Anda di halaman 1dari 7

RESENSI BUKU PERENCANAAN PENDIDIKAN PARTISIPATORI DENGAN

PENDIDIKAN SISTEM

Judul Buku : Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan


Sistem

Penulis : Prof. Dr. Made Pidarta

Penerbit : Rineka Cipta

Tahun Terbit : 2015

Tebal Buku : XV + 250 Halaman

ISBN : 978-979-098-065-5

Isi Buku :

Buku ini terdiri dari 7 bab yaitu :

1. Bab 1 KONSEP DASAR DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN

Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-


beda satu dengan yang lain. Cunningham mengatakan bahwa perencanaan
itu ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, dan asumsi-asumsi
untuk masa yang akan datang untuk tujuan memvisualisasi dan
memformulasi hasil yang diingkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian. Perencanaan disini menekankan kepada usaha menyeleksi dan
menghubungkan sesuatu untuk kepentingan masa yang akan datang serta
usaha untuk mencapainya. Apa wujud yang akan datang itu dan bagaimana
usaha untuk mencapainya adalah merupakan perencanaan.

[1]
Bagaimanakah wujud perubahan itu? Apakah bertambah-tambah
terus dalam arti yang akan lama di pakai sementara yang baru semakin
menumpuk? Atau dalam bentuk yang tidak teratur sesuai dengan kondisi?
Pendapat orang berbeda-beda mengenai bentuk perubahan ini.

Pendapat yang dapat diungkapkan adalah berkaitan dengan keadaan


sekarang yang dikatakan oleh Doll Post Modern. Alam ini dikatakan sesuatu
yang terbuka berkaitan antara satu dengan bagiannya yang lain dan saling
mengisi atau saling mengurangi dengan strukturnya yang kompleks yang
melakukan perubahan secara transformator. Dikatakan selanjutnya bahwa
kompleksitas menunjukkan kenyataan alam ini merupakan suatu tenunan
dengan kekuatan dan arah interaksi yang bersifat multi.

Namun untuk kepentingan perencanaan pendidikan di Indonesia tidak


terlalu sukar untuk menemukan bagaimana pola perubahan itu terjadi di
sekitar kita. Sebab banyak studi tentang perkembangan kemasyarakatan
telah dilakukan dan ditulis konsepnya.

Dalam definsi perencanaan dikatakan bahwa organisasi pendidikan


ada di antara linhkungannya dan tertenun di dalamnya. Ini berarti organisasi
atau lembaga pendidikan tidak dapat dan tidak dibenerkan berdiri sendiri
terlepas dari masyarakat dilingkungannya.

2. Bab 2 PROSEDUR PERENCANAAN

Setiap kegiatan mempunyai prosedur, yaitu suatu cara yang ditempuh


dalam kegiatan itu untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Prosedur dalam
perencanaan adalah cara yang ditempuh oleh para perencana untuk
merealisasi usahanya agar dapat terwujud suatu konsep perencanaan.
Prosedur perencanaan adalah langkah-langkah yang ditempuh dalam proses
perencanaan. Prosedur yang ditempuh oleh setiap perencanaan pendidikan
seringkali bervariasi, tetapi dalam garis besarnya adalah sama.

Prosedur perencanaan ini membahas tentang perencanaan partisipatori


yaitu suatu perencanaan yang dikerjakan bersama oleh wakil-wakil peminat

[2]
pendidikan baik dari kalangan lembaga pendidikan maupun dari kalangan
masyarakat. Bagian lain yang dibahasa adalah tentang ramalan dan
pemrograman (forecasting) dan pengambilan keputusan. Kriga bagian itu
adalah merupakan langkah umum dalam membuat rencacana tertemtu
dalam pendidikan.

3. Bab 3 PERENCANAAN STRATEGI

Istilah strategi yang dipakai dalam perencanaan ada dua macam, yaitu
dalam perencanaan strategi dan dalam analisis metode dan alat. Robbins dan
Cunningham misalnya mengatakan ada tipe perencanaan strategi dan
opersional seperti diuraikan diatas, memakai istilah strategi dalam artinya
yang pertama. Sedang dalam arti yang kedua dipakai antara lain McAshan
dan Kaufman. Strategi disini dimaksudkan bagaimana menyelesaikan
aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam analisis sistem yaitu mencari
alternatif-alternatif pemecahan. Strategi seperti ini terjadi pada analisis
metode dan alat (sesudah analisis sistem) yaitu menentukan metode beserta
alat-alatnya termasuk sumber-sumber pendidikan yang dilibatkan.

Ada empat pendekatan yang dapat dipakai dalam proses berfikir yang
bersifat strategi. Perencanaan partisipatori dapat menggunakan salah satu
gabungan dari beberapa pendekatan tersebut. Pendekatan-pendekatan itu
adalah (1) kerangka bimbingan (guideline), (2) planajemen, (3) swot, (4)
investigasi (investigative).

4. Bab 4 PERENCANAAN OPERASIONAL

Morphet mengingatkan kepada kita apa yang perlu diperhatikan bila


membuat perencanaan. Prosedur-prosedur yang harus diperhatikan ialah : (1)
mengumpulkan informasi dan analisis data, (2) menyelesaikan perubahan
dalam bentuk kebutuhan, (3) mengidentifikasi tujuan dan prioritas, (4)
membentuk alternatif-alternatif penyelesaian, dan (5) mengimplementasikan,
menilai, dan memodifikasi.

[3]
Tujuan yang di wujudkan dalam perencanaan strategi sebagai misi
perencanaan itu perlu diopersionalkan agar dapat dilaksanakan. Usaha
untuk mengopersionalkan di sini tidak hanya terbatas kepada menspesifikasi
tujuan, melainkan juga sampai kepada usaha menyelesaikan tujuan-tujuan
yang spesifik tersebu. Dengan kata lain perencanaan opersional berusaha
menspesifikasi tujuan dan memecahkan tujuan menjadi kenyataan dengan
pelbagai alternatif pemecahan.

5. Bab 5 PERENCANAAN BUDGET

Di Indonesia perencanaan budget dilakukan satu tahun sekali yaitu


sebelum tahun anggaran dimulai ialah awal bulan januari. Bulan ini
merupakan titik awal sebagian terbesar penggunaan uang negara, walupun
perencanaan pendidikan tidak selalu dimulai pada bulan tersebut. Sekolah-
sekolah atau perguruan tinggi pada umumnya memuai suatu kegiatan
termasuk sesuatu yang baru direncanakan adalah pada wal tahun ajaran
atau tahun akademi.

Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan


budget adalah sebagi berikut.

1. Aspek struktur. Dimulai dengan mengidentifikasi kelompok-kelompok


prrogram, elemen-elemen program, untuk mendapatkan tujuan-
tujuannya yang spesifik.
2. Aspek analisis. Sesudah mengenal struktur program baik melalui
analisi sitem, maupun melalui kategori-kategori kegiatan seperti
diceritakan di atas, kemudian mengalokasi biaya menurut fungsi,
subfungsi, dan tugas atau menurut jenis-jenis kegiatan dalam kategori
kegiatan, maka dilakukan analisis biaya.
3. Aspek kontrol. Perencanaan budget pada umumnya sekaligus dapat
dipakai pegangan oleh para pelaksana pendidikan dalam melakukan
tugasnya menggunakan uang dan juga sebagai alatbagi atasan untuk
mengontrol pekerjaan/penggunaan dana oleh para bawahan.

[4]
4. Aspek data dan informasi. Segala data dan informasi yang bertalian
dengan program yang dibiayai sebelum, selama program pelaksaan
atau implementasi, maupun data tentang kecenderungan-
kecenderungan sesudahnya perlu diperhatikan oleh para perencana
budget.

6. Bab 6 AKUNTABILITAS DAN KONTROL DALAM PERENCANAAN

Akuntabilitas adalah sesuatu yang dapat dipandang sebagai alat


kontrol dalam pekerjaan pendidikan pada umumnya dan dalam perencanaan
pendidikan khususnya. Di samping itu alat-alat kontrol yang lain seperti
PERT misalnya juga dapat dipakai dalam perencanaan pendidikan.

Contoh akuntabilitas yaitu menjelaskan dan mempertimbangkan


kepada orang lain tentang keputusan dan tindakan yang diambil misalkan
tindakan dekan atau kepala sekilah dalam membuat peraturan tata tertib
bagi dosen/guru dalam lembaga pendidikan. Tata tertib disini ialah sebagai
pelengkap dari tata tertib oleh fakultas atau sekolah. Misalnya apakah
dosen/guru membuat persiapapan di rumah atau di lembaga dimana
sebaiknya mengoreksi pekerjaan mahasiswa/siswa, apakah dosen/guru
harus difakultas/sekolah selama berjam-jam kerja atau cukup datang ketika
mengajar dan melakukan kegiatan-kegitan lainnya saja dan sebagainya.
Sebelum tata tertib seperti ini disahkan sepatutnya dijelaskan dan
dimintakan pertimbangan dulu kepada semua doesn/guru sebagi orang yang
akan memakai peraturan itu. Tidak cukup hanya disetujui oleh senat fakultas
atau wakil-wakil kepala sekolah saja.

Pemanfaatan gerakan akuntabilitas dalam perencanaan pendidikan


meningkatkan sifat operasional perencanaan itu, sebab bukan saja
programnya yang dioperasionalkan beserta tujuannya yang spesifik, melaikan
juga performan para petugas implementasinya. Begitu pula sifat eksaknya
semakin meningkat dalam arti perubahan-perubahan dalam implementasi
dapat peluang sedikit mungkin.

[5]
7. Bab 7 MANAJEMEN PERSONALIA

Makna kata strategi antara lain adalah bagaimana upaya para


perencana agara perencanaan pendidikan itu dapat diselesaikan dengan
sukses, dalam arti tidak banyak mengalami revisi dan pengulangan dalam
rangka mencapai tujuan perencanaan. Perencanaan strategi juga bermaksud
mengusahakan agar hasil perencanaan itu dapat di laksanakan dilapangan
dalam waktu yang relatif panjang. Kedua makna strategi ini menuntut agar
manajer/para manajer membina para personalianya. Yang dimaksud
personalia pedidikan ialah semua orang yang terlibat dalam tugas-tugas
pendidikan, yaitu para guru/dosen sebagai pemegang peranan utama,
manajer/administrator, para supervisor, dan para pegawai.

Implementasi dan aplikasi hasil perencanaan tidak bisa lepas dari


perhatian masyarakat. Warga masyarakat bisa terpengaruh olehnya atau
memperngatuhi implementasi dan aplikasi itu. Oleh sebab itu walupun
sumber kebutuhan perencanaan dan data lainnya juga diambil dari
masyarakat dan beberapa anggota perencanaan adalah tokoh-tokoh
masyarakat, sudah pada tempatnya para manajer juga meningkatkan
kerjasamanya dengan masyarakat melalui guru-guru/dosen-dosen maupun
secara langsung. Para personalia pendidikan perlu dibina agar bekerja sama
secara lebih baik dengan masyarakat.

Kepemimpinan yang efektif dan pembentukan ikli m organisasi yang


hangat serta dengan disiplinnya yang fleksibel tidak otomatis dapat
meningkatkan partisipasi personalia pendidikan. Masih dibutuhkan beberapa
cara untuk mengunggah hati para personalia agar aktif berpartisipasi.
Kepemimpinan, Iklim organisasi, dan disiplin lebih bersifat sarana daripada
metode untuk meningkatkan partisipasi. Dalam sarana yang bagus ini,
metode-metode untuk meningkatkan partisipasi akan lebih mudah mencapai
sasarannya.

[6]
Kelemahan Buku :

Bahasa yang digunakan kurang efektif (tidak langsung merujuk pada


inti) dan sedkit membingungkan

Keunggulan Buku :

Dilengkapi dengan diagram dan gambar sehingga lebih mudah untuk


memahami.

Kesimpulan :

Bila kita mengadakan perencanaan sistem dengan pendekatan kita


akan mendapatkan beberapa manfaat. Manfaat-manfaat itu ialah (1)
menyeimbangkan ketidaktentuan, (2) meningkatkan penghematan operasi-
operasi, (3) memusatkan diri pada tujuan, dan (4) menyediakan fasilitas bagi
kontrol. Bila perencanaan tidak dilakukan secara sistem, berarti ada
kemungkinan bagian-bagian apa yang direncanakan dalam lembaga akan
berjalan sendiri-sendiri atau kurang memperhatikan bagian yang lain. Hal
yang seperti ini akan memberi peluang bagi terjadinya ketidaktentuan,
kekurangharmonisan, dan dapat mengarah kepada kekacauan.

Perencanaan dengan pendekatan sistem juga dapat meningkatkan dan


menghemat operasi-operasi. Sebab semua bagian perencanaan
diperhitungkan sebelum operasi dimulai. Sementara perencanaan itu sendiri
telah pula memperhitungkan bagian-bagaian lain yang tidak ikut
direncanakan. Dengan demikian tidak ada operasi yang tumpang tindih,
bobotnya berimbang, dan tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.

[7]

Anda mungkin juga menyukai