Anda di halaman 1dari 12

DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI

PUSKESMAS PERAWATAN ABELI


Jl. Konawe No.3 Kel.Abeli Kota Kendari

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS

1. Nama : Ayu Sukaesi Unge, Am.Keb


Jabatan : Bidan Kel.Abeli
Tempat Tujuan : Kelurahan Abeli
2. Waktu Perjalan : 1 (satu) hari tanggal 15 April 2019
3. Kegiatan : Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
4. Hasil Kegiatan : - di Kelurahan Abeli Kecamatan Abeli terdapat 9 (sembilan) ibu
hamil yang mengikuti kelas ibu hamil.
- Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Persalinan.
- Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada Persalinana
- Menjelaskan pada ibu tentang IMD.
- Menjelaskan pada ibu perawatan pada masa nifas
- Menjelaskan pada ibu tentang perawatan payudara yang benar
-Menjelaskan pada ibu tentang cara menyusui yang benar.
- Menjelaskan pada ibu tentang metode KB pasca persalinan.
5. Saran : - Menyarankan kepada ibu agar rutin memeriksakan kehamilanya di
Posyandu atau fasilitas kesehatan (puskesmas / Rumah
Sakit).
- Menyarankan kepada ibu untuk rutin mengikuti kelas ibu hamil.
- Menyarankan kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan.
- Menyarankan kepada ibu untuk melahirkan di fasilitas kesehatan
terdekat.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Abeli Kendari, 16 April 2019
Pelaksana

dr. Rahmiyanti
NIP. 19760912200604 2 008 Ayu Sukaesi Unge, Am.Keb
Lampiran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Kelurahan : Abeli

Tanggal : 15 April 2019

NAMA IBU / TANDA


NO UMUR ALAMAT
SUAMI TANGAN
Melani/ Andohasrin 32 thn 08/04
1.
Rosmiati/ La Esa 35 thn 08/04
2.
St. Darnia/ Ramlan 37 thn 08/04
3.
Herlina 26 thn 05/03
4.
Sufiana/ Harno 31 thn 08/04
5.
Rosmina/ La Wandi 38 thn 01/01
6.
Wd. Ansi 37 thn 08/04
7.
Vita/ Budi 26 thn 07/04
8.
St. Nurbaya 22 thn 05/03
9.

Mengetahui, Kendari, 15 April 2019


Kepala Puskesmas Abeli Pelaksana

dr. Rahmiyanti Ayu Sukaesi Unge,Am.Keb


NIP. 19760912200604 2 008 NIP. -
MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-2

PERSALINAN AMAN ,NIFAS NYAMAN IBU SELAMAT DAN BAYI SEHAT

A. PERSALINAN

Persalinan adalah dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai
dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show)
dari vagina

(1). Tanda persalinan


Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung: adanya kontraksi rahim yang berkala
dengan lama dan kekuatan tertentu. Biasanya lama kontraksi antara 45-75 detik
1. Kekukatan kontraksi: semakin lama akan bertambah kuat. Saat mulas jika kita
menekan perut dengan telunjuk akan terasa mengeras.
2. Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian
menjadi semakin sering.
3. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan. Namun
ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan banyak, ibu perlu segera ke
Polindes/Puskesmas tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai
teratur dan bertambah kuat kekuatannya.
4. Pecahnya ketuban

(2). Tanda bahaya persalinan


Proses persalinan di duga mengalami ganguan jika didapatkan hal-hal berikut:
1. Pendarahan dari jalan lahir
2. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
3. Ibu tidak kuat mengejan

4. Mengalami kejang

5. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

6. Air ketuban keruh dan berbau.


B. PROSES PERSALINAN
Ibu berhak memilih proses persalinan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi
kondisi janin maupun kehamilan yang seringkali tidak diduga akan membuat ibu
menjalani penanganan persalinan dengan proses tertentu. Pada saat ini penolong akan
memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau
rujukan (Depkes RI, 2009).
Proses persalinan (Suheimi, 2009) terdiri dari empat kala, yaitu:
1. Kala I : dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang
cukup sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kala II: kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi.
3. Kala III: segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta dan
selaput ketuban.
4. Kala IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.

C. INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)


Sebelum persalinan berlangsung Bidan atau penolong persalinan akan
memberitahukan kepada ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini. Penting sekali untuk bayi
agar disusui segera (1/2-1 jam) setelah bayi lahir dengan cara bayi dikeringkan dahulu
kemudian letakkan bayi didada ibu agar bayi berusaha mencari puting susu ibu.
Upaya untuk menyusu dalam 30 menit sampai 1 jam pertama kelahiran, penting untuk
keberhasilan proses menyusui selanjutnya yaitu karena akan merangsang produksi
ASI, serta memperkuat reflex menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi
paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir Ibu sebaiknya menyusui
bayinya dengan cara alami, karena air susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi
seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui
bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan
sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai
makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi
menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan
menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat
meningkatkan komunikasi antara ibu bayi, keberhasilan proses menyusui selanjutnya
yaitu karena akan merangsang produksi ASI, serta memperkuat reflex menghisap
bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama
setelah lahir (Depkes RI, 2009).
D. PERAWATAN NIFAS
Persalinan merupakan kerja yang sangat melelahkan, baik secara fisik maupun
psikis. Kelelahan yang muncul merupakan akumulasi kelelahan yang terjadi
sepanjang kehamilan. Menyusui juga menimbulkan kelelahan, karena untuk menyusui
dengan baik ibu dituntut untuk berusaha keras dan telaten serta bersedia untuk belajar.

Menyusui merupakan hal yang sangat melelahkan karena untuk memenuhi


kebutuhan bayinya ibu harus bersedia memberikan setiap bayi menginginkan. ASI
sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, selain murah karena tidak
harus membeli, menyiapkannya tidak sulit dibanding susu formula. Kandungan gizi
terbaiknya dan zat kekebalan yang sampai saat ini belum ada susu formula yang
menandinginya. Manfaat psikologis dari ibu yang memberikan ASI ternya ibu dapat
lebih tenang

E. PERAWATAN PAYUDARA
Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan
mencegah masalah-masalah yang akan muncul saat menyusui seperti putting susu
nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak
hanya dilakukan saat kehamilan sampai melahirkan. Perawatan payudara dilakukan
sehari dua kali saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali
sehari (Soetjiningsih, 2007).

(1). Perawatan payudara selama kehamilan


1. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya menggantinya dengan BH yang pas
dan sesuai dengan ukuran payudara untuk memberikan kenyamanan dan juga support
yang baik untuk payudara.

2. Gunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan. Pilihlah BH yang ukurannya


sesuai dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai
dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi
pada kelenjar susu di payudara).

3. Persiapan puting susu. Dengan lembut putar puting antara telunjuk dan ibu jari
sekitar 10 detik sewaktu mandi. Jika mendapatkan kesulitan atau puting susu rata atau
masuk kedalam, konsultasikan ke dokter, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk
mencegah kesulitan nantinya.

4. Pada tahap akhir bulan kehamilan, memijat lembut payudara di daerah yang
berwarna gelap (aerola) dan puting susu, mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes
kolostrum (cairan kental berwarna kekuningan dari putingnya) untuk membantu
membuka saluran susu.
5. Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan sabun di daerah puting hal ini
dapat menyebabkan daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan
handuk (Suririnah, 2009)
(2). Perawatan payudara setelah melahirkan
(a)Siapkan alat dan bahan
1. Baby oil atau minyak kelapa bersih.

2. Gelas

3. Air hangat dan dingin dalam baskom kecil

4. Dua buah handuk mandi bersih

5. Kapas

6. Handuk kecil atau washlap untuk kompres

(b) Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit.
(c) Lakukan pengurutan payudara
1. Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara
payudara.

2. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah
sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.

3. Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.

4. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.


5. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir
kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu.
Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.

6. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

7. Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan
mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
8. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.

9. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.

10. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal
payudara ke arah puting susu sebanyak satu kali.

11. Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan tempat
yang bersih atau gelas.

12. Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit,
lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan kompres lagi dengan air
hangat selama dua menit (Saryono dkk, 2009)

F. MENJAGA KESEHATAN IBU NIFAS


Banyak orang beranggapan bila seorang ibu sudah melahirkan anaknya dengan
selamat berarti sudah selesai semua urusan. Padahal masih ada hal penting yang harus
diperhatikan yaitu perawatan terpulang pada proses persalinan yang dilaluinya. Dalam arti
apakah normal atau spontan, menggunakan alat bantu semisal forcep atau vakum maupun
bedah sesar (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:

(1). Dua jam pertama


Dua jam pertama pada persalinan normal, petugas kesehatan akan memantau kesadaran,
tekanan darah dan pernapasan si ibu. Terlebih untuk mengetahui adakah perdarahan atau
tidak. Jika semuanya dalam keadaan baik dan tidak terjadi perdarahan si ibu dapat
beristirahat. Sedangkan bila terjadi perdarahan akan segera ditangani. Dalam arti dicari
apa penyebab terjadinya perdarahan tersebut. Bila rahim tidak mau berkontraksi maka
akan diberi obat-obatan yang dapat menguatkan kontraksi, dan jika terdapat sisa plasenta
akan dilakukan pembersihan.

(2). Kebersihan jalan lahir


Jahitan pada jalan lahir dalam beberapa hari masih sakit, untuk menjaga kebersihan jalan
lahir harus jadi perhatian utama. Gunakan sabun lembut dan bilas dengan air banyak.
Infeksi yang menyebabkan pembengkakan dilakukan pengompresan pada daerah bengkak
dengan revanol dan periksa ke dokter atau bidan.

(3). Kontraksi rahim


Kontraksi yang baik menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal tidak ada bantuan
dari obat-obatan. Kontraksi rahim pada dasarnya tidak hanya dibutuhkan untuk
mengeluarkan janin saat persalinan, tapi juga mengembalikan rahim ke bentuk dan
ukuran semula, baik pada persalinan normal maupun persalinan tindakan seperti vakum,
forcep atau sesar. Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya, hingga bila
kontraksi cukup kuat atau lemah dicurigai, mungkin disebabkan Hb kurang dari 11 mg%
atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal sisa plasenta. Jika Hb dibawah 9 mg%
maka dilakukan tranfusi darah, sedangkan jika terdapat sisa plasenta maka dilakukan
kuretase untuk membersihkan sisa plasenta.

(4). Banyak minum


BAK setelah persalinan minimal 1 kali dan BAB 8 jam setelah persalinan, jika tidak BAK
dan BAB berarti proses involusi atau pengecilan rahim terhambat. Bukan tidak mungkin
terjadi pelengketan antar organ bagian dalam mengingat kandung kemih dan usus
letaknya berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu organ tersebut berdampak
pula pada organ lainnya. Dengan kata lain bila masih ada kotoran yang terkumpul di usus
besar, proses mengecilnya rahim dapat terhambat. Agar dapat cepat BAK sekaligus
mengganti cairan tubuh yang banyak terbuang saat bersalin, usai melahirkan ibu-ibu
disarankan banyak minum, minimal 2-3 liter per hari.

(5). Mobilisasi
Kendati merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring
sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.
G. TANDA-TANDA BAHAYA DAN PENYAKIT PADA IBU NIFAS
Infeksi adalah salah satu keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu pada masa nifas.
Infeksi terjadi karena ibu kurang teliti dalam melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu
takut menyentuh luka yang ada sehingga memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka
sangat rentan didatangi oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi,
Gejala infeksi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Suhu tubuh melebih 37,5O C
2. Menggigil, pusing dan mual
3. Keputihan
4. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
5. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
6. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
7. Terasa nyeri di perut.
8. Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya seminggu
sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak
keluar.
H. KB PASCA SALIN
Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang
ideal atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
murah dan dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara
efektif (Depkes RI, 2009).

Calon akseptor (peserta KB) harus mendapat penjelasan mengenai efektivitas dan
keamanan alat kontrasepsi tersebut. Faktor yang dapat berakibat buruk terhadap akseptor KB
misalnya spiral tidak boleh dipasang pada ibu yang mengalami infeksi panggul atau
perdarahan dari jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya.

Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan beberapa hal (Depkes
RI, 2009) seperti berikut ini:

1. Pastikan ibu menyusukan bayinya atau tidak.

2. Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai

3. Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh
kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.

4. Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu alat


kontrasepsi.

5. Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau
mengganggu kesehatan bayi.
LAMPIRAN FOTO KELAS IBU HAMIL DI KELURAHAN ABELI
TANGGAL 15 APRIL 2019

Anda mungkin juga menyukai