Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH EROPA KUNO

Sejarah Eropa yakni dapat dimulai dari saat orang yang sudah tinggal di daratan Eropa
untuk pertama kalinya di zaman prasejarah, hingga hari ini. Sebagai Eropa prasejarah, orang-
orang di Paleolitik (Paleolitik) mulai menginvasi Eropa. Penerapan dalam pertanian yakni
kira-kira pada tahun 7000 SM SM menuntun manusia ke dalam zaman Neolitikum atau
Zaman Batu Muda. Periode Neolitik di wilayah Eropa yakni dapat berlangsung dalam tahun
4000 tahun, seiring dengan penyebaran budaya dalam sebuah penggunaan logam di seluruh
benua. Kemajuan dalam sebuah teknologi selama periode prasejarah datang melalui orang-
orang Mediterania dan dengan cara bertahap untuk menyebar ke barat laut. Dalam beberapa
peradaban yang begitu paling terkenal dari prasejarah Eropa adalah sebuah peradaban
Mycenaean dan Minoa, yang pada Zaman Perunggu hingga runtuhnya Zaman Perunggu
dengan waktu singkat kira-kira dalam 1200 SM. Periode dalam sebuah sejarah Eropa yang
telah dikenal dalam sebuah era klasik yakni dapat dimulai dengan adanya kemunculan suatu
negaraYunani kuno. Dalam adanya sebuah pengaruh Yunani yakni telah mencapai
puncaknya dengan kekaisaran Alexander Agung, yang dapat menyebar ke dalam bagian
seluruh Asia.
Eropa utara dan barat didominasi oleh kebudayaan La Tène, pendahulu bangsa Kelt.
Roma, sebuah negara-kota kecil, secara tradisional berdiri pada tahun 753 SM, kemudian
tumbuh menjadi Republik Romawi pada 509 SM dan kemudian menggantikan kebudayaan
Yunani sebagai peradaban Mediterania dominan.Peristiwa-peristiwa pada masa
pemerintahan Julius Caesar mendorong reorganisasi Republik Romawi menjadi Kekaisaran
Romawi. Kekaisaran ini kemudian dibagi oleh kaisar Diokletianus menjadi Kekaisaran
Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur. Selama abad ke-4 dan ke-5, orang-orang
Jermanik dari Eropa utara meningkatkan kekuatan dan serangan yang berulang-ulang yang
menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, saat yang secara
tradisional menandai akhir dari periode klasik dan awal Abad Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan, Kekaisaran Romawi Timur bertahan, meskipun sejarawan
modern menyebut negara ini sebagai Kekaisaran Bizantium. Di Eropa Barat, bangsa
Jermanik menduduki bekas wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat dan mendirikan
kerajaan dan kekaisaran mereka sendiri. Dari semua bangsa Jermanik, suku Frank naik ke
posisi hegemoni atas di Eropa Barat, Kerajaan Franka mencapai puncaknya di bawah
pimpinan Charlemagne sekitar tahun 800 M. Kerajaan ini kemudian terbagi menjadi beberapa
bagian; Franka Barat akan berevolusi menjadi Kerajaan Prancis, sementara Franka Timur
akan berevolusi menjadi Kekaisaran Romawi Suci, cikal bakal Jerman modern. Kepulauan
Inggris menjadi tempat beberapa migrasi skala besar. Penduduk asli Celtic telah
terpinggirkan selama periode Britania Romawi, dan ketika bangsa Romawi meninggalkan
Kepulauan Inggris selama tahun 400-an, gelombang bangsa Anglo-Saxon Jermanik
bermigrasi ke Inggris selatan dan mendirikan serangkaian kerajaan kecil yang akhirnya
berkembang menjadi Kerajaan Inggris tahun 927 M.
Peradaban Yunani-Romawi menghiasi zaman permulaan Eropa, dimulai dari Yunani
Kuno, yang biasanya dianggap sebagai dasar dari peradaban Barat dan pengaruhnya dalam
bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu pengetahuan, dan seni. Nilai-nilai tersebut
diteruskan oleh Republik Roma yang berpusat di Laut Tengah, hingga Kekaisaran Romawi
mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 150.
PERADABAN BANGSA EROPA
Peradaban Kuno Eropa ada 3, yaitu Peradaban Yunani, Peradaban Romawi, Dan Peradaban
Pulau Kreta.
A. Peradaban Yunani
1 Letak Geograpis
Daerah Yunani terletak diujung tenggara benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut
Aigeia dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Di sebelah utara, Yunani berbatasan dengan
Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Di sebelah Timur, Yunani
dikelilingi oleh Laut Aegea, di sebelah selatan dengan Laut Tengah, dan di sebelah barat
dengan Laut Ionia. Yunani beriklim laut tengah yang nyaman. Tanah Yunani yang
bergunung-gunung pada umumnya tidak subur. Mereka yang pindah adalah para petani
(colonus), kemudian mereka mendirikan Kolonia di negara lain.
2. Kolonisasi di Yunani tahun 800-60 SM
Awal kolonisasi di Yunani merupakan suatu periode yang menggantikan orang orang Yunani
menyatukan pengawasan mereka atas wilayah wilayah yang didapat dari orang orang Agea. Juga
merupakan akhir zaman rezim patriarkhat dari masa Homerus. Pada abad VIII dan VII sebelum
masehi, setiap polis memiliki koloninya masing masing, yang biasanya merdeka penuh dan tidak
tergantung pada kota induknya.

Latar belakang kolonisasi yang dilakukan oleh bangsa Yunani pesisir tidak dapat dipisahkan dengan
kemajuan ekonomi yang begitu pesat menandai abad kolonisasi setelah masa Homerus.
Perdagangan dan pertanian tumbuh dengan subur, penduduk bertambah secara terus menerus.
Banyak orang Yunani sebelum tahun 600 sebelum masehi bermukim disekitar tempat tempat
perdagangan di pantai pantai laut Hitam, Aegea dan semua bagian Mediterania. Pedagang banyak
memperoleh keuntungan membawa hasil hasil pertanian atau ada diantara mereka yang telah
mapan dalam perdagangan.

Pertumbuhan perdagangan orang orang Yunani pada sekitar tahun 600 sebelum masehi, juga
didorong oleh masuknya sisitem ekonomi uang sehingga terjadilah perubahan sosial dari tahun 700-
500 sebelum Masehi, merupakan abad besar bagi kolonisasi wilayah Yunani. Di negara kota memiliki
jenis mata uang sendri dengan urutan nilai mata uang tersendiri.

Perkembangan penduduk yang pesat menyebar diberbagai negara kota., bagi bangsa Yunani dapat
menimbulkan permasalahan tersendiri. Masalah kekurangan  tanah yang subur untuk dapat
diperluas sebagi tanah pertanian tentu saja dapat diupayakan dengan cara merampas tanah bangsa
bangsa disekitarnya. Tetapi cara pemecahan ini kurang memuaskan. Seluruh penduduknya dapat
dijadikan budak, seperti yang dilakukan oleh orang Sparta terhadap orang Messenia tetangganya.
Tenaga mereka diperlukan untuk menggarap tanah yang dirampas. Berarti mereka juga harus 
memberi makan terhadap para penduduk yang dijadikan budak. Mereka mengerti bahwa upaya
memerangi negara tetangga ternyata tidak dapat menyelesaiakan masalah tanah dan mencukupi
pangan. Dengan modal pengalaman sebagai pelaut serta pengetahuan di bidang niaga,
pemerintahan Yunani menghimpun para perantau dan mengirim dan mengirim mereka keluar negri
agar berdiam kenegri yang jauh. Tindakan ini mengurangi pengurasan makanan di yunani dan
sekaligus memberikan sumber sumber energi baru penghasilan makanan serta bahan mentah yang
tidak terdapat di Yunani. Proses yang dimulai pada tahun 800 sebelum masehi ini berlangsung terus
selama dua abad tanpa putus putus, menandai terjadinya proses kolonisasi sebagai abad besar.

Boleh jadi motif kolonisasi merupakaan ekspresi dari selera orang orang Yunani melakukan
petualangan dan eksploitasi untuk lebih memantapkan posisi suatu negara kota. Kondisi politik dan
ekonomi yang keras akibat terjadinya persaiangan antar negara kota di Yunani mendorong
terjadinya peperangan antar polis, yang nantinya kelak dapat menghancurkan pemerintahan Yunani
sendiri. Berbagai permusuhan kadang kadang sempat menimbulkan peristiwa peristiwa berdaarah,
menyebabkan Yunani terpecah menjadi banyak negara kota yang jumlahnya tidak terkira banyaknya.

Upaya pemerintah Yunani dalam mengatasi problem penduduk melalui migrasi disertai impor
pangan. Maka tekanan penduduk yang berlebihan dapat diredakan. Namun, ekspansi perdagangan
dari luar menyebabkan timbulnya tekanan baru lagi. Dalam usaha menaikkan ekspor minyak zaitun
dan buah anggur yang dibutuhkan unyuk membayar impor ikan dan biji bijian, maka para petani
makin memusatkan diri padapeningkatan buah anggur dan zaitun. Dalam hal ini petani kaya semakin
teruntungkan karena mereka mampu memelihara pohon zaiitun yang memerlukan pemeliharaan
dan masa tanam yang lama sebelum dapat dipetik buahnya. Sebaliknya, bagi para petani miskin
tidak mampu melakukan hal itu dan terpaksa harus berhutang kepada para petani kaya. Pinjaman itu
biasanya dibebani bunga yang tinggi, maka peminjam sering tidak mampu melunasinya. Kadang
kadang hal ini mereka harus kehilangan kebun dan kebebasan dirinya, sehingga mereka terpaksa
bekerja di kebun petani kaya. Lebih lebih saat diperkenalkan mata uang logam sebagai mata uang,
masalah agraria semakin rumit. Petani miskin semakin bingung adanya mata uang baru itu. taksiran
mereka terhadap mata uang itu begitu rendah sehingga petani miskin hanya memperoleh sedikit
hasil panen yang mereka jual di pasar.

Proses pemiskinan terhadap pertani, sementara itu perkembangan perdagangan asing


menimbulkan pula muncul nya kelompok sosial baru. Kelompok sossial pertama terdiri dari kelas
pengusaha, pemilik pemilik kapal, penenun pembuat keramik, dan pandai besi. Kelompok sosial
kedua adalah kelas pekerja, buruh pelabuhan serta pelaut. Keduanya tidak senag terhadap
kekuasaan poloitik berada ditangan aristokrat dan para pemilik tanah kaya.

Kolonisasi yunani juga diikuti oleh persebaran religinya diberbagai wilayah Aegean dan laut
Mediterania. Kolonisasi yunani di wilayah italia misalnya, pemerintah Yunani telah mendirikan Kuil
Poseidon di Paestum.
3. Perang persia

Perang Yunani-Persia disebut juga Perang Persia adalah serangkaian konflik antara
Kekaisaran Persia Akhemeniyah melawan negara kota di Yunani kuno. Perang ini bermula
pada tahun 499 SM dan berakhir pada tahun 449 SM. Bentrokan antara dunia Yunani yang
secara politik terpecah-pecah melawan Kekaisaran Persia yang sangat besar sudah dimulai
ketika Koresh yang Agung menaklukkan Ionia pada tahun 547 SM. Berusaha untuk
mengendalikan kota-kota di Ionia, Persia menunjuk tiran untuk berkuasa di sana. Ini
kemudian terbukti menjadi sumber masalah bagi Yunani dan Persia.
Pada tahun 499 SM, tiran di Miletos, yaitu Aristagoras, mulai melakukan ekspedisi
untuk menaklukkan Pulau Naxos, dengan dukungan Persia; Namun, ekspedisi itu berakhir
dengan kegagalan dan Aristagoras pun akhirnya dipecat. Aristagoras lalu menghasut kota-
kota Yunani di Asia Kecil untuk memberontak melawan Persia. Ini adalah awal dari
Pemberontakan Ionia, yang berlangsung sampai tahun 493 SM, dan dalam perkembangannya
menyeret lebih banyak daerah di Asia Kecil ke dalam konflik. Aristagoras memperoleh
bantuan militer dari Athena dan Eretria. Pada tahun 498 SM, pasukan Athena dan Eretria
membakar ibu kota regional Persia di Asia Kecil, yaitu Kota Sardis. Kaisar Persia, Darius
yang Agung marah dan bersumpah akan membalas Athena dan Eretria atas tindakan mereka.
Pemberontakan terus berlanjut, dan kedua belah pihak menemui jalan buntu sepanjang 497–
495 SM. Pada tahun 494 SM, Persia menyerang pusat pemberontakan di Miletos. Pada
Pertempuran Lade, pasukan Ionia mengalami kekalahan telak dan pemberontakan pun
berakhir, dan sisa-sisanya dibasmi pada tahun berikutnya.
Berusaha mengamankan kekaisarannya dari ancaman pemberontakan lainnya, dan
juga dari campur tangan Yunani daratan, Darius akhirnya melancarkan serangan ke Yunani,
untuk menghukum Athena dan Eretria atas pembakaran Sardis. Invasi pertama Persia ke
Yunani dimulai pada tahun 492 SM, dengan Jenderal Persia, Mardonios, menaklukkan
Thrakia dan Makedonia sebelum akhirnya pasukan Persia mengalami bencana dan terpaksa
mengakhiri kampanyenya. Pada tahun 490 SM, pasukan kedua dikirim ke Yunani, kali ini
melalui Laut Aigea, di bawah komando Datis dan Artaphernes. Ekspedisi ini berhasil
menundukkan Kyklades, sebelum kemudian mengepung, menaklukkan, dan menghancurkan
Eretria. Akan tetapi, ketika berusaha menyerang Athena, pasukan Persia dikalahkan secara
telak oleh pasukan Athena pada Pertempuran Marathon, yang sekaligus menghentikan invasi
pertama Persia. Darius kemudian menyusun rencana untuk kembali menyerang Yunani, tetapi
dia terlebih dahulu meninggal pada tahun 486 SM, dan tanggung jawab penaklukan beralih
kepada putranya, Xerxes I. Pada tahun 480 SM, Xerxes secara langsung memimpin invasi
kedua Persia ke Yunani dengan pasukan yang sangat banyak. Kemenangan melawan
'Persekutuan' negara kota Yunani (dipimpin oleh Sparta dan Athena) pada Pertempuran
Thermopylae membuat Persia dapat menduduki sebagian besar Yunani. Akan tetapi, ketika
berusaha menghancurkan armada laut Yunani, Persia malah mengalami kekalahan berat pada
Pertempuran Salamis. Pada tahun berikutnya, persekutuan negara kota Yunani melancarkan
serangan dan mengalahkan pasukan Persia pada Pertempuran Plataia, sekaligus mengakhiri
invasi Persia di Yunani.
Persekutuan Yunani menindaklanjuti kesuksesan mereka dengan menghancurkan sisa-
sisa armada Persia pada Pertempuran Mykale, sebelum kemudian mengusir garnisun Persia
dari Sestos (479 SM) dan Byzantion (478 SM). Tindakan Jenderal Pausanias pada
Pengepungan Byzantion menjauhkan banyak negara kota Yunani dari pihak Sparta, dan
persekutuan anti-Persia kemudian dibentuk kembali dengan dipimpin oleh Athena, dalam
persatuan yang disebut Liga Delos. Liga Delos terus melakukan kampanye melawan Persia
selama tiga dekade berikutnya, dimulai dengan pengusiran sisa-sisa garnisun Persia dari
Eropa. Dalam Pertempuran Eurymedon pada tahun 466 SM, Liga Delos meraih kemenangan
ganda yang pada akhirnya membuat kota-kota di Ionia dapat merdeka. Akan tetapi,
keterlibatan Liga Delos dalam pemberontakan Mesir (dari 460–454 SM) berujung pada
kekalahan telak dan kampanye yang lebih lanjut harus ditunda. Liga Delos mengirim pasukan
ke Siprus pada tahun 451 SM, dan setelah menariknya kembali, Perang Yunani-Persia pun
benar-benar berakhir. Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa akhir bentrokan ditandai
dengan perjanjian damai antara Athena dan Persia, yaitu pada Perdamaian Kallias.
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Peradaban_Yunani_Kuno/Letak_Geografis
https://guruakuntansi.co.id/sejarah-eropa-kuno/

Anda mungkin juga menyukai