Makalah Hipoksia
Makalah Hipoksia
com
MAKALAH HIPOKSIA
DISUSUN
OLEH :
1
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
2
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
KATA PENGANTAR
Penulis
3
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. RumusanMasalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi......................................................................................................2
B. Etiologi......................................................................................................3
C. Akibat hipoksia.........................................................................................6
D. Patofisiologi..............................................................................................8
E. Penatalaksanaan........................................................................................9
F.
Diagnosis.............................................................................................................1
A. Kesimpulan
12
B.
Saran 12
4
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
13
5
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan akhir pernapasan adalah untuk mempertahankan konsentrasi oksigen,
karbondioksida dan ion hidrogen dalam cairan tubuh. Kelebihan karbondioksida
atau ion hidrogen mempengaruhi pernapasan terutama efek perangsangan pusat
pernapasannya sendiri, yang menyebabkan peningkatan sinyal inspirasi dan
ekspirasi yang kuat ke otot-otot pernapasan. Akibat peningkatan ventilasi
pelepasan karbondioksida dari darah meningkat, ini juga mengeluarkan ion
hidrogen dari darah karena pengurangan karbondioksida juga mengurangi asam
karbonat darah.
PO2 darah yang rendah pada keadaan normal tidak akan meningkatkan
ventilasi alveolus secara bermakna sampai tekanan oksigen alveolus turun hampir
separuh dari normal. Sebab dari berkurangnya efek perubahan tekanan oksigen
pada pengaturan pernapasan berlawanan dengan yang disebabkan oleh mekanisme
yang mengatur karbondioksida dan ion hidrogen. Peningkatan ventilasi yang
benar- benar terjadi bila PO2 turun mengeluarkan karbondioksida dari darah dan
oleh karena itu mengurangi tekanan PCO2, pada waktu yang sama konsentrasi ion
hidrogen juga menurun. Berbagai keadaan yang menurunkan transpor oksigen
dari paru ke jaringan termasuk anemia, dimana jumlah total hemoglobin yang
berfungsi untuk membawa oksigen berkurang, keracunan karbondioksida,
sehingga sebagian besar hemoglobin menjadi tidak mampu mengangkut oksigen,
dan penurunan aliran darah ke jaringan dapat di sebabkan oleh penurunan curah
jantung atau iskemi lokal jaringan.
Perubahan tegangan oksigen dan karbondioksida serta perubahan
konsentrasi intraeritrosit dari komponen fosfat organik, terutama asam 2,3 bifosfat
(2,3-BPG) menyebabkan pergeseran kurva disosiasi oksigen. Bila hasil hipoksia
sebagai akibat gagal pernapasan, PaCO2 biasanya meningakat, dan kurva disosiasi
oksigen bergeser ke kanan. Dalam kondisi ini, persentase saturasi hemoglobin
dalam darah arteri pada kadar penurunan tegangan okmsigen alveolar (PaO2)
yang diberikan. Akibat dari hipoksia, terjadinya perubahan pada sistem syaraf
pusat. Hipoksia akaut akan menyebabkan gangguan judgement, inkoordinasi
motorik dan gambaran klinis
6
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi hipoksia?
2. Bagaimana etiologi hipoksia?
3. Bagaimana Akibat hipoksia?
4. Bagaimana patofisiologi hipoksia?
5. Bagaimana Penatalaksanaan hipoksia?
6. Bagaimana Diagnosis hipoksia?
7
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
BAB II
PEMBAHASA
N
A. Definisi
Hipoksia adalah suatu keadaan di saat tubuh sangat kekurangan oksigen
sehingga sel gagal melakukan metabolisme secara efektif. Berdasarkan
penyebabnya hipoksia dibagi menjadi 4 kelompok, yakni : hipoksia hipoksik,
hipoksia anemic, hipoksia stagnan dan hipoksia histotokik.
Jenis Hipoksia Hipoksik, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena
kurangnya oksigen yang masuk paru-paru. Sehingga oksigen tidak dapat
mencapai darah, dan gagal untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa
disebabkan adanya sumbatan / obstruksi di saluran pernapasan, baik oleh sebab
alamiah atau oleh trauma/ kekerasan yang bersifat mekanik, seperti tercekik,
penggantungan, tenggelam dan sebagainya.
Jenis kedua adalah Hipoksia Anemic, yakni keadaan hipoksia yang
disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak dapat mengikat atau membawa
oksigen yang cukup untuk metabolisme seluler. Seperti, pada keracunan karbon
monoksida (CO), karena afinitas CO terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi
dibandingkan afinitas oksigen dengan hemoglobin.
Jenis Hipoksia Stagnan, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena
darah (hemoglobin) tidak mampu membawaoksigen ke jaringan oleh karena
kegagalan sirkulasi, seperti pada heart failure atau embolisme, baik emboli udara
vena maupun emboli lemak.
Sedangkan Hipoksia Histotokik, ialah keadaan hipoksia yang disebabkan
karena jaringan yang tidak mampu menyerap oksigen, salah satu contohnya pada
keracunan sianida. Sinida dalam tubuh akan menginaktifkan beberapa enzim
oksidatif seluruh jaringan secara radikal, terutama sitokrom oksidase dengan
mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang dibawa darah.
B. Etiologi
1. Anemia (anemic hypoxia).
2. Intoksikasi gas karbonmonoksida (CO).
8
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
3. Hipoksia respiratorik.
4. Hipoksia sekunder karena daerah tinggi (high altitude hypoxia)
5. Hipoksia sekunder karena pntasan ekstrapulmoner dari kanan ke kiri
6. Hipoksia sirkulatorik.
7. Hipoksia Organ khusus.
8. Kebutuhan oksigen meningkat
9. Penggunaan oksigen yang tidak sesuai.
9
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
C. Akibat hipoksia
Gangguan pada susunan saraf pusat khususnya di pusat-pusat yang lebih
tinggi, adalah akibat hipoksia yang penting. Hipoksia akut menyebabkan
gangguan pertimbangan, inkoordinasi motorik, dan gambaran klinis menyerupai
alkoholisme akut. Bila hipoksia terjadi untuk waktu yang lama, dapat terjadi
kelelahan, mengantuk, apatis, kurang mampu memusatkan perhatian, lambat
berpikir, dan menurunnya kapasitas kerja.
11
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
12
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
D. Patofisiologi
Pada keadaan dengan penurunan kesadaran misalnya pada tindakan
anestesi, penderita trauma kepal/karena suatu penyakit, maka akan terjadi
relaksasi otot-otot termasuk otot lidah dan sphincter cardia akibatnya bila posisi
penderita terlentang maka pangkal lidah akan jatuh ke posterior menutup
orofaring, sehingga menimbulkan sumbatan jalan napas. Sphincter cardia yang
relaks, menyebabkan isi lambung mengalir kembali ke orofaring (regurgitasi). Hal
ini merupakan ancaman terjadinya sumbatan jalan napas oleh aspirat yang padat
dan aspirasi pneumonia oleh aspirasi cair, sebab pada keadaan ini pada umumnya
reflek batuk sudah menurun atau hilang.
Kegagalan respirasi mencakup kegagalan oksigenasi maupun kegagalan
ventilasi. Kegagalan oksigenasi dapat disebabkan oleh: (1) ketimpangan antara
ventilasi dan perfusi. (2) hubungan pendek darah intrapulmoner kanan-kiri. (3)
tegangan oksigen vena paru rendah karena inspirasi yang kurang, atau karena
tercampur darah yang mengandung oksigen rendah. (4) gangguan difusi pada
membran kapiler alveoler. (5) hipoventilasi alveoler. Kegagalan ventilasi dapat
terjadi bila PaCO2 meninggi dan pH kurang dari 7,35. Kegagalan ventilasi terjadi
bila “minut ventilation” berkurang secara tidak wajar atau bila tidak dapat
meningkat dalam usaha memberikan kompensasi bagi peningkatan produksi CO2
atau pembentukan rongga tidak berfungsi pada pertukaran gas (dead space).
Kelelahan otot-otot respirasi /kelemahan otot-otot respirasi timbul bila otot-otot
inspirasi terutama diafragma tidak mampu membangkitkan tekanan yang
diperlukan untuk mempertahankan ventilasi yang sudah cukup memadai. Tanda-
tanda awal kelelahan otot-otot inspirasi seringkali mendahului penurunan yang
cukup berarti pada ventilasi alveolar yang berakibat kenaikan PaCO2. Tahap awal
berupa pernapasan yang dangkal dan cepat yang diikuti oleh aktivitas otot-otot
inspirasi yang tidak terkoordinsiberupa alterans respirasi (pernapasan dada dan
perut bergantian), dan gerakan abdominal paradoxal (gerakan dinding perut ke
13
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
dalam pada saat inspirasi) dapat menunjukan asidosis respirasi yang sedang
mengancam dan henti napas.
Jalan napas yang tersumbat akan menyebabkan gangguan ventilasi karena
itu langkah yang pertama adalah membuka jalan napas dan menjaganya agar tetap
bebas. Setelah jalan napas bebas tetapi tetap ada gangguan ventilasi maka harus
dicari penyebab lain.penyebab lain yang terutama adalah gangguan pada mekanik
ventilasi dan depresi susunan syaraf pusat. Untuk inspirasi agar diperoleh volume
udara yang cukup diperlukan jalan napas yang bebas, kekuatan otot inspirasi yang
kuat, dinding thorak yang utuh, rongga pleura yang negatif dan susunan syaraf
yang baik.Bila ada gangguan dari unsur-unsur mekanik diatas maka akan terjadi
hipoventilasi yang mengakibatkan hiperkarbia dan hipoksemia. Hiperkarbia
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak yang akan meningkatkan tekanan
intrakranial, yang dapat menurunkan kesadran dan menekan pusat napas bila
disertai hipoksemia keadaan akan makin buruk. Penekanan pusat napas akan
menurunkan ventilasi. Lingkaran ini harus dipatahkan dengan memberikan
ventilasi dan oksigensi. Gangguan ventilasi dan oksigensi juga dapat terjadi akibat
kelainan di paru dan kegagalan fungsi jantung. Parameter ventilasi : PaCO2 (N:
35- 45 mmHg), ETCO2 (N: 25-35mmHg), parameter oksigenasi : Pa O2 (N: 80-
100 mmHg), Sa O2 (N: 95-100%).
E. Penatalaksanaan
Penilaian dari pengelolaan jalan napas harus dilakukan dengan cepat, tepat
dan cermat. Tindakan ditujukan untuk membuka jalan napas dan menjaga agar
jalan napas tetap bebas dan waspada terhadap keadaan klinis yang menghambat
jalan napas.Penyebab sumbatan jalan napas yang tersering adalah lidah dan
epiglotis, muntahan, darah, sekret, benda asing, trauma daerah maksilofasial. Pada
penderita yang mengalami penurunan kesadaran maka lidah akan jatuh ke
belakang menyumbat hipofarings atau epiglotis jatuh kebelakang menutup rima
glotidis. Dalam keadaan seperti ini, pembebasan jalan napas dapat dilakukan
tanpa alat
14
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
maupun dengan menggunakan jalan napas buatan. Membuka jalan napas tanpa
alat dilakukan dengan cara Chin lift yaitu dengan empat jari salah satu tangan
diletakkan dibawah rahang ibu jari diatas dagu, kemudian secara hati-hati dagu
diangkat ke depan. Bila perlu ibu jari dipergunakan untuk membuka mulut/bibir
atau dikaitkan pada gigi seri bagian bawah untuk mengangkat rahang bawah.
Manuver Chin lift ini tidak boleh menyebabkan posisi kepala hiperekstensi. Cara
Jaw Thrust yaitu dengan mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan
dengan jari-jari kedua tangan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan
gigi atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua telapak tangan menempel pada
kedua pipi penderita untuk melakukan immobilisasi kepala. Tindakan jaw thrust
buka mulut dan head tilt disebut airway manuver.
Jalan napas orofaringeal. Alat ini dipasang lewat mulut sampai ke faring
sehingga menahan lidah tidak jatuh menutup hipofarings. Jalan napas
nasofaringeal. Alat di pasang lewat salah satu lubang hidung sampai ke faring
yang akan menahan jatuhnya pangkal lidah agar tidak menutup hipofaring. Untuk
sumbatan yang berupa muntahan, darah, sekret, benda asing dapat dilakukan
dengan menggunakan alat penghisap atau suction. Ada 2 macam kateter
penghisap yang sering digunakan yaitu rigid tonsil dental suction tip atau soft
catheter suction tip. Untuk menghisap rongga mulut dianjurkan memakai yang
rigid tonsil/dental tip sedangkan untuk menghisap lewat pipa endotrakheal atau
trakheostomi menggunakan yang soft catheter tip. Jangan menggunakan soft
catheter tip lewat lubang hidung pad penderita yang den gan fraktur lamina
cribosa karena dapat menembus masuk rongga otak. Harus diperhatikan tata cara
penghisapan agar tidak mendapatkan komplikasi yang dapat fatal. Benda asing
misalnya daging atau patahan gigi dapat dibersihkan secara manual dengan jari-
jari. Bila terjadi tersedak umumnya “nyantol”didaerah subglotis, dicoba dulu
dengan cara back blows, abdominal thrust.
F. Diagnosis
15
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
16
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipoksia adalah suatu keadaan di saat tubuh sangat kekurangan oksigen
sehingga sel gagal melakukan metabolisme secara efektif. Berdasarkan
penyebabnya hipoksia dibagi menjadi 4 kelompok, yakni : hipoksia hipoksik,
hipoksia anemic, hipoksia stagnan dan hipoksia histotokik.
Penyebab hipoksia antara lain :
1. Anemia (anemic hypoxia).
2. Intoksikasi gas karbonmonoksida (CO).
3. Hipoksia respiratorik.
4. Hipoksia sekunder karena daerah tinggi (high altitude hypoxia)
5. Hipoksia sekunder karena pntasan ekstrapulmoner dari kanan ke kiri
6. Hipoksia sirkulatorik.
7. Hipoksia Organ khusus.
8. Kebutuhan oksigen meningkat
9. Penggunaan oksigen yang tidak sesuai.
Gangguan pada susunan saraf pusat khususnya di pusat-pusat yang lebih
tinggi, adalah akibat hipoksia yang penting. Hipoksia akut menyebabkan
gangguan pertimbangan, inkoordinasi motorik, dan gambaran klinis menyerupai
alkoholisme akut. Bila hipoksia terjadi untuk waktu yang lama, dapat terjadi
kelelahan, mengantuk, apatis, kurang mampu memusatkan perhatian, lambat
berpikir, dan menurunnya kapasitas kerja.
3.2 Saran
Mengingat ada bahaya yang ditimbulkan akibat kekurangan oksigen,
jangan sepelekan masalah tersebut. Ada baiknya kenali tanda-tanda tubuh jika
kekurangan oksigen seperti wajah kering dan pucat, pandangan mata kabur, nafas
makin cepat dan tersengal-sengal.
17
salamunpicassa.blogspot.com | rakusshare.blogspot.com | bull-share.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Kurt J.I et all, 1999.,”Hipoksia, Polisitemia dan Sianosis”, hal: 208-212, Horrison,
Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Vol. I, EGC, Jakarta.
Ganong M.D., 1988, Penyesuaian Pernapasan Pada Orang Sehat dan Sakit,
“Hipoksia”, hal: 586-597,Fisiologi Kedokteran,ed.10,Cet.IV,EGC, Jakarta
Rima dkk., 1996, “Hipoksia”, Kamus Kedokteran Dorlan, hal: 898, cet.II, EGC,
Jakarta.
Sylvia A.P., Lorraine M.W., 1995, Tanda dan Gejala Penyakit Pernapasan,
“Hiperkapnea dan Hipokapnea”, hal: 685, Fisiologis Proses-proses
Penyakit, ed. 4, Buku II, EGC, Jakarta.
http://medlinux.blogspot.com/2007/09/hipoksia.html
http://febriirawanto.blogspot.com/2010/11/modul-penyakit-hipoksia-dan-
sianosis.html
18