Mengetahui,
Kepala Puskesmas Abeli Kendari, 16 April 2019
Pelaksana
dr. Rahmiyanti
NIP. 19760912200604 2 008 Ayu Sukaesi Unge, Am.Keb
Lampiran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Kelurahan : Abeli
A. PERSALINAN
Persalinan adalah dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai
dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show)
dari vagina
4. Mengalami kejang
E. PERAWATAN PAYUDARA
Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan
mencegah masalah-masalah yang akan muncul saat menyusui seperti putting susu
nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak
hanya dilakukan saat kehamilan sampai melahirkan. Perawatan payudara dilakukan
sehari dua kali saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali
sehari (Soetjiningsih, 2007).
3. Persiapan puting susu. Dengan lembut putar puting antara telunjuk dan ibu jari
sekitar 10 detik sewaktu mandi. Jika mendapatkan kesulitan atau puting susu rata atau
masuk kedalam, konsultasikan ke dokter, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk
mencegah kesulitan nantinya.
4. Pada tahap akhir bulan kehamilan, memijat lembut payudara di daerah yang
berwarna gelap (aerola) dan puting susu, mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes
kolostrum (cairan kental berwarna kekuningan dari putingnya) untuk membantu
membuka saluran susu.
5. Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan sabun di daerah puting hal ini
dapat menyebabkan daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan
handuk (Suririnah, 2009)
(2). Perawatan payudara setelah melahirkan
(a)Siapkan alat dan bahan
1. Baby oil atau minyak kelapa bersih.
2. Gelas
5. Kapas
(b) Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit.
(c) Lakukan pengurutan payudara
1. Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara
payudara.
2. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah
sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
7. Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan
mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
8. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
10. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal
payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali.
11. Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan tempat
yang bersih atau gelas.
12. Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit,
lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan kompres lagi dengan air
hangat selama dua menit (Saryono dkk, 2009)
(5). Mobilisasi
Kendati merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring
sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.
G. TANDA-TANDA BAHAYA DAN PENYAKIT PADA IBU NIFAS
Infeksi adalah salah satu keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu pada masa nifas.
Infeksi terjadi karena ibu kurang teliti dalam melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu
takut menyentuh luka yang ada sehingga memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka
sangat rentan didatangi oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi,
Gejala infeksi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Suhu tubuh melebih 37,5O C
2. Menggigil, pusing dan mual
3. Keputihan
4. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
5. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
6. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
7. Terasa nyeri di perut.
8. Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya seminggu
sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak
keluar.
H. KB PASCA SALIN
Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang
ideal atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
murah dan dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara
efektif (Depkes RI, 2009).
Calon akseptor (peserta KB) harus mendapat penjelasan mengenai efektivitas dan
keamanan alat kontrasepsi tersebut. Faktor yang dapat berakibat buruk terhadap akseptor KB
misalnya spiral tidak boleh dipasang pada ibu yang mengalami infeksi panggul atau
perdarahan dari jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya.
Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan beberapa hal (Depkes
RI, 2009) seperti berikut ini:
3. Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh
kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.
5. Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau
mengganggu kesehatan bayi.
LAMPIRAN FOTO KELAS IBU HAMIL DI KELURAHAN ABELI
TANGGAL 15 APRIL 2019