TENTANG
KEBIJAKAN PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DALAM PELAYANAN ANESTESI BEDAH
DI BLUD RSU BOMBANA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
drg. RISWANTO
Nip. 19850712 201405 1 001
PENATA III/c
Lampiran surat keputusan direktur BLUD RSU Bombana
Tentang : Kebijakan Program Mutu dan Keselamatan
Pasien dalam pelayanan Anestesi Bedah
Nomor :
Tanggal : 2 November 2019
Kebijakan Umum
1. Program Mutu Dan Keselamatan Pasien Dalam Pelayanan Bedah
di Unit Pelayanan Operasi ini didukung oleh dokter spesialis
Bedah yang melakukan tindakan operasi atau tindakan invasif;
dan juga oleh kelompok perawat khusus yang telah mendapat
pendidikan/pelatihan perawatan kamar bedah dan atau perawat
yang telah berpengalaman di kamar bedah lebih dari 1 tahun .
2. Program Mutu Dan Keselamatan Pasien Dalam Pelayanan Bedah
dilakukan oleh dokter spesialis bedah dari semua disiplin ilmu
yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
kelompok perawat khusus yang telah mendapat
pendidikan/pelatihan perawatan kamar bedah dan atau perawat
yang telah berpengalaman di kamar bedah lebih dari 1 tahun.
3. Semua perawat Unit Pelayanan Kamar Operasi harus memiliki
izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pelaksanaan indikator mutu dan pelaporan insiden wajib
dilaporkan, dianalisis, ditindak lanjuti dan dievaluasi bersama
unit terkait di Rumah Sakit.
5. Semua pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien dan setiap petugas harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi dan menghormati hak-hak pasien.
6. Unit Operasi wajib menjalankan pencegahan terjadinya insiden di
rumah sakit melalui pelaporan insden, tindak lanjut dan solusi
guna pembelajaran supaya tidak terulang kembali
Kebijakan Khusus :
1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan
informasi dan edukasi mengenai tindakan yang akan dilakukan,
prosedur yang akan dijalani, komplikasi yang mungkin terjadi
serta respon terhadap komplikasi tersebut, prosedur pre operasi
dan post operasi, selanjutnya pasien/keluarga menandatangani
surat pernyataan telah mengerti akan semua penjelasan yang
telah diberikan serta menandatangani surat persetujuan tindakan
medis ( Informed Consent)
2. Pemberian edukasi diberikan oleh dokter penanggung jawab
pembedahan didampingi perawat atau oleh dokter umum yang
ditunjuk dan berkompeten didampingi perawat atau oleh perawat
senior yang ditunjuk dan berkompeten didampingi perawat lain.
3. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi selalu dijalankan.
4. Apabila dalam upaya pencapaian target dari suatu proses,
program/ system tidak sesuai yang diharapkan, Rumah Sakit
membuat rancangan baru dan melakukan modifikasi dari sistem
dan proses sesuai prinsip peningkatan mutu dan keselamatan
pasien Rancangan Proses yang baik adalah
a. Konsisten dengan Misi dan organisasi
b. Memenuhi kebutuhan pasien, masyarakat dan staf lainnya
c. Menggunakan pedoman praktek terkini, standar pelayanan
medis, kepustakaan, ilmiah dan informasi lain berdasarkan
rancangan praktek klinik
d. Sesuai praktek bisnis yang sehat
e. Relevan dengan informasi dan manajemen resiko
5. Setiap pasien sewaktu dikamar operasi sebelum dilakukan
anestesi dilakukan identifikasi meliputi :
1) nama pasien, umur dan diagnosa
2) Jenis anestesi dan Jenis operasi
3) Lokasi yang akan dioperasi
4) Informed consent
6. Bila terjadi kecelakaan / kegagalan dari tindak operasi yang
dimaksud, hal tersebut dilaporkan kepada tim pasien safety
untuk tindak lanjut.
7. Status fisiologis pasien secara terus menerus dimonitor oleh tim
anestesi selama pembedahan berlangsung, apabila pasien
dioperasi dengan anestesi umum atau regional. Bila pasien
dilakukan operasi dengan anestesi lokal maka pemantauan status
fisiologis pasien dilakukan oleh dokter bedah yang bertanggung
jawab. Semua temuan ditulis dan dimasukkan dalam status
rekam medis pasien.
8. Penghitungan instrumen dan kasa dilakukan sebelum operasi
dan sesudah operasi sebelum penutupan peritoneum, bila
terdapat ketidaksesuaian, maka dilakukan penghitungan dan
pencarian sebelum luka operasi ditutup.
9. Laporan operasi harus ditulis oleh dokter operator secara lengkap
yang meliputi :
Diagnosa pra operasi dan pasca operasi
Nama operator, assisten dan instrument
Nama prosedur dan tehnik pembedahan dari awal insisi sampai
dengan jehit luka insisi.
Spesimen bedah untuk pemeriksaan jika ada
Catatan komplikasi spesifik dan perdarahan.
Tanggal, waktu dan tandatangan dokter operator yang
bertanggung jawab. Semua laporan didokumentasikan di
dalam status pasien.
10. Informasi penjadwalan pasien ( baik elektif maupun darurat)
didapat dari unit rawat inap, IGD, poliklinik spesialis BLUD
Rumah Sakit Umum Bombana
11. Bila terjadi penemuan diagnosa baru pada pasien selama operasi
berlangsung dan membutuhkan konsul sito di meja operasi
dengan dokter spesialis lain, dokter operator dapat
menginformasikan kepada katim perawat atau perawat on loop
untuk memanggil dokter konsultan yang dimaksud, dan
selanjutnya bila keadaan telah memungkinkan, surat konsul
dapat dituliskan kemudian dan di dokumentasikan di dalam
status rekam.
drg. RISWANTO
Nip. 19850712 201405 1 001
PENATA III/c