Anda di halaman 1dari 7

SOCIAL LANDSCAPE JOURNAL

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS-UNM


e-ISSN: 2721-236X
ojs.unm.ac.id/SLJ

RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN ONLINE SELAMA PANDEMI

Feri Padli1, Rusdi2


1
Jurusan Sejaran dan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar
2
Jurusan Sejaran dan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar
1
Email: feripadli@unm.ac.id.co.id

ABSTRAK
Pandemi Wabah Covid 19 mengubah sistem pebelajaran menjadi distance learning atau sistem
full daring. Sehingga situasi ini mengharuskan semua pihak mulai dari tenaga pengajar (guru)
dan siswa beradaptasi menggunakan berbagai sistem pembelajaran yang tersedia dan diminati.
Selain fasilitas tanyangan televisi (TVRI) dan siaran radio (RRI) pemerintah untuk semua jenjang
sekolah di Indonesia, ada juga beberapa alternatif yang tersedia seperti Google Classroom,
Aplikasi Video Conference (google meet, zoom, skype, webex dan sejenisnya), WhatsApp Group
(WA). Karena fasilitas dari pemerintah untuk dibeberapa daerah masih tekendala signal akses,
maka guru dan siswa lebih memilih tiga aplikasi alternatif tersebut. Tetapi pada implementasinya
tetap ada beberapa kendala dari siswa dan guru itu sendiri. Mulai dari ketersediaan fasilitas
internet, kuota data dan kemampuan guru sendiri yang belum familiar dengan aplikasi. Sehingga
respon siswa pada metode pembelajaran daring ini cukup beragam. Dari hasil analisis penelitian
ini menggambarkan perilaku siswa dalam pembelajaran daring cukup baik karena alasan proses
pembelajaran yang lebih flexible dan tidak menyita banyak waktu. Namun untuk saat ini, siswa
tetap lebih memilih belajar di sekolah daripada distance learning karena alasan terkendal fasilitas
dan biaya serta kurangnya interaksi kelas.
Kata Kunci: Respon Siswa, Pembelajaran, Online

PENDAHULUAN telah terjangkit virus tersebut. Pada akhirnya


manusia secara keseluruhan dipaksa untuk
WHO telah menentapkan wabah penyakit
beradaptasi. Baik itu persoalan pola hidup
Pandemi yang di sebabkan oleh virus sejenis
yang sehat maupun dalam beraktivitas dalam
corona yang diberi nama Covid-19 (Corona
pekerjaan sehari-hari. Telah diatur disetiap
Virus Disease 2019). Terdeteksi kemunculan
Negara masing-masing dengan beragam cara.
wabah ini dimualai dari Kota Wuhan Cina.
Tidak terkecuali di Indonesia yang telah
Sampai pada periode kurang dari sebulan
menetapkan beberapa cara menangani
terkonfirmasi bahwa manusia yang tertular
penyebarannya. Seperti pemberlakuan Social
telah menyebar kebeberapa Negara.
Distancing, Physical Distancing, Lockdown
Sehingga beberapa negara di semua benua
skala lokal. Terakhir beberapa kota yang

1
SOCIAL LANDSCAPE JOURNAL
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS-UNM
e-ISSN: 2721-236X
ojs.unm.ac.id/SLJ

ditetapkan sebagai zona merah menetapkan Istilah E-learning telah menjadi keharusan
aturan Pembatasan Sosial Berska Besar atau untuk dilaksanakan. Asumsi bahwa E-
disebut PSBB. learning adalah soslusi paling tepat dan cepat.
Dikatakan oleh Kuntum dan Siti (2019)
Segala aktivitas telah beralih keteknik
dalam jurnal PETIK bahwa “penggunaan e-
komputerisasi dengan memanfaatkan
learning sebagai media pembelajaran,
jaringan internet. Work From Home (WFH),
diharapkan dapat meningkatkan daya serap
Study from Home (SFH), Seminar Online,
dari siswa atas materi yang diajarkan;
dan beberapa lainnya berbasis online. Pada
meningkatkan partisipasi aktif dari siswa;
kasus pembelajaran berbasis internet atau
meningkatkan kemampuan belajar mandiri
Pembelajaran Daring ditetapkan untuk
siswa; meningkatkan kualitas materi
dilaksanakan oleh Mentri Kemendikbud
pendidikan dan pelatihan, meningkatkan
Nadiem Makarim pada Surat Edaran nomor 4
kemampuan menampilkan informasi dengan
tahun 2020. Kemudian seluruh sekolah tidak
perangkat teknologi informasi. Dengan
terkecuali Perguruan Tinggi (PT) juga
perangkat biasa sulit untuk dilakukan;
diliburkan. Tepat bahwa kita telah memasuki
memperluas daya jangkau proses belajar-
era revolusi 4.0. dimana semua harus
mengajar sedangkan menggunakan jaringan
memanfaatkan teknologi secara maksimal
komputer, tidak terbatas pada ruang dan
untuk meningkatkan kuantitas target
waktu”. Namun pada kenyataannya
pekerjaan dan kualitas waktu yang
bagaimana kondisi siswa ataupun guru yang
digunakan.
terkendala dengan skill teknologi dan akses
Berlangsung selama sebulan lebih jaringan internet yang serba minim. Sehingga
pembelajaran telah muncul berbagai keluhan e-learning bukan menjadi solusis justru
dari ciivitas akademika di PT dan juga menjadi beban tambahan. Bagi guru bisa jadi
sekolah-sekolah. Keluhan dari pihak siswa dapat beradaptasi dengan cepat dan
setidaknya dalam sistem yang diberlakukan menerapkan media yang dia sendiri mudah
secara sepihak oleh sebagian guru dengan pahami atau bisa lakukan. Lalu bagaimana
sistem penugasan yang berlebihan. dengan siswa yang tidak dapat beradaptasi
Sementara tidak ada umpan balik yang dapat dengan cepat.
dijadikan rujukan dan referensi jelas untuk
Olehnya pada artikel ini akan
pengerjaan tugas dalam mengevaluasi materi
mendokumentasikan beberapa perilaku siswa
pembejaran. Sementara pihak guru juga
dalam pembelajaran daring selama pandemi.
mengeluhkan adanya ketidak sesuaian
Tujuannya untuk mengevaluasi hasil kerja
kurikulum yang telah direncakan sebelumnya
selama pembelajaran berlangsung dalam
dengan realitas saat sekarang. Ditambah lagi
upaya memperbaiki kualitas pendidikan dan
perangkat pembelajaran yang memaksa
meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun
untuk totalitas sementara fasiltas yang
rumusan masalahnya adalah:
tersedia sangat minim. Biaya internet dan
perangkat penunjang lainnya yang cukup 1. Media aplikasi pembelajaran yang
besar untuk maksimalnya pekerjaan. diminati.

2
SOCIAL LANDSCAPE JOURNAL
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS-UNM
e-ISSN: 2721-236X
ojs.unm.ac.id/SLJ

2. Respon siswa dalam menerima materi untuk menjadi refererensi dalam


pembelajaran online. menyusun angket online skala besar.
b. Angket online
Angket online menggunakan
METODE platform google yaitu google form
sebagai alternatif paling mudah,
Metode dilakukan dengan cara survey efisien dan efektif untuk diakses oleh
pendapat dari siswa berkenaan dengan proses responden dengan menggunakan
pembalajaran daring dengan menggunakan mobile handphone.
google form. 2. Studi Literatur
1. Pengambilan Data Studi literature adalah kegiatan dalam
mengumpulkan referensi teori dalam
Populasi adalah siswa sekolah menengah dari kegiatan penelitian.
pertama (SMP/sederajat) sampai atas
(SMA/sederajat). Sementara sampel yang
akan diambil menggunakan sistem sampling 2. Analisis data
acak berlapis. Untuk dapat menggambarkan
secara tepat mengenai sifat-sifat populasi Analisis data yang digunakan adalah statistik
yang heterogen, maka populasi yang deskriptif. Melacak aktivitas siswa dari aspek
bersangkutan dibagi ke dalam lapisan-lapisan kemampuan menggunakan media, respon
(stra tum) yang seragam dan dari setiap terhadap metode pembelajaran daring, dan
lapisan diambil sampel secara acak. Dalam perilaku dalam menjalankan instruksi tugas
sampel berlapis, peluang untuk terpilih satu yang diberikan dari guru. Selanjutnya hasil
strata dengan yang lain mungkin sama, yang diperoeleh akan dianalisis dalam bentuk
mungkin pula berbeda (Triyono 2018). diagram persentasi. Diagram akan
menunjukkan kecenderungan pola perilaku
1. Survey siswa dalam aktivitas belajar daring.
a. Interview virtual
Pada sistem ini, peneliti Secara singkat langkah kerja analisis
menggunakan telepon video (Video digambarkan dalam bagan dibawah ini
Call) dengan siswa yang dianggap berdasarkan metode Milles dan Hubermen
representatif dari masing-masing (1992):
jenjang untuk memproleh data awal

3
SOCIAL LANDSCAPE JOURNAL
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS-UNM
e-ISSN: 2721-236X
ojs.unm.ac.id/SLJ

Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan


Memilih data sesuai
fokus tujuan penelitian Penyajian Data Penarikan Kesimpulan
untuk di analisis. dilakukan dengan dilakukan secara terus
Menyederhanakan, model diagram menerus selama proses
mengklasifikasi, sederhana yang dapat analisis sampai pada
menanjamkan data dan dibaca atau dipahami akhir analisis untuk
sejenisnya untuk lebih mudah dan memastikan kepastian
mengefesienkan waktu efektif. hasil yang baik.
analisis.

Gambar 1. Bagan langkah kerja

3. Penyajian Data
Dalam penyajian data digunakan dua metode Kabupaten Kepulauan Selayar 2,8%,
yaitu dalam bentuk diagram dan deskriptif. Kabupaten Gowa dan Luwu maing-masing
Daigram memudahkan pembaca dalam 1,9%, sementara Kabupaten Pangkep,
melihat hasil dengan cepat dan sistematis. Jeneponto, Kota Palopo, Kota Pare-Pare,
Bentuk penyajiannya juga lebih efisien dan Bulukumba, Enrekang, Luwu Timur, Tana
efektif dalam penarikan kesimpulan Toraja masing-masing 0,9 %.
selanjutnya. Sedangkan deskripsi akan
Kelas yang memberikan respon dapat dilihat
menerangkan secara lebih detail dalam
pada diagram 1 berikut:
gambar diagram yang disajikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 4% 14%
18%
Hasil penelitian ditemukan beberapa fakta IX
hasil dari analisis jawaban responden terkait VII
perilaku dan sikap dalam menerima pelajaran VIII
secara online. Data ini diambil dari semua
X
jenjang dari Sekolah Menengah Pertama/
38% XI
Sederajat sampai Sekolah Menengah 26%
Atas/Sederajat. Angket disebar melalu pesan
Aplikasi Whatsapp dan Chat Facebook
secara acak kepada guru yang bertugas di Diagram 1. Kelas yang memberi responden.
beberapa Kota/Kabupaten di Provinsi Dari diagram 1 dapat dilihat bahwa yang
Sulawesi Selatan untuk diteruskan ke peserta memberikan respon terbanyak adalah dari
didik. Jumlah yang masuk sebanyak 106 kelas VII atau kelas 1 pada Sekolah
responden masing-masing dari Kota Menengah Pertama sebanyak 40 orang
Makassar 81,1%, Kabupaten Bone 4,7%,

4
SOCIAL LANDSCAPE JOURNAL
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS-UNM
e-ISSN: 2721-236X
ojs.unm.ac.id/SLJ

dengan persentase 38%. Adapun responden pandemi dengan dua pilihan yaitu sistem jam
terkecil dari kelas XI sebanyak 4 orang normal dan sistem full day. Hasilnya adalah
dengan persentase 4%. sebagai berikut:
Untuk melihat sebaran jurusan untuk kelas
XI dan XII tingkat menengah atas
(SMA/sederajat) juga dilakukan pelacakan
dengan populasi sebanyak 66 orang.
Hasilnya dapat dilihat dari diagram 2 berikut
ini:

1% 2% IPA Diagram 3. Sistem belajar sebelum Pandemi


6% 9% IPS
Dari diagram 3 dapat dilihat secara signifikan
1% Bahasa
siswa lebih menyukai sistem belajar normal
23% 58% Kom.Jar
dari pukul 7.30 sampai dengan 14.00. Asumsi
Perikanan sementara menggambarkan bahwa siswa
Otomotif relatif bosan berada di lingkungan sekolah
lebih lama. Sehingga jika dikaitkan dengan
Diagram 2. Jurusan Responden (Kelas XI study for home maka seharusnya siswa akan
dan XII) lebih senang dengan sistem distance learning
karena tidak perlu lagi berada dilingkungan
Jurusan terbanyak dari responden adalah sekolah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
persentase 58% dan terkecil adalah Bahasa Sementara jawaban dari pertanyaan “jika
dan Perikanan untuk sekolah menengah siswa diberikan pilihan sistem pembelajaran
kejuruan (SMK) dengan persentase 1% dari yang diminati antara kelas langsung dan
66 responden. Data jurusan diambil untuk belajar online” dapat dilihat pada diagram 4
memberikan gambaran umum dalam berikut:
memprediksi penguasaan penggunaan media
internet disetiap jurusan. Sehingga hipotesis
dasar dari kondisi data tersebut menjelaskan
bahwa kompetensi penguasaan internet tidak
bisa lagi dikecualikan untuk jurusan tertentu.
Semua jurusan dan jenjang perlu menguasai
komptensi tersbut untuk dapat beradaptasi
dengan era revolusi 4.0 saat ini.
Diagram 4. Sitem belajar yang diminati
1. Sistem dan media belajar yang
Siswa lebih banyak menjawab kelas langsung
diminati
disekolah sebanyak 90% menjawab
Pada responden diberikan pertanyaan terkait demikian. Salah satu alasan responden
sistem pembelajaran di sekolah sebelum

5
SOCIAL LANDSCAPE JOURNAL
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS-UNM
e-ISSN: 2721-236X
ojs.unm.ac.id/SLJ

Perempuan (13 tahun) kelas VII dikutip dari Diagram 6. Penggunaan media pembelejaran
angket adalah: oleh Guru
“Saya memang senang belajar di rumah 2. Rata-rata waktu yang digunakan
tetapi saya lebih senang jika belajar di
sekolah karna kita dapat bertemu langsung Siswa diminta memberikan pendapat tentang
dengan teman- teman dan guru dan materi waktu yang digunakan untuk belajar dalam
pelajaran akan lebih mudah di pahami jika sehari penuh dari semua mata pelajaran
belajar di sekolah”.

Berikutnya untuk melihat medai yang paling


diminati untuk digunakan siswa dan yang
paling familiar guru sekolah gunakan dapat
dilihat pada diagram 5 dan 6 berikut:

Diagram 7. Jumlah waktu yang digunakan


siswa belajar online
Siswa menggunakan waktu belajar 1 sampai
2 jam dalam sehari. Sebanyak 45,3%
responden berpendapat demikian. Bahkan
Daigram 5. Minat siswa pada media pula ada yang menggunakan waktunya
pembelajaran yang digunakan sampai 7 jam dengan besar persentase 7,5%.
Aplikasi chating WhatsApp menempati 3. Respon siswa dalam menerima materi
presentase paling diminati. Sudah sejalan secara online
dengan presentasi media/sistem yang
Respon yang dimaksud dalam penelitian ini
digunakan para Guru. Urutan kedua adalah
adalah perasaan atau mood, motivasi,
penggunaan aplikasi video conference
pendengaran, penglihatan, keinginan
dengan persentase 47,2% dari minat siswa
mencatat dan melaksanakan instruksi dari
dan 61,3% yang guru gunakan. Metode tatap
guru terkait materi yang diberikan secara
maya ini cukup baik dan efektif karena sama
online dapat dilihat pada diagram 8 berikut:
dengan settingan didalam kelas sekolah. Bisa
berinteraksi dan presentasi materi namun
kendala utama adalah biaya yang harus
dikeluarkan relatif besar.

Diagram 8. Respon emosi siswa dalam


menerima materi.

6
SOCIAL LANDSCAPE JOURNAL
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS-UNM
e-ISSN: 2721-236X
ojs.unm.ac.id/SLJ

Rata-rata siswa memberikan respon yang siswa masih terkendala pada fasilitas
baik terhadap materi yang diberikan secara internet dan biaya yang perlu
online. Selanjutnya berkaitan hal tersebut, dikeluarkan.
siswa diberikan pernyataan bersifat positif
dan negatif masing-masing 8 poin terkait
alasan mereka memilih jawaban senang/baik
dan melakukan instruksi dari gurunya. Lebih REFERENSI
dari 75% pernyataan positif dijawab setuju
dari seluruh (106) siswa. Sedangkan lebih Aliwanto. 2017. ANALISIS AKTIVITAS
dari 50% pernyataan negatif memperoleh BELAJAR SISWA. Jurnal Konseling
jawaban tidak setuju. GUSJIGANG Vol. 3 No. 1

KESIMPULAN Miles, MB dan AM Huberman. Qualitative


Data Analysis: A Sourcebook of New
1. Guru lebih banyak menggunakan aplikasi Methods. SAGE. Bevwrly Hills
group chating WhatsApp dalam proses
pembelajaran sesuai dengan minat dari Triyono, Triyono. (2018). TEKNIK
siswa. Sehingga hal ini akan menyulitkan SAMPLING DALAM PENELITIAN.
guru dalam mendokumentasikan proses 10.13140/RG.2.2.19674.24003.
pembelajaran. Selain itu penilaian kepada Imania, K,A,N dan Bariah, S,K. 2019.
siswa dari aspek afektif dan psikomotorik RANCANGAN PENGEMBANGAN
juga akan cukup sulit dilakukan. INSTRUMEN PENILAIAN
2. Waktu yang digunakan siswa untuk PEMBELAJARAN BERBASIS
belajar lebih singkat karena kurangnya DARINGJurnal PETIK Volume 5, Nomor 1.
interaksi dengan siswa lainnya ataupun
gurunya. Hasanah, A., Lestari, A. S., Rahman, A. Y.,
3. Siswa senang belajar dengan sistem & Daniel, Y. I. (2020). Analisis aktivitas
online. Namun tetap ada beberapa dari belajar daring mahasiswa pada pandemi
Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai