Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SISTEMATIKA CHORDATA

Nama Firda Ramadani Putroi


NIM 1800017080
Golongan 3
Asisten Pijar Ridho

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI TERAPAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2020

ACARA 5
1
KELAS MAMMALIA

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang
terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kerajaan binatang tersebut adalah
mamalia. Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya.
Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies
yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang hanya memiliki
rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Mamalia merupakan hewan yang
bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas. Hal ini dikarenakan
kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sebutan mamalia
sendiri berasal dari keberadaan glandula (kelenjar) mamae pada tubuh mereka yang
berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui
anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walupun mamalia jantan tidak
menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia
memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi
sebagaimana pada mamalia betina (Albert,2003).
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki
struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan
vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan
memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak dimiliki oleh yang tidak
bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki
sistem kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh
menjadi salurannya. Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang: Mempunyai tulang
yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor. Mempunyai otak yang dilindungi
oleh tulang-tulang tengkorak. Tubuh berbentuk simetris bilateral.mempunyai kepala, leher,
badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak. Ciri alat
tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut: Mempunyai kelenjar bundar,
endoksin yang menghasilkan hormon untuk pengendalian. Pertumbuhan dan proses
fisiologis atau faal tubuh susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan

2
kondisi lingkungan (poikiloternal). Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru
(pulmonosum) kulit dan insang operculum. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut
sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang kulit terdiri atas
epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)Alat reproduksi berpasangan kecuali
pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan
sel sperma. Nama Mamalia berasal dari ciri utama anggota-anggota (hewan) yang memiliki
glandula mammae. Selain itu ciri lainnya adalah memiliki rambut-rambut, yang berfungsi
untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin. Suhu tubuh mamalia relatif
tetap dan keadaan ini disebut homoioterm. Di dalam kulit mamalia terdapat kelenjar air
susu, kelenjar peluh (keringat) dan kelenjar minyak. Beberapa jenis mamalia mempunyai
kelenjar lain misalnya kelenjar bau dan kelenjar pipi. (Albert, 2003).

B. Tujuan
1. Mempelajari ciri-ciri Mammal
2. Mengenal ciri-ciri penting untuk identifikasi Mammal
3. Mampu mendeskripsikan ciri-ciri Mammal

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang
terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut adalah
mamalia. Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya.
Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies
yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang hanya memiliki
rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Mamalia merupakan hewan yang
bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas. Hal ini dikarenakan
kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sebutan mamalia
sendiri berasal dari keberadaan glandula (kelenjar) mamae pada tubuh mereka yang
berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui
anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut. Walaupun mamalia jantan
tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae. Semua

3
mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah
berfungsi sebagaimana pada mamalia betina (Suprijatna, 2005)
Mamalia merupakan salah satu kelas dari kingdom animalia yang memiliki sejarah
evolusi hampir sempurna dibandingkan dengan kelas yang yang lain. Mammalia adalah
organisme yang memiliki kelenjar susu (glandula mammae) yang dapat menghasilkan susu
dan memiliki daun telinga untuk membantu pendengaran. Mammalia juga mempunyai
rambut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya (Haryono, 2019).
Bagian internal mamalia sebagian besar memiliki struktur yang hampir sama yaitu
terdapat organ-organ vital yang meliputi hepar, cor, ren, vesica fellea, ventriculus, lien,
intestinum tenue, intestinum crasum, coccum, dan vesica urinaria. Hepar mamalia memiliki
5 lobi, 3 lobi hepar dexter dan 2 lobi hepar sinister. Cor terletak di dekat pulmo dan pada
posisi sebelah thorax bagian sinister. Vesica fellea dan ventriculus terletak di caudal hepar.
Lien berbentuk pipih lonjong dan menempel pada ventriculus. Intestinum merupakan
saluran yang panjang berbelit-belit dengan dindingnya yang sangat tebal dan mengandung
vili-vili. Terdapat dua macam intestinum yaitu intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crasum (usus besar). Intestinum crasum biasanya disebut coecum yang terdiri dari incisurae
(kolon naik), haustrae (kolon mendatar), dan taeniae (kolon menurun). Untuk proses
ekskresinya yang berupa urine terdapat organ vesica urinaria (Suprijatna, 2005)
Sistem pencernaan pada mamalia dibedakan menjadi dua yaitu Tractus digestivus
(saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus
disusun oleh cavum oris, lingua, pharynk, esopha. Pada umumnya, semua jenis mamalia
memiliki rambut yang menutupi tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara
spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut
dan ada pula spesies yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian
tubuhnya. Mamalia merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan
berdarah panas. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula (kelenjar)
mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui
bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar
tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak

4
memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia
jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina (Jasin, 1989).
Sebagian besar tubuh mamalia memiliki bagian utama yaitu caput (kepala), truncus
(badan), cauda (ekor) dan extrimitas liberae (alat gerak). Pada bagian caput terdapat
auriculae (telinga), porus acusticus externa, organon visus, nares (lubang hidung), fibrisae
dan rima oris. Auricularae telah berkembang dengan sempurna memiliki daun telinga yang
membantu untuk proses pendengaran. Organon visusnya terdapat palpebra superior (pelupuk
mata atas) dan inferior (pelupuk mata bawah), selain itu juga terdapat plica semilunaris yang
terletak di sudut mata sebelah medial. Rima oris dibatasi oleh labium superius, serta terdapat
palantum durum (langit-langit keras) dan palantum molle (langit-langit lunak). Rima oris
pada Rattus norvegicus terdapat insisivus (gigi seri) yang termodifikasi sebagai hewan
pengerat (Radiopoetra, 1994).

BAB III. METODE


A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum mamalia adalah
a. Alat
1) Kamera
2) Alat ukur
3) Alat tulis

b. Bahan
1) Rattus norvegicus (Tikus Putih Galur Wistar)
2) Capra sp. (Kambing)

B. Cara Kerja
1. Kenampakan bagian luar (morfologis eksternal), kenampakan bagian dalam
(makroanatomi) serta bulu diamati secara bergantian.
2. Morfologis eksternal yang diamati meliputi :
a. Karakter morfologi berupa bentuk telinga, bentuk kaki dll.
b. Karakter meristik berupa rumus gigi.

5
c. Karakter morfometi berupa panjang tubuh, panjang ekor, dan Panjang kaki
belakang dan Panjang telinga.
3. Makroanatomi diamati meliputi seluruh organ yang nampak.
4. Struktur bulu yang diamatai meliputi (calamus, rachis, barbae, barbulae, hamuli),
serta plumae, plumulae dan filoplumeae.
5. Masing-masing karakter morfologis eksternal dan makroanatomi digambar dan
didokumentasikan.
6. Masing-masing spesimen dideskripsi dan dibahs menggunakan referensi yang
relevan.
7. Kunci determinasi dibuat sederhana dari spesimen yang diamati.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Rattus norvegicus (Tikus Putih Galur Wistar)
a. Morfologi eksternal
Gambar dan keterangan

6
Foto dan Keterangan

Karakter morfologi
Bentuk moncong: Runcing , panjang, berbentuk segitiga.
Bentuk telinga:kecil
Bentuk kaki: platigrade
Bentuk ekor: panjang tanpa bulu
Karakter meristik
1 0 0 3/0
Rumus gigi=
1 0 0 2/3

7
b. Makroanatomi
Gambar dan keterangan

Foto dan keterangan

8
2. Capra sp.

a. Morfologi eksternal
Gambar dan keterangan

Foto dan keterangan

Karakter morfologi

9
Bentuk moncong: Panjang , Tumpul, Dan Segitiga
Bentuk telinga: Kecil
Bentuk kaki: Unguligrade
Bentuk ekor: Pendek Ditutupi Rambut
Karakter meristik
Rumus gigi: M3 P0 C0 I1 I1 C0 P0 M3
M3 P1 C1 I3 I3 C1 P3 M3

b. Makroanatomi
Gambar dan keterangan

Foto dan Keterangan

10
A. Pembahasan
Menurut Carters (1978), hewan pada kelas mammalia memiliki ciri-ciri umum
yakni tubuhnya tertutup rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari
pengaruh panas maupun dingin, pada betina terdapat kelenjar mammae (glandula
mammae) yang tumbuh baik, tetrapoda dengan anak yang diberi makan dari kelenjar
susu betina, diagfragma yang menventilasi paru-paru, mempunyai kantung amniotik,
tubuh yang endoterm atau berdarah panas, bernafas melalui paru-paru, mempunyai
cuping telinga, dan gigi umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, gigi
taring, gigi premolar, dan gigi molar.
1. Rattus norvegicus galur Wistar
Rattus norvegicus masuk kedalam ordo Rodentia karena tikus ini merupakan
hewan pengerat, dengan ciri morfologi bertubuh panjang dan kepala lebih sempit.
Telinga tikus ini tebal dan pendek dengan rambut halus. Mata tikus putih berwarna
merah atau hitam. Berkaki pendek antara 24-35 mm. Ciri yang paling terlihat adalah
ekornya yang panjang. Bobot badan tikus jantan pada umur dua belas minggu
mencapai 240 gram sedangkan betinanya mencapai 200 gram. Tikus memiliki lama

11
hidup berkisar antara 4-5 tahun dengan berat badan umum tikus jantan berkisar
antara 267-500 gram dan betina 225-325 gram (Sirois 2005).
Rattus norvegicus bereproduksi secara seksual yakni dengan cara beranak
(vivipar). Perkembangan embrio terjadi di dalam uterus. Zigot berkembang menjadi
embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam uterus untuk waktu yang
lebih lama.Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui plasenta yang
mengangkt nutrisi dari tubuh induknya (Sukiya, 2001).Tikus putih (Rattus
norvegicus) tersebar luas di beberapa tipe habitat, namun tikus putih lebih sering
terlihat pada beberapa tempat yang merupakan habitat alami dari tikus putih, yaitu
area pertanian, hutan alami maupun buatan, pesisir pantai, dan tempat-tempat yang
lembab (Setyarini, 2011).
2. Capra sp.
Capra sp. masuk kedalam ordo Artiodactyla karena berkaki Panjang
dengan
jumlah jari genap dan berkuku (Storer, 1957). Ciri-ciri morfologi kambing yakni
memiliki badan kecil dan pendek, warna bulu bervariasi hitam, cokelat, putih atau
kombinasinya. Bulu kambing betina pendek sampai sedang, pada jantan agak
panjang. Jantan maupun betina kebanyakan bertanduk, telinga berukuran sedang,
punggung agak melengkung, ekor kecil dan tegak. Tinggi kambing jantan dewasa
antara 20-25 cm. (Muliadi, 1996).
Capra sp. merupakan salah satu hewan mammal yang bereproduksi secara
seksual dengan cara beranak. Menutut Hafez (1987), siklus Reproduksi kambing
betina berkaitan  dengan bermacam-macam hal yang terjadi pada kambing antara
lain meliputi pubertas, siklus estrus, dan perubahan organ seksual post partus.
Bagian tersebut diatas sanagat  dipengaruhi oleh lingkungan, genetik, mekanisme
hormon, tingkah laku, serta faktor-faktor fisik dan psikis.
Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari
India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah
daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah dibudidayakan manusia
kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu pada habitat aslinya, kambing hidup
berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannya mencari makanan,

12
kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua. Kambing
jantan berfungsi sebagai penjaga keamanan rombongan. Waktu aktif mencari
makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-
rumputan dan dedaunan, (Galeon, 1980).

Kunci determinasi yang dapat dibuat pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1. a. Berkaki pendek ...…………………………..( Rattus norvegicus )
b. Berkaki panjang…………………………….( Capra sp.)

BAB V. SIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum acara 5 kelas mammalia adalah:
1. Ciri-ciri umum kelas mammalia adalah adanya kelenjar susu (mammary gland),
memliki rambut dan lapisan lemak di bawah kulit, bersifat endotermik, jantung
memiliki empat ruang, memiliki selembar otot yang disebut diafragma , memiliki otak
yang lebih besar daripada vertebrata yang lain dan gigi terdeferensiasi.
2. Karakter morfologi Rattus norvegicus bertubuh panjang dengan kepala lebih sempit,
telinga tebal dan pendek dengan rambut halus, mata berwarna merah atau hitam, berkaki
pendek antara 24-35 mm dan memiliki ekornya yang panjang.
3. Karakter morfologi Capra sp. memiliki badan kecil dan pendek, warna bulu bervariasi
hitam, cokelat, putih atau kombinasinya, bertanduk, telinga berukuran sedang,
punggung agak melengkung, ekor kecil dan tegak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Albert, W. R. 2013. Karakteristik Kubangan dan Aktivitas Berkubang Babi Hutan (Sus scrofa L.)

di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) Universitas Andalas. Skripsi


Sarjana Biologi FMIPA Universitas Andalas. Padang : Universitas Andalas.

Carters, V. W. 1978. Mammalia Darat Indonesia. Jakarta: PT Intermasa.

Galeon, F.C. 1980. The Growth and Habits of kids of phillippine Goats. Phillippine: Phillippine

Agriculturist.

Hafez, E. S. E. 1987. Reproduction In Farm Animal 4 th Edition. USA: Philadelfia.

Haryono. 2019. Panduan Identifikasi Satwa Liar (Mammalia). Bogor : LIPI.

Jasin, M. 1989. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Penerbit Sinar Wijaya.

Muliadi, D. 1996. Sifat Fenotip Kambing Kacang di Kabupaten Pandeglang dan Garut.

Bogor: Disertasi Program Pasca Sarjana.

Radiopetro,1994, M.Pd. Mahardono dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung. UIN SGD.

Setyarini, T. 2011. Bioekologi Rodent dan Implementasi. Bogor : IPM.

Sirois, M. 2005. Laboratory animal medicine (Principles and procedures). United States of

America: Mosby, Inc.

Storer, T. I., R, L. Usinger. 1957. General Zoology. USA: Mac Graw Hills Book Co Inc.

Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta : JICA.

Suprijatna, E. U., Atmomarsono., dan K, Ruhyat. 2005. Ilmu Dasar Peternakan . Jakarta:

Penebar Swadaya.

14
15

Anda mungkin juga menyukai