Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2


BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................... 5
2.1. Bussines Plan............................................................................................................... 5
2.1.1 Penjelasan ............................................................................................................ 5
2.1.2 Strategi Pengelolaan SDM Berbasisi Kompetensi ............................................... 7
2.1.3 Analisis Pengembanngan Bisnis .......................................................................... 9
2.2. Marketing .................................................................................................................... 9
2.2.1 Pengertian Marketing Menurut Para Ahli ............................................................ 9
2.2.2 Tujuan Marketing............................................................................................... 10
2.2.3 Fungsi Marketing ............................................................................................... 10
2.2.4 Tugas Marketing ................................................................................................ 11
2.2.5 Strategi Marketing ............................................................................................. 12
2.2.6 Konsep Marketing.............................................................................................. 13
2.3 Staying in Bussines (Bertahan dalam Bisnis) ............................................................ 14
2.3.1 Faktor seseorang memulai bisnis ....................................................................... 14
2.3.2 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan suatu Bisnis ......................................... 15
2.3.3 Strategi Mempertahankan Bisnis ....................................................................... 17
BAB III .................................................................................................................................... 19
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 19
3.1 Business Plan............................................................................................................. 19
3.2 Marketing .................................................................................................................. 19
3.3 Staying in Bussines (Bertahan dalam Bisnis) ............................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis merupakan salah satu aktivitas usaha yang utama dalam menunjang perkembangan
ekonomi. Kata “bisnis” diambil dari bahasa inggris “business” yeng memiliki arti sibuk dalam
konteks individu, komunitas maupun masyarakat. Hal tersebut dalam artian sibuk dalam
mengerjakan yang mendatangkan keuntungan. Pengertian bisnis secara ekonomi adalah suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau pelaku bisnis lainnya guna
mendapatkan laba (Lindawaty, 2007)
Rencana bisnis (business plan) merupakan rencana tentang sesuatu yang akan dikerjakan
dalam menjalankan sebuah bisis yang meliputi alokasi sumberdaya, perhatian pada faktor-
faktor kunci, dan pengolahan masalah dan peluang yang ada (Supriyanto, 2009). Kemampuan
menuangkan gagasan-gagasan atau ide yang kreatif, inovatif dan memiliki nilai ekonomi yang
tinggi ke dalam sebuah rencana bisnis (business plan) merupakan salah satu kunci sukses dalam
upaya memulai sebuah usaha.
Dalam menjalankan suatu bisnis atau usaha, kegiatan pemasaran (marketing) merupakan
salah satu hal terpenting untuk mempertahankan suatu usaha agar tetap berjalan. Berdasarkan
kaca mata manajerial, pemasaran merupakan fungsi organisasi dan serangkaian prses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan mengantarkan nilai kepada seorang pelanggan serta
untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan pelaku usaha
tersebut. Manajemen pemasaran merupakan kegiatan menganalisa, merencanaan,
mengimplementasikan dan mengawasi segala program yang dijalankan, untuk memperoleh
tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan konsumen sasaran dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan (Keller, 2008). Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mampu
menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggannya, hubungan jangka panjang yang
dimaksud adalah memiliki pelanggan dengan tingkat loyalitas dan retensi tinggi untuk tetap
berhubungan dengan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan hidup serta keinginannya.
Di Indonesia, sebenarnya banyak ide-ide cemerlang yang memiliki nilai komersial dating
dari kalangan muda, akan tetapi ide tersebut kebanyakan hanya sekedar ide karena mengalami
kendala dalam pengimplementasiannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar dapat
memulai sebuah usaha adalah menyusun perencanaan bisnis yang matang dan realistis. Hal
tersebut dikarenakan perencanaan bisnis memiliki fungsi sebagai parameter apakah bisnis yang
akan ditekuni termasuk kategori layak, menguntungkan dan berjangka panjang. Dengan adanya

3
perencanaan bisnis yang matang, strategi pemasaran dan manajemennya yang layak, akan
sangat berguna untuk mendatangkan mitra bisnis, investor agar bisnis yang telah disusun dapat
terealisasi sesuai apa yang ditargetkan. (Supriadi, 2009)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang dapat
diangkat dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana kriteria serta cara menyusun suatu Business Plan yang baik?
2. Bagaimana manajemen marketing yang tepat untuk membangun usaha jangka panjang?
3. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan pelaku usaha untuk bertahan dalam bisnis
(staying in business)?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kriteria serta cara menyusun suatu perencanaan bisnis (business plan)
yang baik
2. Untuk menyusun manajemen pemasaran (marketing) yang tepat agar usaha yang
dijalankan dapat bertahan lama (jangka panjang).
3. Untuk menyusun strategi yang sesuai dengan pelaku usaha agar dapat bertahan dalam
bisnis (staying in business).

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Bussines Plan
2.1.1 Penjelasan
Perencanaan bisnis adalah alat yang penting bagi seorang pengusaha maupun pengambil
keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang
akan dilaksanakan ataupun yang sedang berjalamm tetapbedada di jalur yang benar sesuai
dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga adalah pedoman untuk mepertajam
rencana-rencana yang diharapkan, karena dalam perencanaan bisnis dapat diketahui posisi
sebuah perusahaan saat ini, arah tujuan perusahaan, serta cara mencapai sasaran yang ingin
dicapai oleh perusahaan tersebut. Perencanaan bisnis yang baik harus memuat tahap-tahap
yang harus dilakukan untuk memaksimalkan peluang keberhasilan.
Perancanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga,
seperti pihak perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya. Bantuan dana yang
diperlukan tersebut dapat berupa bantuan dana jangka pendek untuk modal kerja ataupun
jangka panjang untuk perluasan atau investasi.
Perencanaan bisnis dapat membuat kerangka pengendalian faktor-faktor keberhasilanm
sehingga kinerja aktual perusahaan dapat dievaluasi secara terus menerus untuk menuju ke arah
yang lebih baik. Empat hal penting yang harus ada dalam perencanaan bisnis adalah sebagai
berikut:
1. Penjelasan mengenai bisnis yang sedang digeluti dan rencana yang bersifat strategis
2. Rencana pemasaran
3. Rencana manajemen mengenai keuangan,
4. Rencana manajemen secara operasional
Menurut (Lewis, 1982), rencana yang bersifat strategis adalah prasyarat yang sangat
penting untuk memnangkan persaingan. Persoalannya adalah bagaimana cara untuk bersaing?,
faktor-faktor apasaja yang menentukan persaingan?. Berikut adalah faktor-faktor yang
menentukan persaingan dipengaruhi oleh:
1. Faktor sensitivitas harga.
2. Faktor product mystique, adalah persepsi yang berbeda terhadap produk-produk yang
ditawarkan oleh pesaing.
Hubungan antara dua faktor tersebut dapat digambarkan alam bentuk diagram seperti
pada berikut ini:

5
Tabel 1 Matrik Penentuan Strategi
Product Mystique
Kecil Besar
Customer Price Tinggi Komoditi Tradisional
Sensitivity Rendah Hybrid Specially
Sumber: Buku Bussiness Plan: Teknik Membuat Perencanan Bisnis dan Analisis Kasus
Strategi komoditi adalah tetap berfokus pada volume atau market share yang ini ingin
dipertahankan dengan cara menurunkan biaya. Strategi transisional adalah tetap berfokus pada
kualitas produk sehingga konsumen menjadi kurang sensitif terhadap harga. Usahakan
peningkatan secara terus-menerus kualitas produk yang dihasilkan untuk menciptakan
keunggulan bersaing. Strategi hybrid adalah hindari perang harga berbicaralah mengenai
kelebihan-kelebihan produk yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan pembiayaan
perusahaan. Strategi specialty adalah tetap berfokus pada persepsi dan nilai yang diberikan
kepada produk tersebut.
Dalam membuat perencanaan bisnis, pegusaha perlu mengetahui posisi nilai produk yang
dihasilkan. Posisi nilai disini adalah rasio relatif terhadap kualitas dan harga. Hal ini berarti
adanya peninkatan terhadap nilai suatu produk dapat nilai suatu produk dapat meningkat
prospek dann peluangg bisnis kita dalam merebut peluang besar. Hubungan relatif
antarakualitas dan harga sevara mendetail dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel 2 Matrik Hubungan Relatif antara Kualitas dan Harga
Kualitas Relatif
Rendah Rata-Rata Tinggi
Nilai inferior Nilai poor kualitas Nilai rata-rata
kualitas produk di prok rata-rata kualitas produk
Tinggi bawah stadar dengan harga sangat baik dengan
dengan harga premium harga premium
premium
Nilai poor kualitas Nilai arata-rata Nilai baik kualitas
produk di bawah kualitas produk produk paling baik
Harga Relatif Rata-Rata
standar dengan rata-rata dengan dengan harga rata-
harga rata-rata harga rata-rata rata
Niali rata-rata Nilai cukup baik Nilai superior
kualitas produk kualitas produk kualitas produk
Rendah dibawah standar rata-rata dengan sangat baik dengan
dengan harga harga discount harga discount
discount
Sumber: Buku Bussiness Plan: Teknik Membuat Perencanan Bisnis dan Analisis Kasus
Selain faktor kualitas dan harga, faktor-faktor yang mempengaruhi sukses bisnis
dipengaruhi oleh strategi yang dijalankan. Perusahaan pionir memiliki kesempatan sukses
jangka panjang untuk merebut kepemimpinan pangsa pasar sehingga ia dapat memperoleh
profitasibilitas tinggi. Hal ini dapat tercapai bila:

6
1. Produk yang dihasilkan terlindung dari pesaing, misal dengan adanya paten, teknologi
atau adanya paten, teknologi atau proses produksi yang sangan spesifik atau yang
memerlukan investasi sangat besar.
2. Perusahaan memiliki keunggulan di bidang potensi sumber daya manusia, sehingga ia
dapat menciptakan temuan-temuan yang spektakuler, baik di dalam hal perangkay lunak
maupun teknologi yang digunakan. Dan keunggulan dibandingkan pesaing tersebut dapat
dipertemukan.
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan tersebut
menjadi sulit, yaitu adalah:
 Pada umumnya tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan
untuk pemegang saham.
 Pasar modal sudah berperan sangat efisien. Dengak kata lain adalah, investor memiliki
akses yang sangat besar dan bebas ke dalam pasar dengan seperangkat pengetahuan yang
sangat memadai.Biaya transaksi menjadi no dan setiap orang tidak dapat mempengaruhi
terbentuknya harga. Pasar modal yang efesien memungkinkan setiap orang menjamin
atau meminjam uang. Hal tersebut menyebabkan setiap orang dapat bebas untuk
menentukan apakah ia ingin menarik modal ataupun menanam modal.
Perencanaan bisnis sangat memerlukan analisis perubahan. Pengambilan keputusan
bisnis tidak hanya ditentukan oleh pemegang saham, namun juga banyak dipengaruhi oleh
pemberi pinjaman dana (lenders), pekerja pemasok, pesaing, pemerintah, dan masyarakat,
sehinggga tujuan dan strategi yang konsisten dengan semua penting bagi perusahaan (Rangkuti
, 2005).
2.1.2 Strategi Pengelolaan SDM Berbasisi Kompetensi
Saat ini hampir keseluruhan instusi, kepekaan dan kepedulian terhadap para pelanggan
melalui layanan terbaik adalah faktor penting sebagai ukuran keberhasilan dalam setiap usaha.
Kualitas layanan memang tidak sepenuhnya ditentukan oleh kualitas SDM yang
menanganinnya, namun ditentukan juga oleh kesisteman, alat produksi, dan perangkat lainnya.
Namun SDM adalah salah satu faktor pendukung yang sangat dominan dalam mewujudkannya.
Dalam manajemen opersai, faktor0faktor produksi yang terdiri atas material, mesin,
modal, dan metode, ternyata faktor manusialah yang paling sulit untuk dikelola. Mengapa
demikian? Hal ini dikarananan manusia memiliki daya pikir dan daya cipta yang dapat
membaawa perubahan, serta mampu mengantisipasi segala keumungkinan yang bakal terjadi.

7
Namun, ia juga memiliki kehendak dan punya keinginan yang terkadang berbeda dengan tujuan
perusahaan.
Dalam merekrut seoraang karyawan yang paling penting adalah sikapnya. Jika sikapnya
beik, ia dapat dilatih agar mahir dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya, juka ia memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang luas namun sikapnya yang jelek, ia tidak akan pernah
mampu berprestasi optimal, terutama jika bekerja dalam sebuah tim. Demikian juga berlaku
dalam dunia bisnis.
Selain itu, berlakunya liberalisasi bisnis di bidang industri barang maupun jasa telah
menempatkan kompetensi SDM yang akan mengantarkan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai misinya, menjadi semakin penting. Pemanfaatan keunggulan teknologi dan
kemampuan untuk mengembanngkan usaha sangat bergantung pada kualitas SDM yang
berkompetensi, inovatif, berwawasan, terlatih dan berjiwa enterpreneur.
Seorang enterpreneur sejati harus mempunyai personal power, mencakup komunikasi
intrapersinal (komunikasi kepada diri sendiri), dan interpersonal. Komunikasi intrapersinal
termasuk membual life mapping, yaitu membuat rencana hidup yang jelas. Setelah itu, cari apa
yang menjadi kelebihan dan kelemahannya sesuai dengan rumus SWOT Analysis, yaiti strength
(kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman).
Setiap perusahaan juga memerlukan sistem manajemen yang mampu memotivasi SDM-
nya dalam menempuh langkah-langkah strategik dalam kegiatannya untuk dapat melipat
gandakan kinerjanya. Manajemen strategi dalam penyediaan customer value yang terbaik
untuk mewujudkan visi perusahaan.
Penataan organisasi pada dasarnya untuk meninngkatkan efektivitas dan efesiensi.
Penataan orgaisasi dapat ditinjau ulang setiap waktu sesuai kebutuhan. Adapun hal-hal yang
dipertimbangkan dalam pola penataan organisasi adalah sebagai berikut:
a. Memperpendek jenjang birokrasi, proses produksi atau operasi dan layanan kepada
pengguna
b. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusaahaan agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan sehat
c. Meningkatkan profesionalisme karyawan dan manajemen melalui pengembangan dan
peningaktan kesejahteraan, iklim kerja yang sehat, serta etos kerja yang tinggi
d. Mampu meningkatkan dan mengikuti perkembangan persaingan bisnis dan
perkembangan teknologi (organisasi adaptif)

8
e. Struktur organisasi disususn berdasarkan pertimbangan produk dengan memperhatikan
infrastruktur atau network element yang ada
f. Berbintik tolak dari bisnis proses (work flow) yang lebih dulu disusun sehingga mudah
menentukan peta peran dari masing-masing penanggung jawab
g. Kelengkapan kesisteman pendukungnya yang berkaitan dengan pengelolaan pengukura
kinerja (A.F, 2010)
2.1.3 Analisis Pengembanngan Bisnis
Pengembangan bisnis biasanya dilakukan ketika jumlah produk yang akan dijual di pasar
ditingkatikan, atau ingin mengembangkan perusahaan dengan cara mengakuisisi perusahaan
yang lainnya. Maka, mendapatkan pengetahuan untuk bisa mengevaluasi pesaing atau
perusahaaan lain yang mungkin akan anda akuisisi menjadi semakin penting. informasi
terntang perusahaan dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan para eksekutif kunci, sumber
terbaik untuk memepelajari para pesaing adalah dengan membaca laporan tahunan mereka.
Analisis pengembangan bisnis meliputi aspek pengadaaan bahan baku dan bahan
tambahan untuk proses produksi, pengembangan terhadap alat-alat produksi, modal kerja dan
investasi, pengembangan jumlah pemasok, jumlah SDM yang akan menangani dan sebagainya.
Dalam proses pengembangan usaha diperlukann adanya penambahan berupa perbaikan,
penggantian, atau penambahan sumber daya dalam pengelolaannya, sehingga sistem dan
produser kerja menjadi baik. Bandingkan kondisi usaha saatini dan kondisi yang diharapkan
pada masa yang akan datang. (A.F, 2010)

2.2. Marketing
Pengertian Marketing adalah suatu sistem untuk melakukan kegiatan pemasaran secara
keseluruhan mulai dari merencanakan produk, penetapan harga, promosi hingga merancang
strategi pendistribusian produk untuk memuaskan para konsumen. Marketing juga akan
melakukan analisis pasar dan juga mengidentifikasi kebutuhan konsumen agar memudahkan
sales saat terjun langsung dalam melakukan pemasaran produk. (Putra, 2020)
2.2.1 Pengertian Marketing Menurut Para Ahli
Berikut pengertian marketing menrut para ahli: (Sutojo, 2013)
a. Menurut Philip Kotler: Marketing adalah aktivitas sosial dan pengaturan yang dilakukan
satu atau sekelompok orang untuk mendapatkan yang diinginkan dengan cara
menciptakan sebuah produk untuk ditukarkan sejumlah nominal tertentu dengan pihak
lain.

9
b. Menurut Tung Desem Waringin: Marketing adalah proses mengomunikasikan suatu nilai
tambah yang lebih tinggi dari sebuah produk.
c. Laksita Utama Suhud: Marketing adalah usaha yang perlu dilakukan agar sebuah
bisnis/usaha selalu tampak lebih baik dibandingkan para pesaingnya di kalangan pasar.
d. Menurut Sutisna: Definisi Marketing adalah usaha menyampaikan pesan kepada publik,
terutama konsumen sasaran, tentang keberadaan sebuah produk di pasaran.
2.2.2 Tujuan Marketing
Secara umum, tujuan marketing adalah untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen. Tujuan tersebut dapat dirinci lebih lanjut dalam tiga tujuan spesifik berikut ini:
(Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto, 2013)
1. Konsumen dapat mengetahui produk (barang/jasa) yang ditawarkan secara detail dan
sebaliknya, produsen mampu menyediakan produk sesuai permintaan dan kebutuhan
konsumen.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara rinci seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
aktivitas pemasaran, mulai dari deskripsi, desain, promosi, dan iklan produk hingga
komunikasi dengan konsumen serta pengiriman produk.
3. Perusahaan bisa mengenali dan memahami konsumen dengan baik sehingga produk yang
dihasilkan sesuai dan bisa “menjual dirinya sendiri”, artinya akan selalu dibeli konsumen
tanpa perlu dilakukan upaya pemasaran lagi.
2.2.3 Fungsi Marketing
Selain memiliki tujuan yang jelas, marketing juga memiliki fungsi-fungsi lain yang
menunjang aktivitas bisnis. Fungsi-fungsi tersebut bisa dibedakan menjadi enam macam
dengan penjelasan sebagai berikut: (Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto, 2013)
1. Fungsi Promosi
Promosi harus dilakukan dengan cara dan media yang tepat dengan memperhatikan target
konsumen. Jika target pemasaran produknya adalah remaja atau dewasa muda, promosi
dilakukan melalui kerja sama dengan para influencer di media sosial.
2. Fungsi Perantara
Setelah produk dikenal, harus ada pihak yang bisa menjadi perantara agar produk bisa
sampai ke tangan konsumen. Dalam hal ini, pihak marketer yang menjadi penghubung
antara perusahaan dan konsumen dengan cara mencari informasi, mengelompokkan
produk, dan sebagainya.
3. Fungsi Pertukaran

10
Marketing memungkinkan terjadinya pertemuan antara produsen dengan konsumen
dengan pendekatan yang sesuai dan disukai konsumen. Jika sudah merasa mengenal dan
membutuhkannya, konsumen akan bersedia menukarkan sejumlah uang untuk
mendapatkan produk tersebut.
4. Fungsi Distribusi
Agar bisa sampai ke tangan konsumen, sebuah produk harus didistribusikan dengan cara
dipindahkan, diangkut, dan disimpan. Marketing harus menentukan lokasi-lokasi yang
potensial, yaitu tempat barang/jasa tersebut banyak dicari.
5. Fungsi Riset
Untuk menentukan target pasar yang tepat, tim marketing harus melakukan riset terlebih
dahulu sehingga akan mendatangkan hasil yang diinginkan. Riset biasanya dilakukan
melalui survei, lalu dianalisis untuk menghasilkan kesimpulan.
6. Fungsi Penjualan
Marketing juga memiliki fungsi penjualan langsung kepada konsumen untuk membantu
tim sales untuk mencapai target. Hal ini disebabkan fungsi utama marketing, yaitu
promosi, berkaitan secara langsung dengan penjualan.
2.2.4 Tugas Marketing
Seorang marketing officer merupakan ujung tombak perusahaan yang sangat menentukan
kesuksesan sebuah produk di pasaran. Untuk itu, baik perusahaan maupun marketing
officer wajib memahami hal-hal pokok yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. (Aji, 2016)
1. Melakukan Riset Pasar
Harga sebuah barang produksi tidak hanya ditentukan oleh harga bahan baku dan biaya
produksinya, tetapi juga beberapa faktor lain. Selain mempertimbangkan keunggulan
produk, untuk menetapkan harga yang tepat, marketing harus melakukan riset pasar
untuk mengetahui harga produk sejenis.
2. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Harapan Konsumen
Seorang konsumen akan memutuskan untuk memilih sebuah produk jika produk tersebut
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Karena itu, marketing harus mampu melihat
apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga perusahaan dapat
menawarkan produk yang pasti dibeli konsumen.
3. Membuat Perencanaan Produk
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan dan harapan konsumen, tim marketing
dapat memberikan usulan perencanaan produk kepada tim produksi. Dengan demikian,

11
produk yang dihasilkan memiliki peluang tinggi untuk dipasarkan dengan luas dengan
tingkat penjualan yang tinggi.
4. Merancang Strategi Pemasaran
Produk yang baik perlu didukung oleh strategi pemasaran yang tepat sasaran. Jika tidak,
produk tersebut akan menjadi sia-sia atau tidak mencapai target penjualan yang
ditetapkan. Strategi pemasaran meliputi bentuk dan media promosi beserta target yang
ingin dicapai sehingga bisa dievaluasi keberhasilannya.
5. Melayani Konsumen dengan Baik
Kualitas dan kesesuaian produk dengan kebutuhan dan harapan konsumen sangat
menentukan penjualan. Namun, pelayanan dari perusahaan yang diwakili tim marketing
juga ikut memengaruhi keputusan konsumen. Pelayanan yang baik akan menghasilkan
konsumen yang loyal pada produk Anda.
2.2.5 Strategi Marketing
Agar bisa mencapai tujuannya, marketing pun harus dilakukan dengan strategi yang
tepat. Seiring dengan perkembangan teknologi, strategi marketing pun semakin berkembang
dan beragam jenisnya. Di bawah ini adalah beberapa strategi marketing yang banyak
diterapkan saat ini. (Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto, 2013)
1. Iklan Berbayar
Ini merupakan strategi marketing yang sudah cukup lama dikenal, tetapi masih tetap
dilakukan hingga saat ini karena terbukti efektif untuk memperkenalkan produk secara
luas. Strategi ini dijalankan dengan cara perusahaan membayar penyedia ruang iklan
untuk menampilkan produknya sehingga dikenal luas.
2. Marketing Transaksional
Strategi transaksional sangat efektif untuk mendongkrak penjualan. Memberikan diskon
atau kupon belanja, promosi, atau mengadakan acara besar adalah beberapa contoh
strategi pemasaran transaksional. Cara-cara ini terbukti mampu menarik minat konsumen
untuk membeli produk lebih banyak.
3. Marketing Interaktif
Marketing interaktif dilakukan dengan melibatkan konsumen dalam proses marketing itu
sendiri. Salah satu contohnya adalah dengan mencantumkan nama konsumen pada
produk edisi terbatas atau teknik kustomisasi lainnya. Cara ini cukup efektif untuk
meningkatkan permintaan dan loyalitas konsumen.
4. Marketing Melalui Media Sosial

12
Tingginya jumlah pengguna media sosial merupakan pasar yang sangat potensial. Selain
jangkauannya tak terbatas, pemasaran melalui media sosial juga sangat hemat biaya,
mudah dilakukan, dan menjangkau banyak lapisan konsumen. Selain meningkatkan
omzet, brand produk lebih cepat dikenal.
5. Marketing Melalui Konten
Dalam dunia digital, konten sangat berharga dan inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu strategi marketing. Pemasaran tidak dilakukan dengan menawarkan produk
secara langsung, tetapi dengan menciptakan dan mendistribusikan konten yang
informatif, bernilai, dan dibutuhkan konsumen.
2.2.6 Konsep Marketing
Agar marketing dapat dilakukan secara tepat dan bisa mencapai tujuannya, tim marketing
atau pelaku bisnis harus lebih dahulu mengetahui beberapa konsep dasar marketing. Konsep
marketing meliputi beberapa hal berikut ini. (Lukitaningsih, 2013)
1. Kebutuhan dan Keinginan Konsumen
Kebutuhan adalah ketiadaan rasa tercukupi yang jika tidak terpenuhi akan menimbulkan
akibat yang fatal. Kebutuhan tidak dapat diciptakan, melainkan sebuah hakikat biologis
dan kondisi konsumen sendiri. Sementara itu, keinginan adalah sesuatu yang jika tidak
terpenuhi tidak menyebabkan masalah.
2. Produk
Di dalam konteks marketing, produk adalah penawaran yang bisa berupa barang, jasa,
atau gagasan yang dihasilkan oleh produsen dan ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi kebutuhannya.
3. Nilai, Biaya, dan Kepuasan Konsumen
Kebutuhan konsumen tidak bisa disamaratakan dan setiap produk memiliki tingkat
pemenuhan kebutuhan yang berlainan. Penilaian konsumen terhadap sebuah produk
menjadi pertimbangan penting bagi produsen (tim marketing) dalam menciptakan sebuah
produk.
4. Pertukaran dan Transaksi
Dalam aktivitas marketing, terdapat kesepakatan antara produsen dan konsumen dalam
melakukan pertukaran, baik antara produk dengan uang maupun produk dengan produk
lainnya.
5. Hubungan dan Jaringan Pemasaran

13
Hubungan dalam konsep marketing adalah transaksi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen sekaligus mempertahankan bisnis dalam jangka waktu panjang. Perusahaan
juga perlu mengembangkan jaringan pemasaran antara produsen dengan konsumen,
karyawan, pemasok, dan lainnya.
6. Pasar
Yang dimaksud pasar adalah para pembeli atau konsumen yang memiliki kebutuhan dan
mampu melaksanakan pertukaran nilai sehingga terjadi transaksi. Ukuran pasar
tergantung pada jumlah konsumen dan sumber daya yang ditukarkan dengan kebutuhan
konsumen.
7. Pemasar dan Calon Pembeli
Pemasar akan mengidentifikasi dan mencari calon pembeli yang ingin memenuhi
kebutuhannya sehingga bersedia melakukan transaksi.

2.3 Staying in Bussines (Bertahan dalam Bisnis)


Mempertahankan sebuah bisnis merupakan suatu hal yang harus dilakukan bagi pelaku
usaha. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terjun ke dunia bisnis. Setiap
bisnis yang telah dikembangkan memilki potensi untuk gagal. Oleh karena itu diperlukan suatu
strategi dari setiap pelaku usaha agar dapat tetap bertahan dalam bisnis (Staying in Business)
2.3.1 Faktor seseorang memulai bisnis
Sebelum membahas mengenai strategi bertahan dalam bisnis, kita perlu mengetahui apa
saja penyebab seseorang memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan hal tersebut. Berikut merupakan penjelasan faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang terjun ke dunia bisnis (Albra, 2016):
1. Faktor Personal
a. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang.
b. Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain.
c. Dorongan karena faktor usia.
d. Keberanian menanggung resiko.
e. Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.
2. Faktor Lingkungan
a. Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan.
b. Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinu.
c. Adanya bantuan dari pihak investor bank yang memberikan fasilitas keuangan.

14
d. Adanya sumber-sumber yang tersedia, yang masih bisa dimanfaatkan.
e. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi
yang menguntungkan.
3. Faktor Sosial
a. Adanya hubunganNhubungan atau relasiNrelasi dengan orang lain.
b. Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha.
c. Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha.
d. Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan.
e. Adanya pengalamanNpengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya.
4. Faktor Pelaksanaan
a. Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total.
b. Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
c. Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
d. Adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.
5. Faktor Organisasi
a. Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan
pelaksanaan operasional berjalan produktif.
b. Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
c. Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah membudaya.
d. Adanya produk yang dibanggakan, atau keistimewaan yang dimiliki.
2.3.2 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan suatu Bisnis
Setiap usaha memiliki potensi untuk gagal dan berhasil. Faktor yang menyebabkan
sebuah bisnis gagal atau berhasil bergantung pada bagaimana sikap pelaku bisnis dalam
menghadapi setiap hambatan dan tantangan. Berikut merupakan penjelasan mengenai
penyebab keberhasilan dan kegagalan suatu bisnis.
1. Penyebab Keberhasilan Bisnis
Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor (Steinhoff & Burgess,
1993), yaitu:
a. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapibanyak
kemauandan orang yangmemiliki kemauan, tetapi tidak
memilikikemampuan,makawirausahayangbercirikandemikian, tidak
akanpernahdapatmenjadiwirausahayangsukses.Contohnya,seorang
pemilikkiosyangmemilikikemauanuntukberjualankebutuhansehariN hari, tetapi tidak

15
memiliki kemampuan untuk mengembangkannya, makakiosyangdimilikinya
tidakakandapatberubahdanberkembang. Begitu juga sebaliknya, apabila wirausaha
memiliki kemampuan, baik ilmu maupun keahlian berdagang, tetapi tidak memiliki
kemauan/ malas,makawirausahaterebutpuntidakakanpernahdapatsukses.
b. Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi mau
bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat,
maka wirausaha yang bercirikan demikian, tidak akan juga menjadi seorang wirausaha
yang sukses.
c. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya, ketika ada kesempatan
2. Penyebab Kegagalan Bisnis
Selain keberhasilan, setiap pelaku bisnis juga dibayangi dengan kegagalan bisnisnya.
Kegagalan sebuah bisnis juga dapat terjadi karena sikap dari pelaku bisnis yang gagal
dalam menyikapi keadaan tertentu. Berikut merupakan faktor yang menyebabkan
kegagalan suatu bisnis (Scarborough, Norman, & Zimmerer, 1993):
a. Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan untuk mengelola suatu usaha merupakan faktor penyebab utama yang
membuat perusahaan kurang berhasildalammenjalankanusahanya.
b. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha,
mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia dan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas,
akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak
lancar.
d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan usaha.
e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Sebaliknya, apabilalokasi usaha tidak strategis, maka
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi.
f. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya, dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurangnya pengawasan, dapatmengakibatkan penggunaan peralatan
(fasilitas) perusahaan, secara tidak efisien dan tidakefektif.

16
g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang kurang sungguh-
sungguh terhadap usaha, akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan
gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinanterjadinyagagalmenjadilebihbesar.
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang
kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang
berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya dapat diperoleh, apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
2.3.3 Strategi Mempertahankan Bisnis
Setiap perusahaan memerlukan strategi untuk bersaing dengan antar perusahaan.
Sehingga setiap perusahaan harus siap untuk mengalahkan pesaingnya. Apabila suatu
perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya maka perusahaan tersebut akan
kalah dengan perusahaan lainnya (Saul, 2015). Strategi adalah suatu proses pengevaluasian
kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan peluang dan ancaman yang ada
dalam lingkungan yang dihadapi dan memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan
kemampuan perusahaan dengan peluang lingkungan (Anoraga, 2004). Salah satu konsep yang
dapat dilakukan untuk mempertahankan bisnis (Sedarmayanti, 2014) adalah sebagai berikut:
1. Distinctive Competence
Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik
dibandingkan dengan pesaingnya.Menurut Day dan Wensley (1998) identifikasi
distinctive competence dalam organisasi meliputi :
a. Keahlian tenaga kerja
b. Kemapuan sumber daya
Dua faktor tersebut menyebabkan perusahaan dapat unggul dibandingkan dengan
pesaingnya.
2. Competitive Advantage
Keunggulan bersaing disebabkan pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk
merebut peluang pasar. Jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan
yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan
harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan keduaduanya. Berdasarkan prinsip
ini porter menyatakan terdapat tiga strategi generik, yaitu:
a. Strategi Diferensiasi

17
Strategi dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa yang dianggap unik di
seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang tidak terlalu peduli dengan
perubahan harga.
b. Strategi Keunggulan Biaya Rendah
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit
sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga.
c. Strategi Fokus
Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan
sejumlah kelompok kecil konsumen.

18
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan pada Bab II di atas, adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari
pemaparan tersebut adalah sebagai berikut.
3.1 Business Plan
Perencanaan bisnis adalah alat yang penting bagi seorang pengusaha maupun
pengambil keputusan kebijakan perusahaan dengan tujuan agar kegiatan bisnis yang akan
dilaksanakan ataupun yang sedang berjalamm tetapbedada di jalur yang benar sesuai dengan
yang direncanakan. Perancanaan bisnis juga digunakan sebagai alat untuk mencari dana dari
pihak ketiga, seperti pihak perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya. Adapun
empat hal yang harus ada dalam menyusun perencanaan bisnis sebagai berikut.
 Penjelasan mengenai bisnis yang sedang digeluti dan rencana yang bersifat strategis
 Rencana pemasaran
 Rencana manajemen mengenai keuangan,
 Rencana manajemen secara operasional.
Dalam menyusun perencanaan bisnis, seorang pengusaha perlu memperhatikan posisi
nilai produk yang akan dihasilkan. Perencanaan bisnis sangat memerlukan analisis perubahan,
karena dalam pengamblan keputusan bisnis tidak serta merta melibatkan pemegang saham,
melainkan juga dipengaruhi para pemberi dana, pekerja, pesaing, pemerintah dan juga
masyarakat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Oleh karena itu, dalam menyusun
perencanaan bisnis ini, diperlukan adanya strategi pengeolaan Sumberdaya Manusia dalam hal
kompetensi serta menganalisis strategi pengembangan bisnis kedepannya yakni dengan
memperhatikan aspek pengadaaan bahan baku dan bahan tambahan untuk proses produksi,
pengembangan terhadap alat-alat produksi, modal kerja dan investasi, pengembangan jumlah
pemasok, jumlah SDM yang akan menangani.
3.2 Marketing
Kegiatan marketing memiliki tujuan utama yaitu memperkenalkan produk kepada
konsumen. selain itu kegiatan marketing juga memiliki fingsi lainnya yaitu sebagai sebuah
perantara agar produk dapat sampai ke tangan konsumen secara luas, sebagai pertukaran antara
produsen dengan konsumen dengan pendekatan yang sesuai dan disukai konsumen, dalam
kegiatan distribusi dimana dalam memasarkan produk haruslah menentukan lokasi potensial
dimana produk tersebut sangat diinginkan/dibutuhkan, sebagai riset dalam menentukan target
pasar dan juga memiliki fungsi penjualan langsung kepada konsumen untuk membantu

19
tim sales untuk mencapai target. Adapun strategi marketing yang dapat diterapkan untuk
membangun sebuah bisnis berjangka panjang melalui :
 Promosi melalui iklan berbayar
 Marketing transaksional
 Marketing interaktif
 Marketing melaliu media sosial
 Marketing melalui konten.
Apapun jenis strategi yang diterapkan untuk memasarkan suatu produk, beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain kebutuhan dan keinginan konsumen, detil
produk, nilai, biaya dan kepuasan konsumen, transaksi, hubungan dan jaringan pemasaran,
serta pasar, pemasar dan calon pembeli.
3.3 Staying in Bussines (Bertahan dalam Bisnis)
Dalam upaya mempertahankan suatu bisnis, adapun hal-hal yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut.
 Distinctive Competence, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat
melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
 Competitive Advantage, yaitu keunggulan bersaing disebabkan pilihan strategi
yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar.
Apabila suatu perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya maka
perusahaan tersebut akan kalah dan tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

20
DAFTAR PUSTAKA

A.F, M. (2010). Strategi Memenangkan Persaingan Usaha dengan Menyusun Business Plan.
Jakarta: PT Gramedia, Jakarta.
Aji, A. D. (2016). Peranan Internal Marketing Dalam Kaitannya Dengan Kinerja Pemasaran.
Peranan Internal Marketing Dalam Kaitannya Dengan Kinerja Pemasaran, 24-25.
Albra, W. (2016). Kewirausahaan. Aceh: Unimal Press.
Anoraga, P. (2004). Manajemen Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
Keller, K. d. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Lewis, W. W. (1982). Strategic Marketing Planning. Chicago: American Marketing
Association Educator Conference.
Lindawaty, I. J. (2007). Hukum Bisnis Dalam Persepsi manusia Modern. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Lukitaningsih, A. (2013). Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasinya.
Perkembangan Konsep Pemasaran: Implementasi dan Implikasinya, 21-35.
Putra. (2020). Pengertian Marketing. Pengertian Marketing: Fungs, Tujuan, Konsep, Strategi
& Tujuan Pemasaran, 1-2.
Rangkuti , F. (2005). Businness Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus
. Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama.
Saul, E. Y. (2015). Strategi Bersaing dan Strategi Bertahan pada Industri Mikro dan Kecil
Bakpia Pathok di Kecamatan Ngampilan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Scarborough, Norman, & Zimmerer, T. W. (1993). Effective Small Business Management. New
York: Mac-Millan Publishing Company.
Sedarmayanti. (2014). Manajemen Strategi. Bandung: Refika Aditama.
Steinhoff, D., & Burgess, J. F. (1993). Small Business Management Fundamentals. Singapore:
McGraw Hill Co.
Supriadi. (2009). Business Plan Sebagai Langka Awal Memulai Usaha. Ekoomi dan
Pendidikan Vo.6 No.1, 1-17.
Sutojo. (2013). Pengertian pemasaran. Pengertian pemasaran, 12-15.
Willy Pratama Widharta dan Sugiono Sugiharto, S. M. (2013). Penyusunan Strategi dan Sistem
Penjualan Dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai. Penyusunan Strategi
dan Sistem Penjualan Dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai, 2-3.

21

Anda mungkin juga menyukai