Bab 2 - 08306141027
Bab 2 - 08306141027
KAJIAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TEORI
1. Bunyi
Menurut Sears & Zemansky (2004: 58), definisi umum dari bunyi (sound)
(padat, cair atau gas). Bentuk dan cara menghasilkan gelombang bunyi dapat
diilustrasikan dari getaran selaput atau diafragma suatu pengeras suara. Ketika
atau merapatkan udara yang ada di depannya, seperti ditunjukkan pada Gambar
2.1 berikut:
Gambar 2.1. Diafragma pengeras suara bergerak : (a) radial keluar, (b)
radial ke dalam
(http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&
id=76:sifat-dasar-gelombang-bunyi&catid=13:gelombang-
bunyi&Itemid=127, diakses tanggal 28 April 2012).
tekanan normal. Daerah yang tekanan udaranya lebih besar ini disebut rapatan.
8
membalik arah gerakannya menjadi radial ke dalam (Gambar 2.1.b). Gerakan
udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Telinga manusia
gelombangnya bersifat tiga dimensi. Menurut Sutrisno (1979: 19), suatu sumber
medium tiga dimensi, sumber titik akan menghasilkan gelombang bola, artinya
9
Menurut Truax dalam http://duniaebook.net/pdf/teori-intensitas-
yang berbeda-beda di dalam berbagai medium. Untuk medium yang sama, faktor
atmosfer sekitar, efek permukaan, dan bentuk geometri sumber yang berakibat
pada penyebaran muka gelombang. Ada dua macam geometri muka gelombang,
yaitu geometri berbentuk bola dan silinder (Gambar 2.2 dan 2.3).
10
Gelombang bunyi berjalan memindahkan energi dari satu daerah ruang ke
simpangan, gelombang kerapatan dan gelombang tekanan (Aby Sarojo, 2011: 43).
Kemudian pada proses akustik dengan amplitudo yang kecil, kecepatan partikel
𝜕𝑢
𝜌0 = −∇𝑝 ……….………………................................................ (2.2)
𝜕𝑡
sehingga,
1
𝑢 = −𝜌 ∇𝑝 𝑑𝑡 ……….………..........................................……... (2.3)
0
∂𝑝 ∂𝑝 ∂𝑝
∇𝑝 = 𝑖 +𝑗 +𝑘 ……….……....................................……... (2.4)
∂x ∂y ∂z
∂𝑝 𝑝 2𝑥 −𝑝 1𝑥
= lim𝑥→0 ……….………......................................……... (2.5)
∂x ∆𝑥
∂𝑝 𝑝 2𝑦 −𝑝 1𝑦
= lim𝑦 →0 ……….…………..................................…….. (2.6)
∂y ∆𝑦
∂𝑝 𝑝 2𝑧 −𝑝 1𝑧
= lim𝑧→0 ……….…...............................................…….. (2.7)
∂z ∆𝑧
Sesuai dengan persamaan (2.5), 𝑝2𝑥 − 𝑝1𝑥 menunjukkan selisih tekanan suara
pada sumbu x, persamaan (2.6), 𝑝2𝑦 − 𝑝1𝑦 menunjukkan selisih tekanan suara
11
pada sumbu y, dan persamaan (2.7), 𝑝2𝑧 − 𝑝1𝑧 menunjukkan selisih tekanan suara
pada sumbu z. Persamaan (2.5) dan (2.6) di atas menjadi dasar pengambilan data
taraf intensitas bunyi yang dilakukan pada empat arah, yaitu arah x, y, -x dan -y.
Hal ini dikarenakan arah rambat bunyi yang sejajar dengan sumbu x dan y. Oleh
karena arah rambat bunyi tegak lurus dengan sumbu z, maka untuk arah z dan -z
tidak dilakukan pengambilan data taraf intensitas bunyi, sehingga bisa diabaikan.
per unit area at which work done by one element of fluid on an adjacent
element”... (Kinsler et.al, 2000: 125). Artinya, intensitas sesaat sebuah gelombang
adalah daya seketika yang bekerja per satuan luas yang dilakukan oleh satu
elemen fluida pada elemen yang berdekatan. Hal tersebut diberikan oleh
persamaan:
Oleh karena intensitas bunyi berfluktuasi terlalu cepat, maka yang terukur adalah
1 𝑝0 2
𝐼= 𝑘 ……….………...............................…....…................. (2.9)
2 𝜔 𝜌0
2. Skala Desibel
12
Artinya, tekanan suara dan intensitas biasanya digambarkan dengan
menggunakan skala logaritmik yang dikenal sebagai tingkat bunyi. Salah satu
alasan penggunaan skala logaritmik ini adalah adanya rentang yang sangat lebar
pada tekanan dan intensitas bunyi yang berada pada daerah akustik; rentang
intensitas yang terdengar berada di sekitar 10-12 W/m2 sampai dengan 10 W/m2.
tingkat bunyi adalah skala desibel (dB). Tingkat intensitas bunyi (intensity level)
I = intensitas
Pada persamaan (2.10) di atas, Iref adalah sebuah intensitas acuan yang
dipilih yaitu sebesar 10-12 W/m2, karena mendekati ambang pendengaran manusia
pada frekuensi 1000 Hz. IL dinyatakan dalam desibel yang mengacu pada Iref , dan
log merupakan logaritma untuk basis 10. Jika intensitas sebuah gelombang bunyi
sama dengan Iref atau 10-12 W/m2, maka tingkat bunyinya adalah 0 dB. Jadi,
sebuah intensitas sebesar 1 W/m2 bersesuaian dengan 120 dB, seperti yang tertulis
pada tabel tingkat intensitas bunyi dari berbagai macam sumber bunyi berikut ini:
13
Tabel 2.1. Tingkat intensitas berbagai macam bunyi (Giancoli, 2001: 411).
Sumber atau Tingkat Intensitas Bunyi Intensitas
Deskripsi Bunyi IL (dB) I (W/m2)
Ambang rasa sakit 120 1
Sirine pada jarak 30 m 100 10-2
Lalu lintas jalan raya yang sibuk 70 10-5
Percakapan biasa, dengan jarak 50 cm 65 3 x 10-6
Radio yang pelan 40 10-8
Bisikan 20 10-10
Gemerisik daun 10 10-11
Batas pendengaran (pada 1000 Hz) 0 10-12
Satu desibel ekuivalen dengan sepersepuluh Bel (1 dB = 1/10 B) atau juga dapat
tekanan ke dalam tingkat tekanan suara (sound pressure level) SPL dapat
dituliskan:
𝑝
𝑆𝑃𝐿 = 20 log …..….........……...................................…...…... (2.11)
𝑝 𝑟𝑒𝑓
dengan SPL dinyatakan dalam dB dengan pref adalah tekanan referensi (acuan)
Karena kemudahan yang diberikan oleh skala desibel, besaran listrik juga
14
Pada persamaan di atas, Vref merupakan sebuah tegangan acuan yang pada
mendisipasikan 1 mW daya listrik dalam sebuah resistor 600 ohm (Kinsler et.al,
2000: 132).
3. Mikrofon (Microphone)
Mikrofon adalah suatu alat yang dapat mengubah getaran suara menjadi
energi tergantung dari jenisnya. Akan tetapi, semua jenis mikrofon mempunyai
satu persamaan yaitu pada diaphragm atau selaput tipis (diafragma). Diafragma
merupakan material tipis yang berada di dalam mikrofon dan bergetar saat terkena
mengubah energi akustik dalam bentuk gelombang suara menjadi energi listrik.
salah satu lempeng dan akan bergetar ketika terkena gelombang suara,
berubah (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/395/jbptunikompp-gdl-daviedguna-
15
Setiap mikrofon mempunyai suatu karakteristik yang menggambarkan
sensitivitas atau kepekaannya terhadap suara dari berbagai macam arah yang
microphone akan sensitif terhadap suara pada dua arah yang berlawanan,
dari segala arah dan unidirectional microphone akan sensitif terhadap suara pada
satu arah saja, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 berikut ini:
dengan µ𝑟𝑒𝑓 adalah sensitivitas acuan yang dipilih, yaitu 1 V/µbar atau 1 V/Pa
16
4. Konsep Teknologi Sonic Bloom
tahun 1972 oleh Dan Carlson, seorang ahli pemuliaan tanaman yang berasal dari
Amerika Serikat. Menurut Yulianto (2006: 88), konsep dasar teknologi sonic
Menurut Endang dkk (2005: 9), bahan dasar nutrisi pupuk organik terbuat dari
rumput laut yang mengandung mineral esensial seperti Ca, K, Mg dan Zn serta
asam amino dan asam giberelat (gibberelic acid) yang mampu mempercepat
pertumbuhan tanaman.
sonic bloom ini didahului dengan pemberian gelombang suara dengan harapan
bahwa pupuk yang diberikan lewat daun diserap oleh tanaman melalui mulut daun
(stomata) pada saat stomata terbuka akibat rangsangan suara tersebut. Sedangkan
menurut Yulianto dalam Esti Setyaningrum (2011: 13-14), teknologi sonic bloom
hanya dapat bekerja efektif apabila diterapkan secara benar dan disiplin pada
kondisi dimana hara dan air dalam tanah tersedia optimal bagi pertumbuhan
tanaman.
pemanfaatan teknologi sonic bloom saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh
kondisi tanaman, dan cara perawatan tanaman oleh para petani. Tanaman yang
17
dikelola dan dirawat dengan baik akan menghasilkan produk yang baik pula,
ditanam di berbagai negara. Menurut Rukmana (1997: 18), kentang berasal dari
Indonesia, kentang pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua,
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
pendek tidak berkayu), semusim, dan menyukai iklim yang sejuk. Untuk daerah
yang beriklim tropis seperti Indonesia, kentang cocok ditanam di dataran tinggi.
18
Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah
itu mati. Tanaman kentang dapat tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 0,5 –
a. Daun
b. Batang
Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat-zat hara dari tanah menuju ke
daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun menuju ke bagian
tanaman yang lain. Batang tanaman kentang umumnya berwarna hijau tua,
tidak berkayu dan lemah, sehingga mudah roboh bila kena angin kencang
19
serta diameter batangnya berukuran kecil. Selain itu, batang tanaman
yang rimbun.
c. Akar
Akar tanaman berfungsi untuk menyerap zat-zat hara yang diperlukan oleh
d. Umbi
lemak, vitamin, mineral dan air. Menurut Samadi (1997: 11-12), umbi
inilah yang disebut sebagai umbi kentang yang digunakan sebagai bahan
pangan.
20
Gambar 2.6. Umbi kentang sebagai bahan makanan
e. Bunga
dan tersusun majemuk yang tumbuh dari ketiak daun paling atas. Ukuran
Menurut Setiadi (1993: 18), untuk mendapatkan hasil yang baik perlu
didukung oleh lingkungan yang cocok untuk tanaman, seperti ungkapan yang
can growth, weather determines the yield we can get”. Artinya, tanaman yang
21
Tanaman kentang termasuk dalam jenis tanaman yang tidak bisa tumbuh
di sembarang tempat. Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik apabila syarat-
1) Iklim
a) Suhu udara
b) Curah hujan
21), curah hujan yang tepat untuk tanaman kentang adalah 1.500
mm/tahun.
c) Kelembaban udara
kentang.
d) Panjang hari
22
Panjang hari adalah lamanya penyinaran sinar matahari dalam satu
oleh tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam per
2) Media Tanam
a) Jenis tanah
organik, dan drainasenya baik. Jenis tanah yang paling baik adalah
Menurut Setiadi (1993: 21), derajat keasaman tanah (pH tanah) yang
varietasnya.
c) Ketinggian tempat
23
6. Kajian Tentang Tomat
Wiryanta (2002: 1-2), tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang
tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan, mulai dari negara bagian
Peru sampai dengan Meksiko. Penyebaran tomat di Indonesia berasal dari Filipina
dan negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18. Menurut Samadi (1996: 11),
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
memiliki hubungan kerabat dekat dengan kentang, yaitu berada dalam satu famili
sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Menurut Samadi (1996: 14),
tanaman tomat kaya akan nutrisi, dimana pada lapisan luarnya terdapat likopen
yang merupakan antioksidan yang dapat mencegah berbagai jenis kanker. Selain
itu, daging buah tomat juga mengandung zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh
24
manusia. Berikut adalah daftar kandungan gizi buah tomat segar dalam 100 gram
buah tomat:
Tabel 2.2. Kandungan zat gizi buah tomat per 100 gram buah tomat yang dapat
dimakan menurut Dit. Gizi Dep. Kesehatan RI dalam Samadi (1996: 14).
No. Zat gizi Tomat Muda Tomat Masak
1. Kalori (kal) 23 20
2. Protein (gram) 2 1
3. Lemak (gram) 0,7 0,3
4. Hidrat arang (gram) 2,3 4,2
5. Kalsium (mgram) 5 5
6. Fosfor (mgram) 27 26
7. Besi (mgram) 0,5 0,5
8. Vitamin B (mgram) 0,07 0,06
9. Vitamin C (mgram) 30 40
10. Air (mgram) 93 94
tinggi yang bisa mencapai 1,5 m. Oleh karena itu, tanaman tomat perlu diberi
penopang dari turus bambu atau kayu agar tidak roboh di tanah, melainkan
tumbuh secara vertikal (ke atas). Menurut Cahyono (2008: 10-12), organ-organ
a. Akar
tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping tapi
dangkal.
25
Gambar 2.8. Akar serabut pohon tomat yang tampak dari luar
b. Batang
Batang tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berwarna hijau dan di
ruas batang terjadi penebalan dan terkadang di bagian bawah ruas terdapat
c. Daun
26
tomat berbentuk oval, tepi daun bergerigi dan mempunyai celah-celah
menyirip.
d. Bunga
muncul dari batang atau cabang yang masih muda. Bunga tomat termasuk
bunga sempurna karena terdapat benangsari dan kepala putik dalam satu
bunga yang sama. Di dalam bunga ini terdapat bakal buah yang menjadi
27
e. Buah
Bakal buah yang berada di dalam bunga akan tumbuh dan berkembang
menjadi buah tomat. Buah tomat yang masih muda kulitnya berwarna
hijau dan sejalan dengan proses kematangannya, kulit buah yang semula
berwarna hijau akan berubah menjadi berwarna merah. Kulit buah tomat
yang telah berwarna merah ini menandakan bahwa tomat sudah matang
(a) (b)
Gambar 2.12. Buah tomat : (a) masih muda, (b) sudah tua dan matang.
dari dataran rendah hingga dataran tinggi, bergantung pada varietasnya. Dasar
yang dipakai untuk membedakan varietas tomat diantaranya adalah bentuk buah,
28
c. Tomat kentang (Lycopersicum grandifolium), buahnya berbentuk bulat,
Untuk mendapatkan kualitas dan produksi buah tomat yang baik, perlu
diperhatikan waktu tanam yang paling tepat, yaitu pada awal musim kemarau.
Maka seperti halnya pada tanaman kentang, syarat tumbuh tomat juga perlu
a. Iklim
1) Suhu udara
suhu siang hari ±24 oC dan malam hari antara 15 oC - 20 oC. Daerah
2) Kelembaban udara
3) Cahaya
29
Pada fase vegetatif dan fase generatif, tanaman tomat memerlukan
tomat juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu terik.
4) Curah hujan
memerlukan curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang tinggi pada
b. Media tanah
1) Jenis tanah
semua jenis tanah, akan tetapi tanah yang ideal adalah tanah lempung
Menurut Rukmana (1995: 34), kadar keasaman tanah (pH) yang cocok
untuk tanaman tomat yakni berkisar antara 5-6. Pada tanah-tanah yang
30
3) Ketinggian tempat
Menurut Pitojo (2005: 43), tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik
Diawali dengan adanya ide bahwa suara dengan frekuensi tinggi dapat
mempengaruhi tanaman untuk tumbuh dan berkembang biak lebih baik, Dan
bloom. Teknik sonic bloom ini tidak hanya menggunakan getaran suara saja,
penerapan teknologi sonic bloom dan pupuk organik untuk peningkatan produksi
bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Pada penelitian ini, sonic bloom tediri
atas aplikasi suara dengan frekuensi 3.500 Hz – 5.000 Hz dan aplikasi nutrisi
sonic bloom. Aplikasi suara menggunakan unit suara M2 dibunyikan pada lahan
seluas 10 ha secara otomatis menggunakan timer setiap hari antara pukul 04.30-
09.00 dan pukul 16.00-21.00, sementara nutrisi dibuat dari bahan dasar rumput
laut. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa bobot kering bawang merah
yang diperoleh dengan perlakuan teknik sonic bloom adalah sebanyak 26,43
ton/ha dan diperoleh 19,58 ton/ha untuk tanaman kontrol tanpa diberi perlakuan
31
(Yulianto, 2008: 150&154). Begitu pula yang terjadi pada penelitian Ana Nuryani
& Supriaty Ningsih, bahwa aplikasi dari sonic bloom disebutkan mampu
Bapak Nur Kadarisman, M.Si melakukan penelitian payung dengan salah satu
(3,01±0,03)103 Hz. Menurut Julita Khairiyah (2011: 53), hasil penelitian ini
pada umur tanaman pada minggu ke sepuluh, yaitu berturut-turut untuk tanaman
eksperimen dan tanaman kontrol adalah panjang tanaman (0,5 ± 0,1) 102 cm; (0,4
± 0,1) 102 cm; diameter batang (1,2 ± 0,2) cm; (1,0 ± 0,2) cm, jumlah ranting
32
(0,14 ±0,04) 102; (0,12 ±0,05) 102, jumlah daun (1,25 ± 0,4) 102; (0,8 ± 0,4) 102,
panjang daun (0,10 ±0,02) 102 cm; (0,08± 0,01) 102 cm, lebar daun (5,4 ± 0,9);
(5,0 ± 0,6) cm. Kemudian untuk pengaruh suara “garengpung” pada puncak
tanaman kontrol sebesar (0,87 ± 0,05) 102 μm2 (Julita Khairiyah,2011: 53), seperti
(a) (b)
Gambar 2.13. Pembukaan stomata (a) sebelum di-drive suara (b) setelah di-
drive suara selama satu jam (Julita Khairiyah,2011: 32).
Pada Tabel 4.1 dalam Julita Khairiyah (2011: 49), diketahui bahwa hasil
pada bedeng 1 dihasilkan 1,14 kg; bedeng 2 dihasilkan 1,05 kg; bedeng 3
dihasilkan 0,57 kg; bedeng 4 dihasilkan 0,73 kg; bedeng 5 dihasilkan 0,63 kg dan
33
B. KERANGKA PIKIR
frekuensi tinggi yang tepat untuk tanaman kentang (Solanum tuberosum L).
Penelitian tersebut dilakukan oleh Bapak Nur Kadarisman, M.Si bersama Julita
tanaman kentang dan produktivitas yang diberi paparan bunyi “garengpung” yang
kentang. Hal ini dapat diartikan bahwa selain frekuensi bunyi, ada faktor lain yang
intensitas bunyi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kentang, yaitu meliputi lebar daun, diameter batang, tinggi tanaman, jumlah
ranting, serta jumlah daun. Selain itu, juga ingin diketahui taraf intensitas bunyi
untuk produktivitas dan pertumbuhan tanaman tomat, yaitu meliputi lebar daun,
34
diameter batang, tinggi tanaman, jumlah ranting, jumlah daun, serta jumlah
terhadap luas bukaan stomata daun tanaman kentang. Penelitian ini juga bertujuan
untuk mengetahui parameter fisis yang bisa dijadikan acuan dalam memprediksi
C. HIPOTESIS
pada peak frequency (3,01±0,03)103 Hz. Pemaparan suara ini diharapkan mampu
sehingga bisa diketahui taraf intensitas bunyi yang tepat bagi pertumbuhan dan
esculentum M).
35