Nim : 7211418079
Rombel : 10
Peran Media Sosial Dalam Mempengaruhi Partisipasi Generasi Millenial Pada Pesta
Demokrasi 2019
Pemilu Presiden 2019 menjadi istimewa karena diikuti oleh kandidat yang pernah
bertarung pada pemilu sebelumnya. Tidak hanya itu, pemilu kali ini juga dilaksanakan
serentak dengan pemilihan legislatif. Ini merupakan pemilu untuk pertama kalinya di
Indonesia yang diadakan serentak Antara pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada
hari yang sama, yaitu pada tanggal 17 April 2019 seerentak di 35 Provinsi yang meliputi
sekitar 416 kabupaten dan 98 kota. Hal ini akan menjadi pesta demokrasi terbesar yang akan
dirasakan oleh segenap bangsa Indonesia dalam catatan sejarah. KPU sebagai lembaga
pelaksana Pemilihan umum telah menargetkan partisipasi pemilih pada 2019 yaitu 77,5
persen. Pemilu kali ini juga disebut sebagai “Pemilu Lima Kotak” karena terdapat lima
tempat kotak suara yang terdiri dari pemilihan presiden, pemilihan DPR-RI, DPR Provinsi,
DPR Kabupaten/Kota dan pemilhan DPD.
Dalam pesta demokrasi kali ini juga banyak yang mengikuti setiap perkembangan dari
masing-masing calon, namun bukan hanya orang tua saja tetapi juga para anak muda
Indonesia. Tidak dapat dipungkiri dari sisi kontestasi, nuansa politik pada pemilu kali ini
cukup kuat karena adanya pengaruh Antara pilkada tahun 2018 dengan politik publik di
tingkat nasional. Kekuatan politik tersebut juga mempengaruhi masyarakat dalam
menentukan pilihannya, dimana banyak dari mereka yang secara terang-terangan mendukung
salah satu paslon dan juga menjatuhkan paslon lainnya. Hal tersebut memang marak terjadi
menjelang diadakannya bpemilu. Mereka juga melihat elektabilitas calon pilihannya dari
debat presiden yang dilakukan beberapa kali dandisiarkan secara langsung melalui siaran
televisi. Pemilu kali ini juga banyak menuai kontroversi yang dilakukan oleh para pendukung
masing-masing kubu. Dalam hal ini masyarakat perlu memfilter informasi yang didapat
mengenai calon pilihannya agar tidak salah dalam memilih orang yang tepat untuk memimpin
Indonesia dalam 5 tahun kedepan.
Generasi muda tentunya lebih kritis dalam menanggapi pemilu serentak kali ini.
Dimana para calon baik presiden maupun legislatif, sasaran untuk pendukung mereka
merupakan anak muda yang memang banyak yang mengikuti arus politik dalam pesta
demokrasi kali ini. Namun hal tersebut juga harus didukung oleh peran pemerintah dalam
mengajak generasi millennial untuk ikut andil dalam pesta demokrasi, dimana hak suara
mereka sangat besar pengaruhnya bagi pemilu kali ini. Pemerintah harus lebih gencar
mensosialisaikan mengenai pemilu agar generasi millennial dari semua kalangan tertarik
dengan adanya pemilu dan juga akan menggunakan hak suaranya dengan bijak. Kesadaran
dari diri sendiri juga perlu ditingkatkan, mengingat kita sebagai generasi muda yang
merupakan tonggak harapan bangsa untuk kedepannya, dimana kita perlu peduli dengan hal-
hal kecil yang mimiliki pengaruh untuk Indonesia kedepannya.
Sebagian besar pengguna media sosial merupakan generasi millennial, dimana mereka
memanfaatkannya untuk media pembelajaran ataupun mencari informasi mengenai sesuatu
hal. Walaupun banyak orang tua juga yang mulai memakai media sosial, tetapi tidak
sebanyak anak muda yang memang lebih aktif menggunakan media sosial. Perekembangan
teknologi yang begitu pesat dapat diikuti dengan cepat pula oleh para anak muda, dimana
mereka lebih mudah menerima dan beradaptasi dengan hal-hal baru dalam dunia maya.
Dalam pemanfaatannnya setiap masing-masing orang pasti berbeda, sesuai dengan tujuan
mereka menggunakan media tersebut. Banyak juga anak muda yang memanfaatkan media
sosial untuk berwirausaha ataupun membuat sebuah inovasi baru dalam media sosial yang
memang dibutuhkan dan sangat membantu memudahkan kehidupan masyrarakat. Karya-
karya anak bangsa tersebut perlu diapresiasi dimana mereka memanfaatkan media sosial
dengan maksimal untuk sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan diri sendiri maupun
orang lain.
Tidak bisa dipungkiri jika media sosial tidak bisa lepas dari generasi millennial.
Generasi yang paling banyak menggunakan ataupun berperan aktif dalam penggunaan media
sosial. Mungkin bisa jadi generasi millennial tidak bisa lepas dari media sosial mereka, yang
memang sangat mempengaruhi pergaulan anak muda sekarang. Dunia maya sudah menjadi
dunia yang penting untuk hidup didalamnya, bahkan mungkin sudah menjadi belenggu bagi
penggunanya. Dalam hal itu, nilai-nilai sosial terlihat sudah mulai pudar, pengguna media
sosial akan lebih senang berkomunikasi lewat dunia maya dibanding dunia nyata yang ada
disekitarnya. Hal tersebut yang harusnya menjadi perhatian kita semua, termasuk kita sebagai
generasi millennial yang akan menjadi penerus bangsa, yang tanpa menghilangkan nilai-nilai
luhur nenek moyang kita dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran perlu ditanamkan agar kita
bisa lebih peduli lagi dengan hal-hal yang ada di sekeliling kita, bukan hanya dunia maya
yang bisa menyita waktu penggunanya unutuk hal yang kurang bermanfaat. Indonesia akan
lebih baik jika anak mudanya menggunakan media sosial dengan bijak dan bisa
membanggakan negara dalam pemanfaatan media sosial yang prestatif.
Saluran komunikasi merupakan salah satu hal yang amat penting dalam konteks
komunikasi politik. Dalam komunikasi massa terdapat media sosial yang dapat dijadikan
sebagai penghubung Antara komunikator politik dengan msyarakat. Sebagai saluran
komunikasi politik, media sosial memiliki kekuatan untuk memberikan pengaruh dan
menentukan perilaku politik, karena media sosial dapat berperan membentuk opini publik.
Pengelolaan opini publik yang baik, memiliki peran dalam memenangi suatu pertarungan
untuk memperoleh pengaruh dari kalangan masyarakat. Melalui media sosial, substansi
pesan-pesan politik dapat lebih cepat dan mudah dicerna oleh masyarakat, sebab masyarakat
dapat setiap saat mengakses informasi tersebut dimanapun dan kapanpun.
Kampanye yang dilakukan dalam rangka pemilihan umum pada hakikatnya adalah
proses komunikasi politik, yaitu segala bentuk aktivitas komunikasi yang dilakukan berkaitan
dengan pembicaraan politik untuk memperoleh suatu kemenangan. Komunikasi politik sangat
penting dilakukan bagi para kandidat baik dalam pemilihan presiden dan wakil presiden
maupun pemilihan legislatif. Komuniiasi politik memiliki peluang yang cukup besar bari para
kandidat untuk menarik perhatiaan masyarakat, sehingga harus dibangun oleh semua pihak
yang memiliki potensi untuk memenangkan pemilu. Namun masyarakat juga harus memilah
mana kampanye yang baik dan black campaign, karena hal tersebut juga memepengaruhi
kualitas dari para kandidat yang akan dipilih nanti.
Komunikasi politik yang dilakukan oleh para kandidat biasanya dalam bentuk iklan di
televisi, media cetak, media sosial, ataupun dengan terjun ke tengah masyarakat secara
langsung. Para kandidat dapat memenfaatkan segala bentuk media untuk dijadikan
penghubung dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat
khususnya generasi muda akan memperoleh informasi mengenai politik melalui media sosial,
sebab pengguna media sosial terbanyak merupakan anak muda. Hal tersebut juga
memberikan dampak positif bagi para kandidat, sehingga bisa menarik atau mengumpulkan
simpatisan dari kalangan millennial.
Dilihat dari komunikasi politik yang dilakukan oleh para kandidat sebelum menjelang
pelaksanaan pemilu kemarin, mereka lebih banyak memberikan informasi melalui media
sosial dan juga media elektronik berupa penayangan di stasiun tv. Dengan hal itu, banyak
generasi millennial yang dengan mudah menerima informasi tersebut dna tak jarang juga
mereka ikut merespon di media sosial. Namun generasi muda juga perlu bijak dalam
memilih, karena informasi yang tersebar di berbagai media belum tentu terbukti
kebenarannya, sehingga anak muda juga harus selektif dalam memilih informasi dan juga
aktif mencari sumber yang terpercaya dari informasi tersebut.
Jadi, peran media khususnya media sosial dalam mempengaruhi partisipasi generasi
millennial dalam pesta demokrasi di Indonesia sangat besar pengaruhnya. Dimana informasi-
informasi yang tersebar di media sosial dapat memberikan pilihan untuk memilih kandidat
yang memang sesuai dengan kita sendiri dan juga dirasa mampu untuk memimpin Indonesia
selama 5 tahun kedepan. Para generasi millennial harus bisa meredam gejolak politik yang
terjadi dengan bijak, dimana dengan selektif memilih informasi dan juga tidak ikut rusuh
untuk memecah belah persatuan bangsa Indonesia. Dalam partisipasi generasi millennial
menggunakan hak suaranya patut diapresiasi sebagai bentuk ikut andil mereka dalam
mensukseskan pesta demokrasi yang berdaulat.
Daftar Pustaka
Budiyono. 2016. Media Sosial dan Komunikasi Politik: Media Sosial Sebagai Komunikasi
Politik Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Jurnal Komunikasi. Vol 11, No. 1.
Pradana, Yudha. 2017. Peranan Media Sosial Dalam Pengembangan Melek Politik
Mahasiswa. Jurnal Civics. Vol 14, No. 2.
Siagian Fitria, Haidir. 2015. Pengaruh Efektivitas Penggunaan Media Sosial Sebagai Saluran
Komunikasi Politik Dalam Membentuk Opini Publik. Jurnal Al-Khitabah. Vol II,
No.1: 17-26.