.
PROSES YANG DILAKUKAN MENJELANG AKHIR AUDIT
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melakukan prosedur-prosedur audit
tertentu guna memperoleh bukti tambahan. Prosedur-prosedur tersebut meliputi:
Melakukan review peristiwa – peristiwa kemudian.
Membaca notulen – notulen rapat.
Mendapatkan bukti tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
Mendapatkan surat pernyataan dari klien.
Melakukan prosedur analitis.
3) Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya;
apabila notulen rapat tidak tersedia, auditor meminta keterangan mengenai masalah
yang dibicarakan dalam rapat tersebut.
4) Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien tentang adanya tuntutan
hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
5) Mendapatkan surat representasi dari pejabat yang berwenang, umumnya adalah
presiden direktur dan direktur keuangan, yang bertanggal sama dengan tanggal laporan
audit, tentang apakah setiap peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan
yang dilaporkan oleh auditor independen, menurut pandangan para eksekutif tersebut
akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan-laporan tersebut.
Pertimbangan Audit
Auditor harus mendapatkan bukti tentang:
1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang mengindikasikan
ketidakpastian tentang kemungkinan kerugian terhadap perusahaan yang berasal dari
tuntutan hukum, klaim, atau keputusan pengadilan.
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum.
3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial.
Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan berada dalam
pengetahuan langsung manajemen, maka manajemen merupakan sumber informasi
dalam hal ini. Oleh karena itu, auditor harus:
1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen tentang cara
untuk mengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan hukum,
klaim, dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal neraca.
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim yang
belum ada keputusannya.