Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

O
L
E
H

NAMA : JELINKA TERINATHE


KELAS ; XII – A

SMK KESEHATAN TRIMURTI HUSADA AMBON


LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. Pengertian

Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien

yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat

diubah secara logis oleh orang lain.

B. Etiologi

Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama

fungsi otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :

1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai

dan menilik terganggu.

2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan

berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan

gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).

3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.

4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,

ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.

5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.

C. Tanda dan Gejala

1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)

Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan

pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).

2. Fungsi persepsi

Depersonalisasi dan halusinasi.

3. Fungsi emosi

Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen.

4. Fungsi motorik.

Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik

gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus

yang jelas, katatonia.

5. Fungsi sosial kesepian.

Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.

6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering

muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

D. Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku kekerasan

2. Waham

3. Menarik Diri

4. Harga Diri Rendah Waham

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Waham Curiga

merupakan core problem dari pohon masalah.

No. Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan Intervensi Rasional

Tujuan Kriteria Evaluasi

1. Waham Curiga Tujuan Umum :

Klien dapat

berkomunikasi dengan

baik dan terarah.


TUK :

Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria Evaluasi :

1. Ekspresi wajah

bersahabat.

2. Ada kontak mata.

3. Mau berjabat tangan.

4. Mau menjawab salam.

5. Klien mau duduk

berdampingan.

6. Klien mau

mengutarakan isi

perasaannya.

1.1 Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi teraupetik.

- Sapa klien dengan ramah baik

verbal maupun non verbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap dan

nama yang disukai klien.

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Jujur dan menepati janji

- Tunjukkan rasa empati dan

menerima klien dengan apa


adanya. Hubungan saling percaya menjadi dasar interaksi selanjutnya dalam membina klien
dalam berinteraksi dengan baik dan benar, sehingga klien mau mengutarakan isi perasaannya.

1.2 Jangan membantah dan mendukung waham klien.

- Katakan perawat menerima keyakinan klien.

- Katakan perawat tidak mendukung keyakinan klien.

1.3 Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

- “Anda berada ditempat aman dan terlindung”.

- Gunakan keterbukaan dan kejujuran, jangan tinggalkan klien dalam keadaan sendiri.

STRATEGI PELAKSANAAN

SP 1p:

1. Membina hubungan saling percaya

2. Jangan membantah atau mendukung waham klien

3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

4. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-harinya.

SP 2p :

1.Mengidentifikasi kemampuan positif pasien

2.Beri pujian pada penampilan klien yang dimiliki pada masa lalu dan saat

ini.

3.Tanyakan apa yang bisa dilakukan

4.Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai wahamnya

tidak ada

SP 3p:

1. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.

2. Observasi kebutuhan klien sehari-hari


3. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi

4. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham.

5. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dalam

memerlukan waktu dan tenaga.

6. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan

wahamnya.

31

SP 4 K:

1.Klien dapat berhubungan dengan realitas

2.Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain,

waktu, dan tempat)

3.Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas.

4.Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan oleh klien.

Sp 5 k:

1. Klien dapat dukungan dari keluarga

2. Diskusikan dengan keluarga tentang

- Gejala waham

- Cara merawatnya

- Lingkungan keluarga

- Follow up dan obat

3.Anjurkan keluarga melaksanakannya dengan bantuan perawat.

Sp 6 k:

1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

2. Diskusikan denga klien dan keluarga tentang obat, dosis, efek samping dan

akibat penghentian
3. Diskusikan perasaan klien setelah minum obat

4. Berikan obat dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.

32

Dx 2 : Menarik Diri

Pasien :

Sp 1p :

1 Mengidentifikai penyebab isolasi sosial pasien

2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain

3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang

5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 3p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami

pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien isolasi sosial


33

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah

isolasi sosial langsung dihadapan pasien.

Sp 3k :

1. Menjelaskan perawatan lanjutan.

Dx 3 :Harga Diri Rendah

Pasien

Sp 1p :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan klien

4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan

5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Sp 2p :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan

3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

Sp 1k :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami

pasien beserta proses terjadinya

34
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien harga diri rendah

Sp 2k :

1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi

sosial

Sp 3k :

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum

obat (discharge planing)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Anda mungkin juga menyukai