‘’AKIDAH AKHLAK’’
OLEH :
NIM : B1B120347
JURUSAN MAAJEMEN
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Akidah Akhlak’’. Dan saya megucapkan
banyak terima kasihkepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing saya dalam pembuatan
makalah ini.
Dan saya menyadari sepenuhnya, bahwa masih banyak kekurang baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena itu, saya dapat menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini dan agar untuk
kedepannya tidak ada kesalahan lagi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata dari saya semoga makalah tentang ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
orang lain.
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kehadiran Nabi Muhammad yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupn manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk
agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat dalam sumber
ajarannya, Al-Qur’an dan Hadist, tampak amat ideal dan agung. Sedangkan akal pikiran
sebagai alat untuk memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama
Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. Hal demikian di nyatakan
dalam Al-Qur’an yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Rasul-Nya dan ulil
amri di antara kamu”.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai
waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas dan berakhlak mulia dan
bersikap positif lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Akidah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata dasar akidatan yang berarti
ikatan atau perjanjian. Artinya sesuatu yang menjadi tempat hati yang mana hti terikat
kepadanya. Setelah berbentuk akidah maka maknanya menjadi keyakinan. Adapun
pengertian akidah secara istilah berarti perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati
67kebimbangan di dalamnya.
Akidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti
wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita
yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu bukti rukunimamn yang
pertama.orang yang tidak percaya kepada rukun iman disebut orang kafir. Akhlak adalah
perilaku yang dimiliki oleh manusia baik akhlak terpuji atau akhlakul karimah maupun
akhlak tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW
tidaklain tidak bukan dalah untuk memperbaiki akhlak. Setiap manusia harus mengikuti
perintah dan mejauhi larangan-Nya.
Sumber akidah Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apa saja yang disampaikan
oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah SAW dalam sunnahnya wajib di imani
(diyakini dan diamalkan).
Akal pikiran tidaklah menjadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-
nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba kalau diperlukan mebuktikan
secara ilmiah kebenaran yang disampaikan kepada Al-Qur’an dan Sunnah, itu pun haru
disadari oleh kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas, kemampuan semua makhluk
Allah. Akal tidak akan mampu menjagkau masalah-masalah ghaib, bahkan tidak akan mampu
menjangkau sesuatu yang tidak terkait dengan ruang dan waktu.
Ilmu akidah adalah ilmu yang membahas leyakinan manusia kepada Allah SWT. Ilmu
akidah disebut juga ilmu tauhid. Kata tauhid berasal dari wahhada,yuwahhidu,tauiddan,
artinya mengesakan, atau mengi’tidakan bahwa Allah Maha Esa. Oleh sebab itu akal tidak
boleh di paksa hal-hal ghaib tersebut dan menjawab pertnyaan segala sesuatu tetang hal-hal
ghaib tersebut.
Sebagaimana ulama meambahkan ijma’ sebagai sumber ajaran Islam ketiga setelah
Al-Qur’an dan sunnah. Penjelasan dari sumber-sumber akidah akhlak yaitu sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
Secara etimologis, Al-Qur’an adalah berbentuk dari mashdar dari kata qara’a artinya
bacaan, berbicara entang apa yang tertulis padanya atau melihat dan menelaah. Kata
“Qur’an” digunakan dalam arti sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Al-Qur’an banyak menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan
masalah-masalah ketuhanan. Menurut bahasa Al-Qur’an memiliki arti bacaan.
Menurut istilah Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada abi
Muhammad SAW secara lisan, makna, dan gaya bahasa (ushlub) yang termaksud
dalam mushaf yang dinukil darinya secara mutawatir.
a) Menurut Syaltut, Al-Qur’an adalah: lafaz Arabi yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dinukilkan kepada kita secara mutawatir.
b) Al-Syaukani mengartikan Al-Qur’an: Kalam Allah yang diturunkan kepadaa nabi
Muhammad SAW , tertulis dalam mushaf, dinikilkan secara mutawatir.
c) Defenisi Al-Qur’an yang dikemukakan Abu Zahrah ialah: kitab ang diturunkan
kepada nabi Muhammad.
d) Menurut Al Sarkhisi: Kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, di tulis
dalammushaf di turunkan dengan huruf yang tujuh yang mansyur dan dinukilkan
secara mutawatir.
Jadi dapat disimpulakan bahwa pengertia Al-Qur’an adalah perkataan Allah yang
hakiki, diturunkan kepada Rasulullah dengan proses wahyu, membacanya termaksud ibadah,
disampaikan kepada kita dengan jalan mutawatir (jumlah orang yang banyak dan tidak
mungkin bersepakat untuk berbohong), dan terjaga dari penyimpangan, perubahan,
penambahan dan pengurangan. Dalam hal ini Allah berfirman :
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya”. (Q.S Al-Hijr: 9)
a) Tuntutan yang berkaitan degan keimanan atau akidah, yaitu ketetapan yang berkaitan
dengan iman kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta
qada dan qadar.
b) Tuntutan yang berkaitan dengan syari’ah, yaitu hokum-hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya , manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan makhluk lainnya atau alam sekitar.
c) Tuntuan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang memilikibudi pekerti
yang baik serta etika kehidupan.
d) Tuntutanyang berkaitan dengan ibadah, yakni shlat, puasa, zakat dan haji.
e) Tuntutan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, yakni informasi-informasitentang
manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan langit,bumi, matahari, dan lain sebagaiya.
f) Sejarah atau kisah-kisah masa lalu, seperti kisah para nabi dab rasul, kisah orang-
orang umat terdahulu.
2. As-Sunnah
As-Sunnah menurut bahasa Arab adalah ath-thariqah, yang berarti metode, kebiasaan,
perjalanan hidup, atau perilaku. Kata tersebut berasal dari kata as-sunna yang bersinonim
dengan ath-thariq (berarti jalan). Mengikuti sunnah berarti mengikuti cara Rasulillah
bersikap, bertindak, berfikir, dan memutuskan.
As-Sunnah sering disebut juga dengan hadist merupakan segala tingkah laku Nabi
Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir).
Hadist merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya. Hal ini
sejalan dengan firman Allah SWT dalam potongan ayat Al-Hasyr : 7 sebagai berikut.
َّ َمٓا اَفَ ۤا َء هّٰللا ُ ع َٰلى َرسُوْ لِ ٖه ِم ْن اَ ْه ِل ْالقُ ٰرى فَلِ ٰلّ ِه َولِل َّرسُوْ ِل َولِـ ِذى ْالقُــرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰسـ ِك ْي ِن َواب ِْن
َالسـبِ ْي ۙ ِل َك ْي اَل يَ ُكــوْ ن
هّٰللا هّٰللا
ِ ۘ ُدوْ لَةً ۢ بَ ْينَ ااْل َ ْغنِيَ ۤا ِء ِم ْن ُك ۗ ْم َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرسُوْ ُل فَ ُخ ُذوْ هُ َو َما نَ ٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوْ ۚا َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ َش ِد ْي ُـد ْال ِعقَا
ب
Artinya : “Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang
berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta
itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya”.
(Q.S Al-Hasyr :7)
a) Allah SWT menetapkan Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul terakhir.
b) Allah SWT menetapkan Muhammad SAW membawa risalah-risalah-Nya.
c) Allah SWT menetapkan Muhammad SAW terbebas dari kesalahan ketika berkaitan
dengan kerasulannya. Rasuluallah SAW di ma’shum sehingga apapun yang
disampaikannya bukan berasal dari hawa nafsu, melainkan sebagai wahyu yang
dikaruniakan Allah SWT.
d) Karena Al-Qur’an memberikan penjelasan bahwa hak untuk menjelaskan makna-
makna Al-Qur’an kepada manusia berada ditangan Rasulullah SAW.
As-Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang kedua memiliki fungsi sebagai
berikut:
Ijma’ dalam pengertian bahasa memiliki dua arti. Pertama, berupaya (tekad) terhadap
sesuatu ijma’ adalah sumber akidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat
Muhammad SAW stelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka bukanlah
orang yang sekedar juga memahami dan mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan Ijma’ Allah
SWT berfirman:
Artinya: “ Dan barang siapa yang menetang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dan mengukuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu da kami masukan ia kedalam Jahanam, da
Jhanam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran diri bagi
manusia untuk berpengang teguh kepada norma dan norma-norma akhlak yang luhur. Akhlak
mendapatkan perhatian istimewa dalam akidah Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya
“ Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini agama
menganjurkan individu untuk berakhlak mulia dan menjadikannya sebagai kewajiban diatas
pundaknya yang dapat mendatangkan pahala atau siksa baginya.atas dasar ini agama tidak
mengutarakan akhlak semata tampa dibebani rasa tanggung jawab. Bahkan agama
menganggap akhlak sebagai penyempurna ajaran-ajarannya. Karena agama tersusun dari
keyakinan (akidah) dan perilaku.
Oleh karena itu dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan. Iman tidak
cukup hanya disimpan dalam hati tetapi dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bentuk akhlak yang baik.
Akidah tampa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan
tempat berlindung disaat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang tidak dapat dipetik.
Sebalikya akhlak tampa akidah seumpama hanya merupakan layang-layang bagi benda yang
tidak tetap, yang selalu bergerak. Oleh karena itu, islam memberikan perhatin serius terhadap
pendidikan akhlak.
Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang berhubungan dengan akidah. Jujur
dapat terwujud jika seseorang telah memegang konsep-konsep aqiddah. Dengan dijalankan
konsep-konsep akidah tersebut maka seseorang akan memiliki akhlakyang baik. Sehingga
orang takut akan melakukan perbuatan dosa.
Akhlak memperoleh perhatian khusus dalam ajara-ajaran akidah Islam. Dengan ini,
dalam usaha membentuk usaha manusia berakhlak mulia dan terselamatkan dari dekadensi
moral, akidah mengikuti metode-metode yang beraneka ragam. Demi mencapai hal itu.
Metode-metode tersebut antara lain:
Disamping itu, sistematika akidah bisa juga mengikuti sistematika Arkanul Iman
yaitu:
Dengan demikian, setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala
perbuatan dengan beribadah kepadanya melaksanakan segala perintahn-Nya dan menjauhi
segala larangannya bahwa Allah SWT.