Anda di halaman 1dari 5

KETENTUAN DAN CARA MENENTUKAN JARINGAN LINTAS

1. Kriteria Penetapan Jaringan Lintas


Jaringan Lintas merupakan kumpulan dari lintas-lintas (rute) yang menjadi satu
kesatuan jaringan pelayanan angkutan barang. Jaringan lintas angkutan barang dilaksanakan
melalui pembatasan JBI mobil barang yang dapat melintasi rute lintasan mobil barang dalam
kota, dengan kriteria umum (berdasarkan ketentuan yang lama):
1. Kebutuhan angkutan;
2. Kelas jalan yang sama dan/atau yang lebih tinggi;
3. Tingkatkeselamatan angkutan;
4. Tingkat pelayanan jalan;
5. Tersedianya terminal angkutan barang;
6. Rencana umum tataruang;
7. Kelestarian lingkungan.
Angkutan barang dibagi sebagai berikut.
a. Lintas Angkutan Barang Khusus Berbahaya
Lintas pelayanan angkutan barang berbahaya terdiri dari klasifikasi pengangkutan: barang
mudah meledak; gas mampat ; gas cair; gas terlarut pada tekanan atau temperatur
tertentu; cairan mudah menyala; padatan mudah menyala; bahan pengahasil oksidan
(oksidator); racun dan bahan mudah menular; bahan yang bersifat radioaktif; bahan yang
bersifat korosif dan berbahaya lainnya.
b. Lintas Angkutan Barang Khusus Tidak Berbahaya
Lintas angkutan barang khusus tidak berbahaya merupakan lintas pelayanan angkutan
barang khusus yang terdiri dari klasifikasi pengangkutan : barang curah; barang cair; Peti
kemas, barang yang memerlukan fasilitas pendinginan; tumbuh-tumbuhan dan barang
hidup serta, Alat berat, barang khusus lainnya.
c. Lintas Angkutan Peti Kemas
Lintas angkutan peti kemas merupakan lintas pelayanan angkutan barang khusus yang
terdiri dari klasifikasi pengangkutan barang dengan menggunakan peti kemas.
Syarat Umum Lintas Angkutan Peti Kemas:
 Jalan yang diijinkan untuk lintasan angkutan peti kemas harus memenuhi persyaratan
jaringan jalan yang diizinkan;
 Persyaratan jaringan jalan lintasan angkutan peti kemas dengan kendaraan bermotor :
 Konstruksi jalan diperkeras dengan MST 10 ton;
 Jembatan harus mampu dilalui kendaraan yang mempunyai jumlah berat
kombinasi total sebesar 36 ton ( untuk peti kemas 20 kaki) dan 45 ton (untuk peti
kemas 40 kaki);
 Jarak ruangan bebas diatas jalan lebih dari 5 m
 Selain persyaratan diatas, untuk peti kemas 40 kaki harus memenuhi persyaratan :
 Lebar jalan perkerasan minimal 7 m;
 Kemiringan memanjang jalan (tanjakan) maksimal 5 %;
 Jari-jari horizontal (tikungan) minimal 115 m.
 Selain persyaratan diatas, untuk peti kemas 20 kaki harus memenuhi persyaratan :
 Lebar jalan perkerasan minimal 7 m;
 Kemiringan memanjang jalan (tanjakan) maksimal 7 %;
 Jari-jari horizontal (tikungan) minimal 115 m.
 Jika lintas angkutan peti kemas akan menimbulkan gangguan bagi pemakai jalan
lain, maka lintasan tersebut dapat dibatasi waktu pengoperasiannya.
 Kendaraan pengangkut peti kemas bebas dari kewajiban ditimbang di jembatan
timbang.
 Dalam keadaan terpaksa, angkutan peti kemas yang melalui lintasan peti kemas
dengan kemiringan memanjang (tanjakan) lebih dari 5 % (untuk peti kemas 20 kaki)
dan lebih dari 7 % (untuk peti kemas 40 kaki) harus menggunakan kendaraan dengan
spesifikasi tertentu.
2. PENENTUAN JARINGAN LINTAS
Prinsip Pengaturan Lintas Angkutan Barang untuk mewujudkan lalu lintas dan
angkutas barang yang selamat, aman, lancar, tertib dan teratur, serta mampu memadukan
dengan moda transportasi lainnya, sehingga dampak negatif dari interaksi fisik, kimia dan
mekanik antar muatan dengan manusia, kendaraan lainnya maupun lingkungan sekitarnya
dapat dicegah. 4 (empat) permasalahan mendasar implementasi angk. barang:
1. Kemacetan lalu lintas
2. Penurunan fungsi jalan arteri primer;
3. Penurunan kualitas dan keamanan prasarana jalan;
4. Sosial dan kemiskinan

Penyusunan rencana umum jaringan lintas angkutan barang berdasarkan RILLAJ


(RIT-Jabodetabek) dalan Pola Operasi Angkutan Barang:
i. Tidak bersinggungan dengan kegiatan lain, seperti pemisahan lajur, waktu operasi
dan lokasi bongkar muat;
ii. Dsusun berdasarkan: hirarki volume dan jenis simpul yang dilayani dan jenis barang
yang diangkut;
iii. Mempertimbangkan moda aman, efisien, dan sesuai dengan kapasitas daya dukung
lingkungan, jaringan infrastruktur, jenis simpul dan barang yang dilayani serta
kondisi lalulintas yang dilalui.

Kriteria penetapan rute lintas angkutan barang


 Kelas jalan  Fungsi Rute
 Perbandingan volume Lalu Lintas  Rute pelayanan angkutan barang
Kendaraan Bermotor dengan  Rute alternatif
kapasitas Jalan(VCR);  Akses jaringan jalan
 Ketersediaan jaringan dan  Panjang rute
pelayanan angkutan umum; dan  Pengaruh terhadap lingkungan
 Kualitas lingkungan

Kriteria lintas angkutan peti kemas :


 Memenuhi persyaratan KM 74 / 1990 ttg. Angkutan Peti Kemas di Jalan;
 Jarak asal dan tujuan dipilih yang terpendek;
 Menghubungkan pusat-pusat pemuatan dan pembongkaran peti kemas dengan pusat-
pusat industri, pergudangan, distribusi atau kombinasinya;
 Lebar jembatan minimal 6 m (untuk lintas angkutan peti kemas 20 kaki) dan minimal
7 m (untuk lintas angkutan peti kemas 40 kaki);
 Desain kecepatan jalan minimal 80 km/jam;
 Mempertimbangkan optimalisasi penugasan antar moda transportasi;
 Dapat diatur menurut waktu.
Berikut adalah alur pemilihan rute.

PeringkatRisiko Rute Lintasan Berdasarkan Kriteria Faktor-faktor yang Mendukung

Anda mungkin juga menyukai