Stabilitas Statis Kapal Ikan Tipe Lambut
Stabilitas Statis Kapal Ikan Tipe Lambut
ABSTRACT
Ship is water vehicle with any shape and any purpose, mechanically powered
or by windvor tug and categorized as a multipurpose platform. It could be operated
underwater or in the surface of water and could function merely as a floating static
structure. The natural condition is the fish catching area are unpredictable as the wave
an current of the water could disturbing the maneuverability and the stabilty of the
ship. For that purpose the fish catching ship should have and meet the criterion of
robust construction and strong structure to deal with the extreme condition in the sea
and also should have a good maneuverability and enough power to make it move
steadily. The total lenght of the sample ship Tersanjung are 15.85 m, the width are
2.90 m and inside the ship measured as 1.32 m. The average comparison among the
3 parameters are 5.50 for L/ B, 13.05 for L/ D and 2.37 for B/ D . The coefficient of the
Tersanjung ship are Cb=0.58, Cp=0.96, C =0.60 and Cw=0.87. “Tersanjung” ship has
reverse velocity 3.7 second (1 perod). Maximum rolling reaching at 120 with righting
moment of 0.21 m.
Disamping itu dalam pembuatan ka- seluruh bagian kapal termasuk semua isi
pal para pengrajin tidak memperhatikan hu- yang berada didalamnya yang menekan
bungan antara besar kapal, tenaga pendo- ke bawah; titik apung B (Bouyancy) ada-
rong dan kecepatan kapal, sehingga sering lah titik berat geometris bagian kapal
terjadi benturan antara keinginan untuk yang terbenam dalam air yang menekan
membuat kapal menjadi cepat tetapi kapal ke atas dan titik M (Metacenter) adalah
tersebut oleng dan tidak stabil, oleh sebab tinggi sudut inklinasi dari lunas kapal ser-
itu perlu dilakukan penelitian mengenai ta titik pusat garis yang bekerja gaya
ukuran-ukuran utama, mengkaji stabilitas apung dan gaya berat. Gaya-gaya yang
statis dan sudut Capzising pada kapal tipe menyebabkan terjadinya stabilitas adalah
lambut yang berpangkalan di Pelabuhan gaya berat G yang besarnya sama
Perikanan Samudera Kota Bitung. dengan pemindahan air D (displacement),
dan gaya apung yang bekerja pada B
TINJAUAN PUSTAKA yang sama juga besarnya dengan pemin-
dahan air D (displacement) seperti dike-
Inclining Experiment atau yang dise- mukakan dalam hukum Archimedes: “Se-
but juga pengujian kemiringan adalah prak- buah benda yang seluruhnya atau sebagi-
tek investigasi stabilitas dalam menyelesai- an tercelup di dalam suatu fluida akan di-
kan pembuatan kapal untuk semua kapal apungkan ke atas dengan sebuah gaya
baru, Hind (1967). Objek dari pengujian ini yang sama dengan berat fluida yang di-
dikenal sebagai posisi center of gravity dan pindahkan oleh benda tersebut”. Bila G
menjadi alasan untuk sebuah praktek in- dan B letaknya tidak vertikal segaris, ma -
vestigasi karena posisi G tidak dapat dihi- ka akan terjadi momen kapal bergerak se-
tung dengan beberapa derajat dari kemam- suai arah momen.
puan gambar desain. Tujuan utama peng- Berdasarkan posisi relatif titik M
ujian kemiringan adalah nilai tertinggi dari terhadap G, maka Muckle (1978) menya-
titik metacentris. Juga dijelaskan bahwa po- takan sebagai berikut :
sisi center of gravity untuk nilai yang akurat 1. Apabila titik G berada di bawah titik M
dibutuhkan untuk membuat kapal tetap maka momen penegak (Righting mo-
dalam keadaan stabil pada saat pengope- ment, RM=∆.GZ, sedangkan GZ=GM
rasian. Oleh karena itu inclining experiment Sin θ) bernilai positif karena lengan
ditampilkan untuk memperoleh jarak verti- penegak (GZ) bernilai positif. Momen
kal dari titik G di atas titik K secara akurat penegak ini sanggup mengembalikan
ketika kapal dalam keadaan tenang/stabil. kapal ke posisi tegak semula. Stabili-
Hind (1967) menyatakan, keselamat- tas yang demikian disebut stabilitas
an pelayaran suatu kapal lebih banyak di- positif (stabil).
tentukan oleh stabilitas. Stabilitas kapal 2. Apabila titik G dan M berimpit, maka
adalah kemampuan kapal tersebut untuk momen penegak (RM) akan sama
kembali ke posisi semula setelah menga- dengan nol karena tidak terbentuk
lami gaya-gaya tarik dari luar maupun dari lengan penegak (GZ=0) sehingga
dalam kapal yang menyebabkan kapal itu RM=0. Ini berarti apabila kapal sengat
miring. Selanjutnya dijelaskan bahwa pada (olengan cepat) maka kapal tersebut
suatu benda yang mengapung diam di per- akan tetap sengat sebab tidak ada
mukaan air terdapat dua gaya utama yang lengan penegak. Stabilitas yang demi-
sama besar dan bekerja berlawanan arah kian disebut stabilitas netral.
pada sumbu vertikal, yaitu gaya berat G 3. Apabila titik G berada di atas titik M
(Center of Gravity) dan gaya apung B maka momen penegak (Righting mo-
(Center of Buoyancy). ment, RM) bernilai negatif karena le-
Lester (1985) menyatakan bahwa ngan GZ bernilai negatif. Momen pe-
terdapat 3 titik yang memegang peranan negak ini tidak mampu mengembalik-
penting dalam peninjauan stabilitas suatu an kapal ke posisi tegak semula, ma-
kapal yaitu titik G, B dan M. Selanjutnya lah membantu memiringkan kapal dan
menurut Kok (1983), titik berat G (Center kemungkinan kapal terbalik. Stabilitas
of gravity) adalah titik resultan gaya berat
151
Vol. VI-3, Desember 2010
d
= Sudut tambahan
Sampel
Kapal
Cb Cp C Cw
153
Vol. VI-3, Desember 2010
SUDUT OLENGAN
bentuk lambung kapal adalah langsing 4
2
para pengrajin sangat mengutamakan ke- Gambar 1. Olengan bebas Kapal Tersanjung
stabilan kapal, ini dibuktikan dengan nilai
koefisien prismatik dan koefisien bidang
air yang besar yang menyebabkan bentuk
kapal melebar pada bagian buritan kapal
dan koefisien bidang air yang hampir
berbentuk empat persigi dimana sangat
menguntungkan pada kestabilan kapal.
Olengan Bebas
Implementasi teori olengan bebas
dalam hal ini stabilitas statis yang dilaku-
kan saat kapal diam telah dilakukan pada
kapal tipe lambut Tersanjung dengan Gambar 2. Kurva Stabilitas Statis Kapal tipe
hasil seperti yang tertera pada gambar 1. lambut Tersanjung
Gambar 1 menerangkan bahwa
sumbu X adalah waktu dalam detik yang KESIMPULAN DAN SARAN
diperlukan oleh kapal untuk kembali da-
lam posisi netral, sedangkan sumbu Y Kesimpulan
adalah kemiringan sudut yang terbentuk Dari hasil penelitian tentang stabili-
ketika kapal oleng selama waktu t. tas statis kapal tipe lambut yang berpang-
Gambar 1 menunjukkan bahwa Tersan- kalan di Kota Bitung ditarik kesimpulan
jung memiliki kecepatan pembalikan 3,7 sebagai berikut:
detik (1 kali periode oleng). Jika diban- 1. Kapal tipe lambut yang berpangkalan di
dingkan dengan periode oleng kapal yang TPI Aertembaga kota Bitung mempu-
sama di daerah yang sama pula, ternyata nyai nilai perbandingan ukuran utama
Tersanjung memiliki periode oleng yang kapal yang relatif baik. Nilai koefisien
relatif pendek, yang akhirnya berkontribu- bentuk kapal Tersanjung ini cenderung
si pada tingkat stabilitas kapal tersebut. mewakili nilai koefisien kapal sejenis di
Hasil analisis lanjutan untuk me- daerah lain.
nentukan stabilitas statis dari Tersanjung 2. Kapal Tersanjung memiliki bentuk yang
dijelaskan pada gambar 2. Hasil yang di- cenderung bulat. Ini memberi kontribusi
tampilkan pada gambar 2 yaitu peng- yang positif terhadap stabilitas statis
ukuran pada saat kapal dalam kondisi ko- kapal.
song 5,7ton, pada draft 0,77m dengan 3. Kapal Tersanjung sudut capzising yang
nilai GM=1,027m. Gambar 19 menjelas- diperoleh adalah 12 0 , hal ini menunjuk-
kan bahwa olengan maximum kapal da- kan bahwa kapal ini tersebut memiliki
lam kondisi tersebut mencapai kemiringan sudut oleng yang kecil.
12 0 dengan nilai lengan penegak sebesar
0,21m, ini berarti bahwa stabilitas kapal Saran
ini baik. Dari hasil penelitian dan pemba-
hasan yang telah dilakukan, telah diambil
kesimpulan, maka penulis ingin menge-
mukakan beberapa saran yaitu:
155