Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT

GOING CONCERN

Inez Cornelia Risamasu dan Yulius Jogi Christiawan

Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra

Email : yulius@petra.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor – faktor yang mempengaruhi


opini audit going concern. Penelitian ini berbentuk kuantitatif, di mana data
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan bloomberg. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 49 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011 - 2015. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan
software SPSS Versi 23. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan debt default tidak berpengaruh terhadap


pemberian opini audit going concern, ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap
pemberian opini audit going concern, opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif
signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, kondisi keuangan yang
berpengaruh negatif signifikan terhadap pemberian opini audit going concern, ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.

Kata kunci: Debt Default, Ukuran KAP, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kondisi
Keuangan, Ukuran Perusahaan, Opini Audit Going Concern

ABSTRACT

This study aimed to examine the factors that influenced going concern audit
opinion. This research was in the form of quantitative, in which the data obtained
from Indonesia Stock Exchange and bloomberg. The sample used in this research was
49 manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange 2011 – 2015 then the
data processed by using software SPSS Version 23. Data analysis technique used was
logistic regression analysis.

The results showed the debt default had no affect on the provision of going concern
audit opinion, firm size had no affect on the provision of going concern audit opinion,
the previous year's audit opinion had a significant positive effect on the provision of
going concern audit opinion, financial condition had a significant negative affect on
the provision of going concern audit opinion, company size had no affect the provision
of going concern audit opinion.

Keywords: Debt Default, Firm Size, Audit Opinion Previous Year, Financial
Condition, Company Size, Going Concern Audit Opinion

risiko keputusan bisnis. Kondisi keuangan


perusahaan tercermin dari laporan
PENDAHULUAN keuangan perusahaan, sebelum laporan
Informasi yang menggambarkan tersebut diterbitkan ke publik maka perlu
kondisi keuangan perusahaan sangat untuk memperoleh keyakinan (assurance)
penting bagi investor untuk mengambil yang memadai dari auditor untuk
memastikan apakah laporan keuangan

193
194 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)

secara keseluruhan bebas dari kesalahan sehingga mempengaruhi modal kerja


penyajian material, serta sesuai kerangka perusahaan, perkara hukum yang dihadapi
pelaporan keuangan yang berlaku sesuai entitas perubahan perudang-undangan (SA
dengan tujuan keseluruhan auditor pada 570, 2013). Para peneliti telah berusaha
Standard Audit (SA) seksi 200, tahun 2013. mengidentifikasi faktor – faktor yang
Keyakinan yang memadai merupakan suatu mempengaruhi pemberian opini audit going
tingkat keyakinan tinggi, ketika auditor concern tetapi masih belum terbukti
mendapatkan bukti yang cukup dan tepat konsisten, sehingga dalam penelitian ini,
maka dapat menurunkan risiko audit (risiko peunlis mencoba meneliti kembali faktor –
akan kesalahan auditor menyatakan opini faktor yang mempengaruhi pemberian opini
audit). Apabila auditor salah menyatakan audit going concern. Berdasarkan latar
opini audit maka risiko bagi pihak – pihak belakang di atas, maka rumusan masalah
yang berkepentingan (investor, lender, dalam penelitian ini adalah apakah debt
vendor) mengetahui informasi kondisi default, ukuran KAP, opini audit tahun
perusahaan akan salah juga dalam sebelumnya, kondisi keuangan, ukuran
mengambil keputusan bisnis. perusahaan berpengaruh terhadap
pemberian opini audit going concern ?
Opini audit memiliki 2 jenis yaitu,
opini audit tanpa modifikasi (unmodified Opini Audit
opinion) dan opini audit dengan modifikasi
(modified opinion). Berdasarkan SA 700 Opini audit merupakan “laporan yang
(2013) mengatur tentang perumusan diberikan seorang akuntan publik terdaftar
tentang suatu opini audit tanpa modifikasi, atas hasil penilaiannya terhadap kewajaran
opini ini dinyatakan oleh auditor ketika laporan keuangan yang disajikan
laporan keuangan sebuah perusahaan bebas perusahaan” (Ardiyos, 2013, p. 42). Dalam
dari salah saji material dan sesuai dengan mendukung penilaian audit, maka auditor
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. perlu menilai risiko bisnis klien, seperti
Sedangkan opini audit dengan modifikasi yang ditekankan pada SA 315.15 (2013)
dinyatakan oleh auditor ketika laporan menegaskan bahwa auditor harus
keuangan sebuah perusahaan terdapat memperoleh suatu pemahaman tentang
salah saji material dan sesuai dengan apakah entitas memiliki suatu proses untuk
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan
(SA 705, 2013). dengan tujuan pelaporan, mengestimasi
signifikansi risiko, menentukan
Informasi perusahaan akan kemungkinan terjadinya risiko tersebut, dan
kelangsungan usaha di masa depan (going memutuskan tindakan untuk menangani
concern) merupakan informasi penting bagi risiko tersebut. Kewajaran laporan
pengguna laporan keuangan (investor, keuangan menjadi pertimbangan auditor
lender, vendor). Menurut Standar Audit (SA) dalam menerbitkan opini audit. Auditor
terbaru, SA 570 tahun 2013 mengatur melihat wajar atau tidak laporan keuangan
tentang kelangsungan usaha. Di mana di lihat dari semua hal material, dan
auditor bertanggung jawab untuk kepatuhan terhadap kerangka pelaporan
mengungkapkan kelangsungan usaha keuangan yang berlaku. Auditor perlu
sebuah perusahaan pada opini audit. Opini mengevaluasi laporan keuangan tersebut
audit yang mengungkapkan going concern wajar atau tidak dengan pertimbangan
ini termasuk dalam jenis opini audit tanpa diantaranya adalah penyajian, struktur, dan
modifikasi dengan paragraf penekanan isi laporan keuangan secara keseluruhan,
suatu hal (SA 706, 2013). Kondisi atau termasuk catatan atas laporan keuangan
peristiwa yang menyebabkan auditor yang mampu mencerminkan transaksi dan
memberikan penekanan suatu hal mengenai peristiwa yang terjadi di sebuah entitas (SA
keberlangsungan usaha, diantaranya 700.12 - 13, 2013).
ketidakmampuan perusahaan untuk
melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo Opini Audit Going Concern
(debt default), ketidakmampuan manajemen
dalam mengelola operasional perusahaan Opini audit going concern merupakan
terkait dengan kondisi keuangan opini audit dengan paragraf penekanan
perusahaan yang rugi secara signifikan suatu hal mengenai kelangsungan usaha di
Risamasu : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 195

masa depan (SA 706, 2013). Auditor kembali opini audit going concern pada
bertanggung jawab untuk memperoleh bukti tahun berikutnya (Sentosa dan Wedari,
audit yang cukup dan tepat, dan memberi 2007, p. 146).
kesimpulan atas kondisi keuangan
perusahaan, memberi saran yang tepat bagi Variabel ini diukur menggunakan
manajemen terkait kelangsungan usaha variabel dummy, kode 1 diberikan kepada
apabila perusahaan mengalami perusahaan yang mendapatkan opini audit
ketidakpastian akan kelanjutan usaha going concern pada tahun sebelumnya, dan
dimasa mendatang (SA 570, 2013). kode 0 jika opini audit tahun sebelumnya
tidak mendapatkan opini audit going
Menurut Arens, Elder, Beasley (2008) dan concern (Febriana dan Sofianti, 2016).
SA 570, 2013 menyebutkan bahwa peristiwa
dan kondisi yang menyebabkan auditor Kondisi Keuangan
menyatakan pendapat going concern, yaitu :
Kondisi keuangan merupakan
(1) Ketidakmampuan manajemen dalam gambaran kinerja perusahaan secara
mengelola operasional perusahaan keseluruhan dalam hal ini berkaitan dengan
terkait dengan kondisi keuangan tingkat kesehatan perusahaan selama
perusahaan yang rugi secara signifikan periode atau kurun waktu tertentu (Sentosa
sehingga mempengaruhi modal kerja dan Wedari, 2007; Surbakti dan
perusahaan. Hadiprajitno 2010; Dewayanto, 2011;
Junaidi, Triyatmi dan Nurdiono, 2012;
(2) Ketidakmampuan perusahaan untuk Azizah dan Anisykurlillah, 2014). Tingkat
membayar kewajibannya pada tanggal kesehatan perusahaan digambarkan dari
jatuh tempo rasio keuangan yang dapat mengindikasi
kondisi keuangan yang baik atau kondisi
(3) Kehilangan pelanggan utama, terjadi buruk (Sartono, 1997 dalam Santosa dan
bencana yang tidak di jamin oleh Wedari, 2007).
asuransi, seperti gempa bumi atau
banjir, atau masalah ketenagakerjaan Variabel ini diukur menggunakan Z
yang tidak biasa. Score model untuk mengukur kondisi
keuangan perusahaan (Sentosa dan Wedari,
(4) Pengadilan, perundang-undangan, atau 2007; Surbakti dan Hadiprajitno 2010;
hal – hal serupa lainnya yang sudah Dewayanto, 2011; Junaidi, Triyatmi dan
terjadi dan dapat membahayakan Nurdiono, 2012; Azizah dan Anisykurlillah,
kemampuan entitas untuk beroperasi. 2014). Altman Z score digunakan sebagai
pengukuran kondisi keuangan karena
Pengukuran opini audit going concern memiliki keandalan menilai kinerja
pada penelitian ini menggunakan variabel perusahaan secara keseluruhan dari analisis
dummy, seperti yang dilakukan oleh kebangkrutan perusahaan tanpa
Febriana dan Sofianti (2016) di mana memperhatikan ukuran perusahaan
laporan keuangan yang memiliki opini audit (Dewayanto, 2011).
going cocern diberi kode 1 dan yang non-
going cocern diberi nilai 0. Ukuran Perusahaan

Opini Audit Tahun Sebelumnya Ukuran perusahaan menggambarkan


besar kecilnya suatu perusahaan yang
Opini audit tahun sebelumnya adalah diukur melalui total aset (Pertiwi dan
opini audit yang diterima auditee pada Suhardianto, 2015). Menurut Mutchler
tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum (1985) meyakini bahwa perusahaan yang
tahun penelitian (Alichia, 2013). Opini audit besar dapat menyelesaikan problem
tahun sebelumnya ini dikelompokkan keuangan dibandingkan dengan perusahaan
menjadi dua kriteria, yaitu opini audit going kecil. Cara mengukur perusahaan yang
concern dan opini audit non-going concern. sering digunakan dalam penelitian –
Opini audit going concern tahun sebelumnya penelitian akuntansi adalah nilai total aset
ini akan menjadi faktor pertimbangan perusahaan (Mutchler, 1985; Januarti, 2007:
penting auditor untuk mengeluarkan Diyanti, 2011; Dewayanto, 2011; Werastuti,
196 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)

2013; Azizah dan Anisykurlillah, 2014; dibandingkan kinerja KAP Non Big Four
Tarihoran dan Budiono, 2015; (Krissindiastuti dan Rasmini, 2016).
Krissindiastuti dan Rasmini, 2016).
Penelitian Knechel dan Vanstraelen
Total aset di ukur menggunakan log (2007), Januarti (2009), Tarihoran dan
natural total assets seperti penelitian yang Budiono (2015), Khaddafi (2015),
dilakukan oleh Tarihoran dan Budiono Krissindiastuti dan Rasmini (2016), Wati,
(2015). Aset menurut Dewayanto (2011) Yuniarta, Sinarwati (2017) menunjukkan
menggambarkan operasional aktivitas bahwa ukuran KAP berpengaruh positif
perusahaan sehingga jika ada peningkatan signifikan terhadap opini audit going
aset maka diikuti dengan peningkatan hasil concern. Sampel yang digunakan oleh
operasi. Januarti (2009), Krissindiastuti dan
Rasmini (2016), Wati, Yuniarta, Sinarwati
Pengaruh debt default terhadap (2017) adalah perusahaan manufaktur yang
pemberian opini audit going concern terdaftar di IDX, sedangkan Tarihoran dan
Budiono (2015) mengambil sampel
Debt default berkaitan dengan jumlah perusahaan sektor pertambangan yang
hutang yang besar sehingga aliran kas terdaftar di IDX. Kemudian penelitian yang
banyak dialokasikan untuk menutupi dilakukan Knechel dan Vanstraelen (2007)
hutang tersebut. Ketika auditor mengambil sampel perusahaan publik di
mendapatkan konfirmasi dari kreditur US.
bahwa perusahaan mengalami debt default
maka auditor harus menekankan kondisi Sehingga dapat disimpulkan bahwa
default dalam opini audit dengan paragraf ketika ukuran KAP dikategorikan besar
penekanan suatu hal tentang kegagalan apabila termasuk dalam KAP Big Four
perusahaan membayar kewajiban. dianggap mampu menjaga reputasi dan
Perusahaan yang mengalami debt default keahlian dalam mengaudit suatu
maka meningkatkan kemungkinan auditor perusahaan sedangkan Ukuran KAP
menyatakan penekanan atas keraguan atau dikategorikan kecil apabila tidak termasuk
ketidakpastian terhadap keberlangsungan dalam KAP Big Four sehingga reputasi dan
usaha (Januarti, 2009). keahlian dalam mengaudit masih perlu
dipertimbangkan kembali .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ketika perusahaan mengalami debt default Berdasarkan kajian di atas, peneliti
maka kemungkinan akan mempengaruhi dapat menyimpulkan hipotesis sebagai
auditor untuk memberikan opini audit going berikut :
concern. Berdasarkan kajian di atas, peneliti
dapat menyimpulkan hipotesis sebagai H2: Ukuran KAP berpengaruh positif
berikut : terhadap pemberian opini audit going
concern
H1: Debt default berpengaruh positif
terhadap pemberian opini audit going Pengaruh opini audit tahun
concern sebelumnya terhadap pemberian opini
audit going concern
Pengaruh ukuran KAP terhadap
pemberian opini audit going concern Ketika auditor melihat opini audit
tahun sebelumnya dari sebuah entitas
Besar kecilnya ukuran KAP di mendapat opini audit going concern maka
pengaruhi oleh kualitas audit dan reputasi auditor juga mempertimbangkan keraguan
dari sebuah KAP itu sendiri. Auditor yang keberlangsungan usaha dalam mengaudit
bekerja atau berafiliasi dengan KAP Big periode selanjutnya. Apabila auditor
Four lebih kompeten dalam mendeteksi dan memberikan opini audit going concern pada
mempertimbangkan keraguan akan tahun sebelumnya maka terdapat
keberlangsungan usaha perusahaan di masa kecenderungan auditor untuk mengeluarkan
depan sehingga auditor secara independen opini audit going concern, oleh karena itu
memberikan opini audit going concern untuk opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
menjaga kualitas audit dan reputasi KAP
Risamasu : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 197

positif terhadap pengungkapan opini going yang menunjukkan perusahaan mengalami


concern (Surbakti dan Hadiprajitno, 2010). bangkrut maka kecenderungan auditor
memberikan opini audit going concern
Penelitian yang dilakukan oleh Sentosa semakin besar. Begitu pula sebaliknya
dan Wedari (2007), Rahayu (2007), Karyanti ketika semakin besar nilai Altman Z score
dan Pratolo (2009), Surbakti dan yang menunjukkan perusahaan mengalami
Hadiprajitno (2010), Dewayanto, (2011), kondisi keuangan yang baik maka
Khaddafi (2015), Febriana dan Sofianti kencenderungan auditor untuk tidak
(2016) menunjukkan bahwa opini audit mengeluarkan opini audit going concern.
tahun sebelumnya berpengaruh positif
signifikan terhadap opini audit going Berdasarkan kajian di atas, peneliti
concern. Semua peneliti diatas, dapat menyimpulkan hipotesis sebagai
menggunakan sampel perusahaan berikut :
manufaktur yang terdaftar di IDX.
H4 : Kondisi keuangan berpengaruh
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika negatif terhadap pemberian opini audit
perusahaan satu tahun sebelumnya going concern.
mendapatkan opini going concern maka
kemungkinan perusahaan berpotensi Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
mendapatkan opini going concern pemberian opini audit going concern

Berdasarkan kajian di atas, peneliti dapat Perusahaan yang dikatakan besar


menyimpulkan hipotesis sebagai berikut : ketika memiliki total aktiva atau total aset
perusahaan yang dapat menutupi problem
H3: Opini audit tahun sebelumnya keuangan perusahaan sedangkan
berpengaruh positif terhadap pemberian perusahaan kecil tidak dianggap tidak
opini audit going concern. mampu menutupi problem keuangan. Ketika
perusahaan berukuran besar dianggap lebih
Pengaruh kondisi keuangan terhadap mampu mengatasi permasalahan
pemberian opini audit going concern ekonominya maka kecil kemungkinan
auditor cenderung memberikan opini audit
Kondisi keuangan yang buruk sampai going concern (Mutchler, 1985).
pada level bangkrut maka auditor perlu
meragukan keberlangsungan usaha entitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Auditor perlu mengungkapkan keraguan ketika ukuran perusahaan yang besar maka
kemampuan entitas dalam opini audit going kecenderungan untuk lebih mampu
concern. Menurut Kim dan Lee (2016) menyelesaikan masalah keuangan sehingga
secara empiris mengemukakan bahwa kemungkinan auditor berpotensi untuk
tekanan terhadap kondisi keuangan tidak mengeluarkan opini audit going
(financial distress) memicu perusahaan concern. Sebaliknya ketika ukuran
menerima opini audit going concern. perusahaan yang kecil maka kecenderungan
sulit menyelesaikan masalah keuangan
Penelitian yang dilakukan oleh Sentosa sehingga kemungkinan auditor berpotensi
dan Wedari (2007), Surbakti dan untuk mengeluarkan opini audit going
Hadiprajitno (2010), Dewayanto, (2011), concern. Berdasarkan kajian di atas, peneliti
Junaidi, Triyatmi dan Nurdiono (2012), dapat menyimpulkan hipotesis sebagai
Azizah dan Anisykurlillah (2014) berikut :
menyatakan kondisi keuangan berpengaruh
negatif terhadap opini audit going concern. H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh
Penelitian tersebut menggunakan sampel negatif terhadap pemberian opini audit
perusahaan manufaktur yang terdaftar di going concern.
IDX. Kemudian, pengukuran Altman Z
Score sebagai ukuran tingkat bangkrut METODOLOGI PENELITIAN
sebuah perusahaan.
Model berikut menggambarkan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerangka berpikir yang digunakan dalam
ketika semakin kecil nilai Altman Z score penelitian ini. Tujuan dilakukannya
198 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)

penelitian ini untuk menganalisis faktor – hutang pokok dan atau bunga pada waktu
faktor yang mempengaruhi pemberian opini jatuh tempo (Chen dan Church, 1992).
audit going concern. Pernyataan “default” biasa ditemukan
dalam paragraf penekanan suatu hal yang
menyatakan perusahaan gagal memenuhi
kewajiban dan atau hutang. Variabel ini
merupakan variabel dummy. Jika
perusahaan mendapatkan pernyataan
default dari auditor, maka diberi kode 1, jika
tidak, maka diberi kode 0 (Khaddafi, 2015).

Ukuran KAP

Ukuran KAP didefinisikan sebagai besar


atau kecilnya suatu kantor akuntan publik.
KAP Big Four dikatakan besar karena
dianggap memiliki kualitas audit yang lebih
baik dibandingkan KAP Non –Big Four
(Choi, Kim, Bon Kim, 2010). Sehingga KAP
Big Four memberikan jaminan kualitas
KRITERIA SAMPEL JUMLAH audit yang lebih baik dibandingan KAP
Jumlah sampel penelitian 245 Non-Big Four.
selama (5 tahun)
1. Tidak ditemukan opini (37) KAP yang termasuk Big Four di Indonesia
audit dari tahun 2011 - adalah:
2015
1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte)
2. Menggunakan mata (35)
uang asing 2. PricewaterhouseCooper (PwC)
3. Tidak ditemukan opini (18)
audit tahun sebelumnya 3. Ernst & Young (EY)
Jumlah pengamatan yang 155 4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler
memenuhi kriteria (KPMG)
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Berikut empat besar anggota KAP
Jenis data yang digunakan dalam Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big
penelitian ini adalah data kuantitatif. Four, yaitu KAP Tanudiredja, Wibisana &
Sumber data yang digunakan dalam Rekan (PwC), KAP Osman Bing Satrio
penelitian ini adalah data sekunder. Data (Deloitte), KAP Purwantono, Suherman &
sekunder diperoleh melalui laporan Surja (EY), serta KAP Sidharta dan Widjaja
keuangan yang tersedia di website Bursa (KPMG) (http://www.apb-group.com/the-
Efek Indonesia, www.idx.co.id dan pusat big-four/).
data bloomberg. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan – perusahaan sektor Variabel ini merupakan variabel dummy
manufaktur yang go public di Bursa Efek yaitu apabila perusahaan yang diaudit oleh
Indonesia (BEI) yang dimuat dalam IDX KAP Big Four maka diberi nilai 1 sedangkan
tahun 2011 - 2015. Teknik pengambilan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non -
sampel yang digunakan adalah purposive Big Four maka diberi nilai 0 (Nanda dan
sampling, yaitu pengambilan sampel yang Siska, 2015).
dipilih berdasarkan kriteria – kriteria Ukuran Perusahaan
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria – kriteria yang ditetapkan adalah: Ukuran perusahaan menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan yang
Variabel Penelitian dinyatakan dalam total aset (Suwito dan
Debt Default Herawaty, 2005; Kurniasih dan Sari, 2013;
Pertiwi dan Suhardianto, 2015). Menurut
Debt default didefinisikan sebagai Mutchler (1985) meyakini bahwa
kegagalan perusahaan untuk membayar perusahaan yang besar dapat
Risamasu : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 199

menyelesaikan problem keuangan mendapatkan opini audit going concern yang


dibandingkan dengan perusahaan kecil. disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, debt
Pengukuran untuk menilai ukuran default, KAP, opini audit tahun sebelumnya,
perusahaan menggunakan log natural total kondisi keuangan, ukuran perusahaan. Dari 54
assets seperti penelitian yang dilakukan oleh laporan keuangan yang mendapatkan opini
Tarihoran dan Budiono (2015). audit going concern terdapat 21 laporan
keuangan dengan persentase 14% yang
Firm Size = Ln Total Assets dinyatakan debt default dan 33 laporan
Teknik Pengumpulan Data dan Analisis keuangan dengan persentase 21% yang tidak
Data dinyatakan default oleh auditor. Kemudian, dari
101 laporan keuangan yang tidak mendapatkan
Teknik analisa data yang digunakan opini audit going concern terdapat 3 laporan
yaitu dengan menggunakan analisis regresi keuangan dengan persentase 2% yang
logistik dengan menggunakan software dinyatakan debt default dan 98 laporan
SPSS versi 23.0. Menggunakan analisis keuangan dengan persentase 63% yang tidak
regresi logistik (binary logit model), dengan dinyatakan debt default oleh auditor.
menguji apakah probabilitas terjadinya
varibel terikat dapat diprediksi dengan Dari 54 laporan keuangan yang
variabel bebasnya (Ghozali 2016 : 321). mendapatkan opini audit going concern terdapat
Langkah – langkah yang dilakukan 41 laporan keuangan dengan persentase 26%
untuk menganalisis data dalam penelitian yang diaudit oleh KAP Big-Four dan 13 laporan
ini diperlukan deskripsi data, menguji keuangan dengan persentase 21% yang diaudit
kelayakan model regresi logistik (Hosmer oleh KAP Non-Big Four. Kemudian, dari 101
dan Lemeshow Test), koefisien determinasi laporan keuangan yang tidak mendapatkan
(R2), uji signifikansi parameter individual opini audit going concern terdapat 72 laporan
(wald). keuangan dengan persentase 46% yang diaudit
oleh KAP Big-Four dan 29 laporan keuangan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dengan persentase 19% yang diaudit oleh KAP
Non-Big Four.
Deskripsi data digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi suatu Tabel tersebut juga menunjukkan dari 54
data yang dilihat dari nilai rata – rata, laporan keuangan yang mendapatkan opini
maksimum, minimum (Kartika ,2012). audit going concern terdapat 9 laporan
Metode ini hanya memberikan informasi keuangan dengan persentase 6% yang
tidak memberikan kesimpulan yang mendapatkan opini audit going concern pada
berkaitan dengan pengaruh antara variabel tahun sebelumnya dan 45 laporan keuangan
independen dengan variabel dependen. dengan persentase 29% yang tidak
mendapatkan opini audit going concern pada
tahun sebelumnya. Kemudian, dari 101 laporan
keuangan yang tidak mendapatkan opini audit
going concern terdapat 93 laporan keuangan
dengan persentase 60% yang mendapatkan
opini audit going concern pada tahun
sebelumnya dan 8 laporan keuangan dengan
persentase 5% yang tidak mendapatkan opini
audit going concern.

Kondisi keuangan dinilai menggunakan


rumus excel, memiliki nilai minimum pada
perusahaan yang mendapatkan opini audit
going concern sebesar -63,52170 dan nilai
maksimum sebesar 21,64171. Kondisi keuangan
pada perusahaan yang tidak mendapatkan opini
audit going concern memiliki nilai minimum
sebesar -41,62877 dan nilai maksimum sebesar
54,92715. Rata – rata kondisi keuangan
Pada perusahaan manufaktur tahun 2011
perusahaan yang mendapatkan opini audit
– 2015 ditemukan perusahaan yang
going concern sebesar -5,45 sedangkan rata –
200 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)

rata kondisi keuangan perusahaan yang tidak • Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima
mendapatkan opini audit going concern sebesar
4,40. Hal ini dianggap wajar karena Z Score • Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Model mengasumsikan bahwa kondisi keuangan
yang tidak sehat atau bangkrut kurang dari 1,10
sedangkan kondisi keuangan yang sehat
kriterianya nilai dari Z Score lebih dari 2,60.
Kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat
dapat memicu auditor untuk memberi opini
audit going concern (Lee, 2016).

Laporan keuangan yang mendapatkan opini


audit going concern memiliki nilai minimum Hosmer and Lemeshow’s Goodness Fit
sebesar 9,37305 bila disetarakan menjadi Test menguji hipotesis nol bahwa data
besaran rupiah bernilai Rp. 2,360,773,287 dan empiris cocok atau sesuai dengan model
nilai maksimum sebesar 16,88414 bila yang telah dihipotesiskan. Apabila nilai
disetarakan menjadi besaran rupiah bernilai signifikansi menurut Hosmer and
Rp.76,584,119,394,564,300. Kemudian, laporan Lemeshow’s Goodness Fit Test lebih besar
keuangan yang tidak mendapatkan opini audit dari 0,05 maka hipotesis nol diterima
going concern memiliki nilai minimum sebesar sehingga model dapat memprediksi data
9,26700 bila disetarakan menjadi besaran dari sebuah observasi. Tampilan output
rupiah bernilai Rp. Rp. 1,849,286,584 dan nilai SPSS menunjukkan bahwa besarnya nilai
maksimum sebesar 17,02170 bila disetarakan menurut statistik Hosmer and Lemeshow’s
menjadi besaran rupiah bernilai Goodness Fit Test sebesar 3,408 dengan
Rp.105,124,244,167,004,000. Dengan rata – rata probabilitas signifikansi 0,906. Dapat
ukuran perusahaan yang mendapatkan opini disimpulkan bahwa model memiliki
audit going concern sebesar 13,74865 kemudian kesesuaian dengan data observasi sehingga
disetarakan menjadi besaran rupiah bernilai Rp. dapat dilakukan pengujian lebih lanjut.
241,460,754,406 rata – rata ukuran perusahaan
yang tidak mendapatkan opini audit going Uji Koefisien Determinasi (R2)
concern sebesar 13,75045 kemudian disetarakan
menjadi besaran rupiah bernilai Rp. Pengujian ini digunakan untuk menilai
56,059,581,667,551. seberapa besar pengaruh variabilitas
independen terhadap variabilitas variabel
dependen (Ghozali 2016 : 329). Pengujian
Menguji Kelayakan Model Regresi koefisien determinasi pada regresi logistik
(Hosmer dan Lemeshow Test) dengan menggunakan Nagelkerke’s R
square. Nagelkerke’s R square merupakan
Pada regresi linear menggunakan uji F ukuran R2 pada regresi logistik.
untuk menguji kelayakan model dengan
data observasi, sedangkan pada regresi
logistik menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang
diukur dengan nilai Chi-square. Menurut
Ghozali (2016 : 329), Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji
hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau
sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
antara model dengan data sehingga model
dapat dikatakan fit).
Menguji Koefisien Determinasi
(Negekerke’s R Square)
Sedangkan, dasar pengambilan
keputusan adalah dengan berdasarkan
Nilai Nagelkerke’s R2 dapat
probabilitas dengan melihat angka
diinterpretasikan seperti nilai R2 pada
signifikansi untuk setiap variabel yang ada
multiple regression. Dilihat dari output
pada bagian akhir output yaitu:
SPSS nilai Cox Snell’s R2 sebesar 0,496 dan
Risamasu : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 201

nilai Nagelkerke’s R2 sebesar 0,684. Dapat Tabel 4.6 menilai nilai statistik (β2),
diartikan bahwa variabel independen debt ukuran KAP (KAP) sebesar 0,532 dengan
default (DEBT), ukuran KAP (KAP), opini tingkat signifikansi 0,409 yang berarti lebih
audit tahun sebelumnya (PRIOP), kondisi besar dari tingkat signifikansi 0,05 dan
keuangan (ZSCORE), ukuran perusahaan tingkat toleransi kesalahan lebih besar dari
(SIZE) mempengaruhi variabel dependen 0,1. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
yaitu opini audit going concern sebesar ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap
68,4%, sedangkan sebesar 31,6% dijelaskan pemberian opini audit going concern. Hasil
oleh variabel lain. tersebut membuktikan bahwa ukuran KAP
tidak berpengaruh terhadap probabilitas
Uji Signifikansi Parameter Individual pemberian opini audit going concern karena
(Wald) laporan keuangan perusahaan yang
mendapatkan opini audit going concern
Penggunaan Uji Wald identik dengan umumnya sudah diaudit oleh KAP Non-Big
Uji T parsial pada metode analisis regresi Four pada tahun 2011 sampai 2015.
linear. Pengujian berfungsi untuk Sehingga, KAP Big Four maupun KAP Non-
mengetahui bagaimana pengaruh dari Big Four tidak mempengaruhi probabilitas
variabel independen secara individu pemberian opini audit going concern
terhadap variabel dependen, dengan (Sentosa dan Wedari, 2007; Rudyawan dan
variabel-variabel lain yang mempengaruhi Badera, 2008; Karyanti dan Pratolo, 2009;
variabel dependen yang dianggap konstan Foroghi dan Shahshahani, 2012).
(Ghozali 2016 : 334 - 335). Pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara Tabel 4.6 menilai nilai statistik (β4),
membandingkan variabel independen nilai P kondisi keuangan (ZSCORE) sebesar -0,080
(Probabilitas) pada value uji wald (Sig) < dengan tingkat signifikansi 0,093 yang
0,05, artinya masing-masing variabel berarti tingkat signifikansi lebih besar dari
mempunyai pengaruh parsial yang 0,05 tetapi masih dalam tingkat toleransi
signifikan terhadap Y sehingga menerima kesalahan kurang dari 0,1 Nilai tersebut
Ho sebaliknya jika value uji wald (Sig) < menunjukkan bahwa kondisi keuangan
0,05 tidak memiliki pengaruh parsial yang berpengaruh signifikan terhadap
signifikan sehingga menolak Ho. probabilitas pemberian opini audit going
concern. Hasil tersebut membuktikan bahwa
kondisi keuangan perusahaan yang
memiliki score (<1,10) memiliki probabilitas
auditor dalam memberikan opini audit going
concern lebih tinggi dibandingkan kondisi
keuangan perusahaan yang memiliki score
(>2.60) (Sentosa dan Wedari, 2007; Surbakti
dan Hadiprajitno, 2010; Dewayanto, 2011;
Junaidi, Triyatmi dan Nurdiono, 2012;
Azizah dan Anisykurlillah, 2014).

Tabel 4.6 menilai nilai statistik (β5),


Hasil regresi logistik dihasilkan nilai
ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 0,053
konstan sebesar -3,000. Nilai arah garis (β1)
dengan tingkat signifikansi 0,254 yang
variabel debt default (DEBT) sebesar 1,399
berarti tingkat signifikansi lebih besar dari
dengan tingkat signifikansi 0,104. Nilai arah
0,05 dan tingkat toleransi kesalahan lebih
garis (β2), ukuran KAP (KAP) sebesar 0,532
besar dari 0,1. Nilai tersebut menunjukkan
dengan tingkat signifikansi 0,409. Nilai arah
bahwa ukuran perusahaan tidak
garis (β3), opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh terhadap probabilitas
(PRIOP) sebesar 3,400 dengan tingkat
pemberian opini audit going concern. Hasil
signifikansi 0,000. Nilai arah garis (β4),
tersebut membuktikan bahwa ukuran
kondisi keuangan (ZSCORE) sebesar -0,080
perusahaan tidak berpengaruh terhadap
dengan tingkat signifikansi 0,093. Nilai arah
opini audit going concern karena laporan
garis (β5), ukuran perusahaan (SIZE)
keuangan perusahaan yang mendapatkan
sebesar -0,080 dengan tingkat signifikansi
opini audit going concern secara konsisten
0,093.
memiliki ukuran total aset yang tinggi
202 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)

dibandingkan laporan keuangan perusahaan seberapa besar pengaruh tiap variabel


yang tidak mendapatkan opini audit going independen terhadap variabel dependen.
concern. Sehingga, perusahaan berukuran
besar atau kecil tidak mempengaruhi DAFTAR REFERENSI
probabilitas perusahaan diberi opini audit
going concern Dewayanto, (2011), Werastuti Alareeni, B., & Branson, J. (2013).
(2013), Azizah dan Anisykurlillah (2014), Predicting Listed Companies’ Failure in
Tarihoran dan Budiono, (2015), Jordan Using Altman Models: A Case
Krissindiastuti dan Rasmini (2016). Study. International Journal of
Business and Management, 8, 113 - 126.
KESIMPULAN DAN SARAN
Alichia, Y. P. (2008). Pengaruh Ukuran
Kesimpulan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan,
Dan Opini Audit Going Concern (Studi
Penelitian ini memiliki tujuan untuk Empiris Perusahaan Manufaktur Yang
membuktikan adanya faktor – faktor yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia).
mempengaruhi opini audit going concern Unpublished undergraduate thesis,
yang diuji menggunakan model regresi Universitas Negeri Padang , 1 - 15.
logistik pada perusahaan sektor manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S.
(BEI). Berdasarkan hasil penelitian diatas, (2008). Auditing dan Jasa Assurance.
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai (A. B. Gania, Penerj.) Jakarta:
berikut: Erlangga.

1. Hipotesis pertama diterima yang Arestantya, I. A., & Wirajaya, I. G. (2016,


berarti debt default tidak berpengaruh Mei). Ukuran Kantor Akuntan Publik
signifikan terhadap pemberian opini audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Auditor
going concern. Switching Pada Kualitas Audit. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 15,
2. Hipotesis kedua diterima yang berarti 1228 - 1254.
ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan
terhadap pemberian opini audit going Azizah, R., & Anisykurlillah, I. (2014).
concern. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt
Default, Dan Kondisi Keuangan
3. Hipotesis ketiga diterima yang berarti Perusahaan Terhadap Penerimaan
opini audit tahun sebelumnya berpengaruh Opini Audit Going Concern. Accounting
positif signifikan terhadap pemberian opini Analysis Journal, 533 - 542.
audit going concern.
Bayudi, N., & Wirawati, N. G. (2017). Faktor
4. Hipotesis keempat diterima yang - Faktor Yang Memengaruhi Pemberian
berarti kondisi keuangan berpengaruh Opini Audit Going Concern. E-Jurnal
negatif signifikan terhadap pemberian opini Akuntansi Universitas Udayana, 19.1,
audit going concern. 109 - 136.

5. Hipotesis kelima diterima yang berarti Cahyono, D. (2014). Effect of Prior Audit
ukuran perusahaan tidak berpengaruh Opinion, Audit Quality, and Factors of
signifikan terhadap pemberian opini audit Its Audit Opinion Going Concern.
going concern. Research Journal of Finance and
Accounting, 5, 70 - 77.
Saran
Chen, K. C., & Church, B. K. (1992). Default
Penelitian berikutnya bisa on Debt Obligation and the Issuance of
menggunakan gap statistik antara faktor – Going Concern Opinions. Auditing , 1 -
faktor yang mempengaruhi opini audit going 10. DeAngelo, L. E. (1981). Auditor Size
concern (debt default, ukuran KAP, opini And Audit Quality. Journal of
audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan, Accounting and Economics, 3, 183 - 199.
ukuran perusahaan). Untuk mengetahui
Risamasu : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhu Pemberian Opini Audit Going Concern 203

Dewayanto, T. (2011, Juni). Analisis Faktor - Istiana, S. (2010, Januari). Pengaruh


Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit, Opinion Shopping, Debt
Penerimaan Opini Audit Going Concern Default, Pertumbuhan Perusahaan,
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Dan Kondisi Keuangan Perusahaan
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Terhadap Penerimaan Opini Audit
Fokus Ekonomi, 6, 81 - 104. Going Concern. Jurnal Akuntansi dan
Investasi, 11, 80 - 96.
Diyanti, F. T., & Untari. (2010). Pengaruh
Debt Default, Pergantian Auditor, Dan Januarti, I. (2009). Analisis Pengaruh
Ukuran Perusahaan Terhadap Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Penerimaan Opini Audit Going Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Concern. Unpublished undergraduate Penerimaan Opini Audit Going Concern
thesis, Universitas Gunadarma, 1 - 20. (Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Febriana, D., & Sofianti, S. P. (2016, Juni). Unpublished undergraduate thesis,
Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Universitas Diponegoro, 1 - 26.
Profitabilitas, Solvabilitas, Aktifitas
Dan Opini Audit Going Concern Tahun Junaidi, Triyatmi, C. S., & Nurdiono. (2012).
Sebelumnya Terhadap Opini Audit Financial And Non Financial Factors
Going Concern. Jurnal Bisnis dan On Going Concern Opinion. Journal The
Manajemen Islam, 4, 59 - 72. Winners, 13, 135 - 146.

Foroghi, D., & Shahshahani, A. M. (2012). Karyanti, & Pratolo, S. (2009, Januari).
Audit Firm Size and Going Concern Pengaruh Kualitas Auditor, Kondisi
Reporting Accuracy. Interdisciplinary Keuangan Perusahaan, Opini Audit
Journal Of Contemporary Research In Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan
Business, 3, 1093 - 1098. Perusahaan Dan Debt Default
Terhadap Kemungkinan Penerimaan
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Opini Audit Going Concern. Jurnal
Multivariate Dengan Program IBM Akuntansi dan Investasi, 10, 20 - 34.
SPSS 23. Semarang: Universitas
Diponegoro. Khaddafi, M. (2015, January). Effect of Debt
Default, Audit Quality and Acceptance
Harjito, Y. (2015, Januari). Analisis of Audit Opinion Going Concern in
Kecenderungan Penerimaan Opini Manufacturing Company in Indonesia
Audit Going Concern Pada Perusahaan Stock Exchange. International Journal
Manufaktur. Jurnal Akuntansi, 19, 31 - of Academic Research in Accounting,
49. Finance and Management Sciences, 5,
80 - 91.
Haron, H., Hartadi, B., Ansari, M., & Ismail,
I. (2009, Januari). Factors Influencing Kim, H. W., & Lee, S. (2016). Does Revenue
Auditors Going Concern Opinion. Asian Expense Matching Relate To Going
Academy of Management Journal, 14, 1 Concern Audit Opinion Conditional On
- 19. Firm's Distress. The Journal of Applied
Business Research, 32, 947 - 966.
Hernawati, R. I. (2011, Mei). Faktor - Faktor
Non Keuangan Yang Mempengaruhi Knechel, W. R., & Vanstraelen, A. (2007).
Kecenderungan Auditor Dalam The Relationship between Auditor
Memberikan Opini Going Concern. Tenure and Audit Quality Implied by
Jurnal Dian, 11, 192 - 197. Going Concern Opinions. A Journal of
Practice and Theory, 26, 113 - 131.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2013,
Januari). Standar Audit. Dipetik Krissindiastuti, M., & Rasmini, N. K. (2016).
Februari 2017, dari IAPI: Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
http://iapi.or.id/Iapi/detail/153 Opini Audit Going Concern. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 14,
451 - 481.
204 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2017 (193-204)

Kristiana, I. (2012). Pengaruh Ukuran Santosa, A. F., & Wedari, L. K. (2007).


Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Analisis Faktor - Faktor Yang
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Mempengaruhi Kecenderungan
Opini Audit Going Concern Pada Penerimaan Opini Audit Going
Perusahaan Manufaktur Yang Concern. Jurnal Akuntansi dan
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Auditing Indonesia, 11, 141 - 158.
(BEI). Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, 47 - 51. Sari, C. M., & Rustiana. (2016). Pemetaan
Penerapan Standar Audit Berbasis ISA
Mutchler, J. F. (1983). A Multivariate Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di
Analysis Of Auditor Decision Making In Daerah Istimewa Yogyakarta. Modus,
The Presence Of Going Concern 19 - 33.
Uncertainties. Unpublished
undergraduate thesis, University Of Setiadamayanthi, N. L., & Wirakusuma, M.
Illinois, 1 - 221. G. (2016, Juni). Pengaruh Auditor
Switching Dan Financial Distress Pada
Muttaqin, A. N., & Sudarno. (2011, Mei). Opini Audit Going Concern. E - Jurnal
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Akuntansi Universitas Udayana, 15,
Faktor Non Keuangan Terhadap 1654 - 1681.
Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Studi Empiris Pada Perusahaan Shafie, R., Hussin, W. N., Yusof, M. '., &
Manufaktur di BEI Tahun 2008 - 2010). Hussain, M. H. (2009, April). Audit
Jurnal Akuntansi dan Auditing, 7, 164 - Firm Tenure and Auditor Reporting
181. Quality : Evidence in Malaysia.
International Business Research, 2, 99 -
Nanda, F. R., & Siska. (2015, Juni). 109.
Pengaruh Audit Tenure, Disclosure,
Ukuran KAP, Debt Default, Opinion Suwito, E., & Herawaty, A. (2005). Analisis
Shopping, Dan Kondisi Keuangan Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Peneriman Opini Audit Going Terhadap Tindakan Perataan Laba
Concern (Pada Perusahaan Yang Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang
Terdaftar Pada Index Syariah BEI). Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Simposium Nasional Akuntansi (hal.
Akuntansi I, 24, 41 - 64. 136 - 146). Solo: STIE Trisakti.

Pertiwi, D. B., & Suhardianto, N. (2015). Tarihoran, D. S., & Budiono, E. (2015).
Relevansi Nilai Selisih Loans Book Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran
Value dan Loans Fair Value, Book Kantor Akuntan Publik, Dan Opinion
Value Per Share, Earnings Per Share Shopping Terhadap Penerimaan Opini
dan Ukuran Perusahaan . Jurnal Audit Going Concern (Studi Perusahaan
Akuntansi dan Keuangan , 82 - 90. Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010 - 2014).
Praptiorini, M. D., & Januarti, I. (2011). Unpublished undergraduate thesis,
Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Universitas Telkom, 1 - 7.
Default Dan Opinion Shopping
Terhadap Penerimaan Opini Going Wati, K. K., Yuniarta, G. A., & Sinarwati, N.
Concern. Jurnal Akuntansi dan K. (2017). Pengaruh Ukuran KAP Dan
Keuangan Indonesia, 8, 78 - 93. Opini Audit Tahun Sebelumnya
Terhadap Opini Audit Going Concern
Rahayu, P. (2007). Assesing Going Concern Dengan Kondisi Keuangan Sebagai
Opinion : A Study Based On Financial Variabel Moderating (Studi Kasus Pada
And Non - Financial Information. Perusahaan Manufaktur Yang
Simposium Nasional Akuntansi X (hal. Terdaftar Di BEI Tahun 2013 - 2015). E
1 - 32). Makassar: Universitas Jurnal Universitas Pendidikan
Minahasa. Ganesha, 7, 1 - 12.

Anda mungkin juga menyukai