Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH MIRROR THERAPY TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT

PASIEN STROKE

Rifnita Shofiana

ABSTRAK
Stroke adalah suatu gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah
diotak. Masalah yang muncul pada pasien stroke yaitu penurunan kekuatan otot (hemiparesis) yang
dapat diatasi dengan mirror therapy.Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
mirror therapy terhadap peningkatan kekuatan otot pasien stroke. Penelitian kualitatif dengan
pendekatan literature review dengan metode pencarian menggunakan electronic database. Kriteria
inklusi yang digunakan yaitu menggunakan jurnal intervensi mirror therapy untuk mengatasi
masalah penurunan kekuatan otot dengan permasalahan stroke yang dapat diakses full text antara
tahun 2015-2020. Berdasarkan telaah literatur pada 10 jurnal didapatkan bahwa mirror therapy
dapat diberikan kepada pasien stroke dengan cara meletakkan cermin diantara ekstremitas,
kemudian pasien melakukan gerakan tertentu didepan cermin. Mirror therapy dapat diberikan
selama 10- 30 menit selama 1-8 minggu. Penilaian kekuatan otot dapat menggunakan skala
pengukuran kekuatan otot MMT, FMA, skala lovvet dan Power Track II MMT. Hasil telaah
literatur menunjukkan bahwa mirror therapy dapat meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke.
Diharapkan perawat dapat mengaplikasikan mirror therapy sebagai upaya rehabilitasi.

Kata Kunci: Mirror therapy, Kekuatan otot, Stroke.

ABSTRACT

Stroke is an interruption in blood flow due to blockage or rupture of blood vessels in the brain. The
problem that arises in stroke patients is a decrease in muscle strength (hemiparesis) can be
overcome with mirror therapy. This literature review aims to determine the effect of mirror therapy
on increasing muscle strength of stroke patients. Qualitative research with a literature review
approach with a search method using an electronic database. The inclusion criteria used were
using an intervention mirror therapy journal to overcome the problem of decreasing muscle
strength with stroke problems that can be accessed full text between 2015-2020. Based on a review
of literature in 10 journals found that mirror therapy can be given to stroke patients by placing a
mirror between members of the body, then the patient performs certain movements in front of the
mirror. Mirror therapy can be given for 10-30 minutes for 1-8 weeks. Muscle strength assessment
can use MMT, FMA, lovvet scale and MMT Power Track II muscle strength measurement scales.
The results of the literature review show that mirror therapy can increase muscle strength in stroke
patients. It is hoped that nurses can apply mirror therapy as a rehabilitation effort.

Keywords: Mirror therapy, Muscle strength, Stroke.

Pendahuluan
Stroke merupakan masalah kesehatan kecacatan berupa hemiparesis anggota tubuh
utama di Indonesia karena setiap tahun atau kelemahan otot ekstremitas yang dapat
jumlah penderitanya meningkat (Wahyuni, menyebabkan keterbatasan dalam mobilisasi
2017). Stroke merupakan suatu gangguan (Syahrim, Azhar, & Risnah, 2019).
aliran darah diotak karena adanya sumbatan Stroke menempati urutan pertama dari
atau pecahnya pembuluh darah diotak yang 10 penyebab kematian utama penyakit tidak
menyebabkan defisit neurologis (Kasab et al., menular (Depkes, 2016). Setiap tahun
2017). Stroke yaitu rusak atau matinya terdapat lima belas juta orang di seluruh
jaringan otak yang dapat menimbulkan gejala dunia menderita stroke dan hampir enam juta
meninggal sedangkan lima juta mengalami merupakan terapi yang melibatkan mirror
cacat permanen (Insani, 2018). neuron pada daerah korteks serebri yang
Di Indonesia diperkirakan setiap tahun bermanfaat untuk menyembuhkan fungsi
terdapat 500 ribu orang terkena serangan motorik pada stroke dengan menimbulkan
stroke dan sekitar 25% atau 125 ribu orang ilusi visual dari tangan yang bergerak
meninggal dan sisanya mengalami kecacatan. (Irawandi, 2018). Terapi cermin dapat
Prevalensi stroke di Indonesia naik dari 7% dilakukan dengan cara menempatkan cermin
menjadi 10,9 per mil (RISKESDAS, 2018). pada bidang midsagital pasien dengan cermin
Stroke merupakan penyebab kematian utama menghadap ekstremitas yang sehat, kemudian
di hampir semua rumah sakit di Indonesia, pasien di instruksikan untuk menggerakkan
yaitu sebesar 14,5% (Depkes, 2017). tangannya yang sehat dan memotivasi pasien
Masalah yang sering muncul pada untuk berusaha menggerakkan tangannya
pasien stroke dalam penurunan kekuatan otot yang sakit untuk digerakkan bersama. Sambil
pada ekstremitas, sehingga perlu menjadi menggerakkan tangan, pasien melihat refleksi
perhatian yang khusus. Penurunan kekuatan dari tangan yang sehat di depan cermin
otot dapat menyebabkan hambatan mobilitas Berdasarkan latar belakang di atas,
pada pasien stroke. maka perlu dilakukan terapi rehabilitasi
Secara klinis gejala yang sering mirror therapy untuk membantu klien untuk
muncul yaitu hemiparesis (M & Kusgiarti, meningkatkan kualitas hidupnya. Oleh sebab
2017). Hemiparesis adalah kelemahan pada itu, tujuan literature review ini adalah untuk
salah satu sisi bagian tubuh (Halim, Gessal, mengetahui bagaimana pengaruh mirror
& Sangkey, 2016). Hemiparesis merupakan therapy pada klien post stroke.
komplikasi yang sering muncul setelah Metodelogi Penelitian
serangan stroke terjadi, 70-80% pasien yang Data base yang digunakan untuk
terkena stroke mengalami hemiparesis yang mencari literature adalah PubMed, Elseiver,
sering menyebabkan kecacatan dalam ResearchGate, SciELO, dan Google Scholar
pergerakan ekstremitas, terutama pada dengan memasukkan key word “mirror
ekstremitas atas (Koyama et al., 2013). therapy” AND stroke ditemukan hasil 1089
Peranan upaya rehabilitasi sangat artikel.Kemudian peneliti membatasi tahun
penting dilakukan pada pasien stroke. artikel yaitu antara tahun 2015-2020 dan
Mobilisasi pada pasien stroke dapat hanya artikel yang menggunakan bahasa
digunakan sebagai upaya rehabilitasi untuk Indonesia dan bahasa Inggris maka didapat
memperbaiki fungsi neurologi dan mencegah 428 artikel. Hasil pencarian yang sudah
adanya komplikasi, meningkatkan didapatkan kemudian diperiksa duplikasi dan
kemampuan motorik pasien sehingga dapat seleksi judul yang tidak sesuai, ditemukan
mencegah defisit kemampuan dalam terdapat 41 artikel yang dikeluarkan dan
melakukan aktivitas sehari-hari. Saat ini tersisa 387 artikel. Peneliti kemudian
intervensi untuk penyembuhan yang biasa melakukan skrining berdasarkan abstrak (n =
dilakukan pada pasien stroke selain terapi 21) dan full text (n = 10) yang disesuaikan
medikasi yaitu dengan pemberian ROM dengan tema literature review. Assessment
(Range Of Motion). yang dilakukan berdasarkan kelayakan
Selain terapi rehabilitasi ROM yang terhadap kriteria inklusi dan eksklusi
sering dilakukan, terdapat salah satu upaya didapatkan sebanyak 10 artikel yang bisa
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dipergunakan dalam literature review.
kekuatan otot pasien stroke yaitu dengan Hasil dan Pembahasan
menggunakan mirror therapy atau terapi Dalam literatur review pada 10 jurnal
cermin. Mirror Therapy adalah suatu metode ini yang membahas tentang pengaruh mirror
terapi yang cukup mudah dan murah untuk therapy terhadap peningkatan kekuatan otot
dilakukan sebagai upaya untuk melakukan pada pasien stroke didapatkan hasil bahwa
rehabilitasi pada pasien stroke yang pasien yang mendapat terapi cermin atau
mengalami hemiparesis. Terapi cermin mirror therapy mengalami peningkatan
kekuatan otot maupun perbaikan motorik yang tepat, refleksi cermin membuat
dibandingkan kelompok yang tidak mendapat ekstremitas yang terkena hemiparesis ikut
terapi cermin atau mirror therapy. bergerak sehingga merangsang otot berkedut
Mirror therapy yaitu suatu metode dan menghasilkan gerakan terampil
dengan cara melakukan gerakan di depan sederhana. latihan mirror therapy dapat
cermin yang diyakini dapat memicu koneksi berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan
neuronal pada korteks motorik yang relevan. otot karena latihan yang diberikan dalam
Mirror therapy berguna untuk mereaktivasi bentuk rentang gerak yang merupakan salah
plastisitas otak untuk mendapatkan kembali satu upaya rehabilitasi pada pasien stroke
fungsi otak yang hilang. Korteks motorik (Sengkey & Pandeiroth, 2014).
dapat di modifikasi dengan aktifitas otot yang Menurut asumsi peneliti kemampuan
berulang, mendukung suatu konsep gerak pada pasien stroke mengalami
neuroplastisitas.. Penelitian tentang gambaran kekakuan atau keterbatasan gerak disebabkan
fungsi otak yang dilakukan pada individu oleh adanya kerusakan saraf sehingga bisa
yang sehat menunjukkan bahwa eksitabilitas menjadikan pasien stroke mengalami
korteks primer ipsilateral meningkat ketika penurunan kekuatan otot yang menimbulkan
mengamati gambaran tangan pada cermin keterbatasan gerak sampai terjadinya
pada saat melakukan gerakan tangan kelumpuhan. Untuk meningkatkan kekuatan
unilateral (Machyono, 2017). otot dapat dilakukan dengan menggunakan
Mirror Therapy dapat meningkatkan cermin yang menghasilkan adanya bayangan
rangsangan motorik kortikal dan spinal, anggota tubuh yang normal sehingga anggota
melalui efeknya pada sistem neuron cermin. tubuh yang sakit juga akan berangsur-angsur
Neuron cermin menyumbang sekitar 20% mengikuti gerakan anggota tubuh yang
dari semua neuron yang ada pada otak normal, dengan cara pasien melihat cermin
manusia. Neuron cermin ini bertanggung menimbulkan adanya respon ke otak dari
jawab untuk rekonstruksi lateral, kemampuan mata untuk menggerakkan anggota tubuh
untuk membedakan antara sisi kiri dan sisi yang normal, karena saat proses imajinasi
kanan (Prabu, Subhash, & Dr. Sanjay Rakh dan peniruan gerak terjadi adanya aktivasi
M.S, 2015). mirror neuron yang sangat berguna untuk
Mirror neuron adalah sel-sel saraf mempelajari gerakan baru, membayangkan
yang ditemukan di area premotor baik pada gerakan dan eksekusi gerakan. Dengan
monyet maupun manusia, yang menjadi aktif adanya latihan yang rutin seperti itu setiap
selama mengamati gerakan, membayangkan hari maka akan meningkatkan kemampuan
gerakan (mental imagery) dan eksekusi otot anggota tubuh yang sakit atau yang
gerakan. Saat ini, mirror neuron dipahami mengalami hemiparesis sehingga mobilitas
secara umum menjadi dasar dalam proses pasien stroke dapat meningkat dengan rata-
belajar terhadap ketrampilan baru melalui rata waktu yang digunakan untuk melakukan
pengamatan visual terhadap ketrampilan intervensi terapi cermin atau mirror therapy
tersebut. Pada individu normal, yaitu sekitar 10-30 menit dalam waktu 1-8
membayangkan gerakan akan mengaktifkan minggu intervensi dengn gerakan yang
area otak yang digunakan untuk mengontrol mudah untuk dilakukan atau ditiru oleh
gerakan, yaitu korteks premotor, korteks pasien stroke.
motorik primer, dan lobus parietal. Kesimpulan dan Saran
Membayangkan gerakan menyebabkan
aktivasi pada ±30% neuron pada area M1 Angka kejadian stroke yang setiap
yang akan mengeksekusi gerakan yang tahunnya meningkat dan menimbulkan
dibayangkan (Machyono, 2017). masalah yaitu adanya hemiparesis yang
Mirror neuron ditemukan pada lobus menyebabkan penurunan kekuatan otot. Hal
frontal dan juga lobus parietalis. Daerah ini itu bisa diatasi dengan rehabilitasi berupa
kaya akan neuron perintah motor. Cermin tindakan non farmakologi. Tindakan non
tersebut memberi pasien masukan visual farmakologi yang bisa dipilih yaitu mirror
therapy. Mirror therapy sangat efektif untuk Halim, R., Gessal, J., & Sangkey, L. S.
meningkatkan kekuatan otot karena adanya (2016). Gambaran pemberian terapi
mirror neuron yang teraktivasi saat pada pasien stroke dengan hemiparesis
mengamati gerakan, membayangkan gerakan dekstra atau sinistra di instalasi
dan eksekusi gerakan sehingga dapat rehabilitasi medik RSUP Prof . Dr . R .
meningktkan kekuatan otot. D . Kandou Manado. Jurnal E-Clinic
(ECl), 4.
Dari studi literatur review penerapan Insani, I. Y. (2018). Asuhan keperawatan
terapi cermin atau mirror therapy terhadap klien stroke pada Ny. W dan Tn. S
kekuatan otot pasien stroke dapat ditarik dengan masalah keperawatan
kesimpulan bahwa mirror therapy hambatan mobilitas fisik di ruang
bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang
otot sehingga dapat meningkatkan mobilitas tahun 2018.
pasien stroke. Terapi cermin atau mirror Irawandi, D. (2018). Perbedaan pemberian
therapy dapat diberikan pada pasien stroke kombinasi terapi cermin dan ROM
berkisar antara 15-30 menit selama 1-8 (Mirror Therapy & Range Of Motion)
minggu kemudian dikaji dengan dengan ROM terhadap kekuatan otot
menggunakan skala pengukuran otot seperti ekstremitas atas & tahap penerimaan
MMT (Manual Muscle Testing), Fugl-Meyer diri pada klien stroke dengan
Assesment (FMA), skala lovvet (0-5) dan hemiparesis di ruang VII Rumkital Dr.
Power Track II MMT (COMMANDER, Ramelan Surabaya. Universitas
Jtech Medical, USA) untuk mengevaluasi Airlangga.
peningkatan kekuatan otot pasien stroke yang Koyama, Tetsuo, MD, P., Kohei Marumoto,
mengalami hemiparesis. Mirror therapy M., Hiroji Miyake, MD, P., & Kazuhira
efektif untuk rehabilitasi pasien stroke karena Domen, MD, P. (2013). Relationship
gerakan yang sederhana sehingga mudah between diffusion tensor fractional
dilakukan dan hanya dengan menggunakan anisotropy and long-term motor
cermin sehingga tidak membutuhkan biaya outcome in patients with hemiparesis
yang banyak serta waktu yang cukup singkat. after middle cerebral artery infarction.
Journal of Stroke and Cerebrovascular
Diharapkan literatur review ini dapat Diseases, 22.
dijadikan sebagai sumber referensi untuk M, F. A., & Kusgiarti, E. (2017). Pengaruh
menggunakan mirror therapy sebagai salah Mirror Therapy Terhadap Kekuatan
satu pilihan untuk melakukan terapi Otot Pasien Stroke Non Hemoragik Di
rehabilitasi pada pasien stroke. RSUD Kota Semarang. 4(1).
Daftar Pustaka Machyono. (2017a). Efektifitas mirror
Al Kasab, S., Lynn, M. J., Turan, T. N., therapy terhadap perbaikan motorik
Derdeyn, C. P., Fiorella, D., Lane, B. lengan pasien stroke iskemik akut.
F., … Chimowitz, M. I. (2017). Impact Universitas Nusantara PGRI Kediri, 01,
of the New American Heart 1–7. Retrieved from
Association/American Stroke http://www.albayan.ae
Association Definition of Stroke on the Machyono. (2017b). Efektivitas mirror
Results of the Stenting and Aggressive therapy terhadap perbaikan motorik
Medical Management for Preventing lengan pasien stroke iskemik akut.
Recurrent Stroke in Intracranial Universitas Hasauddin Makassar.
Stenosis Trial. Journal of Stroke and Prabu, P. K., Subhash, D. J., & Dr. Sanjay
Cerebrovascular Diseases, 26(1), 108– Rakh M.S. (2015). Mirror therapy.
115. IOSR Journal of Nursing and Health
https://doi.org/10.1016/J.JSTROKECE Science (IOSR-JNHS), 4(6).
REBROVASDIS.2016.08.038 https://doi.org/10.9790/1959-04650104
Sengkey, L., & Pandeiroth, P. (2014). Mirror
Therapy In Stroke Rehabilitation. Wahyuni. (2017). No Title. Analisis Praktik
Jurnal Biomedik (JBM), 6. Keperawatan Pada Pasien Stroke Non
Syahrim, W. E. P., Azhar, M. U., & Risnah. Hemoragik Dengan Intervensi Inovasi
(2019). Efektifitas latihan ROM Mobilisasi Dini Terhadap Tonus Otot,
terhadap peningkatan kekuatan otot Kekuatan Oto, Dan Kemampuan
pada pasien stroke: study systematic Motorik Fungsional Di Ruang Sroke
review. Media Publikasi Promosi Center AFI RSUD Wahab Sjahrani
Kesehatan Indonesia (MPPKI), 2. Samarinda Tahun 2017.
https://doi.org/Http://doi.org/10.31934/
mppki.v2i3

Anda mungkin juga menyukai