Akuntansi Syariah Kel. 2
Akuntansi Syariah Kel. 2
Oleh:
ANDINI
1904120138
MUHAMMAD YUSUP
1904120027
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam selalu
tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad, berkat limpahan dan rahmat-Nya
kami selaku penyusun mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi
dan Akuntansi Syariah” untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi dapat teratasi.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kami meminta masukan kepada dosen demi
mengevaluasi pembuatan makalah ini di masa yang akan datang dan sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Terakhir,
kami mengucapkan banyak terimakasih, semoga Allah senantiasa memberkahi
kehidupan kita dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Aamiin ya rabbal’ alamin.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Kesimpulan ................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa prinsip dasar ekonomi syariah?
2. Apa pengertian ekonomi kapitalis dan ekonomi syariah?
3. Apa saja faktor pendorong akuntansi syariah?
4. Bagaimana fungsi akuntansi syariah?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui prinsip dasar ekonomi syariah.
2. Mengetahui pengertian ekonomi kapitalis dan ekonomi syariah.
3. Mengetahui faktor pendorong akuntansi syariah.
4. Mengetahui fungsi akuntansi syariah.
D. Metode Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ekonomi syariah sebagai salah satu sistem ekonomi yang eksis di dunia,
untuk hal-hal tertentu tidak berbeda dengan sistem ekonomi mainstream, seperti
kapitalisme. Mengejar keuntungan sebagaimana dominan dalam sistem ekonomi
kapitalisme, juga sangat dianjurkan dalam ekonomi syariah. Namun, dalam banyak
hal terkait dengan keuangan, Islam memiliki beberapa prinsip yang
membedakannya dengan sistem ekonomi lain:
1. Prinsip Tauhid
3
Kesadaran ketauhidan juga akan mengendalikan seseorang atau pengusaha
muslim untuk menghindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia.
Dari sini dapat dipahami mengapa Islam melarang transaksi yang mengandung
unsur riba, pencurian, penipuan terselubung, bahkan melarang menawarkan
barang pada konsumen pada saat konsumen tersebut bernegosiasi dengan pihak
lain.
2. Prinsip Keadilan
3. Prinsip Maslahat
4
integral. Dengan demikian, aktivitas tersebut dipastikan tidak akan
menimbulkan mudarat. Sesuatu dianggap maslahat apabila terpenuhi. Apabila
kemaslahatan dikatakan sebagai prinsip keuangan (ekonomi) maka semua
kegiatannya harus memberikan kemaslahatan (kebaikan) bagi kehidupan
manusia, perorangan, kelompok, dan komunitas yang lebih luas, termasuk
lingkungan.
5
Dengan kata lain zakat merupakan salah satu instrumen dalam ajaran
Islam untuk mengayomi masyarakat lemah dan sarana untuk berbagi rasa dalam
suka maupun duka antar sesama manusia yang bersaudara dalam
keterciptaannya, sehingga tidak tega mengambil bunga dari saudaranya, tidak
curang, dan lain-lain. Ekonomi Islam memandang bahwa uang harus berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan pokok, sekunder dan penunjang (dharuriyah,
hajiyah, dan tahsiniah). Disamping itu, uang juga berfungsi untuk cobaan Allah
apakah seseorang bersyukur atau kufur.
5. Prinsip Keseimbangan
1
Nur Halimah, Perbandingan Sistem Ekonomi, (Gowa: STAI Al-Azhar Gowa, 2020), hlm.
15-19.
6
B. Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Syariah
1. Pengertian Ekonomi Kapitalis
Secara umum pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang
mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi
dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Di indonesia penggunaan istilah
ekonomi Islam terkadang digunakan bergantian dengan istilah ekonomi syariah.
Termasuk dalam penggunaan istilah dalam mata kuliah atau program studi
dalam Perguruan Tinggi. Ada yang menamakan dengan Ekonomi Islam dan ada
juga yang menamakan dengan Ekonomi Syariah. Hal itu disebabkan karena
memang pengertian ekonomi Islam juga semakna dengan pengertian ekonomi
syariah. Ekonomi Islam atau Ekonomi syariah telah didefinisikan oleh para
sarjana muslim dengan berbagai definisi. Keragaman ini terjadi karena
2
Agustiati, Sistem Ekonomi Kapitalisme, (Palu: Universitas Tadulako, 2007), hlm. 152-154.
7
perbedaan perspektif setiap pakar dalam bidangnya. Pengertian ekonomi Islam
menurut para pakar adalah:
8
3. Sumber Hukum Ekonomi Syariah
a. Al-Qur’an
b. Hadits
c. Ijtihad
9
Menurut Al-Syaukani dalam kitabnya Irsyad al-Fahuli, ijtihad
adalah mengerahkan kemampuan dalam memperoleh hukum syar’i yang
bersifat ‘amali melalui cara istinbath. Menurut Ibnu Syubki, ijtihad adalah
pengerahan kemampuan seseorang faqih untuk menghasilkan dugaan kuat
tentang hukum syar’i, sedangkan Al-Amidi memberikan definisi ijtihad
sebagai pengarahan kemampuan dalam memperoleh dugaan kuat tentang
hukum syara dalam bentuk yang dirinya merasa tidak mampu berbuat
seperti itu.
Pintu ijtihad bagi orang yang berbakat fiqh terbuka lebar, dengan
alasan bahwa hukum-hukum dalam nash terbatas, sedangkan kegiatan
manusia tidak terbatas, maka mustahil untuk mengembalikan yang tidak
terbatas kepada yang terbatas. Sumber ijtihad inilah yang sangat memegang
peran yang sangat penting dalam pengembangan fiqh terutama sekali dalam
bidang ekonomi syariah (muamalah). Tidak terlalu berlebihan kiranya jika
kita mengatakan bahwa sumber ijtihad yang paling banyak dibutuhkan,
diperlukan dalam hukum ekonomi syariah. 3
3
Yoyok Prasetyo, Ekonomi Syariah, (Bandung: Penerbit Aria Mandiri Group, 2018), hlm.
2-7.
10
perguruan tinggi. Harahap (1999) menguraikan faktornya yaitu meningkatnya
religiusitas, meningkatnya tuntutan terhadap etika dan tanggung jawab sosial,
tuntutan pada kebenaran, keadilan dan kejujuran, kekurangan dalam akuntansi
kapitalis, berkembangnya disiplin ilmu akuntansi, kebutuhan lembaga keuangan
syariah akan sistem akuntansi, kebutuhan akan norma perhitungan zakat, kebutuhan
akan pencatatan, pertanggungjawaban dan pengawasan harta umat dalam baitul mal
maupun wakaf. 4
4
Rini, “Potret Pendidikan Akuntansi Syariah di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi Islam.
Vol 3. No. 2, 2018, hlm. 137.
5
Ihda Arifin Faiz, Rerangka Dasar Akuntansi Berlandaskan Syariah, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2020), hlm. 14.
11
dan manusia dengan manusia (hablum minannas), adanya konsep di mana harta
adalah milik Allah, manusia selaku pemegang amanah harus mempertanggung
jawabkannya, dan perlunya pendistribusian kekayaan yang adil.
Akuntansi syariah telah lahir sejak dulu, akuntansi dalam Islam bukanlah seni
dan ilmu yang baru. Jika dilihat dari sudut pandang bahasa dalam bahasa Arab
akuntansi berasal dari kata “Muhasabah” atau “Hasaba” yang berarti
menyelesaikan pertanggungjawaban, netral, independen, objektif, menjaga,
menghitung, mengukur, mengharapkan pahala akhirat (Harahap, 2008). Pengertian
tersebut berkaitan dengan fungsi akuntansi yang mengandung cakupan yang lebih
luas dari konsep akuntansi konvensional. Fungsi akuntansi pada konsep syariah
didasarkan dengan pendekatan tersebut, yaitu sebagai sarana pencatatan informasi
yang bersifat material (ekonomi dan bersifat kuantitatif) dan juga non material
(aspek etika, moralitas, dan aspek kualitatif lainnya).
Pada awal munculnya Islam yaitu pada zaman pemerintahan Abu Bakar,
akuntansi dikenal dengan adanya “Baitul Mal” yang merupakan lembaga yang
berfungsi sebagai bendahara negara dan menjamin kesejahteraan sosial. Hal ini
menunjukkan pada masa kekhalifahan telah dikenal adanya sistem keuangan
negara. Pengelolaan Baitul Mal tersebut menunjukkan konsep balance dalam
akuntansi, yaitu pengelolaan di mana penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara
6
Rini, “Potret Pendidikan Akuntansi Syariah di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi Islam.
Vol 3. No. 2, 2018, hlm. 138.
12
seimbang. Pengenalan akuntansi pada masa itu adalah dikenalnya “Kitabat al-
Amwal” atau pencatatan uang oleh masyarakat.
Penggunaan istilah akuntansi juga telah digunakan oleh peneliti muslim pada
abad ke 8-10 M. Pada masa Umar bin Khattab, diperkenalkan dengan adanya
pencatatan atau diwan yang digunakan untuk pelaksanaan pencatatan dan
penyimpanan pencatatan gaji. Istilah pembukuan pada masa itu dikenal dengan
jarridah atau secara umum disebut dengan journal. Bangkitnya akuntansi syariah
di Indonesia dipicu oleh berbagai hal, yaitu adanya skandal akuntansi di
perusahaan-perusahaan besar, seperti Worldcom dan Enron serta adanya kesadaran
dari para akuntan untuk bekerja lebih jujur, adil, dan tidak bertentangan dengan
ajaran al-Qur’an dan hadis.
7
Heni Werdi Apriyanti, Teori Akuntansi Berdasarkan Pendekatan Syariah, (Yogyakarta:
CV. Budi Utama, 2018), hlm. 7-8.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi syariah sebagai salah satu sistem ekonomi yang eksis di dunia,
untuk hal-hal tertentu tidak berbeda dengan sistem ekonomi mainstream, seperti
kapitalisme. Mengejar keuntungan sebagaimana dominan dalam sistem ekonomi
kapitalisme, juga sangat dianjurkan dalam ekonomi syariah. Namun, dalam banyak
hal terkait dengan keuangan, Islam memiliki beberapa prinsip yang
membedakannya dengan sistem ekonomi lain yaitu tauhid, keadilan, maslahat,
ta’awun, dan kesimbangan.
Secara umum pengertian ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang
mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan
konsumsi terhadap barang dan jasa. Di indonesia penggunaan istilah ekonomi islam
terkadang digunakan bergantian dengan istilah ekonomi syariah. Termasuk dalam
penggunaan istilah dalam mata kuliah atau program studi dalam Perguruan Tinggi.
Ada yang menamakan dengan Ekonomi Islam dan ada juga yang menamakan
dengan Ekonomi Syariah.
14
akan pencatatan, pertanggungjawaban dan pengawasan harta umat dalam baitul mal
maupun wakaf.
15
DAFTAR PUSTAKA
Faiz, Ihda Arifin Faiz. 2020. Rerangka Dasar Akuntansi Berlandaskan Syariah.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prasetyo, Yoyok. 2018. Ekonomi Syariah. Bandung: Penerbit Aria Mandiri Group.
16