Disusun Oleh :
Semester V
NAMA : RINI K
NIM : P00320018042
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
EKLAMSIA
A. Pengertian
Eklampsia merupakan serangan konvulsi yang mendadak atau suatu kondisi yang
dan koma, (kamus istilah medis : 163,2001) Eklampsia adalah penyakit akut dengan kejang dan
koma pada wanita hamil dan wanita dalam nifas, diserta dengan hipertensi, odema, proteinurio
(obstetric patologi :99. 1984)
B. Etiologi
Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum diketahui, tetapi
banyak teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini, antara lain:
1. Teori Genetik
Eklamsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering ditemukan
pada anak wanita dari ibu penderita pre eklamsia.
2. Teori Imunologik
Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis. Janin yang merupakan benda asing
karena ada faktor dari suami secara imunologik dapat diterima dan ditolak oleh
ibu.Adaptasi dapat diterima oleh ibu bila janin dianggap bukan benda asing,. dan rahim
tidak dipengaruhi oleh sistem imunologi normal sehingga terjadi modifikasi respon
imunologi dan terjadilah adaptasi.Pada eklamsia terjadi penurunan atau kegagalan
dalam adaptasi imunologik yang tidak terlalu kuat sehingga konsepsi tetap berjalan.
3. Teori Iskhemia Regio Utero Placental
Kejadian eklamsia pada kehamilan dimulai dengan iskhemia utero placenta menimbulkan
bahan vaso konstriktor yang bila memakai sirkulasi, menimbulkan bahan vaso konstriksi
ginjal. Keadaan ini mengakibatkan peningkatan produksi renin angiotensin dan
aldosteron.Renin angiotensin menimbulkan vasokonstriksi general, termasuk oedem
pada arteriol. Perubahan ini menimbulkan kekakuan anteriolar yang meningkatkan
sensitifitas terhadap angiotensin vasokonstriksi selanjutnya akan mengakibatkan
hipoksia kapiler dan peningkatan permeabilitas 1 pada membran glumerulus sehingga
menyebabkan proteinuria dan oedem lebih jauh.
4. Teori Radikal Bebas
Faktor yang dihasilkan oleh ishkemia placenta adalah radikal bebas. Radikal bebas
merupakan produk sampingan metabolisme oksigen yang sangat labil, sangat reaktif
dan berumur pendek. Ciri radikal bebas ditandai dengan adanya satu atau dua elektron
dan berpasangan. Radikal bebas akan timbul bila ikatan pasangan elektron rusak.
Sehingga elektron yang tidak berpasangan akan mencari elektron lain dari atom lain
dengan menimbulkan kerusakan sel.Pada eklamsia sumber radikal bebas yang utama
adalah placenta, karena placenta dalam pre eklamsia mengalami iskhemia. Radikal
bebas akan bekerja pada asam lemak tak jenuh yang banyak dijumpai pada membran sel,
sehingga radikal bebas merusak sel Pada eklamsia kadar lemak lebih tinggi daripada
kehamilan normal, dan produksi radikal bebas menjadi tidak terkendali karena kadar
anti oksidan juga menurun.
5. Teori Kerusakan Endotel
Fungsi sel endotel adalah melancarkan sirkulasi darah, melindungi pembuluh darah agar
tidak banyak terjadi timbunan trombosit dan menghindari pengaruh vasokonstriktor.
Kerusakan endotel merupakan kelanjutan dari terbentuknya radikal bebas yaitu
peroksidase lemak atau proses oksidase asam lemak tidak jenuh yang menghasilkan
peroksidase lemak asam jenuh. Pada eklamsia diduga bahwa sel tubuh yang rusak akibat
adanya peroksidase lemak adalah sel endotel pembuluh darah.Kerusakan endotel ini
sangat spesifik dijumpai pada glumerulus ginjal yaitu berupa “ glumerulus
endotheliosis “. Gambaran kerusakan endotel pada ginjal yang sekarang dijadikan
diagnosa pasti adanya pre eklamsia.
6. Teori Trombosit
Placenta pada kehamilan normal membentuk derivat prostaglandin dari asam
arakidonik secara seimbang yang aliran darah menuju janin. Ishkemi regio utero
placenta menimbulkan gangguan metabolisme yang menghasilkan radikal bebas asam
lemak tak jenuh dan jenuh. Keadaan ishkemi regio utero placenta yang terjadi 2
menurunkan pembentukan derivat prostaglandin (tromboksan dan prostasiklin), tetapi
kerusakan trombosit meningkatkan pengeluaran tromboksan sehingga berbanding 7 : 1
dengan prostasiklin yang menyebabkan tekanan darah meningkat dan terjadi
kerusakan pembuluh darah karena gangguan sirkulasi.
7. Teori Diet Ibu Hamil
Kebutuhan kalsium ibu 2 - 2½ gram per hari. Bila terjadi kekurangan-kekurangan
kalsium,hamil kalsium ibu hamil akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan janin,
kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium otot
sehingga menimbulkan sebagai berikut : dengan dikeluarkannya kalsium dari otot dalam
waktu yang lama, maka akan menimbulkan kelemahan konstruksi otot jantung yang
mengakibatkan menurunnya strike volume sehingga aliran darah menurun. Apabila
kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan konstriksi sehingga
terjadi vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.
C. Patofisiologi
Eklampsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang di duga berhubungan dengan
berbagai faktor. Satu diantaranya adalah peningkatan resisitensi intra mural pada
ditimbulkan oleh janin yang besar pada primipara, anak kembar atau hidraminion.
termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya
mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat
D. Manifestasi Klinis
a) Tingkat aura / awal keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik, mata penderita terbuka
tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepada diputar ke
kanan / kiri.
b) Tingkat kejangan tonik, yang berlangsung kurang lebih 30 detik dalam tingkat ini
seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan mengggenggam dan kaki 4
dapat tergigit.
menghilang, semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat,
mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit kembali, bola mata menonjol,
dan mulut keluar ludah yang berbusa muka menunjukkan kongesti dan sianosis.
Penderita menjadi dapat terjadi dari tempat tidurnya akhirnya kejangan terhenti dan
penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu timbul
E. Klasifikasi Eklamsia
a. Eklampsia gravidarum
b. Eklampsia parturientum
inpartu.
c. Eklampsia puerperium
• Kejadian jarang
Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah
Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsia berat dan
eklampsia : 5
a. Solutio Plasenta
Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada pre
eklampsia.
b. Hipofibrinogemia
Kadar fibrin dalam darah yang menurun.
c. Hemolisis
Penghancuran dinding sel darah merah sehingga menyebabkan plasma darah yang tidak
berwarna menjadi merah.
d. Perdarahan Otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia.
e. Kelainan Mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung selama seminggu, dapat
terjadi.
f. Edema Paru
Pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit jantung.
g. Nekrosis Hati
Nekrosis periportan pada preeklampsia, eklampsia merupakan akibat vasopasmus
anterior umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia,tetapi ternyata juga
ditemukan pada penyakit lain.Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan
pemeriksaan pada hati,terutama penentuan enzim-enzimnya.
h. Sindrome Hellp
Haemolisis, elevatea liver anymes dan low platelet
i. Kelainan Ginjal
Kelainan berupa endoklrosis glomerulus, yaitu pembengkakkan sitoplasma sel
endotial tubulus. Ginjal tanpa kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat
timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
j. Komplikasi lain
Lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-kejang preumania
aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation)
Prematuritas
Dismaturitas dan kematian janin intro uteri.
H. Penatalaksanaan Medis
dan tabung O2 )
e. Baringkan pasien pada posisi kiri, trendelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
a. Data subyektif :
sebelumnya
maupun selingan
resikonya.
b. Data Obyektif :
( jika refleks + )
I. Pemeriksaan penunjang :
1. Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2
pada otak
J. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada paru)
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan air
filtrasi)
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama inisial klien : Ny. R
2. Umur : 37 Tahun
3. Alamat : Jln.Rcti
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Tanggal masuk RS : 14-08-2020
7. Nomor Rekam Medis : 4987XXX
8. Diagnosa Medis : eklamsia post partum
B. PENGKAJIAN UMUM
1. Keluhan utama klien masuk ICU:
Pasien mengalami kejang, dan penurunan kesadaran, mata melotot, dan sesak
2. Riwayat Penyakit Sekarang (yi sejak klien mengeluhkan gejala pertama ketika di rumah sampai
klien dibawa ke Rumah Sakit karena keluhan tersebut tidak berkurang/malah bertambah parah):
Keluarga klien mengatakan klien melahirkan anak pertamanya diruang bersalin RSUD
kendari secara normal, setelah 3 hari post partum pasien dibawah pulang, tapi saat dirumah
pasien mengalami kejang, kesadaran menurun dan mata melotot
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Klien ada riwayat hipertensi sebelumnya
4. Riwayat Sosial:
a. Apakah klien merokok :tidak
b. analgetik :tidak.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dialami
pasien
Palpasi
Ictus cordis teraba di intercosta 4-5 : -
Perkusi
Redup (normal) : Ya
Auskultasi
Bising jantung : tidak
Bunyi S1 (lup) dan S2 (dup) : iya/Ada
b. Pulmonal
Inspeksi
Retraksi (normalnya tidak ada) : tidak
Simetris kanan dan kiri : Ya
Ekspansi dada kanan dan kiri sama : Ya
Palpasi
Krepitasi (suara retakan tulang) : tidak
Vocal fremitus kanan kiri sama : Ya
Perkusi
Sonor (normal) : Ya
Auskultasi
Wheezing/mengi : Ya
Ronchi :tidak
Vesikuler (normal) : Ya
3. Abdomen
a. Inspeksi :
Datar : Ya
Bekas operasi : Ada
b. Auskultasi
Peristaltik :20 x/menit
c. Palpasi:
Massa : Ada
Turgor kulit : Elastis
Nyeri tekan di lapang abdomen : Ada
d. Perkusi:
Timpani : Ada/ tidak
4. Ekstrimitas
a. Superior (atas):
Edema : Ada
Infus:
Terpasang : Di lengan dextra
Jenis infus :
Faktor tetesan : 20 tetes/menit
Nyeri di area tusukan infus : tidak
Nadi radialis (pergelangan tangan) :85 x/menit
Palmar (telapak tangan) : kemerahan
Kekuatan otot : lemah
CRT (capilarry refill time) < 3 detik : Ya
Refleks fisiologis biseps/triseps : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
Deformitas (kelainan bentuk) : tidak.
Fraktur : tidak.
b. Inferior (bawah):
Edema : Ada
Akral (bagian kaki paling bawah) : dingin
Kekuatan otot : lemah
Refleks patela : (+/+)
Refleks patologis : (-/-)
5. Pengkajian Nutrisi
A (Antropometri) meliputi BB,TB,IMT:
BB: 60
TB: 150
IMT:
B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:
-
C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva
anemis/tidak:
Rambut: baik
Kulit: normal
Mukosa bibir: lembab
D (Diet) meliputi jenis makanan yang diberikan selama di rumah sakit:
-
E (Enegy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di rumah sakit:
lemah
DS:
DO:
mmHg
RR: 35
x/menit
S: 37,2 oc
N: 85
x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis (gangguan kejang)
ditandai dengan:
Penggunaan otot bantu pernafasan
Nampak klien sesak
Nampak terpasang O2/4 lpm
Nampak pernafasan cuping hidung
INTERVENSI KEPERAWATAN
menganjurkan menggunakan
pemberian
bronkudilator, jika P: intervensi
perlu dilanjutkan
oksigen
13:30 P: intervensi
menganjurkan dihentikan klien
asupan cairan 2000 dipindahkan
ml/hari, jika tidak keruang rawat
kontra indikasi inap
mengkolaborasikan
pemberian
bronkudilator, jika
perlu
Perawat harus teliti dalam memberikan terapo O2 apabila O2 yang diberikan maka klien akan
mengalami keracunan O2 dan akan menimbulkn masalah baru.