Anda di halaman 1dari 19

RANCANGAN

PROMOSI KESEHATAN
<MEI RIANITA E SINAGA, S.KEP.,NS.,M.KEP>
Step 1: Needs Assessment

In Step 1 before beginning to actually plan an intervention,


• The planner assesses the health problem,
• Masalah kesehatan itu berkaitan dengan perilaku dan kondisi lingkungan
• Masalah kesehatan itu berkaitan dengan faktor penyebabpenyakit pada populasi berisiko
In Step 1 the planner must complete the following tasks:

1. Membangun kelompok perencanaan termasuk partisipan program yang potensial dan perencanaan
penilaian kebutuhan
2. Melakukan penilaian kebutuhan using the PRECEDE model (Green & Kreuter, 2005) unt
menganalisis masalah kesehatan dan and kualitas hidup dan penyebabnya dan menentukan prioritas
3. Menyeimbangkan penilaaian kebutuhan dengan penilaian kapasitas komunitas.
4. Menghubungkan peniliaan kebutuhan untuk mengevaluasi perencanaan dengan membangun hasil
program yang diinginkan.
Step 2: Matrices of Change Objectives

• Step 2 menyediakan dasar untuk intervensi dengan men-spesifikkan siapa dan apa yang akan berubah
sebagai akibat dr intervensi.
• Haisl dari step 2 adalah satu set matriks dari tingkat ekologi yang dipilih (yaitu, individu melalui sosial)
bahwa kombinasi tujuan kinerja untuk setiap tingkat yang dipilih secara personal dan determinasi
eksternal untuk menghasilkan perubahan.
In Step 2 the planner must complete the following tasks:

1. Menyatakan perubahan atau hasil program yang diharapkan bagi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan dan kondisi lingkungan.
2. Kategorikan perilaku dan kondisi lingkungan ke dalam tujuan kinerja.
3. Pilih yang penting dan dapat diubah secara personal dan determinasi eksternal dari perilaku
kelompok berisiko dan kondisi lingkungan.
4. Buat matriks perubahan tujuan unt setiap tingkat perencanaan intervensi (individu, interpersonal,
organisasi, komunitas dan sosial) dengan mengecek tujuan kinerja dan faktor penyebab dan menulis
perubahan tujuan.
Purpose :
• to provide health promotion program planners with a framework for
effective decision making at each step in intervention planning,
implementation, and evaluation
Memilih pendekatan strategis
Pendekatan strategis termasuk deskripsi teori yang tepat, model atau pendekatan,
mitra atau penerima, aturan, saluran komunikasi, dan alat-alat yang akan digunakan
untuk memberikan layanan, pelatihan dan sumber daya. Pendekatan promosi kesehatan
membantu untuk lebih memahami cara yang berbeda bekerja dalam praktik.
Pendekatan yang berbeda didasarkan secara historis, kadang-kadang bertentangan, dan
tidak ada yang dominan, yang penting cukup untuk memenuhi persyaratan praktik saat
ini (Naidoo andWills, 2009). Pendekatan yg dimaksud antara lain:
STRATEGIC APPROACH

Pendekatan Medis
• Program promosi kesehatan yang menggunakan pendekatan medis fokus untuk mencegah penyakit, sebagai contoh: promosi
imunisasi untuk mencegah penyebaran campak.
Pendekatan Pendidikan
Pendekatan pendidikan membantu individu dan kelompok untuk membuat pilihan informasi dengan menggunakan teknik
menaikkan kesadaran, yang didasarkan pada pengetahuan relevan tentang perilaku kesehatan dan risiko yang dirasakan yang
terkait dengan pilihan yang salah, konsisten dengan nilai-nilai pembuat keputusan dan perilaku (Dormandy et al., 2002). Program
promosi kesehatan yang menggunakan pendekatan pendidikan fokus pada pemindahan pengetahuan pada masalah kesehatan
tertentu, sebagai contoh: informasi tentang gejala diabetes. Dengan informasi baru yang diperoleh kemudian dapat membuat
keputusan yang tepat untuk mencari saran dari petugas kesehatan. Namun karena kerumitan sosial dan keadaan budaya terkait
dengan perilaku berubah, individu mungkin juga memilih untuk tidak membuat pilihan sehat atau perubahan gaya hidup positif.
Pendekatan dengan bandingan Ketakutan
Kadang-kadang penggunaan ketakutan diimplementasikan dalam pendekatan pendidikan misalnya, menggunakan gambar grafis
kanker dengan tujuan menghentikan perilaku merokok. Ketakutan melibatkan ancaman pada target/penonton dengan hasil yang
berbahaya untuk memulai atau melanjutkan perilaku beresiko tinggi. Rasa takut kadang bisa efektif dikombinasikan dengan solusi
yang mudah untuk memperbaiki perilaku berisiko tinggi (Corcoran, 2013). Pendekatan ini dirancang untuk memanggil rasa
bersalah dan malu juga bisa bingung atau meningkatkan tingkat rasa takut yang dirasakan dalam populasi yang menjadi target.
Pendekatan perilaku/gaya hidup
Dalam praktik pendekatan gaya hidup menempatkan sebuah penekanan kuat pada tanggung jawab individu dan pentingnya
pendidikan. Programer menggunakan pendekatan ini fokus pada menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengadopsi perilaku gaya hidup sehat misalnya, untuk menggunakan kondom untuk lebih aman seks. Pendekatan tetap
populer karena menawarkan logika sederhana, perilaku berubah melalui pendidikan dan strategi motivasi yang dapat dengan
mudah disampaikan dalam konteks program.
Pendekatan Sepanjang Daur Kehidupan
• Pendekatan umur untuk kesehatan promosi berfokus pada bagaimana kebutuhan dan tubuh berubah sepanjang daur kehidupan.
Pendekatan ini didasarkan pada menyediakan intervensi yang tepat pada tahap yang berbeda sesuai rentang usia kehidupan untuk
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan (Hubley dan Copeman, 2013). Intervensi akan berfokus ditentukan dengan
demografis dari target populasi. Dalam kelompok usia spesifik diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan
strategi yang dapat digunakan paling efektif. Hal ini karena orang-orang dihadapkan dengan berbagai faktor risiko dan memiliki
akses ke sumber daya yg berbeda dalam rentang umur.
Pendekatan Sosial-Lingkungan
Pendekatan Sosial-Lingkungan berfokus pada masyarakat dan bagaimana hal itu dapat berubah untuk mempromosikan
kesehatan dengan menangani kondisi sosial dan lingkungan. Pendekatan sosio-lingkungan juga mendistribusikan sumber daya dan
melibatkan orang-orang untuk mempengaruhi kebijakan keputusan. Pemberdayaan kolektif adalah strategi pusat untuk
mengaktifkan orang-orang yang lebih memiliki' suara ' tentang perawatan kesehatan dan kesehatan dan juga untuk dapat
mengambil tindakan jika ini tidak memenuhi kebutuhan dan harapan. Nilai pemberdayaan adalah bahwa hal itu memungkinkan
orang untuk menjadi terorganisir lebih baik, dan bergerak menuju jaringan sosial dan aksi politik.
Pendekatan ekologi
Pendekatan ekologi didasarkan pada interaksi budaya dengan lingkungan. Kesehatan dipahami dalam arti holistik, sehingga
kesehatan individu berada di pusat ekosistem dan memiliki tubuh, pikiran dan dimensi spiritual. Pendekatannya memiliki level
sistem individu mewakili keluarga, masyarakat dan lingkungan yang dibangun, dan masyarakat yang lebih luas dan lingkungan alam.
Pendekatan Ekologi membuatnya jelas bahwa tidak ada strategi tunggal dan tidak ada upaya terfokus pada hanya satu aspek dari
determinan kesehatan sepenuhnya dapat berhasil (Hancock, 1993).
STRATEGIC IMPLEMENTATION

• Working with individual


Tujuan meningkatkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan paling penting membuat
dialog untuk membantu mengidentifikasi masalah personal dan menemukan solusi potensial.
Metode yg digunakan one-to-one communication (including counselling), peer education
and using a client-centred approach.
• Working with groups
Bekerja dengan kelompok juga memberikan kesempatan bagi praktisi untuk membantu orang lain
untuk mengembangkan hubungan sosial dan keterampilan yg kuat, dan untuk meningkatkan sumber
daya yg diperlukan untuk mendukung tindakan. Metode yg digunakan self-help groups, health
literacy and strategies for collective decision-making.
• Working with the communities
Komunitas juga melibatkan interaksi sosial yang dinamis dan mengikat orang ke dalam
hubungan berdasarkan kebutuhan bersama (Laverack 2004). Namun, keragaman
kepentingan dalam suatu komunitas dapat kadang-kadang membuat masalah, dan praktisi
mencoba untuk menghindari pembentukan minoritas dan mayoritas. Metode yg digunakan
Building stronger partnerships, Strengthening networks, Building community
capacity
STRATEGIC EVALUATION

• Evaluasi membantu untuk memahami apa yang terjadi selama periode program (dan
seterusnya), baik positif dan negatif, dan kemudian untuk menarik kesimpulan berdasarkan
bukti.
Enam langkah sederhana untuk evaluasi program biasanya dilakukan selama
program atau setelah selesai:

1. Set SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and


Times caled) objectives at the beginning of the programme.

2. Melakukan penelitian dasar untuk dapat menunjukkan setiap perubahan


sebagai hasil dari aktivitas program.

3. Nilai proses , hasil dan dampak, dan prestasi begitu juga kegagalan program
dalam desain evaluasi.

4. Jika mungkin, identifikasi kontrol (identik atau situasi serupa) yang akan
mampu menunjukkan perubahan sebagai akibat dari kegiatan program.

5. Melibatkan semua mitra dalam evaluasi

6. Merencanakan untuk mencatat manfaat program yang mungkin dinyatakan


hilang atau ada yang tertinggal sebagai contoh, 'spin-off' seperti
peningkatan kekompakan dalam komunitas (Hubley dan Copeman, 2013).
TIPE EVALUASI

Sequence Description Measures


Formative evaluation Is used to develop and Relevance, reliability and validity of
sometimes to pre-test specific materials and methods. For
materials and methods example, the piloting of leaflets and
as a part of programme posters to raise awareness on a specific
planning, and therefore health issue
occurs prior to
implementation.
Process evaluation Is used to assess how the Health promotion outcomes or
programme works once modifiable personal, social and
it has started and the environmental factors
extent to which it is that are a means to changing the
being delivered determinants of health. For example,
effectively knowledge, skills, participation and
organisation.
Impact evaluation Is used to assess its Intermediate health outcomes including
objectives or shortterm in lifestyle factors such as increased
progress in the physical
implementation of the activity or a reduction in calorie intake.
programme. Also the improved utilisation of health
services or political action through, for
example, patient
pressure groups.
Outcome evaluation Is used to assess whether Long-term health and social outcomes:
or for example, reduced disability and
not the programme has avoidable mortality or changes in
achieved its aims or healthy public policy and reductions in
longer-term changes health inequalities.
MONITORING PROCESS
Monitoring proses adalah bagian dari evaluasi proses, dan memiliki lima tujuan:

1. belajar dari pengalaman untuk meningkatkan praktik dan program di masa depan.

2. untuk memiliki akuntabilitas internal dan eksternal dari sumber daya yang digunakan dan hasilnya sudah didapatkan

3. untuk mengambil keputusan informasi tentang masa depan

4. untuk mempromosikan pemberdayaan dari penerima inisiatif.

5. untuk menilai kemajuan dan kemudian untuk memberi respon kembali ke implementasi dari program untuk meningkatkan hasil
capaian (Nutbeam danBauman, 2006).

Pemantauan adalah tugas yang berulang yang dimulai dalam tahap perencanaan dari sebuah program dan memungkinkan hasil,
proses dan pengalaman untuk didokumentasikan dan digunakan sebagai dasar untuk mengarahkan keputusan. Informasi didapat
melalui pemantauan sering termasuk dalam evaluasi untuk lebih memahami cara-cara di mana program telah berkembang
selama ini dan bagaimana hal ini dapat ditingkatkan atau diubah.
TERIMA KASIH
GOD BLESS YOU ALL

Anda mungkin juga menyukai