Anda di halaman 1dari 5

Nama : Neng Wina Afrilla F.N Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Nampiah S.

Asisten Praktikum
NIM : D2401201037
1. Edo Adianto R A14160064
Kelas / Kelompok : ST 16.2 / 6 2. Intan Maya Ade P G34170090
Hari, Tanggal : Rabu, 25 November 2020 3. Muhammad Saepul U G34170038
4. Ai Sukma E44170042

BIOMIMIKRI
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan membuka wawasan mengenai biomimikri dan melihat betapa
banyak hal yang dapat dipelajari dari kehidupan organisme lain di alam.
PEMBAHASAN
Istilah biomimikri sering diartikan sebagai suatu pendekatan inovasi pengembangan produk
dan teknologi baru dengan meniru dan mengadopsi inovasi yang telah lama ada di alam.
Biomimikri adalah proses peniruan inovasi yang ada di alam kemudian mengaplikasikannya pada
teknologi yang dapat dimanfaatkan manusia (Machfudz, 2018).
Pentingnya biomimikri bagi kehidupan diantaranya dapat meningkatkan produktivitas, dapat
meningkatkan efisiensi, dapat menciptakan kenyamanan, mengurangi resiko, mempercepat kinerja,
meningkatkan kualitas hidup, mnjamin keberlanjutan hidup dimasa depan, dan masih banyak lagi
pentingnya biomimikri bagi kehidupan (Eka P, 2019). Janine Benyus (1997) mengatakan bahwa ilmu
praktik melibatkan tiga elemen penting: emulate, ethos, dan (re) connect. Ketiga komponen ini
dimasukkan ke dalam setiap aspek biomimikri dan mewakili nilai-nilai inti ini pada intinya.
1. Emulate (meniru)
Praktik ilmiah berbasis penelitian yang belajar dari dan kemudian mereplikasi bentuk, proses,
dan ekosistem alam untuk menciptakan desain yang lebih regeneratif.
2. Ethos (Jiwa khas suatu bangsa)
Filosofi memahami bagaimana kehidupan bekerja dan menciptakan desain yang terus
menerus mendukung dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi kehidupan.
3. (Re) Connect
Konsep bahwa kita adalah alam dan menemukan nilai dalam menghubungkan ke tempat kita
di Bumi sebagai bagian dari sistem kehidupan yang saling berhubungan. (Re) Connect sebagai
praktik mendorong kita untuk mengamati dan menghabiskan waktu di alam untuk memahami
bagaimana kehidupan bekerja sehingga kita dapat memiliki etos yang lebih baik untuk meniru
strategi biologis dalam desain kita.
Dalam buku “Biomimicry Innovation Inpired by Nature” Janine Benyus (1997) mengatakan
ada beberapa inovasi menarik dari biomimikri, tiga diantaranya yaitu bulu merak untuk
mengembangkan bahan seperti opal yang bisa menjadi landasan the next smart sensors; permukaan
yang anti air terinspirasi oleh sifat anti air dan struktur permukaan daun teratai; dan prinsip hidup
dalam dunia bisnis, yang pada dasarnya adalah daftar hal-hal yang memiliki kesamaan organisme di
bumi. Sebagian besar organisme bekerja di bawah sinar matahari, misalnya melakukan chemistry
mereka dalam air. Mereka menggunakan sebagian kecil dari tabel periodik. Mereka berbelanja secara
lokal dan prinsip-prinsip ini, ketika diterapkan di tingkat perusahaan, menciptakan perusahaan yang
tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga tangguh, yang mampu beradaptasi dan berkembang serta
responsif secara lokal - yang dapat berkolaborasi dengan cara-cara baru.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Spesies hewan/ tumbuhan yang menjadi sumber inspirasi biomimikri diantaranya:
a. Rem udara terinspirasi dari sayap burung yang mempunyai dua lapisan bulu, yaitu bulu
untuk terbang dan bulu untuk menghangatkan tubuh. Di antara itu semua, bulu yang paling
penting pada burung sebenarnya terletak pada bagian tengah sayap yang bernama alula.
Bulu ini menutupi bagian sayap yang berfungsi layaknya jempol manusia. Bulu ini bisa
diatur oleh burung dengan membuka ruang kecil yang akan menjadikan burung lebih
stabil saat ingin mendarat atau memperlambat kecepatan. Tanpa rem udara, bisa
dipastikan bahwa industri penerbangan tidak akan sebesar sekarang. Karenanya, burung
ini menjadi sumber inspirasi para insinyur penerbangan (Yuwono, 2008).
b. Kingfisher dan Kereta Api Shinkansen. Seperti yang diketahui, Jepang adalah salah satu
negara yang memproduksi transportasi massal terbaik di dunia. Salah satu transportasi
massal paling efisien di Jepang adalah kereta api Shinkansen yang kecepatannya bisa
mencapai mencapai 320 km/jam. Pada saat awal pengoperasian Shinkansen, masalah yang
dihadapi para insinyur adalah bukan tentang kecepatan Shinkansen yang tidak mencapai
target minimum, tetapi masalah suara bising yang ditimbulkan oleh perpindahan udara di
depan kereta. Saat memasuki terowongan, Shinkansen yang melaju dengan kecepatan
tinggi akan menimbulkan gelombang suara seperti ledakan. Pada beberapa kasus
gelombang ini bahkan menimbulkan kerusakan struktural pada terowongan. Setelah
diteliti ternyata penyebab suara bising adalah bagian depan kereta yang tumpul. Para
insinyur akhirnya membuat model “hidung” kereta yang lebih “mancung” dari model
sebelumnya. Model hidung mancung ini terinspirasi dari paruh burung Kingfisher
(Burung Raja Udang) yang memungkinkan sang burung dapat masuk ke dalam air dengan
kecepatan tinggi tanpa menimbulkan percikan air yang berarti. Pada akhirnya, penerapan
paruh burung raja udang pada kereta ini membuat kecepatan kereta meningkat hingga 10
persen, konsumsi listrik menurun hingga 15 persen, dan yang terpenting adalah hilangnya
suara ledakan saat kereta memasuki terowongan (Utami et al. 2013).
c. Burung Pelatuk dan Black-Box. Burung pelatuk dikenal karena kemampuan mereka yang
mampu membuat lubang pada batang pohon yang keras menggunakan paruh mereka.
Makhluk luar biasa ini dapat mematuk batang pohon hingga sebanyak 20 patukan per
detik atau setara dengan kecepatan 24 km/jam, burung pelatuk memiliki sistem peredam
guncangan alami. Peneliti dari University of California, Berkeley, mengamati pergerakan
pelatuk dari video dan CT scan paruh burung pelatuk, dan menemukan bahwa pelatuk
memiliki struktur khusus yang memungkinkan pelatuk dapat meredam goncangan
mekanis. Pertama, struktur paruh semi elastis dari material “tulang spon” di belakang
tengkorak. Kemudian, adanya cairan serebrospinal yang bekerja bersamaan untuk
menghindari terjadinya gegar otak dan guncangan kencang. Berdasarkan multi-struktur
desain ini, para insinyur menerapkan sistem peredam guncangan pada pengembangan
Black-box (kotak hitam) pada pesawat yang memungkinkan kotak hitam lebih tahan
guncangan keras (Vincent, 2016).
d. Sirip Paus Bungkuk dan Turbin Angin. Turbin angin konvensional banyak mengandalkan
desain aerodinamis yang relatif standar untuk mendapatkan daya angkat kincir maksimal
dan daya gesek minimal. Kincir didesain dengan tepi menipis dan garis yang mulus.
Bagaimanapun, ternyata paus bungkuk memiliki sirip tubercle yang tipis dan
bergelombang. Bentuk sirip seperti ini memungkinkan paus untuk memiliki sistem
pengangkatan yang luar biasa. Sebuah tim peneliti dari Harvard mengemukakan bahwa
bentuk sirip tipis bergelombang memiliki “sudut serangan” antara aliran air dan muka
sirip yang lebih curam. Sudut serangan pada paus bungkuk bisa lebih curam hingga 40
persen dibandingkan dengan sirip halus tidak bergelombang. WhalePower Corporation,
sebuah perusahan pengembang turbin yang berada di Toronto, memanfaatkan teknologi
tubercle ini. Menurut MIT, dengan menerapkan teknologi ini, turbin tubercle dengan
kecepatan 10 mil per jam dapat menghasilkan daya yang setara dengan daya yang
dihasilkan turbin konvensional pada kecepatan 17 mil per jam (Vincent, 2016).
e. Hiu dan Pakaian Renang. Seperti yang kita ketahui, hiu adalah salah satu predator puncak
dalam rantai makanan di lautan. Indra penciuman mereka yang tajam, rahang yang kuat,
dan gigi yan selalu mengalami regenerasi, menjadikan mereka pemburu yang handal.
Namun ternyata ada satu hal faktor lain lagi yang menjadikan hiu salah satu perenang
paling efisien, yaitu kulitnya. NASA melakukan observasi pola mikroskopik pada kulit
hiu, mereka melihat adanya alur-alur kecil pada kulit hiu, yang dikenal sebagai “dermal
denticles”. Lapisan kulit ini terlihat seperti gerigi kecil yang fleksibel. Saat hiu bergerak,
kulit dentikel ini menciptakan zona tekanan rendah dan mengurangi gaya gesek dengan
air sehingga memungkinkan hiu untuk “tertarik” ke arah depan dengan lebih mulus dan
cepat (Vincent, 2016).
f. Rayap dan Sistem Ventilasi. Biomimikri tidak selalu tentang meniru anatomi suatu
spesies, namun juga tentang struktur yang dibangun oleh spesies tersebut. Sebagai contoh
adalah struktur rumah rayap. Rayap dikenal karena kemampuannya dalam membangun
“rumah” dengan sistem ventilasi terbaik. dalam kondisi panas sekalipun, suhu dalam
rumah rayap tetap terjaga kesejukannya. Terinspirasi dari sistem ventilasi rumah rayap,
Perusahaan Teknik Arup, membangun pusat perbelanjaan di Zimbabwe dengan sistem
ventilasi konveksi alami. Berkat sistem ventilasi konveksi alami ini, listrik yang
dibutuhkan lebih sedikit 10 persen daripada gadung konvensional yang ber-AC (Vincent,
2016).
g. Kumbang Namibia dan Sistem Pemanenan Air. Kumbang namibia atau dikenal sebagai
kumbang stenocara, hidup di area gurun Afrika Namibia yang sangat gersang. Namun
makhluk kecil ini mampu memanen air dari iklim extrem gurun. Kumbang namibia
mampu mengembunkan uap udara yang sangat tipis di sekitarnya menjadi tetesan air di
cangkangnya. Pola titik-titik pada cangkang kumbang namibia memungkinkan air untuk
mengalirkan air dari arah punggung menuju kepala dan mulut kumbang sehingga
kumbang dapat minum air. Mengadopsi struktur tubuh kumbang, akademisi sedang
mengembangkan sebuah teknologi yang mampu memanen air dari udara. Selain itu MIT
juga sedang menciptakan sebuah struktur yang dapat digunakan sebagai pendingin dan
bahkan dapat membersihkan tumpahan racun secara otomatis (Utami et al. 2013).
h. Tokek dan Panjat Tebing. Pernah bertanya-tanya mengapa tokek dapat hinggap di dinding
yang vertikal, bahkan berjalan pada bidang yang terbalik? Jari tokek terlihat seperti
memiliki perekat yang lengket seperti halnya plester luka yang begitu rekat. Faktanya,
bukan jari mereka lengket namun mereka memiliki suatu struktur yang membuat mereka
“lengket” pada sebuah bidang. Para peneliti menemukan bahwa ternyata jari-jari tokek
dipenuhi oleh ratusan rambut mikroskopis yang dikenal sebagai setae. Tiap setae terdiri
atas ratusan bulu yang lebih kecil yang disebut sebagai spatula. Para peneliti juga
menemukan bahwa adanya sudut tertentu menyebabkan tokek dapat menempel pada
dinding dengan sempurna. Alex Greaney, seorang profesor teknik dari Oregon State
University, dan tim peneliti, membuat model matematika yang menunjukkan bagaimana
sudut satae dan kekuatan pada kaki tokek yang dapat melekat halus namun kuat pada
dinding. Satae yang tumbuh di telapak kaki tokek tidak berdiri tegak lurus 90 derajat,
namun tumbuh dengan sudut miring. Model matematika menunjukkan bahwa jika satae
ditekukkan pada dinding, maka area permukaan satae yang menempel di dinding akan
semakin luas, sehingga dapat menopang beban yang lebih berat. Saat ini para ilmuwan
dan peneliti terinspirasi untuk menggunakan desain jari kaki tokek untuk menciptakan
sebuah alat yang memunkinkan manusia dapat memanjat dinding dengan mudah (Utami
et al. 2013).
2. Beberapa bidang yang memanfaatkan biomimikri:
a. Bidang transportasi, contohnya kingfisher dan kereta api Shinkansen
b. Bidang komunikasi, contohnya adaptasi makhluk hidup dengan lingkungannya dan
kinetic façade untuk robotika
c. Bidang industri, pada bidang ini biomimikri merupakan suatu realitas bisnis. Dengan
menggunakan biomimikri dalam industri itu akan dapat menghemat biaya, mengurangi
produksi limbah dan toksisitas di dunia. Hasil desain yang diperoleh dai kemampuan
makhluk hidup ini mempunyai segi positif, yitu produktivits maksimal dengan bahan baku
yang sedikit, peraatan mandiri, ramah lingkungan, menarik dalam segi keindahan, kuat
serta awet.
d. Bidang elektronik, contohnya stomata kaktus dan lampu sensor cahaya
e. Bidang arsitektur, contohnya gundukan sarang rayap dan mound-building termites
f. Bidang kesehatan (medis), peristiwa gigitan nyamuk dan arum suntik ideal
g. Bidang style/ fashion, contohnya lapisan kulit hiu dan pakaian renang (Ratna, 2020)
3. Permasalahan yang dihadapi sebelum memanfaatkan biomimikri diantaranya pada desain
produk terjadi kekurangan maintenance yang harus dilakukan secara terus-menerus,
organisme-organisme alam tidak dapat saling menjamin desain, perlu soliusi yang tepat untuk
membuat produk yang baik dan berkualitas (Purwaningsih, 2020)
4. Keuntungan setelah mengadopsi biomimikri diantaranya lebih efisien, lebih fleksibel,
menciptakan produk unggul, lebih kuat, biomimikri menjadi solusi berkelanjutan dengan
meniru gagasan dari alam yang telah teruji oleh waktu, dan merupakan cara hidup baru yang
disesuaikan dengan kehidupan di bumi dalam jangka panjang (Nufradilla I, 2020).
5. Di balik tampangnya yang menggemaskan, kucing bisa menjadi inspirasi bagi manusia. Untuk
orang yang suka memelihara kucing, pastinya pernah melihat cakar kucing yang bisa
dimasukan dan dikeluarkan. Hal ini berfungsi agar kucing tidak melukai dirinya sendiri saat
menggunakan tangannya untuk membersihkan wajahnya. Menurut pendapat saya, dari cakar
kucing ini bisa menjadi inspirasi yaitu dijadikan sebagai teknologi pisau lipat. Filosofinya
bayangkan saja jika tidak ada pisau lipat untuk seseorang yang sering naik gunung atau
berpetualang ke alam bebas, mereka tidak mungkin menggunakan pisau dapur yang tidak bisa
dilipat atau tidak ada pelindungnya, bila pisau yang digunakan pisau dapur maka dapat
membahayakan tangan pendaki atau petualang yang sedang eksplor alam.

SIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa biomimikri adalah sebuah
pendekatan untuk menciptakan sebuah inovasi untuk mencari solusi untuk mejawab tantangan yang
dihadapi manusia dengan cara meniru pola yang sudah ada dan teruji di alam. Tujuan dari biomimikri
adalah untuk mecapai sebuah produk, proses dan cara-cara yang baru untuk kita hidup dan
beradaptasi di bumi dalam jangka waktu yang panjang. Terdapat banyak sekali inovasi yang telah
diciptakan dalam berbagai bidang dengan menggunakan pendekatan biomimikri, diantaranya rem
udara terinspirasi dari sayap burung yang mempunyai dua lapisan bulu, kingfisher dan kereta api
Shinkansen, burung pelatuk dan black-box, stomata kaktus dan lampu sensor cahaya, dan masih
banyak lagi inovasi yang telah diciptakan melalui pendekatan biomimikri.
Ada beberapa masalah sebelum mengadopsi biomimikri, permasalahan yang dihadapi
sebelum memanfaatkan biomimikri diantaranya pada desain produk terjadi kekurangan maintenance
yang harus dilakukan secara terus-menerus, organisme-organisme alam tidak dapat saling menjamin
desain, perlu soliusi yang tepat untuk membuat produk yang baik dan berkualitas. Kemudian setelah
mengadopsi biomimikri terdapat beberapa keuntungan diantaranya produk lebih efisien, lebih
fleksibel, menciptakan produk unggul, lebih kuat, biomimikri menjadi solusi berkelanjutan dengan
meniru gagasan dari alam yang telah teruji oleh waktu, dan merupakan cara hidup baru yang
disesuaikan dengan kehidupan di bumi dalam jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA
Benyus J. 1997. Biomimicry Innovation Inpired by Nature. New York (US): William Morrow & Co.
Eka P. 2019. Biologi. Solo (ID): Jaya Abadi.
Machfudz. 2018. Perancangan pusat kuliner berbahan unggas dengan pendekatan biomimicry
architecture di kabupaten Malang [skripsi]. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim.
Nufradilla I. 2020. Desain layout water lily park FST dengan menggunakan konsep biomimikri
[skripsi]. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Purwaningsih R, Suanto N, Prastawa H, Susanty A, WP Susatyo N. 2020. Biomimicry class
perancangan produk dengan biomimikri desain spiral pada sarung tangan renang. Jurnal
Pasopati. 2(2): 83-90.
Ratna. 2020. Biomimicry class di Kota Manado. Jurnal Teknik Industri. 2(2): 5-7
Utami et al. 2013. Alam Tempat Berpijak. Batam (ID): Pustaka Abadi.
Vincent J, Bogatyrev O, Bowyer A. 2016. Biomemetics-its practice and theory. Journal of the
Royal Society Interfase. 6(3): 27-31.
Yuwono T. 2008. Biologi Dasar. Jakarta (ID): Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai