Anda di halaman 1dari 13

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK PRODUKSI

Perhitungan anggaran yang baik sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mengemas an
merinci biaya- biaya produksi sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Begitu pula
penentuan harga pokok produksi juga menjadi hal yang penting untuk bisa menentukan
harga per unit barang. Berikut penjelasan anggaran biaya produksi dan harga pokok
produksi

A. ANGGARAN BIAYA PRODUKSI


1. Pengertian Anggaran Biaya Produksi

Anggaran biaya produksi adalah anggaran yang disusun untuk mengetahui


biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memproduksi
barang jadi terdiri dari unsur-unsur persediaan awal barang dalam proses ditambah
biaya produksi dalam periode sekarang dikurangi persediaan akhir barang dalam
proses. Menurut Sirait, Justine T, rencana produksi meliputi perencanaan jumlah
produksi, kebutuhan persediaan, kebutuhan bahan mentah, kebutuhan tenaga kerja
dan kapasitas produksi (2006:80)

2. Unsur-Unsur Anggaran Biaya Produksi


Anggaran biaya produksi dapat dikelompokkan dalam tiga sub anggaran yaitu:
a. Anggaran Bahan Baku (direct material cost)
Biaya ini ada karena pemakaian bahan. Kegiatan utama perusahaan
manufaktur adalah mengubah bahan baku yang diperoleh menjadi barang jadi.
Anggaran bahan baku yang disusun oleh perusahaan pada dasarnya ada 2 jenis,
yaitu (1) anggaran pemakaian bahan baku (jumlah dan nilai BB yang diperlukan). (2)
anggaran pembelian bahan baku (Jumlah BB yang akan dibeli).
b. Anggaran tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Biaya ini ada karena pemakaian tenaga kerja yang sudah digunakan
selama proses produksi berlangsung. Perusahaan manufaktur menggunakan
tenaga kerjanya untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Atas pekerjaan
ini perusahaan membayarkan upah tenaga kerja.
Upah tenaga kerja ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
 Tenaga Kerja Langsung karyawan yang langsung terlibat dalam kegiatan
produksi barang dan jasa. (menjadi salah satu komponen biaya produksi).
Contohnya ; dalam perusahaan konveksi yang terlibat langsung yakni orang-orang
yang menjahit dan bagian packaging.
 Tenaga kerja Tidak Langsung karyawan yang tidak terlibat secara langsung
dalam kegiatan produksi. Akan dimasukkan ke dalam biaya overhead produksi.
Contohnya : pengawas produksi dan pemeriksa kualitas produk.
c. Anggaran biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Biaya ini merupakan semua biaya yang tidak bersinggungan langsung
dengan proses produksi (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja) termasuk juga
dengan biaya yang bersifat tidak terduga. Biaya ini dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan produksi sesuai dengan proses pencapain tujuan. Biaya factory
overhead ini terdiri dari beberapa komponen yakni biaya bahan baku tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung dan juga biaya-biaya tambahan lain
misalnya pajak , penyusutan barang-barang persediaan , asuransi , pemiliharaan
maupun perbaikan.
3. Pengaruh Anggaran Biaya Produksi terhadap laba perusahaan
Anggaran biaya produksi juga dapat berpengaruh terhadap laba perusahaan
yakni sebagaimana untuk dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal itu terjadi
karena semakin meningkatnya permintaan anggaran produksi maka semakin besar
pula pendapatan yang akan di dapat oleh perusahaan. Tentunya laba menjadi tujuan
yang ingin dicapai dalam sebuah perusahaan. Laba perusahaan yang sudah di
dapat dapat dijadikan untuk membiayai biaya operasional perusahaan atau hal lain.

Ilustrasi: penjumlahan Anggaran biaya produksi total bisa didapatkan dari anggaran
tenaga kerja yang sudah diketahui atau disusun berdasarkan jam kerja, hari kerja, atau
volume produksi. Berikut merupakan ilustrasi pengerjaannya:

Jika anggaran tenga kerja disusun bedasarkan jam kerja, maka anggaran biaya
produksi total adalah:

Diketahui total anggaran biaya bahan baku yang sudah dianggarkan dan dihitung
menghasilkan anggaran biaya bahan baku sebesar Rp4.150.000.000. sedangkan untuk
biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 450.000.000. dan biaya overhead total tidak
dipengaruhi oleh metode yang digunakan, jumlahnya sebesar Rp 510.000.000 sehingga
gabungan untuk keseluruhan biaya bahan baku sebesar Rp

Jenis Biaya Jumlah


Biaya Bahan Baku Rp 4.150.000.000
Biaya tenaga Kerja Langsung Rp 450.000.000
Biaya Overhead Rp 510.000.000
Total keseluruhan Rp 5.110.000.000
4.     Anggaran Biaya Produksi Bulanan
Untuk dapat menentukan anggaran biaya produksi tahunan maka perusahaan
menetapkan metode yang digunakan untuk menentukan tarif tenaga kerja langsung dan
biaya overhead. Da dari situlah dapat disusun anggaran biaya produksi bulanan beikut
ilustrasinya :
Ilustrasi:
PT. Dora Explore telah menetapkan anggaran tenaga kerja disusun bedasarkan tarif jam
kerja
Jenis Biaya Jumlah
Biaya Bahan Baku Rp 4.150.000.000
Biaya tenaga Kerja Langsung Rp 450.000.000
Biaya Overhead Rp 510.000.000
Total keseluruhan Rp 5.110.000.000

Dari total biaya yg direncanakan untuk 1 tahun tersebut dialokasikan 15% untuk bulan okt
& des, 10% bulan Jan, Feb, Sept & Nov. 5% untuk bln sisanya, maka anggaran biaya
produksi bulanannya adalah:
Jawab:
Berati dapat diketahui untuk bulan Januari sebayak 10% dari Rp 4.150.000.000
Sedangkan untuk bulan-bulan lainnya dan jenis biaya lainnya dilakukan dengan
perhitungan yang sama.
Biaya Total
Bulan
Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead
Januari 415.000.000 45.000.000 51.000.000 511.000.000
Februari 415.000.000 45.000.000 51.000.000 511.000.000
Maret 207.500.000 22.500.000 25.500.000 255.500.000
April 207.500.000 22.500.000 25.500.000 255.500.000
Mei 207.500.000 22.500.000 25.500.000 255.500.000
Juni 207.500.000 22.500.000 25.500.000 255.500.000
Juli 207.500.000 22.500.000 25.500.000 255.500.000
Agustus 207.500.000 22.500.000 25.500.000 255.500.000
September 415.000.000 45.000.000 51.000.000 511.000.000
Oktober 622.500.000 67.500.000 76.500.000 766.500.000
November 415.000.000 45.000.000 51.000.000 511.000.000
Desember 622.500.000 67.500.000 76.500.000 766.500.000
Total 4.150.000.000 450.000.000 510.000.000 5.110.000.000

5.     Anggaran Produksi dan Anggaran Biaya Produksi


Ilustrasi: PT 3 Putri , merupakan perusahaan yang memproduksi panci rumah
tangga pada tahun 2020, berencana untuk menjual produknya sebanyak 142.000 unit.
Dari sekian diketahui total persediaan awal pada bulan Januari sebanyak 25.000 unit.
Sedangkan akhir tahun sebesar 20.000 unit . masing-masing dari setiap unit
membutuhkan bahan baku sebanyak 2m alumunium dan 1m melamin. PT 3 Putri
merencanakan persediaan bahan baku sebanyak 1.600 m alumunium dan 500m
melamin. Sedangkan persediaan bahan baku akhir bulan sebesar 20% kebutuhan bahan
baku bulan yang bersangkutan. Untuk harga bahan baku stabil sepanjang tahun 2020
yaitu sebesar Rp 25.000 /meter alumunium dan Rp 15.000 /meter melamin.
Sedangkan untuk setiap produk perusahaan memerlukan waktu 8 jam kerja
langsung. Dimana setiap pekerja dibayar denga upah sebesar Rp 5.000 perjam kerja
langsung. Dan biaya overhead ditetapkan sebesar Rp 4.000 per jam kerja langsung. Dari
total penjualan yang dianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setahun tersebut,
direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut :

Bulan Volume
Januari 15.000
Februari 16.000
Maret 16.000
April 14.000
Mei 12.000
Juni 10.000
Juli 7.000
Agustus 6.000
September 9.000
Oktober 11.000
November 12.000
Desember 14.000
Total 142.000

Jawab :
Langkah pertama: menyusun anggaran produksi satu tahun (dengan menghitung
volume produksi)
Volume penjualan 142.000
Volume Persediaan, Akhir tahun 20.000
Volume Persediaan, Awal Tahun (25.000)
Volume Produksi 137.000

Langkah kedua : Menyusun anggaran produksi dengan metode persediaan stabil


Anggaran produksi
Bulan Volume Persediaan Volume
Awal Total Akhir
Penjualan Produksi
Januari 15.000 25.000 49.000 24.000 14.000
Februari 16.000 24.000 47.000 23.000 15.000
Maret 16.000 23.000 45.000 22.000 15.000
April 14.000 22.000 43.000 21.000 13.000
Mei 12.000 21.000 41.000 20.000 11.000
Juni 10.000 20.000 40.000 20. 000 10.000
Juli 7.000 20.000 40.000 20. 000 7.000
Agustus 6.000 20. 000 40.000 20.000 6.000
September 9.000 20. 000 40.000 20.000 9.000
Oktober 11.000 20.000 40.000 20.000 11.000
November 12.000 20.000 40.000 20.000 12.000
Desember 14.000 20.000 40.000 20.000 14.000
142.000 20.000 15.000 137.000

Langkah ketiga : Menyusun anggaran biaya bahan baku dengan menghitung


kebutuhan bahan baku per unit produk.

Perusahaan membutuhkan 2m alumunium dan 1m melamin, sedangkan pada


bulan januari diproduksi sebanyak 14.000 unit, maka pada bulan januari dibutuhkan
28.000 m alumunium (2 x 14.000) dan melamin 14.000 m melamin (1 x 14.000). dan oleh
karena dibutuhkan alumunium dan melamin masing- masing sebesar 28.000m dan
14.000m sedangkan untuk harga per meter dari alumunium sebesar Rp 25.000. Maka
biaya untuk alumunium pada bulan januari 2020 sebesar Rp 25.000 x 28.000 = Rp
700.000.000. sedangkan melamin harga beli per meternya Rp 15.000, maka 14.000 x Rp
15.000 = Rp 210.000.000.
Perhitungan ini berlaku untuk bulan-bulan berikutnya. Sehingga biaya bahan baku
total sebesar Rp 8.905.000.000
Biaya Bahan Baku Bulanan
Keb.
Nilai Kebutuhan
Alumuni Nilai Melamin Biaya Bahan
Bulan alumunium Melamin
um (Rp15.000) Panci
(Rp 25.000) (meter)
(meter)
Januari 28.000 700.000.000 14.000 210.000.000 910.000.000
Februari 30.000 750.000.000 15.000 225.000.000 975.000.000
Maret 30.000 750.000.000 15.000 225.000.000 975.000.000
April 26.000 650.000.000 13.000 195.000.000 845.000.000
Mei 22.000 550.000.000 11.000 165.000.000 715.000.000
Juni 20. 000 500.000.000 10.000 150.000.000 650.000.000
Juli 14. 000 350.000.000 7.000 105.000.000 455.000.000
Agustus 12. 000 300.000.000 6.000 90.000.000 390.000.000
September 18. 000 450.000.000 9.000 135.000.000 585.000.000
Oktober 22. 000 550.000.000 11.000 165.000.000 715.000.000
November 24. 000 600.000.000 12.000 180.000.000 780.000.000
Desember 28. 000 700.000.000 14.000 210.000.000 910.000.000
Total 136.000 6.850.000.000 137.000 2.055.000.000 8.905.000.000
Langkah keempat : Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung bulanan.
Untuk dapat menyusunnya maka harus diketahui jam kerja langsungnya yang
diperuntukkan untuk menghasilkan setiap unit produk, dikarenakan PT 3 Putri
menggunakan dasar tarif jam kerja langsung. Dimana nantinya setiap unit produk
memerlukan 8 jam kerja langsung (tertera disoal). Untuk bulan Januari perusahaan
memproduksi sebanyak 14.000 unit sehingga perhitungannta sebagi berikut:

14.000 x 8 jam = 112.000 jam


Perjam dibayar sebesar Rp 5.000
Jadi 112.000 jam x Rp 5.000 = Rp 560.000.000
Perhitungan ini berlaku untun bulan-bulan selanjutnya

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan


Jam Kerja
Bulan Tarif Nilai
Per Unit Total
Januari 8 jam 112.000 Rp 5.000 560.000.000
Februari 8 jam 120.000 Rp 5.000 600.000.000
Maret 8 jam 120.000 Rp 5.000 600.000.000
April 8 jam 104.000 Rp 5.000 520.000.000
Mei 8 jam 88.000 Rp 5.000 440.000.000
Juni 8 jam 80.000 Rp 5.000 400.000.000
Juli 8 jam 56.000 Rp 5.000 280.000.000
Agustus 8 jam 48.000 Rp 5.000 240.000.000
September 8 jam 72.000 Rp 5.000 360.000.000
Oktober 8 jam 88.000 Rp 5.000 440.000.000
November 8 jam 96.000 Rp 5.000 480.000.000
Desember 8 jam 112.000 Rp 5.000 560.000.000
Total 1.096.000 5.480.000.000

Langkah kelima : Menyusun anggara BOP


Untuk dasar perhitungannya sama dengan menghitung anggaran biaya tenaga
kerja bulanan namun tarif yang digunakan adalah tarif overhead yper jam kerja langsung.
Dalam perusahaan ini diketahui biaya overhead sebesar Rp 4.000.

Anggaran Biaya Overhead


Jam Kerja
Bulan Tarif Nilai
Per Unit Total
Januari 8 jam 112.000 4.000 448.000.000
Februari 8 jam 120.000 4.000 480.000.000
Maret 8 jam 120.000 4.000 480.000.000
April 8 jam 104.000 4.000 416.000.000
Mei 8 jam 88.000 4.000 352.000.000
Juni 8 jam 80.000 4.000 320.000.000
Juli 8 jam 56.000 4.000 224.000.000
Agustus 8 jam 48.000 4.000 192.000.000
September 8 jam 72.000 4.000 288.000.000
Oktober 8 jam 88.000 4.000 352.000.000
November 8 jam 96.000 4.000 384.000.000
Desember 8 jam 112.000 4.000 448.000.000
Total 1.096.000 4.384.000.000

B. HARGA POKOK PRODUKSI


1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2009) Harga Pokok Produksi merupakan suatu komponen yang
penting untuk dapat menilai keberhasilan atau mencari keuntungan dari perusahaan
maupun manufaktur. Harga pokok produksi mencakup 3 komponen yakni bahan baku ,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang diproduksi untuk memenuhu
tujuannya yakni memproduksi barang dan jasa.
Harga pokok produksi per unit dihitung saat pesanan telah selesai di produksi
kemudian hasilnya dibagi antara total biaya produksi yang dikeluarkan dengan tota unit
yang dihasilkan dalam pesanan tersebut

HPP per unit = Total Biaya yang dikeluarkan


Jumlah Pesanan

2. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Dalam memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan ke dalam harga pokok produksi
terdapat dua pendekatan yakni sebagai berikut:
a. Full Costing
Metode ini merupakan metode yang penentuan biaya-biaya produksi
memprhitungkan keseluruhan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel
maupun tetap. Dapat diartikan bahwa metode full costing ini terdiri dari unsur biaya
produksi.
b. Variable Costing
Mulyadi (2010 : 18) menyatakan bahwa variabel costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan
baku biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam
Variabel costing ini memperlakukan biaya biaya produksi sebagai biaya periode,
dimana biaya ini sewaktu-waktu ada.
3. Manfaat harga Pokok Produksi
a. Menentuan harga jual produk dalam menetapkan harga jul per produk , perlu
diperhatikan biaya produksi per unitnya dengan memperhatikan informasi biaya
lainnya . penetapan biaya biaya tersebut menggunakan formula atau perlu dihitung
terlebih dahulu unsur unsur biaya berikut ini :

Taksiran biaya bahan baku Rp. XXX


Taksiran biaya tenaga kerja Rp. XXX
langsung
Taksiran biaya overhead pabrik Rp. XXX
Taksiran biayaproduksi Rp. XXX

b. Memantau Realisasi Biaya Produksi


Dengan adanya harga pokok penjualan ini semakin jelas nantinya realitas harga
atau biaya yang dikeluarkan dala proses produksi. Karena di dalam proses
produksi bisa diketahui seberapa besar biaya – biaya produksi yang digunakan.
Yakni meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. HPP digunakan untuk menghitung biaya produksi yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu. Gunanya untuk memantau apakah total biaya produksi
sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya ini
menggunakan metode harga pokok proses dengan formula sebagai berikut :

Biaya produksi sesungguhnya bulan...


Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. XXXX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp. XXXX
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. XXXX
Total biaya produksi sesungguhnya bulan.... Rp. XXXX

c. Menghitung Laba atau Rugi Periode Tertentu


Metode harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan
informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu
guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode. Format perhitungan
laba/rugi bruto tiap periode yakni sebagai berikut:
4. Contoh Soal dan Pembahasan
Minion Star memproduksi dua macam barang yakni barang A dan B. Dan diperoleh
data tentang rencana produksi yakni sebagai berikut:

Barang Unit Produksi


A 10.000
B 20.000
Terdapat dua bagian produksi, yakni bagian produksi I dan II. Produksi I hanya dilalui
oleh barang A sedangkan untuk produksi II dilalui oleh kedua barang A dan B. Satuan
masing-masing bagian yakni sebagai berikut:

Bagian Satuan Kegiatan


Produksi I Unit barang A
Produksi II Jam Mesin lngsung (DMH)
Reparasi Jam reparasi langsung DRH

Angka standar pada bagian produksi II yakni :

Barang DMH
A 5
B 4

Angka standar pada bagian reparasi :

Bagian yang menggunakan jasa DRH


Produksi I 0,20 DRH per unit A
Produksi II 0,05 DRH per DMH

Biaya overhead yang akan muncul pada setiap bagian diperkirakan sebagai berikut:

Bagian Biaya Overhead


Produksi I Rp 30.000
Produksi II Rp 15.000
Reparasi Rp 8.500
Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah
untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

Barang Biaya Bahan Mentah


A Rp 100.000
B Rp 80.000
Sedangkan dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya
tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut :

Barang Biaya Tenaga Kerja Langsung


A Rp 50.000
B Rp 35.000
Dengan data data yang sudah terlampir hitunglah harga pokok prouksi (cost of goods
manufactured) masing-masing barang!
Jawab :
Langkah pertama : menghitung tingkat kegiatan masing-masing bagian
Bagian produksi I = 10.000
Bagian Produksi II =130.000
Bagian Reparasi =8.500

Bagian Perhitungan Satuan Tingkat kegiatan


Kegiatan
Produksi I (dari anggran produksi ) Unit A 10.000
Produksi II Barang A =10.000 x 5 = 50.000 DMH 130.000
Barang B = 20.000 x 4= 80.000
Reparasi 10.000 x 0,20 = 2.000 DRH 8.500
130.000 X 0,05 = 6.500

Langkah kedua: Menghitung Tarif BOP

Keterangan Bagian Produksi


I II
Biaya overhead bagian
Rp 30.000 Rp 15.000
produksi
Alokasi biaya overhead bagian Rp 2.000
reparasi (DRH)
 Bagian Prod.I
= 2.000 x 8.500
8.500
 Bagian Prod II
= 6.500 x 8.500 Rp 6.500
8.500
Jumlah biaya overhead yang
akan dialokasikan ke barang A Rp 32.000 Rp 21.500
dan B
Tingkat kegiatan :
 Bagian Prod.I : (dalam Rp 10.000
unit A)
 Bagian Prod.II: (dalam
Rp 130.000
DMH)
Tarif biaya Overhead
(Overhead rate)
Rp 3,20
 Bagian Prod.I (per unit
A)
 Bagian Prod.II (Per
Rp 0,17
DMH)

Langkah ketiga ; Menghitung Harga Pokok Produksi masing-masing produk

Barang A (10.000) Barang B (20.000)


Keterangan
Total (Rp) Per unit (Rp) Total (Rp) Per unit (Rp)
Biaya BB/BM 100.000 10 80.000 4
Biaya TKL 50.000 5 35.000 1,75
Biaya
Overhead
Barang A
 Bagian I
=10.000 x Rp
3,20 = Rp 40.500 4,05
32.000
 Bagian II
= 10.000 x 5
DMH x 0,17
=8.500
Barang B 13.600 0,68
Bagian II
= 20.000 x 4
DMH x 0,17
Jumlah 190.500 19,05 128,600 6,43
DAFTAR PUSTAKA
Sirait, Justine T. 2006. Anggaran sebagai alat bantu bagi manajemen. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Indijeh. 2013. “Harga Pokok Produksi”, https://www.scribd.com/doc/139475010/2-Harga-


Pokok-Produksi-pdf, diakses pada 2 Desember 2020 pukul 20.48
My Sunset land.2017. “Anggaran Biaya Produksi”,
http://mysunsetland.blogspot.com/2017/01/anggaran-biaya-produksi.html,
diakses pada 3 Desember 2020. (19.33)
Iryanie, Emy, Monika Handayani.2019. Akuntansi Biaya (Cet-1). Banjarmasin: Poliban
Press, November 2019.
Anggardini,Bela , Dwi cahyono. 2020. “ Penentuan Harga Jual Batik Berdasarkan Harga
Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable Costing”. Journal of Business,
Management and Acounting , Volume 2 (1), 372- 387.
Mulyadi,M. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Yogyakarta: Aditya Media
Mulyadi. 2010. Akutansi Biaya. Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.Yogyakarta
Ashalina, desi Adiani. 2019.” Apa yang dimaksud dengan Harga Pokok Produksi?”,
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-harga-pokok-
produksi/12826/5 diakses pada 7 Desember 2020. (23.24)

Literatur lain diperoleh dari materi (PPT) yang di upload di Sister UNEJ

Anda mungkin juga menyukai