Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat sore ibu ibu, kita ketemu lagi nih. Ibu ibu sudah mengikuti kegiatan
yang sebelumnya kan bersama teman saya? Nah untuk kegiatan pada hari ini
akan dipandu oleh saya sebagai leader. Nama saya aulia rahmawati iskandar
saya senang dipanggil aulia. Saya disini bersama dua teman saya nih, yang
bertugas untuk membantu ibu-ibu semua jika ada kesulitan selama kegiatan
berlangsung, ada ka kiki dan ka nanda”
b. Validasi
“Ibu-ibu masih ingat apa yang kita bahas kemarin? Iya, betul penyebab,tanda
gejala serta akibat dari perilaku kekerasan. Apakah ibu ibu masih
mengingatnya? Bagus! Coba saya tanya, ibu biasanya penyebab marahnya
apa? Ketika marah apa yang ibu rasakan? Akibat dari perilaku kekerasan
yang dilakukan apa? Wah bagus sekali ya ibu dan bapak sudah bisa
menyebutkan penyebab,tanda gejala dan akibat dari perilaku kekerasan yang
ibu bapak lakukan
c. Kontrak
Topik : “nah Sesuai janji kita kemarin, saya akan latih kegiatan fisik yang
dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat, tujuannya
untuk mencegah perilaku kekerasan. Jadi ga harus merusak barang atau
pukul teman dan orang sekitar lagi ya? Kita belajar untuk menyalurkan
kemarahannya secara sehat ya ibu ibu. Sebelum mulai saya akan jelaskan
aturan mainnya dulu nih, jika ibu ibu ingin ke toilet ibu ibu bisa minta izin
kepada saya atau teman teman fasilitator yang ada disebelah ibu ya, kegiatan
ini kurang lebih 30 menit dan ibu ibu harus mengikuti kegiatan ini dari awal
sampai akhir ya”
B. Fase Kerja
“saya mau tanya nih,biasanya ibu dan bapak melakukan kegiatan apa sehari
hari?” oh begituu
“sekarang saya mau ngejelasin kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk
menyalurkan kemarahan secara sehat. ada banyak macamnya, seperti tarik nafas
dalam, menjemur/memukul kasur atau bantal, menyikat kamar mandi, main bola,
senam, memukul bantal pasir tunju, atau memukul gendang”
“dari semua kegiatan yang saya sebutkan, coba bapak dan ibu pilih dua kegiatan
yang bisa dilakukan sekarang”
“jadi karena suara terbanyak itu nafas dalam dan memukul bantal, kita akan
berlatih tentang kedua kegiatan tersebut ya bapak ibu?”
“sebelumnya saya mau contohkan dulu nih, untuk tarik nafas dalam kita tarik
nafas melalui hidung kemudian tahan 5 detik lalu hembuskan melalui mulut”
“ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain
nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”
“ Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak atau ibu bisa langsung
kekamar dan lampiaskan marah tersebut dengan memukul bantal atau
kasur.sampai perasaan bapak dan ibu lega,

Nah sekarang siapa yang mau mempraktekan dua cara yang tadi sudah
diajarkan nih? Kebetulan kami sudah menyiapkan bantalnya, untuk kaka kaka
fasilitator bisa langsung dibagikan ya bantalnya
Beri tepuk tangan dulu dong buat ibu ibu dan bapak bapak
Nah coba bapak lakukan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali bapak
melakukannya!”

C. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak ibu setelah latihan?”
2) Evaluasi Objektif
“Coba pak A bagaimana tadi cara yang kedua agar bapak tidak melakukan
perilaku kekerasan itu?”
3) Rencana Tindak Lanjut
“Nanti setelah kegiatn ini berakhir, ibu dan bapak ingat lagi ya apa-apa saja
yang sudah saya ajarkan,
ibu dan bapak mau belajar cara baru yang lain ga nih untuk mencegah
perilaku kekerasan? Nah kalo gitu besok kita adakan kegiatan lagi ya dengan
teman saya, sinta tentang interaksi sosial yang asertif, kira kira mau dimana
nih ibu ibu bapak bapak? Kalo jamnya mau kapan?baik, kalau begitu saya
akhiri yaa selamat sore

Anda mungkin juga menyukai