Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

‘’AKIDAH AKHLAK’’

OLEH :

NAMA : YUSRIA NINGSI

NIM : B1B120347

JURUSAN MAAJEMEN

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Akidah Akhlak’’. Dan saya megucapkan
banyak terima kasihkepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing saya dalam pembuatan
makalah ini.

Dan saya menyadari sepenuhnya, bahwa masih banyak kekurang baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena itu, saya dapat menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini dan agar untuk
kedepannya tidak ada kesalahan lagi dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata dari saya semoga makalah tentang ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
orang lain.

Kendari, 9 Januari 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah Akhlak


B. Sumber Akidah Akhlak
C. Hubungan Akidah Dengan Akhlak
D. Ruang Lingkup Akidah Akhlak
E. Manfaat Akidah Akhlak
F. Sistematika Akidah Akhlak
G. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran Nabi Muhammad yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupn manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk
agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat dalam sumber
ajarannya, Al-Qur’an dan Hadist, tampak amat ideal dan agung. Sedangkan akal pikiran
sebagai alat untuk memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama
Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. Hal demikian di nyatakan
dalam Al-Qur’an yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Rasul-Nya dan ulil
amri di antara kamu”.

Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai
waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas dan berakhlak mulia dan
bersikap positif lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian akidah akhlak ?
2. Apa saja sumber dari akidah akhlak itu ?
3. Bagaimana hubungan antara akidah dan akhlak ?
4. Apa manfaat akidah akhlak ?
5. Bagaimana sistematika akidah akhlak ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan akidah akhlak
2. Mengetahui apa saja sumber dari akidah akhlak
3. Mengetahui hubungan antara akidah dan akhlak
4. Mengetahui manfaat akidah akhlak
5. Mengetahu sistematiaka akidah akhlak
1.4 Manfaat
1. Meingkatkan pengetahuan tentang akidah dan akhlak
2. Membantu memahami akidah dan akhlak
3. Mengajarkan kepada orang lain tentang akidah dan akhlak
4. Melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan akidah dan akhlak ajaran agama Islam
5. Menumbuhakan rasa kasih saying sesame makhluk ciptaan Allah SWT.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akidah Akhlak

Akidah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata dasar akidatan yang berarti
ikatan atau perjanjian. Artinya sesuatu yang menjadi tempat hati yang mana hti terikat
kepadanya. Setelah berbentuk akidah maka maknanya menjadi keyakinan. Adapun
pengertian akidah secara istilah berarti perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati
67kebimbangan di dalamnya.

Para ahli memberikan defenisi yang bermacam-macam mengenai pengertian akidah , di


antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menurut Syaikh Thahir al-Jazairy


Akidah Islamiyah adalah perkara-perkara yang diyakini oleh orang-orang muslim yang
berarti mereka teguh terhadap perkara-perkara kebenaran tersebut.
2. Menurut Hasan al-Banna
Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannyaoleh hati,
menentramkan jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak ada keraguan dan kebimbangan
yang mencampurinya.

Akidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti
wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita
yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu bukti rukunimamn yang
pertama.orang yang tidak percaya kepada rukun iman disebut orang kafir. Akhlak adalah
perilaku yang dimiliki oleh manusia baik akhlak terpuji atau akhlakul karimah maupun
akhlak tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW
tidaklain tidak bukan dalah untuk memperbaiki akhlak. Setiap manusia harus mengikuti
perintah dan mejauhi larangan-Nya.

B. Sumber Akidah Akhlak

Sumber akidah Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apa saja yang disampaikan
oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah SAW dalam sunnahnya wajib di imani
(diyakini dan diamalkan).

Akal pikiran tidaklah menjadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-
nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba kalau diperlukan mebuktikan
secara ilmiah kebenaran yang disampaikan kepada Al-Qur’an dan Sunnah, itu pun haru
disadari oleh kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas, kemampuan semua makhluk
Allah. Akal tidak akan mampu menjagkau masalah-masalah ghaib, bahkan tidak akan mampu
menjangkau sesuatu yang tidak terkait dengan ruang dan waktu.

Ilmu akidah adalah ilmu yang membahas leyakinan manusia kepada Allah SWT. Ilmu
akidah disebut juga ilmu tauhid. Kata tauhid berasal dari wahhada,yuwahhidu,tauiddan,
artinya mengesakan, atau mengi’tidakan bahwa Allah Maha Esa. Oleh sebab itu akal tidak
boleh di paksa hal-hal ghaib tersebut dan menjawab pertnyaan segala sesuatu tetang hal-hal
ghaib tersebut.

Sebagaimana ulama meambahkan ijma’ sebagai sumber ajaran Islam ketiga setelah
Al-Qur’an dan sunnah. Penjelasan dari sumber-sumber akidah akhlak yaitu sebagai berikut:

1. Al-Qur’an
Secara etimologis, Al-Qur’an adalah berbentuk dari mashdar dari kata qara’a artinya
bacaan, berbicara entang apa yang tertulis padanya atau melihat dan menelaah. Kata
“Qur’an” digunakan dalam arti sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Al-Qur’an banyak menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan
masalah-masalah ketuhanan. Menurut bahasa Al-Qur’an memiliki arti bacaan.
Menurut istilah Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada abi
Muhammad SAW secara lisan, makna, dan gaya bahasa (ushlub) yang termaksud
dalam mushaf yang dinukil darinya secara mutawatir.

Arti Al-Qur’an secara terminologis ditemukan dalam beberapa rumusan defeisi


sebagai berikut:

a) Menurut Syaltut, Al-Qur’an adalah: lafaz Arabi yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dinukilkan kepada kita secara mutawatir.
b) Al-Syaukani mengartikan Al-Qur’an: Kalam Allah yang diturunkan kepadaa nabi
Muhammad SAW , tertulis dalam mushaf, dinikilkan secara mutawatir.
c) Defenisi Al-Qur’an yang dikemukakan Abu Zahrah ialah: kitab ang diturunkan
kepada nabi Muhammad.
d) Menurut Al Sarkhisi: Kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, di tulis
dalammushaf di turunkan dengan huruf yang tujuh yang mansyur dan dinukilkan
secara mutawatir.

Jadi dapat disimpulakan bahwa pengertia Al-Qur’an adalah perkataan Allah yang
hakiki, diturunkan kepada Rasulullah dengan proses wahyu, membacanya termaksud ibadah,
disampaikan kepada kita dengan jalan mutawatir (jumlah orang yang banyak dan tidak
mungkin bersepakat untuk berbohong), dan terjaga dari penyimpangan, perubahan,
penambahan dan pengurangan. Dalam hal ini Allah berfirman :

َ‫اِنَّا ن َۡحنُ نَ َّز ۡلنَا ال ِّذ ۡك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحـفِظُ ۡون‬

Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya”. (Q.S Al-Hijr: 9)

Isi kandungan Al-Qur’an, pada garis besarnya mengandung pokok-pokok ajaran


sebagai berikut:

a) Tuntutan yang berkaitan degan keimanan atau akidah, yaitu ketetapan yang berkaitan
dengan iman kepada Allah SWT, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, serta
qada dan qadar.
b) Tuntutan yang berkaitan dengan syari’ah, yaitu hokum-hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya , manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan makhluk lainnya atau alam sekitar.
c) Tuntuan yang berkaitan dengan akhlak, yaitu ajaran agar orang memilikibudi pekerti
yang baik serta etika kehidupan.
d) Tuntutanyang berkaitan dengan ibadah, yakni shlat, puasa, zakat dan haji.
e) Tuntutan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, yakni informasi-informasitentang
manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan langit,bumi, matahari, dan lain sebagaiya.
f) Sejarah atau kisah-kisah masa lalu, seperti kisah para nabi dab rasul, kisah orang-
orang umat terdahulu.

Keistimewaan dan keutamaan Al-Qur’an disbanding dengan kitab lain:

a) Memberi petunjuk lengkap di sertai hukumnya untuk kesejahteraan manusia segala


zaman, tempat dan bangsa.
b) Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengaruhi jiwa dan pendengarnya.
c) Dapat digunakan sebagai dasar pedoman kehidupan manusia.
d) Menghilangkan ketidak bebasan berfikir yang melemahkan daya upaya dan kreatifitas
manusia (memutus rantai taqlib).
e) Memberipenjelasan ilmu pengetahuan untuk merangsang perkembangannya.
f) Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hokum-hukumnya.
g) Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan fisik serta membedakan
manusia hanya dasi takwanya kepada Allah SWT.

2. As-Sunnah

As-Sunnah menurut bahasa Arab adalah ath-thariqah, yang berarti metode, kebiasaan,
perjalanan hidup, atau perilaku. Kata tersebut berasal dari kata as-sunna yang bersinonim
dengan ath-thariq (berarti jalan). Mengikuti sunnah berarti mengikuti cara Rasulillah
bersikap, bertindak, berfikir, dan memutuskan.

As-Sunnah sering disebut juga dengan hadist merupakan segala tingkah laku Nabi
Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir).
Hadist merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya. Hal ini
sejalan dengan firman Allah SWT dalam potongan ayat Al-Hasyr : 7 sebagai berikut.

َّ ‫َمٓا اَفَ ۤا َء هّٰللا ُ ع َٰلى َرسُوْ لِ ٖه ِم ْن اَ ْه ِل ْالقُ ٰرى فَلِ ٰلّ ِه َولِل َّرسُوْ ِل َولِـ ِذى ْالقُــرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰسـ ِك ْي ِن َواب ِْن‬
َ‫السـبِ ْي ۙ ِل َك ْي اَل يَ ُكــوْ ن‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ۘ ‫ُدوْ لَةً ۢ بَ ْينَ ااْل َ ْغنِيَ ۤا ِء ِم ْن ُك ۗ ْم َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرسُوْ ُل فَ ُخ ُذوْ هُ َو َما نَ ٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوْ ۚا َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ َش ِد ْي ُـد ْال ِعقَا‬
‫ب‬
Artinya : “Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang
berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta
itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya”.
(Q.S Al-Hasyr :7)

Dikatakan As-Sunnah sebagai wahyu kedua setelah Al-Qur’an karena alasan-alasan


berikut:

a) Allah SWT menetapkan Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul terakhir.
b) Allah SWT menetapkan Muhammad SAW membawa risalah-risalah-Nya.
c) Allah SWT menetapkan Muhammad SAW terbebas dari kesalahan ketika berkaitan
dengan kerasulannya. Rasuluallah SAW di ma’shum sehingga apapun yang
disampaikannya bukan berasal dari hawa nafsu, melainkan sebagai wahyu yang
dikaruniakan Allah SWT.
d) Karena Al-Qur’an memberikan penjelasan bahwa hak untuk menjelaskan makna-
makna Al-Qur’an kepada manusia berada ditangan Rasulullah SAW.

As-Sunnah merupakan sumber hukum Islam yang kedua memiliki fungsi sebagai
berikut:

a) Memperkuat hokum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an sehingga


keduanya (Al-Qur’an dan Hadist) menjadi sumber hokum untuksatu hal yang sama.
b) Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih
bersifat umum.
c) Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an.

3. Ijma’ Para Ulama

Ijma’ dalam pengertian bahasa memiliki dua arti. Pertama, berupaya (tekad) terhadap
sesuatu ijma’ adalah sumber akidah yang berasal dari kesepakatan para mujtahid umat
Muhammad SAW stelah beliau wafat, tentang urusan pada suatu masa. Mereka bukanlah
orang yang sekedar juga memahami dan mengamalkan ilmu. Berkaitan dengan Ijma’ Allah
SWT berfirman:

ْ ‫صـلِ ِه َجهَنَّ َم ۖ َو َسـا َء‬


‫ت‬ ْ ‫ق ال َّرسُو َل ِم ْن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْالهُـد َٰى َويَتَّبِـ ْع َغيْـ َر َسـبِي ِل ْال ُم‬
ْ ُ‫ـؤ ِمنِينَ نُ َولِّ ِه َمـا تَـ َولَّ ٰى َون‬ ِ ِ‫َو َم ْن يُ َشاق‬
‫صيرًا‬
ِ ‫َم‬

Artinya: “ Dan barang siapa yang menetang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dan mengukuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu da kami masukan ia kedalam Jahanam, da
Jhanam itu seburuk-buruk tempat kembali.”

C. Hubungan Akidah dengan Akhlak

Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan kesadaran diri bagi
manusia untuk berpengang teguh kepada norma dan norma-norma akhlak yang luhur. Akhlak
mendapatkan perhatian istimewa dalam akidah Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya
“ Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Islam menggabungkan antara agama yang hak dan akhlak. Menurut teori ini agama
menganjurkan individu untuk berakhlak mulia dan menjadikannya sebagai kewajiban diatas
pundaknya yang dapat mendatangkan pahala atau siksa baginya.atas dasar ini agama tidak
mengutarakan akhlak semata tampa dibebani rasa tanggung jawab. Bahkan agama
menganggap akhlak sebagai penyempurna ajaran-ajarannya. Karena agama tersusun dari
keyakinan (akidah) dan perilaku.

Oleh karena itu dalam pandangan Islam harus berpijak pada keimanan. Iman tidak
cukup hanya disimpan dalam hati tetapi dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bentuk akhlak yang baik.

Akidah tampa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan
tempat berlindung disaat kepanasan dan tidak pula ada buahnya yang tidak dapat dipetik.
Sebalikya akhlak tampa akidah seumpama hanya merupakan layang-layang bagi benda yang
tidak tetap, yang selalu bergerak. Oleh karena itu, islam memberikan perhatin serius terhadap
pendidikan akhlak.
Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang berhubungan dengan akidah. Jujur
dapat terwujud jika seseorang telah memegang konsep-konsep aqiddah. Dengan dijalankan
konsep-konsep akidah tersebut maka seseorang akan memiliki akhlakyang baik. Sehingga
orang takut akan melakukan perbuatan dosa.

D. Ruang Lingkup Akidah Akhlak


1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (Allah),
seperti wujud Allah, sifat Allah dan lain-lain.
2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan
Rasul, pembicaran mengenai kitab-kitab Allah dan lain-lain.
3. Ruhaniyat, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti jin, iblis,
setan, roh dan lain-lain.
4. Sum’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui sam’i ,
yakni dalil Naqli berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah seperti alam barzkah, akhirat dan
Azab kubur., tanda-tanda kiamat Surga-Neraka dan sebagainya.

E. Manfaat Akidah Akhlak

Akhlak memperoleh perhatian khusus dalam ajara-ajaran akidah Islam. Dengan ini,
dalam usaha membentuk usaha manusia berakhlak mulia dan terselamatkan dari dekadensi
moral, akidah mengikuti metode-metode yang beraneka ragam. Demi mencapai hal itu.
Metode-metode tersebut antara lain:

1. Menjanjikan pahala Ukhrawi bagi orang yang berakhlak mulia.


Akidah menjanjikan pahala yang besar dan derajat yang tinggi di akhirat kelak bagi
orang yang berakhlak mulia, dan siksa bagi orang yang berakhlak tidak terpuji dan
menyembah hawa nafsu.
2. Menjelaskan efek-efek duniawi akhlak.
Seseorang yang berakhlak terpuji akan mampu beradaptasi dengan sesamanya, hidup
bahagia dengan tentran dan melangkah dengan mantap. Adapun orang yang tidak
memiliki prinsip-prinsip moral, ia akan jatuh dalam jurang kegelapan, hidup dalam
kecemasan dan kebingungan dan dirinya tersiksa, tidak disenangi oleh sesamanya
sehingga ia akan terjerumus dalam jurang kesesatan yang tidak memiliki akibat terpuji.
F. Sistematika Akidah Akhlak

Disamping itu, sistematika akidah bisa juga mengikuti sistematika Arkanul Iman
yaitu:

1. Iman kepada Allah

Pengertian iman kepada Allah adalah:

a) Membenarkan dengan yakin adanya Allah.


b) Membenarka dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan
alam, makhluk seluruhnya maupunmaupun dalam menerima ibadah segenap
makhlukya.
c) Membenarkan dengan yakin bahwa Allah bersifat degan segala sifat sempurna, suci
dari sifat yang kekurangan suci pula dari menyerupaisegala sesuatu yang baru
(makhluk)

Dengan demikian, setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala
perbuatan dengan beribadah kepadanya melaksanakan segala perintahn-Nya dan menjauhi
segala larangannya bahwa Allah SWT.

2. Iman kepada malaikat


Beriman kepada malaikat adalah mempercayai bahwa Allah mempunyai makhluk yang
dinamakan malaikat yang tidak pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Keyakinan kepada kitab-kitab Allah merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci itu
memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah bertikad bahwa Allah
ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulya, baik yang berhubungan dengan itikad,
maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman
hidup manusia.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
Merupakan rukun iman keempat. Perbedaan antara Nabi dan Rasul terdapat pada tugas
utama. Pada nabi menerima tuntunan berupa wahyu akan tetapitidak memiliki
kewajiban untuk disampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan
(Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.
5. Iman kepada hari akhir
Rukun iman yang keliama adalah keyakinan kepdada hari akhir. Keyakinan ini sangat
penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya., sebab tampa mempercayai hari
akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu merupakan
hari yang tidakdiragukan lagi.
6. Iman kepada qada dan qadar
Makna qada dan qadar ialah aturan umum berlakunya hokum sebab akibat,yang
ditetapkan olehnya sendiri

G. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Tujuan mempelajari akidah akhlak yaitu:


1. Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman tentang akidah islam sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
2. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai
manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

Anda mungkin juga menyukai