Anda di halaman 1dari 12

Tanggal Praktikum : Senin, 23 November 2020

Dosen Pembimbing : Dr. drh. Sarasati Windria

LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI VETERINER


Skema Jenis-Jenis Pemeriksaan Labolatoris yang Dilakukan pada Berbagai Jenis Hewan dan
Virus yang Menyerangnya

Arvia Chairunnisa (130210190020)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
NOVEMBER 2020
1. Hewan Kecil (Virus Target Organ GIT)

Pemeriksaan Laboratoris Virus Panleukopenia (FPV)

Kucing memiliki gejala diare hebat Dilakukan tes darah. Lihat jumlah

disertai darah, muntah-muntah dan leukosit, jika di bawah normal maka

kehilangan nafsu makan dilakukan pemeriksaan selanjutnya


dilakukan uji PCR

Apabila kucing positif FPV, bersihkan


Kucing dipisahkan dan diisolasikan ke
kandang dan lingkungan tempat
ruangan khusus agar mencegah
kucing dengan disinfektan (larutan
penularan terhadap kucing lain
TH4 atau Natrium Hipoklorit)
2. Hewan Kecil ( Virus Target Organ Saluran Pernafasan)

Pemeriksaan Laboratoris Distemper

Dilakukan pemeriksaan antemortem


Anjing memiliki suhu tubuh tinggi, diantaranya tes hematology,
menggigil, nafsu makan menurun, dan imunofluresensi, dan tes ELISA untuk
lesu antibody spesifik distemper.
.

Pada tes imunofluoresensi, antigen Pada tes hematology, dalam keadaan


virus dan atau badan inklusi dapat akut limfopenia dan thrombositopenia
terlihat di dalam sel darah putih dan dapat ditemukan, monosit bertambah,
preparat sentuh dari konjunktiva dapat jumlah IgG dan IgA berkurang
terlihat di sel darah putih sedangkan level IgM masih normal.

Test ELISA untuk IgM spesifik sangat


diperlukan. IgM akan berada dalam
tubuh anjing penderita selama 5
minggu hingga 3 bulan
3. Hewan Kecil (Virus Target Organ Saluran Reproduksi)

Pemeriksaan Laboratoris Epididymo Orchytis

Dilakukan pemeriksaan fisik dengan


Testikel pada anjing membengkak,
meraba testis. Selanjutnya dulakukan
skrotum membengkak, epididimis
USG dan X-Ray sebagai pemeriksaan
membengkak, ada lesi pada skrotum
lanjutan

Anjing diisolasi dan diberikan Dilakukan uji laboratorium seperti tes


antibiotik dan antijamur untuk darah (Complete blood count) dan tes
meminimalisir infeksi fungsi organ
4. Hewan Besar (Virus Target Organ GIT)

Pemeriksaan Laboratoris Bovine Virus Diarrhea

Secara klinis dan patologik anatomik


tidak mudah ditetapkan, oleh karenanya
Sapi demam, lekopenia, diare ringan
diagnosa yang pasti dapat dilakukan
berbau busuk bahkan berdarah
dengan uji serologik dan isolasi virus
dengan kultur jaringan.

Virus diidentifikasi dengan uji virus

Pengobatan dapat dilakukan dengan neutralization (VN) atau dengan

mengganti makanan dengan makanan fluorescene antibody technique (FAT).

yang lunak tapi bergizi (konsentrat). Bahan pemeriksaan yang dapat diambil
adalah darah, urin, lendir dari hidung
atau mulut pada stadium akut.
5. Hewan Besar (Virus Target Organ Saluran Pernafasan)

Pemeriksaan Laboratoris Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR)

Sapi mengalami kenaikan suhu tubuh


Identifikasi virus dilakukan secara
sampai 42C, lesu, hipersalivasi,
FAT (Fluorecent Antibody Test).
lakrimasi dan adanya edema pada
konjungtiva.

Pemeriksaan adanya zat kebal


Pencegahan penyakit dapat dilakukan
dilakukan dengan uji serum
vaksinasi, kebersihan dan sanitasi
neutralization (SN) dengan
kandang perlu dilakukan. Pemberian
menggunakan biakan sel, AGDT
antibiotik dan vitamin dapat diberikan
(Agar Gel Diffusion Test) atau CFT
untuk mengurangi infeksi sekunder
(Complement Fixation Test).
6. Hewan Besar ( Virus Target Organ Saluran Reproduksi)

Pemeriksaan Laboratoris Porcine Reproductive And Respratory Syndrome

Babi-babi terserang ditandai dengan


gejala demam, nafsu makan menurun, Virus diidentifikasi dengan FAT,

lesu, sesak nafas, kulit bercak antibodi dapat dideteksi dengan IFA,

kebiruan. Tingkat kebuntingan rendah, SN, immunoperoxidase dan (ELISA).

fetus lahir mati, mumifikasi, gejala


pernafasan yang berat.

RT-PCR) dapat mengamplifikasi DNA


Belum ada pengobatan yang efektif virus, sedangkan in situ hibridization
untuk penyakit ini. Vaksinasi terhadap non radioaktif yang dapat mendeteksi
babi-babi yang sehat dapat dilakukan lokasi virus di dalam sel dan jaringan
menggunakan vaksin aktif (live yang telah difiksasi serta dapat
vaccine) atau inaktif (killed vaccine). membedakan strain virus.
7. Unggas (Virus Target Organ GIT)

Pemeriksaan Laboratoris Lymphoid Leukosis (Ll)

Ayam terlihat adanya pial yang kering,


terlihat pucat, jengger dan pial Untuk mendiagnosa LL bentuk Big
sianosis, nafsu makan menurun, Liver Diseae, cukup dengan
menjadi kurus dan lemah, perut memeriksa kelainan pasca mati.
tampak membesar dan bila diraba
(palpasi) terasa mengeras.

Sampai saat ini belum ada pengobatan


Identifikasi virus dapat dilakukan
untuk penyakit LL. Vaksin untuk LL
dengan uji serologi, seperti uji
sampai saat ini juga belum tersedia,
COFAL, uji sel NP secara in vivo dan
pencegahannya dengan menempatkan
in vitro, uji RIF, uji VN dan uji FAT.
anak ayam secara terpisah
8. Unggas (Virus Target Organ Saluran Pernafasan)

Pemeriksaan Laboratoris Newcastle Disease (ND)

Ayam hilang nafsu makan, diare yang Cairan allantois diperiksa terhadap
kadang disertai darah, lesu, sesak adanya aglutinasi dengan uji HA.
nafas, megap-megap, ngorok, bersin, Sekanjutnya uji VN testdengan serum
batuk, paralysis partialis atau komplit kebal terhadap ND.
dan sekali-sekali tortikolis.

Belum ditemukan obat yang dapat Adanya antibodi dalam tubuh diuji

menyembuhkan ND. Usaha yang dapat dengan uji HI, uji SN dan

dilakukan adalah merangsang nafsu (ELISA).Pengujian adanya antigen

makannya dengan memberikan dapat dilakukan dengan uji Flourescent

tambahan vitamin dan mineral serta Antibody Technique (FAT) atau

pemberian antibiotik. dengan rapid test.


9. Unggas (Virus Target Organ Saluran Reproduksi)

Pemeriksaan Laboratoris Egg Drop Syndrome (EDS)

Ayam mengalami penurunan produksi


Isolasi virus dapat dilakukan pada telur
telur dengan kualitas jelek.
ayam berembrio (TAB) atau kultur
Berkurangnya warna kulit telur, kulit
jaringan. Pada kultur jaringan
telur lunak, tipis atau bahkan tanpa
pertumbuhan virus ditandai dengan
kulit dan ukuran telur menjadi sangat
adanya cytopathogenic effect (CPE).
kecil

Identifikasi virus dapat dilakukan


Pencegahan terhadap EDS’76 dapat
dengan uji Haemaglutinasi Inhibition
dilakukan dengan melakukan vaksinasi
(HI), Flourescent Antibody Technique
pada ayam menjelang produksi, yakni
(FAT), Agar Gel Precipitation (AGP)
3-4 minggu sebelum bertelur.
dan Virus neutralization (VN).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1995. Manual Laboratorium Isolasi dan Identifikasi Agen Penyakit Mamalia dan
Unggas. Eastern Island Veterinary Services Project dan BPPH VI, Denpasar,
Bali.

Anonimous 1996. Manual of Standards for Diagnostic test and vaccines. Office Interiational
Des Epizooties. world Organization for Animal health. 281 -290.

Anonimus 1999. Manual Diagnostik Penyakit Hewan. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Japan Int.

Bistner and Kirk., 1985, Handbook of Veterinary Procedures and Emergency Treatment,
Fourth edition, WB. Saunders Co, Philadelphia.

Ettinger, S. J., 1989, Text Book of Veterinary Internal Medicine Disease of The Dog and Cat,
W. B. Saunders Company, California, hal 301-303.

Halbur PG, PS Paul, X Meng, MA lum, JJ Andrews and JA Rathje 1996. Chomparative
pathogenecite of nine US porcine reproductive and repiratory synrome virus
isolate in a five week old cesarean derived, colostrum- derived pig model J. Vet.
Diagn. Invest 8:11-20.

Henry SC 1994. Clinical considerations in acute PRRS. Proc. Am.Assoc.Swine. Pract 25:231-
234.

Larochelle R, H mardassi, S Dea and R Magar 1996. Detection of porcine reproductive and
respiratory syndrome virus in cell cultures and formalin- fixed tissues by in situ
hibridization using a digoxigenin-labeled probe. J. Vet.Diagn.lnvest 8:3-10.

M. Abdel-Daim, M. Beall, M. Kennedy. 2009. Detection of Feline Panleukopenia Virus Using


a Commercial ELISA for Canine Parvovirus. Corpus ID: 7604229.
McNulty Stewart 2002. Egg Drop Syndrome Virus. Veterinary Sciences Queen,s University,
UK

MSD Vet Manual. Orchitis and Epididymitis in Dogs and Cats


Pet Place. Diakses pada 30 November 2020.

T Soma, H Ishii, M Hara, K Ohe, I Hagimori, Y Ishikawa, A Taneno. 2003. Detection of


canine distemper virus antigen in canine serum and its application to diagnosis.
DOI: 10.1136/vr.153.16.499

Anda mungkin juga menyukai