Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada bulan Desember 2020, sejumlah kasus pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya muncul di Wuhan, provinsi Hubei, China. Sebagian besar pasien
melaporkan pernah berkunjung ke pasar Huanan, yaitu pasar yang menjual banyak
jenis binatang hidup. Penyakit ini terus menyebar dengan cepat ke daerah lain di China
bahkan hingga ke banyak negara di seluruh benua. Pada tanggal 3 Januari 2020, CDC
China menemukan betacoronavirus yang tidak dikenali pada swab tenggorok dari
seorang pasien di Wuhan dan oleh WHO diberi nama sebagai 2019 novel coronavirus
(2019 – nCov) pada tanggal 7 Januari 2020. Di bulan yang sama, WHO mengumumkan
penyakit ini perlu mendapatkan perhatian internasional (public health emergency of
international concern/PHEIC). Bulan berikutnya, tepatnya di tanggal 11 Februari 2020,
International Committee of Taxonomy of Virus memperbaharui nama virus tersebut
menjadi severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS CoV-2) dan keesokan
harinya, WHO secara resmi menamai penyakit yang disebabkan oleh virus ini sebagai
coronavirus disease 2019 (Covid-19). Setelah melakukan evaluasi, 12 Maret 2020
akhirnya WHO menetapkan status Covid-19 sebagai pandemic hingga saat ini.
Menurut data dari berbagai sumber di seluruh dunia, jumlah kasus Covid-19
dinilai meningkat secara eksponensial sejak pertama ditemukan. 54 kasus pertama
terdeteksi di Wuhan pada bulan Desember 2019 dan pada 1 Juli 2020, Covid-19 telah
memberi dampak pada lebih dari 200 negara di seluruh dunia dengan total kasus lebih
dari 10 juta dan ada lebih dari 500.000 kematian. Di Indonesia sendiri, pada tanggal
yang sama tercatat ada 55.770 kasus dengan 2934 kematian. Dibandingkan dengan
jumlah kasus yang terjadi pada orang dewasa, nampaknya jumlah kasus pada anak –
anak jauh lebih kecil, walaupun insindennya terus meningkat setiap hari. Di Amerika,
dari 150.000 kasus Covid-19 pertama yang terdeteksi, hanya 1,7% di antaranya yang
merupakan pasien anak. Jumlah itu meningkat menjadi 4,2% dari 2 juta lebih kasus
Covid-19 di Amerika menurut data pada tanggal 16 Juni 2020. Pada bulan Februari
2020, ada 75.465 kasus Covid-19 di China dan pasien anak hanya 2,4% dari jumlah
tersebut. Berbagai studi dari Jepang dan Korea Selatan juga menunjukkan bahwa
jumlah kasus pasien anak lebih sedikit dibandingkan pasien dewasa. Sedangkan di
Indonesia, nampaknya hal ini sedikit berbeda. Mengacu pada data tanggal 1 Juli 2020,
jumlah pasien anak menempati angka yang cukup besar dibanding negara – negara
lain, yaitu 7,8% dari total kasus Covid-19. Dilihat dari tingkat keparahannya, pasien
anak cenderung memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dibanding pasien
dewasa. Sebuah studi dari Inggris menunjukkan angka kematian pada pasein anak
kurang dari 1%. Di Indonesia sendiri, kematian pasien anak hingga 1 Juli 2020 hanya
1,7% dan angka ini merupaka angka tertinggi di ASEAN menurut ketua IDAI.
Hingga saat ini, jumlah kasus Covid-19 di dunia terus meningkat. Di Indonesia
pun juga sama, masih terus meningkat dan Jawa Timur bahkan menempati posisi
pertama menggantikan DKI. Demikian juga dengan pasien anak, jumlahnya kian hari
kian meningkat. Pada tanggal 21 Maret 2020, data dari IDAI menunjukkan ada 450
pasien anak Covid-19 dan terus meningkat hingga pada 1 Juli 2020, sudah ada 4.320
kasus. Sebuah studi di China menyebutkan bahwa sebagian besar anak – anak
terinfeksi Covid-19 dari keluarga atau dari anak lain yang terinfeksi. Sejalan dengan hal
tersebut, IDAI juga menyebutkan bahwa anak – anak tertular Covid-19 dari
keluarganya.
Gambaran klinis dan tingkat keparahan pada pasien anak di Indonesia
nampaknya tidak sebaik negara – negara lain yang telah melakukan studi terlebih
dahulu. Hal inilah yang membuat kami ingin mengetahui bagaimana keadaan pasien
anak di kota Pasuruan, Jawa Timur. Oleh karena itu, kami ingin melaksanakan sebuah
studi untuk mengetahui gambaran pasien anak curiga Covid-19 dan terkonfirmasi
Covid-19 di RSUD dr. R. Soedarsono kota Pasuruan perioda Maret – Juli 2020.
1.2 Rumusan Masalah
Bagimana gambaran pasien anak curiga Covid-19 dan terkonfirmasi Covid-19 di
RSUD dr. R. Soedarsono kota Pasuruan periode Maret – Juli 2020?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien anak curiga Covid-
19 dan terkonfirmasi Covid-19 di RSUD dr. R. Soedarsono kota Pasuruan periode
Maret – Juli 2020

1.3.2 Tujuan Khusus


A. Mengetahui gambaran gejala klinis pada pasien anak curiga Covid-19 dan
terkonfirmasi Covid-19 di RSUD dr. R. Soedarsono kota Pasuruan periode Maret
– Juli 2020.
B. Mengetahui gambaran laboratorium pada pasien anak curiga Covid-19 dan
terkonfirmasi Covid-19 di RSUD dr. R. Soedarsono kota Pasuruan periode Maret
– Juli 2020.
C. Mengetahui gambaran radiologi pada pasien anak curiga Covid-19 dan
terkonfirmasi Covid-19 di RSUD dr. R. Soedarsono kota Pasuruan periode Maret
– Juli 2020.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Peneliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan, menambah pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam melakukan penelitian.

1.4.2 Manfaat Teoritis


Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai gambaran gambaran pasien
anak curiga Covid-19 dan terkonfirmasi Covid-19 di RSUD dr. R. Soedarsono kota
Pasuruan
1.4.3 Manfaat Instansi Kesehatan
Memberikan informasi mengenai gambaran pasien anak curiga Covid-19 dan
terkonfirmasi Covid-19 agar dapat melakukan deteksi dengan cepat dan tepat sehingga
penanganan yang diberikan pun adekuat.

1.4.4 Manfaat Masyarakat


Memberikan pengetahuan yang benar mengenai gambaran klinis yang mungkin
terjadi pada pasien anak curiga Covid-19 dan terkonfirmasi Covid-19 sehingga
kewaspadaan di masyarakat pun meningkat.

1.4.5 Manfaat Pengambil Kebijakan


Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait kesehatan
anak.

1.4.6 Manfaat Peneliti Lain


Sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk penelitian di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai