Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN METODE SAW DAN AHP SECARA KOMPARATIF UNTUK

MENENTUKAN KINERJA PEGAWAI


Siti Marwah Lubis1, Uun Novalia Harahap2
Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan1,2
Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indonesia
1 2
wawa.ddq@gmail.com , uun379@gmail.com

Abstrak

Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas
organisasi. Terdapat beberapa kriteria untuk menentukan kinerja pegawai, yaitu orientasi pelayanan, integritas,
komitmen, disiplin, kerja sama, dan kepemimpinan. Proses penilaian kinerja pegawai jika dilakukan secara manual,
khususnya dalam perhitungan nilai akhir setiap pegawai membutuhkan waktu yang cukup lama karena jumlah
pegawai yang banyak. Dari uraian di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
merancang pembuatan sistem untuk penilaian kinerja pegawai dengan metode SAW dan AHP secara komparatif.
Sistem yang dibangun merupakan berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database server
MySQL.

Kata Kunci: Kinerja Pegawai, SAW, AHP.

Abstract

Quality of human resources is one of the factors necessary to improve organization productivity. There are some
criterias for determine performance of employee, service orientation, integrity, commitment, discipline, cooperation,
and leadership. If employee performance appraisal process manually, especially in the calculation of the final value
every employee needs a long time because number of employees too much. From the description, that is a
formulation of the problem in this research : how to present an information system employee performance appraisal
by SAW method and AHP method in comparative. The system is built based on web by using programming language
PHP and database server MySQL.

Keywords: Performance of Employee, SAW, AHP

1. Pendahuluan

Pada dasarnya, kualitas sumber daya manusia karena itu, penulis memilih metode SAW dan AHP
merupakan salah satu faktor yang diperlukan untuk yang diproses secara komparatif.
meningkatkan produktivitas suatu instansi. Dengan Proses penilaian kinerja pegawai jika dilakukan
demikian dibutuhkan sumber daya manusia atau secara manual, khususnya dalam perhitungan nilai
tenaga kerja yang mempunyai kompetensi tinggi yang akhir setiap pegawai membutuhkan waktu yang
diperoleh dari ilmu dan keahlian yang dapat cukup lama karena jumlah pegawai yang banyak.
mendukung peningkatan prestasi kerja pegawai. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektifitas dan
Penentuan penilaian kinerja pegawai perlu efisiensi pengambilan keputusan, perlu didukung
dilakukan pada setiap organisasi atau instansi dengan adanya sistem terkomputerisasi yang dapat membantu
melibatkan pihak manajemen atau pejabat penilai. pihak manajemen dalam mengambil suatu keputusan.
Penilaian kinerja bertujuan untuk mengetahui Berdasarkan latar belakang di atas maka
keberhasilan atau ketidakberhasilan seorang pegawai, penulis mencoba merancang suatu sistem dengan
dan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan judul “Penerapan Metode SAW dan AHP Secara
yang dimiliki oleh pegawai dalam melaksanakan Komparatif untuk Menentukan Kinerja Pegawai”.
tugasnya. Pembuatan sistem ini dibatasi pada hal-hal
Terdapat beberapa kriteria untuk menentukan sebagai berikut :
kinerja pegawai, yaitu orientasi pelayanan, integritas, 1. Penelitian dilaksanakan di Badan
komitmen, disiplin, kerja sama, dan kepemimpinan. Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi
Banyaknya kriteria yang digunakan untuk Sumatera Utara untuk Golongan III.
menentukan kinerja pegawai menyulitkan pejabat 2. Pembuatan sistem ini dengan penerapan
penilai untuk menentukan bobot setiap kriteria. Oleh metode Simple Additive Weightting (SAW)

Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 1
dan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah menerapkan metode Simple
Additive Weightting (SAW) dan Analytical Hierarchy
Process (AHP) dalam menentukan penilaian kinerja
pegawai.
Keterangan :
2. Landasan Teori a. Kriteria keuntungan apabila nilai
memberikan keuntungan bagi
2.1 Metode Simple Additive Weighting (SAW) pengambil keputusan, sebaliknya
kriteria biaya apabila menimbulkan
SAW merupakan metode penjumlahan terbobot. biaya bagi pengambil keputusan.
Konsep dasar metode SAW adalah mencari b. Apabila berupa kriteria keuntungan
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap maka nilai dibagi dengan nilai dari
alternatif pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006). setiap kolom, sedangkan untuk kriteria
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi biaya, nilai dari setiap kolom dibagi
matrik keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dengan nilai .
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang 8. Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi
ada. Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut (rij) membentuk matrik ternormalisasi (R).
yaitu kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya
(cost). Perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini R=
adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil
keputusan.
9. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh
Adapun langkah penyelesaian dalam
dari penjumlahan dari perkalian elemen baris
menggunakannya adalah :
matrik ternormalisasi (R) dengan bobot
1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.
preferensi (W) yang bersesuaian elemen
2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan
kolom matrik (W).
acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu
Cj.
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap
alternatif pada setiap kriteria.
Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkatan
mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan
kepentingan (W) setiap kriteria.
alternatif terbaik (Kusumadewi, 2006).
W = [W1,W2,W3,…..Wj]
2.2 Metode Analytical Hierarcy Process (AHP)
5. Membuat tabel rating kecocokan setiap
alternatif pada setiap kriteria. Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode
6. Membuat matrik keputusan (X) yang AHP meliputi :
dibentuk dari tabel rating kecocokan dari 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang
setiap alternatif pada setiap kriteria. Nilai X dihadapi
setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan
yang sudah ditentukan, dimana, menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan
i = 1,2,…m dan j = 1,2,…n. alternatif, kemudian disusun menjadi
struktur hirarki.
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui
perbandingan berpasangan. Menurut Saaty
(1998), untuk berbagai persoalan, skala 1
7. Melakukan normalisasi matrik keputusan sampai 9 adalah skala terbaik dalam
dengan cara menghitung nilai rating kinerja mengekspresikan pendapat. Nilai dan
ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada definisi pendapat kualitatif dari skala
kriteria Cj. perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan
Berpasangan
Intensitas Keterangan
Kepentingan

Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 2
1 Kedua elemen sama 2. Integritas
pentingnya Yang dimaksud dengan integritas adalah
3 Elemen yang satu sedikit kemampuan untuk bertindak sesuai dengan
lebih penting daripada nilai, norma dan etika dalam organisasi.
elemen yang lainnya 3. Komitmen
5 Elemen yang satu lebih Yang dimaksud dengan komitmen adalah
penting daripada yang kemauan dan kemampuan untuk
lainnya menyelaraskan sikap dan tindakan Pegawai
7 Satu elemen jelas lebih Negeri Sipil untuk mewujudkan tujuan
mutlak penting daripada organisasi dengan mengutamakan
elemen lainnya kepentingan dinas daripada kepentingan diri
9 Satu elemen mutlak sendiri, seseorang, dan / atau golongan.
penting daripada elemen 4. Disiplin
lainnya Yang dimaksud dengan disiplin adalah
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
pertimbangan- menaati kewajiban dan menghindari
pertimbangan yang larangan yang ditentukan dalam peraturan
berdekatan perundang-undangan dan / atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
pembuat keputusan dengan menilai tingkat 5. Kerja Sama
kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Yang dimaksud dengan kerja sama adalah
Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level kemauan dan kemampuan Pegawai Negeri
hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih Sipil untuk bekerja sama dengan rekan
kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang sekerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya
akan dibandingkan, missal A1, A2, dan A3. Maka serta instansi lain dalam menyelesaikan
susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut suatu tugas dan tanggung jawab yang
akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ditentukan, sehingga mencapai daya guna
ini : dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
Tabel 2.2 Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan 6. Kepemimpinan
A1 A2 A3 Yang dimaksud dengan kepemimpinan
A1 1 adalah kemampuan dan kemauan Pegawai
Negeri Sipil untuk memotivasi dan
A2 1
mempengaruhi bawahan atau orang lain
A3 1
yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi
tercapainya tujuan organisasi.
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar
elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9
3. Hasil dan Pembahasan
seperti pada Tabel 2.1. Penilaian ini dilakukan oleh
seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang
persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai 3.1 Metode SAW
kepentingan terhadapnya.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan Adapun perhitungan penilaian kinerja pegawai
dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dengan metode SAW :
dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai a. Pada penelitian ini alternatif pegawai yang
tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen dinilai ditandai dengan A1 sampai A4,
i merupakan kebalikannya. dengan uraian sebagai berikut :
A1 = Eddy Sofyan Tanjung
2.3 Kriteria Penilaian A2 = Risnawati Siregar
A3 = Nunung Sri Wahyuni
Unsur-unsur yang dinilai dalam melaksanakan A4 = Fitria Nasution
penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah :
1. Orientasi Pelayanan b. Kriteria ditandai dengan C1 sampai dengan
Yang dimaksud dengan orientasi pelayanan, C6 dengan perincian sebagai berikut :
adalah sikap dan perilaku kerja Pegawai C1 = Orientasi Pelayanan
Negeri Sipil dalam memberikan pelayanan C2 = Integrasi
terbaik kepada yang dilayani antara lain C3 = Komitmen
meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, C4 = Disiplin
unit kerja terkait, dan / atau instansi lain. C5 = Kerja Sama
Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 3
C6 = Kepemimpinan 24 R64 1

c. Tingkat kepentingan setiap kriteria dinilai g. Membentuk matrik ternormalisasi


dengan 1 sampai 5, yaitu :
1 = Buruk
R=
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik h. Proses perangkingan dengan menggunakan
bobot yang telah ditentukan
d. Pengambil keputusan memberikan bobot Tabel Perangkingan
preferensi,W = (5, 4, 4, 4, 3, 2) No Pegawai Nilai
Alternatif pilihan dan nilai digambarkan 1 A1 19,38
pada tabel berikut : 2 A2 18,98
Tabel 3.1 Alternatif Pilihan dan Nilai 3 A3 19,44
No Pegawai C1 C2 C3 C4 C5 C6 4 A4 19,62
1 A1 90 50 80 78 68 75
2 A2 90 90 55 65 65 65 Nilai terbesar ada pada A4, sehingga alternatif A4
3 A3 70 78 90 75 68 60 adalah rekomendasi alternatif pegawai dengan nilai
4 A4 70 87 75 69 74 82 tertinggi dengan nama Fitria Nasution.

e. Membuat matrik keputusan dari skor 3.2 Metode AHP


pembobotan dari setiap alternatif :
Adapun perhitungan penilaian kinerja pegawai
dengan metode AHP :
R=
1. Penentuan bobot kriteria dengan melakukan
pengisian matriks perbandingan
berpasangan.
f. Melakukan proses normalisasi matrik (Rij) Tabel 3.2 Matriks Perbandingan
r11 = = = 1…R64 Berpasangan
Kriteria OP I Ko D Ks Kep
Tabel Normalisasi Matrik OP 1 ½ ½ 1/3 1 ½
No Rij Nilai I 2 1 ½ ¼ 1/3 ½
1 R11 1 Ko 2 2 1 1/3 ½ 1/3
2 R12 1 D 3 4 3 1 ½ ½
3 R13 0,78 Ks 1 3 2 2 1 ¼
4 R14 0,78 Kep 2 2 3 2 4 1
5 R21 0,56
6 R22 1 Keterangan :
OP = Orientasi Pelayanan
7 R23 0,87
I = Integritas
8 R24 0,97
Ko = Komitme
9 R31 0,89
D = Disiplin
10 R32 0,61 KS = Kerja sama
11 R33 1 Kep = Kepemimpinan
12 R34 0,83
13 R41 1 Langkah-langkah dalam menentukan bobot
14 R42 0,83 kriteria :
15 R43 0,96 a. Menghitung Eigen Value
16 R44 0,88 Caranya dengan mengalikan tiap cell pada
17 R51 0,92 baris yang sama. Dipangkatkan dengan
18 R52 0,88 jumlah kriteria.
19 R53 0,92 Tabel Eigen Value
20 R54 1 Kriteria Nilai
21 R61 0,91 OP 0,60
22 R62 0,79 I 0,60
23 R63 0,73 Ko 0,78

Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 4
D 1,42 Ko = 0,67/0,12 = 5,73
KS 1,19 D = 1,29/0,21 = 6,07
Kep 2,08 KS = 1,09/0,18 = 6,08
Jumlah 6,67 Kep = 1,85/0,31 = 5,95
36,03 (=x)
b. Menghitung bobot prioritas tiap kriteria maks = (x) / jumlah kriteria = 36,03 / 6 = 6,00
Caranya nilai eigen value untuk tiap kriteria
dibagi dengan total eigen value. e. Menguji konsistensi
CI = ( maks – jumlah kriteria) / (jumlah
Tabel Bobot Prioritas kriteria – 1)
Kriteria Nilai = (6,00 – 6) / (6 – 1)
OP 0,09 =0
I 0,09 CR = CI / CR = 0 / 0,9 = 0
Ko 0,12
D 0,21 3. Penentuan bobot global tiap alternatif
Penentuan bobot global tiap alternatif
KS 0,18
dilakukan dengan cara menentukan bobot
Kep 0,31
dari tiap alternatif untuk tiap kriteria. Dalam
hal ini dicontohkan untuk 4 orang pegawai
2. Penentuan validitas bobot
yaitu Eddy, Risnawati, Yusuf, dan Nunung.
a. Menjumlahkan tiap kolom
Sebagai Contoh, pada bagian ini peneliti
Tabel Penjumlahan Tiap Kolom
memberikan data contoh untuk
Kriteria Jumlah mempermudah penjelasan.
OP 11 Bobot global alternatif untuk kriteria
I 12,5 orientasi pelayanan
Ko 10 a. Pengisian matrik perbandingan berpasangan
D 5,91 OP E R Y N
KS 7,33 E 1 1/2 1 1/3
Kep 3,08 R 2 1 1/4 1
Y 1 4 1 1/2
b. Bagi tiap sel dari kolom berdasarkan hasil N 3 1 2 1
penjumlahan pada langkah sebelumnya. Keterangan :
Kriteria OP I Ko D KS Kep R
E = Eddy Y = Yusuf
OP 0,09 0,04 0,05 0,06 0,14 0,16 0,09
R = Risnawati N = Nunung
I 0,18 0,08 0,05 0,04 0,05 0,16 0,09
Ko 0,18 0,16 0,10 0,06 0,07 0,11 0,11
D 0,27 0,32 0,30 0,17 0,07 0,16 0,22 b. Menghitung eigen value
KS 0,09 0,24 0,20 0,34 0,14 0,08 0,18 Caranya dengan mengalikan tiap sel pada
Kep 0,18 0,16 0,30 0,34 0,55 0,32 0,31 baris yang sama. Dipangkatkan dengan
jumlah alternatif.
c. Menghitung bobot sintesa Tabel Eigen Value
Caranya menjumlahkan per baris hasil dari Alternatif Nilai
langkah b Eddy 0,64
Tabel Bobot Sintesa Risnawati 0,84
Kriteria Nilai Yusuf 1,19
OP 0,54 Nunung 1,57
I 0,56 Jumlah 4,23
Ko 0,67
D 1,29 c. Menghitung bobot global tiap alternatif
KS 1,09 untuk kriteria orientasi pelayanan
Kep 1,85 Caranya nilai eigen value untuk tiap
alternatif dibagi dengan total eigen value.
d. Menghitung Eigen Max Tabel Bobot Global
Caranya membagi bobot sintesa dengan Alternatif Nilai
bobot prioritas. Dilakukan untuk tiap Eddy 0,15
kriteria. Risnawati 0,20
OP = 0,54/0,09 = 5,95 Yusuf 0,28
I = 0,56/0,09 = 6,24 Nunung 0,37

Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 5
Caranya nilai eigen value untuk tiap
Bobot global tiap alternatif untuk kriteria alternatif dibagi dengan total eigen value.
integritas Tabel Bobot Global
a. Pengisian matrik perbandingan berpasangan Alternatif Nilai
I E R Y N Eddy 0,11
E 1 1/2 1/3 1/4 Risnawati 0,15
R 2 1 1/2 1/4 Yusuf 0,27
Y 3 2 1 1/3 Nunung 0,47
N 4 4 3 1

b. Menghitung eigen value Bobot global tiap alternatif untuk kriteria


Caranya dengan mengalikan tiap sel pada disiplin
baris yang sama. Dipangkatkan dengan a. Pengisian matrik perbandingan berpasangan
jumlah alternatif. D E R Y N
Tabel Eigen Value E 1 1/4 1/4 2
Alternatif Nilai R 4 1 1/3 1/2
Eddy 0,45 Y 4 3 1 1/4
Risnawati 0,71 N 2 2 4 1
Yusuf 1,19
Nunung 2,63 b. Menghitung eigen value
Jumlah 4,98 Caranya dengan mengalikan tiap sel pada
baris yang sama. Dipangkatkan dengan
c. Menghitung bobot global tiap alternatif jumlah alternatif.
untuk kriteria integritas Tabel Eigen Value
Caranya nilai eigen value untuk tiap Alternatif Nilai
alternatif dibagi dengan total eigen value. Eddy 0,42
Tabel Bobot Global Risnawati 0,90
Alternatif Nilai Yusuf 1,32
Eddy 0,09 Nunung 2,00
Risnawati 0,14 Jumlah 4,64
Yusuf 0,24
Nunung 0,53 c. Menghitung bobot global tiap alternatif
untuk kriteria disiplin
Bobot global tiap alternatif untuk kriteria Caranya nilai eigen value untuk tiap
komitmen alternatif dibagi dengan total eigen value.
a. Pengisian matrik perbandingan berpasangan Tabel Bobot Global
Ko E R Y N Alternatif Nilai
E 1 1/2 1/2 1/4 Eddy 0,09
R 2 1 1/4 1/2 Risnawati 0,19
Y 2 4 1 1/3 Yusuf 0,28
N 4 2 3 1 Nunung 0,43

b. Menghitung eigen value Bobot global tiap alternatif untuk kriteria


Caranya dengan mengalikan tiap sel pada kerja sama
baris yang sama. Dipangkatkan dengan a. Pengisian matrik perbandingan berpasangan
jumlah alternatif. KS E R Y N
Tabel Eigen Value E 1 1/3 1/2 1/4
Alternatif Nilai R 3 1 1/4 1
Eddy 0,50 Y 2 4 1 1/4
Risnawati 0,71 N 4 1 4 1
Yusuf 1,27
Nunung 2,21 b. Menghitung eigen value
Jumlah 4,70 Caranya dengan mengalikan tiap sel pada
baris yang sama. Dipangkatkan dengan
c. Menghitung bobot global tiap alternatif jumlah alternatif.
untuk kriteria komitmen Tabel Eigen Value
Alternatif Nilai
Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 6
Eddy 0,45
Risnawati 0,93 Total Nilai Alternatif = W1X1 + W2X2 + W3X3 + ….
Yusuf 1,19 + WnXn
Nunung 2,00 Dimana : W = Bobot untuk masing-masing kriteria
Jumlah 4,57 X = Bobot dari tiap alternatif untuk masing-
masing kriteria
c. Menghitung bobot global tiap alternatif
untuk kriteria kerja sama
Caranya nilai eigen value untuk tiap
alternatif dibagi dengan total eigen value.
Tabel Bobot Global
Alternatif Nilai Tabel Total Bobot Global
Eddy 0,10 Alternatif Nilai
Risnawati 0,20 Eddy 0,10
Yusuf 0,26 Risnawati 0,18
Nunung 0,44 Yusuf 0,26
Nunung 0,45
Bobot global tiap alternatif untuk kriteria
kepemimpinan Nilai tertinggi diperoleh oleh Nunung, sehingga
a. Pengisian matrik perbandingan berpasangan Nunung merupakan pegawai yang mempunyai nilai
Kep E R Y N kinerja tertinggi.
E 1 1/3 1/4 1/2
R 3 1 1/2 1/3 3.3 Use Case Diagram
Y 4 2 1 1/4
Pada Use Case Diagram, menggambarkan user
N 2 3 4 1
sebagai pengguna sistem. User dapat melakukan
login, melihat tampilan beranda, melihat data
b. Menghitung eigen value
pegawai dan nilai kinerja, kemudian melakukan
Caranya dengan mengalikan tiap sel pada
logout dari sistem.
baris yang sama. Dipangkatkan dengan
jumlah alternatif.
Tabel Eigen Value Buka Web
Username
Alternatif Nilai
Eddy 0,45
Update Log in
Risnawati 0,84 User Password
Yusuf 1,19
Nunung 2,21 Lihat Tampilan
Jumlah 4,69 Beranda

c. Menghitung bobot global tiap alternatif


Lihat Data Pegawai
untuk kriteria kepemimpinan
Caranya nilai eigen value untuk tiap
alternatif dibagi dengan total eigen value.
Lihat Nilai Kinerja
Tabel Bobot Global
Alternatif Nilai
Eddy 0,10
Log out
Risnawati 0,18
Yusuf 0,25
Nunung 0,47 Gambar 3.1 Use Case Diagram User
Tabel 3.3 Rekap Hasil Perhitungan Bobot 3.4 Implementasi
Alternatif OP I Ko D KS Kep
0,09 0,09 0,11 0,22 0,18 0,31 Implementasi antarmuka sistem merupakan
E 0,15 0,09 0,11 0,09 0,10 0,10 implementasi hasil dari desain yang telah dirancang.
R 0,20 0,14 0,15 0,19 0,20 0,18 Implementasi aplikasi dimulai dari halaman login
Y 0,28 0,24 0,27 0,28 0,26 0,25 yang digunakan untuk masuk ke aplikasi. Username
N 0,37 0,53 0,47 0,43 0,44 0,47

Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 7
dan password diisi dengan username dan password
yang telah diberikan kepada masing-masing pegawai.

Gambar 3.4 Laporan Penilaian

4. Kesimpulan

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, penulis
mengemukakan beberapa kesimpulan mengenai
sistem yang telah dirancang sebagai berikut :
1. Kriteria yang dihasilkan dalam penilaian
adalah orientasi pelayanan, integritas,
komitmen, disiplin, kerja sama,
kepemimpinan.
2. Pemrosesan dilakukan untuk 4 (empat)
pegawai.
3. Penilaian SAW merupakan metode
penjumlahan terbobot. Penilaian AHP
Gambar 3.2 Halaman Login merupakan metode yang memecahkan
struktur-struktur yang kompleks dan tidak
Setelah melakukan login, pegawai dapat terstruktur ke dalam bagian-bagiannya.
langsung melihat hasil penilaian kinerja berdasarkan Dari hasil pengolahan data, maka yang
metode SAW dan metode AHP. dipilih adalah metode AHP karena
berdasarkan logika matematika menghitung
perbandingan kriteria & perbandingan
responden. Sedangkan metode SAW hanya
menampilkan nilai tertinggi.

5. Daftar Pustaka

[1] A.W.Widjaja., (2006), Administrasi


Kepegawaian, Yogyakarta : Rajawali.
[2] Hakim Lukmanul, (2008), Membongkar Trik
Rahasia Para Master PHP, Yogyakarta :
Lokomedia.
[3] Hartono Jogiyanto, (2005), Analisis dan Desain
Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi Offset.
[4] Irwanto, Djon, (2007), Perancangan Object
Gambar 3.3 Halaman Lihat Nilai Kinerja Oriented Software dengan UML, Edisi 3,
Yogyakarta : Andi.
Pegawai yang diproses dalam penilaian kinerja [5] Kusumadewi, S. Hartati, Harjoko dan R.
dengan menggunakan metode SAW dan AHP Wardoyo, (2006), Fuzzy Multi Atribute
sebanyak 4 orang. Adapun nilai yang didapat setiap Decision Making (FUZZY MADM),
pegawai seperti pada gambar 3.4. Yogyakarta : Graha Ilmu.
[6] Marimin, (2004), Teknik dan Aplikasi
Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk,
Jakarta : PT. Grasindo.
[7] Nugroho Adi, (2005), Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi dengan Metodologi
Berorientasi Objek Edisi Revisi, Bandung :
Informatika.
Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 8
[8] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil, 2011.
[9] Rivai, Basri, (2005), Performance Appraisal :
Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja
Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan, Jakarta : Rajagrafindo Persada.
[10] Saaty, T.L., (1988), Multicriteria Decision
Making : The Analytic Hierarchy Process,
University of Pitsburgh, Pitsburgh : RWS
Publication.
[11] Saaty, T.L., (2001), Decision Making For
Leaders, Forth Edition, University of
Pitsburgh, Pitsburgh : RWS Publication
[12] Sulistiyani, Ambar T., (2003), Manajemen
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Graha
Ilmu.
[13] Suprianto, Dodit, (2008), Buku Pintar
Pemrograman PHP, Bandung : Oase Media.

Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 9
Biltek Vol. 3, No. 030 Tahun 2014 – Sekolah Tinggi Teknik Harapan 10

Anda mungkin juga menyukai