Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

AUDITING DAN ATESTASI


STANDAR AUDIT
SA 560
Disusun Oleh :
Ayyus syaida
1700201101110011
Harlinda Dina Imama
1700201101110007

JOINT PROGRAM DAN MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

.
PROSES YANG DILAKUKAN MENJELANG AKHIR AUDIT
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melakukan prosedur-prosedur audit
tertentu guna memperoleh bukti tambahan. Prosedur-prosedur tersebut meliputi:
 Melakukan review peristiwa – peristiwa kemudian.
 Membaca notulen – notulen rapat.
 Mendapatkan bukti tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
 Mendapatkan surat pernyataan dari klien.
 Melakukan prosedur analitis.

Melakukan Review Peristiwa – peristiwa Kemudian


Tanggung jawab auditor dalam menentukan kewajaran laporan keuangan klien tidak
terbatas pada pemeriksaan atas kejadian dari transaksi yang terjadi sampai dengan
tanggal neraca. SA 560 tentang Peristiwa Kemudian menyatakan bahwa auditor
mempunyai tanggung jawab tertentu atas kejadian dan transaksi-transaksi yang:
1. Mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan. 
2. Terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan keuangan
dan laporan auditor.

Tipe Peristiwa Kemudian


Ada dua tipe peristiwa kemudian:
1. Peristiwa Kemudian tipe 1. Meliputi peristiwa yang memberikan tambahan
bukti yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak
terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan.
2. Peristiwa Kemudian tipe 2. Meliputi peristiwa – peristiwa yang menyediakan
tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
yang dilaporkan namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca.

Prosedur Pengauditan dalam Periode Kemudian


Auditor harus mengidentifikasi dan menilai peristiwa kemudian sampai dengan tanggal
laporan yang biasanya sama dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan. Tanggung
jawab ini dilakukan dengan dua cara berikut: (1) pada saat melaksanakan pengujian
substantif akhir tahun, seperti melakukan pengujian pisah batas dan mencari utang yang
tidak dicatat, auditor harus waspada terhadap kemungkinan adanya peristiwa kemudian,
dan (2) dengan melaksanakan prosedur-prosedur pengauditan pada tanggal akhir
pemeriksaan lapangan atau menjelang berakhirnya pekerjaan lapangan:
1) Membaca laporan keuangan interim yang terakhir; membandingkan laporan
keuangan interim dengan laporan keuangan yang akan dilaporkan; dan membuat
berbagai perbandingan lainnya yang dipertimbangkan cukup memadai sesuai dengan
kondisi yang ada.
2) Mengajukan pertanyaan dan membicarakan dengan pejabat atau eksekutif yang
bertanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi tentang:
 Apakah ada utang bersyarat yang cukup besar atau komitmen yang terjadi pada
tanggal neraca yang dilaporkan atau pada tanggal pertanyaan diajukan.
 Apakah ada perubahan yang cukup signifikan dalam modal saham, utang jangka
panjang, atau modal kerja sampai pada tanggal pertanyaan diajukan.
 Status sekarang mengenai unsur, dalam laporan keuangan yang dilaporkan, yang
dipertanggungjawabkan berdasarkan data sementara, awal, atau data yang tidak
konklusif.
 Apakah penyesuaian (adjustment) yang tidak biasanya terjadi telah dibuat selama
periode dari tanggal neraca sampai dengan tanggal pertanyaan diajukan.

3) Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya;
apabila notulen rapat tidak tersedia, auditor meminta keterangan mengenai masalah
yang dibicarakan dalam rapat tersebut.
4) Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien tentang adanya tuntutan
hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
5) Mendapatkan surat representasi dari pejabat yang berwenang, umumnya adalah
presiden direktur dan direktur keuangan, yang bertanggal sama dengan tanggal laporan
audit, tentang apakah setiap peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan
yang dilaporkan oleh auditor independen, menurut pandangan para eksekutif tersebut
akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan-laporan tersebut.

Pengaruh atas Laporan Auditor


Kegagalan untuk mencatat atau mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan
keuangan akan menyebabkan auditor tidak dapat memberi pendapat wajar tanpa
pengecualian. Tergantung pada materialitasnya, auditor harus memberi pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.

Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, komite – komitenya, sepertinya
komite keuangan dan komite audit, mungkin berisi hal – hal penting bagi suatu audit.
Auditor harus memastikan bahwa semua notulen hasil rapat yang diselenggarakan
selama periode diperiksa dan selama periode sejak tanggal neraca sampai dengan akhir
pekerjaan lapangan telah disediakan klien untuk direview. Pembacaan notulen-notulen
rapat biasanya dilakukan segera setelah auditor menerimanya, agar auditor mempunyai
waktu yang cukup untuk mempelajari dan menilai signifikansinya terhadap audit.

Mendapatkan Bukti tentang Tuntutan Hukum, Klaim, dan Keputusan Pengadilan


FASB mendefinisikan kontingensi (contingency) sebagai adanya kondisi, situasi, atau
sejumlah keadaan yang tidak pasti, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang
merugikan yang kepastiannya akan tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu
atau lebih kejadian di masa datang. Tergantung pada tingkat kemungkinan pembayaran
di masa datang, prinsip akuntansi berlaku umum mengharuskan kontingensi merugikan
untuk diperlakukan sebagai salah satu dari kemungkinan berikut: (1) dicatat sebagai
utang bersyarat, (2) diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, dan (3)
diabaikan. 

Pertimbangan Audit
Auditor harus mendapatkan bukti tentang:
1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang mengindikasikan
ketidakpastian tentang kemungkinan kerugian terhadap perusahaan yang berasal dari
tuntutan hukum, klaim, atau keputusan pengadilan.
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum.
3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial.

Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan berada dalam
pengetahuan langsung manajemen, maka manajemen merupakan sumber informasi
dalam hal ini. Oleh karena itu, auditor harus:
1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen tentang cara
untuk mengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan hukum,
klaim, dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal neraca.
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim yang
belum ada keputusannya.

Surat Kepada Penasehat Hukum Klien


Auditor pada umumnya tidak mempunyai pengetahuan hukum yang cukup untuk bisa
membuat pertimbangan tentang segala macam dengan tuntutan hukum , klaim, dan
keputusan pengadilan. Surat penasehat hukum klien bisa menjadi cara yang paling
diandalkan dalam mendapatkan bukti penguat tentang informasi yang berkaitan dengan
tuntutan hukum , klaim, dan keputusan pengadilan yang diberikan manajemen.

Pengaruh Jawaban terhadap Laporan Auditor


Jawaban dari penasehat hukum mungkin tidak memiliki dampak terhadap laporan
auditor. Dalam hal demikian, maka auditor bisa menerbitkan laporan standar dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini bisa terjadi apabila jawaban menunjukkan
bahwa berdasarkan penyelidikan yang masuk akal atas persoalan yang dihadapi
disimpulkan hal-hal berikut: 
1) Kemungkinan besar hasil akhirnya akan menguntungkan klien.
2) Persoalan yang dihadapi tidak material.
  
Mendapatkan Surat Pernyataan dari Klien
Untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan ketiga auditor harus mendapatkan surat
pernyataan dari manajemen.
Manfaat surat pernyataan dari manajemen adalah:
1) Mengkonfirmasi pernyataan lisan yang telah diberikan kepada auditor.
2) Mendokumentasikan ketepatan pernyataan tersebut secara berkelanjutan.
3) Mengurangi kemungkinan terjadinya salah pengertian tentang pernyataan
manajemen.

Isi Surat Pertanyaan Manajemen 


Ada empat kategori pernyataan yang seyogyanya dimasukkan dalam surat pernyataan
manajemen, yaitu pernyataan tentang: 
1) Laporan keuangan. 
2) Kelengkapan informasi.
3) Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan.
4) Peristiwa kemudian.

Pengaruh terhadap Laporan Auditor


Apabila auditor mendapat surat pernyataan dari manajemen dan ia bisa mendapat
pendukung atas pernyataan manajemen tersebut, maka auditor bisa menerbitkan laporan
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Namun, akan terjadi pembatasan dalam
lingkungan audit seandainya auditor tidak bisa (1) mendapatkan surat pernyataan dari
manajemen, atau (2) mendapat pendukung atas pernyataan manajemen yang material
terhadap laporan keuangan melalui prosedur audit yang lain. Pembatasan lingkup akan
mengakibatkan auditor hanya bisa menerbitkan laporan dengan pendapat wajar dengan
pengecualian atau menolak memberi pendapat.

Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis diperlukan dalam tahap penyelesaian suatu audit sebagai suatu review
menyeluruh (akhir) atas laporan keuangan. SA 329 tentang Prosedur Analitis
menyatakan bahwa tujuan prosedur analitis yang diterapkan dalam tahap review
menyeluruh suatu audit adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang
diperoleh dan dalam mengevaluasi laporan keuangan secara keseluruhan. 

Dalam melaksanakan review menyeluruh, auditor membaca laporan keuangan beserta


catatan atas laporan keuangan dan mempertimbangkan kecukupan bukti yang diperoleh
sebagai tanggapan atas saldo-saldo yang tidak biasa atau di luar perkiraan serta
hubungan-hubungan (1) yang diantisipasi dalam perencanaan audit, atau (2)
diidentifikasi selama pelaksanaan pengujian substantif. Prosedur analitis kemudian
diterapkan atas laporan keuangan untuk menentukan apakah masih ada hubungan yang
tidak biasa atau tidak diharapkan. Apabila hubungan demikian masih ada, maka
diperlukan prosedur audit tambahan dalam tahap penyelesaian audit.
Berbagai macam prosedur – prosedur Analitis yang bisa dilakukan: 
 Diterapkan pada bagian – bagian audit yang kritis yang ditemukan selama audit
berlangsung.
 Berdasarkan data laporan keuangan setelah semua penyesuaian audit dan
reklasifikasikan diterima klien atau dicatat dalam pembukuan klien.

EVALUASI TEMUAN AUDIT


Penilaian temuan dilakukan auditor dengan dua tujuan: (1) menetapkan jenis pendapat
yang akan diberikan dan  (2) menentukan apakah standar auditing telah dipenuhi dalam
audit. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, auditor melakukan langkah-langkah
berikut:
1. Membuat penetapan akhir tentang materialitas dan risiko audit.
2. Mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melangsungkan usahanya (going concern).
3. Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
4. Merumuskan pendapat dan membuat konsep laporan auditor.
5. Melakukan review akhir terhadap kertas kerja.

Membuat Penetapan Akhir tentang Materialitas dan Risiko Audit


Titik tolak dalam proses ini adalah menjumlahkan semua salah saji yang ditemukan
dalam pemeriksaan atas semua rekening yang tidak dikoreksi oleh klien. Langkah
berikutnya adalah menentukan pengaruh dari total salah saji terhadap laba bersih dan
terhadap total-total lainnya dalam laporan keuangan yang ada kaitannya dengan salah
saji tersebut, seperti misalnya total aktiva lancar atau total hutang lancar.
Penentuan salah saji dalam suatu rekening harus meliputi komponen-komponen berikut:
1. Salah saji tidak dikoreksi yang secara spesifik ditemukan melalui pengujian
substantif detail atas transaksi dan saldo-saldo.
2. Proyeksi salah saji tidak dikoreksi yang ditaksir melalui teknik sampling audit.
3. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi
dengan prosedur audit lainnya.

Menilai Kelangsungan Hidup (Going Concern)


Auditor umumnya menilai apakah terdapat kesangsian besar tentang kemampuan klien
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya berdasarkan hasil pelaksanaan
prosedur-prosedur audit yang normal baik dalam tahap perencanaan, pengumpulan
bukti, maupun penyelesaian audit. Apabila auditor yakin bahwa terdapat kesangsian
besar tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
periode waktu pantas, maka ia harus melakukan langkah-langkah berikut: (1) dapatkan
informasi tentang rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi pengaruh dari
kondisi atau kejadian tersebut, dan (2) tentukan kemungkinan rencana tersebut akan
dapat diterapkan secara efektif.

Apabila setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor masih berkesimpulan


terdapat kesangsian besar tentang kemampuan klien untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, maka auditor harus (1) mempertimbangkan kecukupan
pengungkapan tentang ketidakmampuan perusahaan klien untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, dan (2) mencantumkan paragraf
penjelasan (di bawah paragraf pendapat) dalam laporan auditor untuk mencerminkan
kesimpulannya. Apabila auditor berpendapat bahwa kesangsian bear sudah tidak ada,
auditor masih harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa
informasi yang perlu diungkapkan meliputi:
1. Kondisi atau kejadian yang bersangkutan yang telah memunculkan kesangsian
besar tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya selama
periode waktu pantas.
2. Dampak yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kondisi atau kejadian
tersebut.
3. Evaluasi manajemen mengenai signifikansi kondisi atau kejadian dan faktor-
faktor yang bisa mengurangi kesangsian tersebut.
4. Kemungkinan terhentinya operasi.
5. Informasi tentang kemungkinan pulihnya kembali keadaan perusahaan klien,
atau klasifikasi aktiva yang dicatat atau klasifikasi hutang.

Melakukan Review Teknis atas Laporan Keuangan


Kebanyakan kantor akuntan publik memiliki daftar pengecekan laporan keuangan detail
yang dikerjakan oleh auditor yang melakukan review atas laporan keuangan. Daftar
pengecekan yang telah dirampungkan selanjutnya direview kembali oleh manajer atau
partner yang ditunjuk dalam penugasan yang bersangkutan. Daftar pengecekan meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan bentuk dan isi setiap bagian pokok laporan keuangan
beserta pengungkapan-pengungkapannya.

Merumuskan Pendapat dan Membuat Konsep Laporan Audit


Sebelum sampai pada keputusan akhir tentang opini yang akan diberikan, biasanya
klien menyelenggarakan pertemuan dengan auditor. Dalam pertemuan tersebut auditor
melaporkan temuan-temuan secara lisan dan memberikan alasan atas usulan
penyesuaian dan/atau tambahan pengungkapan. Sebaliknya, manajemen biasanya
bertahan dengan pendapat atas kemauannya. Apabila pada akhirnya dicapai
kesepakatan untuk melakukan perubahan, maka auditor bisa memberi pendapat wajar
tanpa pengecualian. Namun apabila tidak dicapai kesepakatan, maka auditor harus
memberi pendapat lain selain pendapat wajar tanpa pengecualian.

Melakukan Review Akhir atas Kertas Kerja


Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dimaksudkan untuk mendapat jaminan
bahwa:
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh para bawahan telah dilakukan dengan cermat
dan teliti.
2. Pertimbangan yang diberikan oleh bawahan cukup beralasan dengan tepat
sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
3. Penugasan audit telah selesai dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam perjanjian kerja.
4. Semua persoalan akuntansi, pengauditan, dan pelaporan yang menimbulkan
pertanyaan yang signifikan selama audit berlangsung telah terpecahkan dengan
memuaskan.
5. Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
6. Standar auditing dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu yang
berlaku di kantor akuntan publik yang bersangkutan telah terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai