui penggunaan obat harus mempertimbangkan manfaat yang lebih besar daripada resiko (Pernia and DeMaagd, 2016). Berdasarkan hasil survei, obat-obatan yang diperoleh ibu hamil melalui tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker dan bidan merupakan tindakan yang tepat karena pada masa kehamilan penggunaan obat harus selalu berada pada pengawasan tenaga kesehatan untuk mencegah efek samping yang membahayakan janin (Depkes RI, 2006). Hal tersebut dikarenakan beberapa obat dapat memberi risiko bagi kesehatan ibu dan dapat memberi efek pada janin. Selamatrimester pertama, obat dapat menyebabkan cacat lahir (teratogenesis) dengan risiko terbesar adalah kehamilan 3-8 minggu. Selama trimester kedua dan ketiga, obat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara fungsional pada janin atau dapat meracuni plasenta (Siregar, 2016).
Kendala dalam penggunaan obat antara lain kurangnya pemahaman tentang cara penggunaan obat yang tepat dan cara menyimpan obat yang benar (Depkes RI, 2015).