Di susun oleh :
Mikha Anitasari : 1802066-2018
Kartika Sulistyaningrum : 1902057-2019
Hanifa Dwi Lestari : 1802039-2018
Bangun Wicaksono : 1802010-2018
Welfa Cintya Ningrum : 1802066-2018
Anung Kusuma Dwi : 1902005-2019
Restina Deviyantie : 1902090-2019
Putri Ayu Dyah : 1902087-2019
Okta Haryuita Putri : 1902082-2019
Lusia Malo : 1902064-2019
Yuni Atika Handayani : 1802096-2018
Doni Armando : 1902036-2019
Oceu Puspita Sari : 1902081-2019
Clara Sekar Sastika : 1902024-2019
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
2021
A. Judul
Menolak Penyakit Tidak Menular dengan Membangun Pertahanan Kesehatan dan Pangan
bersama Ibu Milenial di desa Nogosari II, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
B. Latar Belakang
Kabupaten Bantul memiliki posisi yang strategis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
karena Kabupaten ini terletak di sebelah Selatan dan Tengah DIY. Tanah yang subur di
Kabupaten Bantul menjadikan Kabupaten ini salah satu wilayah agraris yang berada di
DIY. Masyarakat Kabupaten Bantul juga memiliki keunggulan dalam bercocok tanam
dan mengolah hasil pangan. Hal ini diwujudkan dengan banyaknya olahan hasil pangan
yang sudah dipasarkan baik Nasional maupun internasional.
Konversi lahan lahan pertanian di Kabupaten Bantul sangat tinggi, produktivitas dan luas
panen tanaman pangan cenderung mengalami penurunan, sehingga perlu diidentifikasi
strategi pembangunan yang sesuai. Sektor pangan Kabupaten Bantul menyumbangkan
1.961.938.70 dalam PDRB Kabupaten. Ide dan kreativitas masyarakat Kabupaten Bantul
dapat dilihat pada sentra-sentra industri olahan hasil pangan yang terbesar di Kabupaten
Bantul. Kabupaten Bantul juga menjadi tempat pengembangan berbagai proyek yang
akan memiliki nilai strategis dalam mengembangkan lini sektor pagan, misalnya
peningkatan kualitas dan pemberian fasilitas di sentra-sentra industri olahan hasil pangan
Kabupaten Bantul.
Masyarakat Kabupaten Bantul masih memegang teguh tradisi dan budaya lokal. Hal itu
ditunjukan dengan masih dengan hidupnya berbagai acara peringatan tradisional dan
pertunjukan budaya lokal. Salah satu untuk menggambarkan masyarakat Bantul adalah
dengan kata kreatif karna bisa kita lihat tanda-tanda jiwa kreatif masyarakat melalui
banyaknya ragam produk budaya dan kerajinan dari masyarakat setempat.
Ada yang disebut dengan menanam tanaman herbal yang bisa diolah sendiri dan juga bisa
dikonsumsi untuk sendiri ataupun keluarga. Memanfaatkan lahan yang ada atau
pekarangan rumah, kita bisa menanam tumbuhan herbal yang dimana manfaatnya sangat
banyak. Pemanfaataan pekarangan sebagai sarana budidaya Tanamana Obat Keluarga
(TOGA), yaitu tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Kebiasaan
menanam tanaman obat ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu, walaupun tidak menutup
kemungkinan kaum lelaki pun ikut turut dalam menanam tanaman obat ini. Perilaku
menanam tanaman obat ini memiliki mnafaat lain yaitu bisa untuk menghemat keuangan,
dan juga bahan-bahan dan penanaman tumbuhan ini juga sangat gampang dilakukan oleh
karena itu bisa sangat bermanfaat. Berdasarkan data Riskesdas 2010, persentase rumah
tangga yang menggunakan jamu buatan sendiri dari tanaman herbal yang ditanam yaitu
sebesar 9,53% dari 68,673 rumah tangga. Adapun individu yang menggunakan jamu
buatan sendiri adalah 10,27% dari total 177.926 orang. Bahan baku yang paling banyak
digunakan adalah kencur, jahe, kunyit dan temulawak. Pengguna jamu buatan sendiri
persentasenya lebih besar pada kelompok usia lanjut (54 tahun ke atas), perempuan,
menikah, pendidikan tidak tamat/ tamat SD, petani atau nelayan, tingkat ekonomi
menengah ke bawah dan tinggal di desa.
Desa Nogosari merupakan salah satu desa di Kelurahan Wukirsari yang mayoritas
warganya adalah petani. Warga sekitar menafkahi hidupnya dengan bertani. Desa ini bisa
dibilang menjadi desa yang jauh dari perkotaan. Mulai dari rumah penduduk yang masih
terpisah jauh dan banyaknya pohon-pohon besar.
Sebelum adanya Pandemi Covid-19 sebagian warga masih ada yang membuat kerajinan
tangan seperti merajut tas an sepatu serta menjualnya tapi setelah terjadi Pandemi ini
warga jadi kesusahan karna kerajinan yang mereka buat tidak laku dijual. Dan hal itu
membuat ibu-ibu yang ada di desa Plencing menjadi bertani. Dan juga karna warga setiap
harinya ke sawah dan mengangkat baang-barang berat dan mengingat umur yang sudah
tidak lagi muda menjadikan beberap penyakit muncul. Seperti nyeri sendi, hipotensi serta
hipertensi karna tekanan darah naik dan banyaknya aktivitas yang dilakukan.
Berdasarkan kondisi yang ada ini kami mengusung tema“Menolak Penyakit Tidak
Menular dengan Membangun Pertahanan Kesehatan dan Pangan bersama Ibu Milenial di
desa Nogosari II, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta“ dalam program ini dilakukan
untuk membantu para warga mengerti penyakit yang mereka rasakan serta bisa menanam
sendiri tanaman obat dirumah mereka, serta mengajarkan untuk cara pengolahannya.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi Sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan di Desa Nogosari II,
Plencing RT 09 ?
2. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat di Desa Nogosari II, Plencing RT 09 ?
3. Bagaimana tingkat produktivitas ekonomi Masyarakat atau Orang-Orang di Desa
Nogosari II, Plencing di masa pandemi ?
4. Bagaimana kondisi lahan kosong yang cocok untuk penanaman tanaman herbal ?
D. Tujuan
1. Mengetahui dan mengembangkan potensi ekonomi sumber daya alam di Desa
Nogosari II,Plencing RT 09.
2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tingginya kasus PTM di Desa Nogosari
II,Plencing RT 09.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh lahan kosong terhadap penanaman tanaman
herbal.
E. Indikator Keberhasilan Program
1. Pertumbuhan kesadaran masyarakat terkait pentingnya untuk meluangkan waktu,
tenaga, dan lahannya untuk dimanfaatkan menanam tanaman obat.
2. Terjalinnya kemitraan dengan Kelurahan Desa Wukirsari, Nogosari RT 09 untuk
membantu mengembangkan program peningkatan produktivitas ekonomi di Desa
Nogosari II, Plencing RT 09.
3. Program tindak lanjut PHP2D berupa faktor yang mempengaruhi tingginya kasus
PTM dan melakukan penanaman tanaman herbal.
4. Program PHP2D merupakan implementasi pada mata kuliah Keperawatan
Komunitas.
F. Luaran yang Diharapkan
1. Panduan program holistik pembinaan dan perberdayaan desa.
2. Pelatihan kegiatan (penanaman tanaman herbal dan pemberdayaan masyarakat
Penyakit Tidak Menular).
G. Manfaat
1. Bagi khalayak
a. Masyarakat memiliki perkembangan ekonomi yang stabil.
b. Masyarakat memiliki bekal untuk mengembangkan kompetensinya di bidang
pertanian.
c. Masyaakat memiliki keterampilan wirausaha yang baik untuk mengembangkan
potensinya dibidang pertanian.
d. Mengurangi faktor yang mempengaruhi PTM di Desa Nogosari II,Plecing.
2. Bagi kelurahan desa
a. Warga Nogosari II pertahanan kesehatan di Desa Nogosari II terkontrol.
b. Perekonomian di Desa Nogosari II bisa meningkat di bidang pertanian di masa
pandemi.
H. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Daerah yng menjadi sasaran adalah desa plencing Nogosari II 09, Kelurahan Wukirsari,
Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Dengan luas wilayah 8 ha dengan jumlah
penduduk yang masuk kedalam Kartu Keluarga ada 29, tetapi untuk keseluruhan warga
yang ada di desa plencing Nogosari II 09 ini adalah 89 jiwa. Dengan jumlah perempuan
49 jiwa dan laki-laki 40 jiwa. Hampir semua mayoritas warga di desa ini adalah seorang
petani, dan minoritas warga juga ada yang beternak. Mulai dari memelihara sapi,
kambing, dan ayam. Banyak nya warga yang bekerja di sawah mereka sendiri, banyak ari
mereka yang mengeluhkan sakit sendi, hipotensi, dan hipertensi. Masih belum ada kader
di dusun ini.
I. Metode Pelaksanaan
1. Identifikasi Potensi dan Masalah
Desa Nogosari II masuk di Kelurahan Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten
Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah 29 KK untuk satu RT.
Mayoritas penduduk di Dukuh Nogosari II adalah sebagai petani. Masalah yang sering
didapati adalah banyak penduduk yang mengalami nyeri sendi, hipertensi, dan
hipotensi. Hal ini tentu saja menjadi masalah yang harus diatasi. Melalui program
“Menolak Penyakit Tidak Menular dengan Membangun Pertahanan Kesehatan dan
Pangan bersama Ibu Milenial di desa Nogosari II, Wukirsari, Imogiri, Bantul,
Yogyakarta” diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut.
2. Proses dan Hasil Analisis Kebutuhan Masyarakat
Dukuh Nogosari II terletak dekat dengan tempat wisata alam Bukit Plencing dan
terdapat banyak lahan yang masih bisa dipakai untuk menanam. Sebagian besar
penduduk Nogosari II mengalami masalah dalam nyeri sendi, hipertensi, dan hipotensi
di mana dapat menghambat aktivitas penduduk terkhusus dalam melakukan pekerjaan.
Proses promosi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi penyuluhan mengenai
masalah tersebut, mengajak penduduk untuk dapat menanam tanaman herbal,
mengolah tanaman herbal, dan menjual tanaman herbal yang diharapkan dapat
membantu dalam meningkatkan penghasilan penduduk Nogosari II. Selain itu,
penduduk juga bisa mengonsumsi hasil produknya untuk mengobati nyeri sendi,
hipertensi, dan hipotensi. Untuk mencapai hasil yang ideal maka diperlukan adanya
transformasi yang didukung oleh seluruh pihak terkait. Hal ini juga perlu adanya
pemahaman dari penduduk sekitar supaya tidak terjadi salah paham antara tim
pelaksana dengan penduduk. Yang menjadi langkah awal adalah dengan melakukan
pemetaan pada lokasi yaitu di Dukuh Nogosari II, kemudian menentukan sasaran, di
mana RT yang menjadi sasaran adalah yang memiliki lahan cukup untuk melakukan
penanaman tanaman herbal dan yang memiliki masalah PTM (Penyakit Tidak
Menular) yang banyak, setelah itu dapat menentukan pilihan prioritas langkah.
3. Penselarasan dengan kebijakan pembangunan wilayah setempat
Tugas pertama tim adalah melakukan kegiatan penyelarasan arah kebijakan
perencanaan pembangunan kabupaten/kota. Informasi atau data-data yang berkaitan
dengan penyelarasan arah kebijakan rencana pembangunan kabupaten kota didapatkan
dari hasil mengikuti penyuluhan wawancara. Mengenai informasi tentang kegiatan tim
dalam rangka penyelarasaan pembangunan kabupaten/kota tim mencari informasi dan
melakukan koordinasi dengan kelurahan.
Tujuannya adalah untuk menyelaraskan arah kebijakan pembangunan kabupaten
supaya tidak terjadi penganggaran ganda. Jika ditemukan adanya program
pembangunan yang sama lokasinya dengan kabupaten, maka dilakukan revisi, dan
mengalihkan pada program yang lain atau pengalihan lokasi.
4. Penyusunan Program bersama masyarakat
Sosialisasi
K. 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Survei Lokasi
Penyusunan
Metodologi
Sosialisasi
Screening
Menentukan Kategori
Menentukan
Intervensi sesuai
Kategori
Evaluasi Program
Monitoring
Keberlanjutan
Pelaporan
Rancangan Biaya
Tabel II : Rancangan Biaya
L. Instrumen Pendukung
Logbook kegiatan
Nama Dosen Pembimbing : Mei Rianita Elfrida Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep.
NIDN : 0529058901
NIM : 1802066
2.Bangun Wicaksono
3.Clara Sekar Sastika
4.Doni Armando
5.Hanifa Dwi Lestari
6.Kartika Sulistyaningrum
7.Lusia Malo
8.Oceu Puspita Sari
9.Okta Haryudita Putri
10. Putri Ayu Diah Komalasari
11. Restina Deviyantie
12. Welfa Cintya Ningrum
13. Yuni Atika Handayani
Dosen Pendamping
NIM/NRP : 1802066
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PHP2D yang saya ajukan untuk tahun anggaran 2021
dengan judul Membangun Pertahanan Kesehatan dan Pangan Bersama Ibu Milenial berlokasi di
Dukuh Nogosari II Kelurahan Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Menyetujui,
Mengetahui:
NIDN : 0528087902
Ketua Kelompok Pengusul PHP2D Menolak Penyakit Tidak Menular dengan Membangun
Pertahanan Kesehatan dan Pangan bersama Ibu Milenial di desa Nogosari II, Wukirsari, Imogiri,
Bantul, Yogyakarta.
NIM : 1802066
Telp/Hp/email : 081328092880
Menyatakan bahwa, kami bersama-sama telah melakukan identifikasi potensi dan masalah dalam
rangka pelaksanaan Program PHP2D 2021 dengan potensi yang ditemukan sebagai berikut:
2. Penduduk dukuh Nogosari II memiliki lahan luas yang masih bisa digunakan untuk menanam
3. Banyak penduduk dukuh Nogosari II yang memiliki keluhan nyeri sendi, hipertensi, dan
hipotensi
Jika proposal ini diterima dan didanai, kami siap melaksanakan kegiatan yang meliputi
penyuluhan tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat, menanam tanaman herbal,
mengelola tanaman herbal, dan menjual hasil olahan tanaman herbal.
Demikian pernyataan survei dan kerjasama ini kami buat dengan sebenarnya, dalam rangka
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan Pelaksanaan Program PHP2D.
Mengetahui :
Sehubungan dengan pengusulan beberapa proposal PHP2D Tahun 2021 oleh beberapa organisasi
mahasiswa dari STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta ke Direktorat Pembelajaan dan
Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, maka dengan ini kami
menyatakan bersedia/sanggup untuk menjadikan desa lokasi PHP2D tersebut menjadi desa
binaan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta jika proposal yang diajukan tersebut berhasil
memperoleh bantuan pendanaan. Dengan menjadi desa binaan STIKES Bethesda Yakkum
Yogyakarta maka berbagai kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat akan
diprioritaskan untuk dapat dilaksanakan di desa tersebut. Demikian, surat ini dibuat untuk
menjadi perhatian bersama.
Kemahasiswaan / Kepala
LPPM
NIDN : 0528087902